Metode dakwah pada rubrik sentuhan kalbu dalam majalah al-kisah edisi April-Juli 2008
SKRPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam
Oleh:
Hery Romadhona NIM : 204051002826 Di Bawah Bimbingan :
JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1432 H/2011 M
(2)
Oleh: Hery Romadhona
204051002826
JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1432 H/2011 M
(3)
Metode Dakwah Pada Rubrik Sentuhan Kalbu Dalam Majalah Al-Kisah Edisi April–Juli 2008
Majalah sebagai salah satu media cetak banyak mempublikasikan cerita-cerita yang bertemakan dakwah. Dari berbagai majalah, banyak yang diangkat permasalahannya, mulai dari sosial, politik, ekonomi, budaya, sejarah, agama, seni bahkan filsafat.
Ada banyak media yang bisa dijadikan sebagai sarana dakwah. Selain media massa seperti surat kabar, radio, dan televisi, ada juga sarana lain yang cukup efektif, yakni melalui majalah. Melihat animo masyarakat yang mulai menyukai majalah sebagai sumber ilmu dan pengetahuan, menjadikan dakwah melalui majalah bisa dijadikan sebagai alternatif yang cukup representatif.
Maka dari itu, penulis tertarik untuk mengangkat salah satu majalah yang banyak memberikan kontribusinya dalam menyampaikan pesan dakwah Islam dalam bentuk media cetak yaitu majalah Islam Al-Kisah.
Perumusan masalahnya yaitu apa isi pesan dakwah yang terkandung dalam rubrik sentuhan kalbu? Apa kecenderungan isi yang terkandung dalam rubrik sentuhan kalbu?
Dalam penelitian ini penulis menggunakan teori analisis isi menurut teori R. Hlsty dengan menggunaklan pendekatan kualitatif, penelitian ini mengemukakan ketepatan dan mengidentifikasi isi pesan sepertiperhitungan dan penyebutan berulang dari kata tertentu, konsep, tema atau penyajian suatu informasi.
Berdasarkan analisa dari tiga sampel yang telah diteliti dengan bantuan tiga juri yang telah disebutkan pada bab 1, telah ditemukan kecenderungan isi pesan dakwah yang paling dominan adalah pesan dakwah yang mengandung nilai akidah (45,4%) dan akhlak (36,3%), sedangkan pada pesan dakwah yang mengandung nilai ibadah (18,1%).
(4)
DAFTAR ISI ... iii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 2
C. Tujuan dan Manfat Penelitian ... 3
D. Metode Penelitian ... 5
E. Tinjauan Pustaka ... 8
F. Sistematika Penulisan ... 8
BAB II LANDASAN TEORITIS A. Metode Dakwah ... 10
B. Pengertian Dakwah ... 11
C. Pesan Dakwah ... 12
D. Pengertian Majalah ... 16
E. Pengertian Rubrik ... 18
BAB III GAMBARAN UMUM MAJALAH AL-KISAH A. Profil Singkat Majalah Al-Kisah ... 20
B. Rubrikasi Majalah Al-Kisah ... 22
C. Gambaran Tentang Rubrik Sentuhan Kalbu ... 31
BAB IV METODE PESAN DAKWAH PADA RUBRIK SENTUHAN KALBU A. Metode Pesan Dakwah Pada Rubrik Sentuhan Kalbu ... 34
B. Pesan-pesan Dakwah Rubrik Sentuhan Kalbu ... 34
(5)
(6)
1
A.Latar Belakang Masalah
Di era informasi dan transformasi seperti sekarang ini tidak ada yang tidak mungkin untuk kita dapatkan. Hal itu terjadi karena perkembangan teknologi yang kian hari kian cepat. Media komunikasi baik visual ataupun audio visual pada saat sekarang ini menjadi suatu kebutuhan mendasar bagi manusia. Komunikasi dengan menggunakan media dewasa ini menurut para ahli komunikasi cukup besar pengaruhnya dalam membentuk dan merubah masyarakat. Hampir setiap waktu kita selalu bersentuhan dengan berbagai macam media komunikasi.
Kuatnya eksistensi sebuah media komunikasi ditengah-tengah masyarakat yang berakibat informasi berubah manjadi kebutuhan dan komoditi dalam masyarakat, seperti yang dikomentari Marwah Daud Ibrahim:
”Era sekarang dan masa depan sering disebut sebagai era informasi. Penyebabnya adalah bahwa sekarang ini informasi telah menjadi ”komoditi”
terpenting. Jika dalam masyarakat agraris, tanah merupakan sumber kekuatan utama, maka dalam masyarakat pasca industri, informasi ialah yang dianggap memegang komoditi kehidupan.1
Informasi tentang tindakan-tindakan sadisme seperti pembunuhan, penyimpangan seksual, penganiayaan dan penyalahgunaan obat terlarang terkadang kita saksikan secara langsung. Tindakan-tindakan tersebut nampaknya
1
Marwah Daud Ibrahim, Dakwah Islam tahun 2000-an, Makalah Pengantar Pada Stadium General Fakultas Dakwah IAIN Syarif Hidayatullah, 1990, h. 2
(7)
hampir tidak pernah dirasakan sebagai kesalahan apalagi disesalkan, pikiran, hati nurani bahkan iman dikesampingkan, kini banyak manusia yang telah ditundukkan oleh hawa nafsu.
Agama merupakan fondasi dari setiap perbuatan manusia. Realitas di atas menunjukkan betapa pentingnya agama sebagai sumber nilai yang berperan untuk mengantar manusia menuju Khaiyr ’ummah. Nilai-nilai Islam harus dipahami secara sistematik dengan membangun kesadaran untuk dapat mengaplikasikan dengan amal saleh.2
Dakwah melalui media komunikasi massa ini haruslah tetap berada dalam sistem komunikasi Islam. Sehingga hasil dari tujuan dakwah yang akan dicapai tidak keluar dari konteks agama Islam. Menurut Rusjdi Hamka Rafiq, sistem
komunikasi Islam yaitu: ”Menyebarkan (menyampaikan) informasi kepada
pendengar, pemirsa atau pembaca tentang perintah dan larangan Allah SWT”.3
Ada banyak media yang bisa dijadikan sebagai sarana dakwah. Selain media massa seperti surat kabar, radio, dan televisi, ada juga sarana lain yang cukup efektif, yakni melalui majalah. Melihat animo masyarakat yang mulai menyukai majalah sebagai sumber ilmu dan pengetahuan, menjadikan dakwah melalui majalah bisa dijadikan sebagai alternatif yang cukup representatif.
Maka dari itu, penulis tertarik untuk mengangkat salah satu majalah yang banyak memberikan kontribusinya dalam menyampaikan pesan dakwah Islam dalam bentuk media cetak yaitu majalah Islam Al-Kisah.
2
M. Bahri Ghazali, Dakwah Komunikatif: Membangun Kerangka Dasar Komunikasi Dakwah, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1997), h.6
3
Rusjdi Hamka Rafiq, Islam dan Era Informasi, (Jakarta: Pustaka Panji Mas, 1989), Cet. Ke-1, h.5
(8)
Al-Kisah hadir dengan menampilkan berbagai macam rubrik. Majalah ini tidak hanya membahas gaya hidup Islami, tapi juga memberikan bimbingan, informasi, edukasi sekaligus hiburan. Tentu saja hal ini sesuai dengan visi misinya.
Dari sekian banyak rubrik yang terdapat dalam majalah Al-kisah, ada salah satu rubrik yang berbentuk kisah nyata lalu dikemas menjadi sebuah cerita yang banyak mengandung pesan dakwah dan menggugah hati pembacanya sehingga dapat merubah perilaku si pembaca yang tadinya sedikit menyimpang menjadi perilaku yang lurus dan menimbulkan semangat hidup yang tinggi yaitu pada rubrik Sentuhan Qalbu.
Kisah-kisah tersebut memiliki tema yang beragam, dikemas menjadi tampilan yang menarik, pembaca diajak untuk dapat memahami alur yang diceritakan dan dapat mengambil hikmah dari apa yang dibacanya.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka untuk mengetahui lebih jauh mengenai rubrik Sentuhan Qalbu pada majalah Al-kisah dalam mengungkapkan pesan-pesan dakwah yang terkandung di dalamnya, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian yang akan diwujudkan dalam bentuk skripsi yang berjudul : Metode Dakwah Rubrik Sentuhan Qalbu Dalam Majalah Al-Kisah Edisi April - Juli 2008.
(9)
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah
Penulisan ini akan dibatasi dengan suatu perumusan dan pembatasan masalah. Untuk pembatasan masalah adalah dengan menentukan unit analisis yang digunakan yaitu Majalah Al-Kisah edisi April – Juli 2008 dan untuk pengamatan adalah rubrik Sentuhan Qalbu yang terbit dalam satu terbitan setiap bulannya dan ada empat rubrik yang akan dikaji dan diteliti.
2. Perumusan Masalah
Rumusan Masalahnya adalah :
a. Pesan dakwah apa saja yang terkandung dalam rubrik Sentuhan Qalbu Majalah Al-Kisah edisi April – Juli 2008 ?
b. Pesan dakwah apa saja yang dominan yang terkandung dalam rubrik Sentuhan Qalbu Majalah Al-Kisah Edisi April – Juli 2008 ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian :
a. Untuk mengetahui pesan dakwah apa saja yang terkandung dalam rubrik Sentuhan Qalbu Majalah Al-Kisah Edisi April – Juli 2008.
b. Untuk mengetahui pesan dakwah yang dominan dalam rubrik Sentuhan Qalbu Majalah Al-Kisah edisi April – Juli 2008.
2. Manfaat Penelitian :
a. Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan kajian studi ilmu komunikasi, yaitu penggunaan media sebagai saluran komunikasi.
(10)
b. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi masukan bagi para peneliti media untuk mengetahui sisi lain dari majalah sebagai media dalam berkomunikasi.
D. Metodologi Penelitian
Metode yang digunakan untuk menjawab pertanyaan yang ada, dan supaya menemukan hasil yang sesuai, metode penelitian ini menggunakan metode analisis isi atau disebut juga content analysis yakni memperoleh keterangan dari
isi komunikasi yang disampaikan dalam bentuk lambang4. Atau juga suatu teknik penelitian terhadap isi atau makna pesan komunikasi berdasarkan data-data yang tersedia untuk dibuat kesimpulannya.
Definisi yang dikemukakan oleh Krippendrof yakni kajian isi adalah teknik penelitian yang dimanfaatkan untuk menarik kesimpulan yang replikatif dan sahih dari data atas dasar konteksnya Holsti memberikan definisi bahwa kajian isi adalah teknik apapun yang digunakan untuk menarik kesimpulan melalui usaha menemukan karakteristik pesan dan dilakukan secara objektif dan sistematis5
Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisis isi versi R.Holsti dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, penelitian ini mengemukakan ketepatan dan mengidentifikasi isi pesan seperti perhitungan dan penyebutan berulang dari kata tertentu, konsep, tema, atau penyajian suatu informasi.6
4
Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung, Rosda Karya : 2005), Cet. Ke-12. h. 89.
5
Soejono dan Abdurahman, Metodologi Penelitian, (Jakarta, PT.Rineka Cipta : 1999), Cet. Ke-1 h. 13
6
(11)
Kuantitatif adalah ; Bahwa faktor-faktor dari objek penelitian memiliki realitas dan variabel-variabel yang dapat diidentifikasi, dan hubungan-hubungannya dapat diukur.7
1. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian yaitu tempat memperoleh keterangan8. Dan yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah majalah Al-Kisah. Adapun objek pada penelitian ini adalah analisis isi pesan dakwah rubrik sentuhan qalbu dalam majalah al-Kisah edisi April-Juli 2008. Dan sumber data adalah mereka yang dapat memberikan informasi tentang objek penelitian dan referensi yang mendukung penelitian ini, dalam penelitian ini yang menjadi narasumber adalah pengelola majalah al-Kisah.
2. Dasar Penetapan Lokasi
Penelitian ini dilakukan di kantor redaksi majalah al-Kisah, Jl. Salemba Tengah NO. 58, Jakarta Pusat. Agar lebih memudahkan penulis dalam memperoleh data-data yang lebih akurat.
3. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang berhubungan dengan hal ini yaitu melalui:
a. Wawancara
Wawancara yaitu suatu kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan informasi secara langsung dengan mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan
7
Samsir Salam dan Zaenal Arifin, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), Cet I, h.36
8
(12)
pada para responden.9 Wawancara ini ditujukan kepada Pemimpin Redaksi dan Redaktur Pelaksana Majalah Al-Kisah untuk mendapatkan data-data yang akurat yang berkaitan dengan judul ini. Sedangkan teknik wawancara yang digunakan adalah bebas terpimpin, yaitu penulis mengajukan pertanyaan yang telah dipersiapkan, kemudian langsung dijawab oleh responden dengan bebas dan terbuka.
b. Dokumentasi
Dokumentasi adalah pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen.10 Data-data tersebut penulis peroleh dari rubrik Sentuhan Qalbu.
c. Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti.11 Observasi dilakukan dengan mengamati objek yang diteliti.
4. Teknik Analisis Data
Setelah data terkumpul, Sentuhan Qalbu ini kemudian dilakukan kategorisasi, yaitu dengan mengelompokkan tema-tema dalam rubrik Sentuhan Qalbu. Kategorisasi yang digunakan diadaptasi dari kategorisasi Deuttscmann. Kategorisasi ini dilakukan dengan cara mengkategorisasikan setiap kalimat atau paragraph masuk dalam kategorisasi apa, apakah ke aqidah, syariah, atau akhlak.
9
Ibid., h. 39
10
Usman, Husaini dan Akbar Purnomo Setiady, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2003), cet ke-4, hal. 73
11
(13)
Dalam melakukan analisi isi rubrik sentuhan qalbu, penulis malakukan beberapa tahapan dari mulai penyiapan pada edisi-edisi yang dianalisa, setelah itu dianalisis, pengambilan pesan rubrik pada cerita yang telah dianalisis berdasarkan kesepakatan tiga orang juri. Dan juri tersebut adalah, Ust. Nurmansyah Syafawie. S.Ag (mengajar di SLTP PERWIRA dan majelis taklim), Ust. Saiful Bahri S.Sos,I (mengajar di majelis taklim Al-Ijabah), Ust. Zainal Abidin (mengajar di majelis taklim Al-Mansyuriyah Ulujami).
E. Tinjauan Pustaka
Setelah dilakukan peninjauan, memang sudah terdapat banyak karya-karya tulis yang berkaitan dengan majalah. Tetapi dari banyaknya karya itu tidak ada satupun karya yang mengangkat dari majalah al-kisah dengan rubriknya sentuhan qalbu ini. Maka penulis tertarik untuk meneliti dari rubrik sentuhan qalbu ini karena merasa ingin tahu yang kuat apakah rubrik ini benar-benar dapat menyentuh qalbu sesorang bila membacanya seperti judul rubriknya sendiri dan juga memiliki banyak pesan dakwah yang disampaikan dan mudah untuk dimengerti oleh para pembacanya terutama para remaja yang semakin gencar membaca kisah-kisah agama.
F. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah penulisan ini, penulis menguraikn beberapa hal tentang sistematika penulisan. Penulisan terdiri dari lima bab, sebagai berikut:
(14)
BAB I : Pendahuluan
Terdiri dari latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika penulisan.
BAB II : Landasan Teori
Membahas tentang metode dakwah, pengertian dakwah, pesan dakwah pengertian majalah dan pengertian rubrik
BAB III : Gambaran Umum Majalah Al-kisah
Profil singkat majalah Al-kisah, visi dan misi, rubrikasi majalah Al-kisah, gambaran tentang rubrik Sentuhan Qalbu.
BAB IV : Analisis Pesan Dakwah Rubrik Sentuhan Qalbu.
Pesan-pesan dalam rubrik Sentuhan Qalbu : aqidah, akhlak, dan syariah. Pesan paling dominan dalam rubrik sentuhan Qalbu.
BAB V : Penutup
(15)
10
A. Analisis Isi
Analisis isi merupakan teknik penelitian untuk memperoleh gambaran isi pesan komunikasi massa yang dilakukan secara objektif, sistematik dan relevan secara sosiologis, uraian analisisnya boleh saja menggunakan tata cara pengukuran kuantitatif dan kualitatif atau bahkan keduanya sekaligus.1
Barelson mendefinisikan kajian isi sebagai teknik penelitian untuk keperluan mendeskripsikan secara objektif, sistematis dan komunikatif tentang manifestasi komunikasi.2 Menurut Klaus Krippendrof yakni analisis isi adalah teknik penelitian yang dimanfaatkan untuk menarik kesimpulan yang reflikatif (yang dapat ditiru) dan sahih dari data atas dasar konteksnya.3
Sementara itu, menurut R. Holsty, analisis isi adalah suatu metode analisis isi pesan dalam suatu cara yang sistematis dan menjadi petunjuk untuk mengamati serta menganalisis pesan-pesan tertentu yang disampaikan oleh komunikator. Dan Holsty juga menjelaskan bahwa analisis isi sebagai teknik apapun yang digunakan untuk menarik kesimpulan melalui usaha menentukan karakteristik pesan dan dilakukan secara objektif dan sistematis.4
1
Zulkarnein Nasution, Sosiologi Komunikasi Massa, (Jakarta, Universitas Terbuka : 1993), h. 36.
2
Soejono dan abdurahman, Metodologi Penelitian, (Jakarta, PT.Rineka Cipta : 1999), Cet. Ke- 1.h 13.
3
Klaus Krippendrof, Analisis Isi : Pengantar Teori dan Metodologi, (Jakarta, PT.Raja Grafindo Persada : 1993), h. 56.
4
Soejono dan Abdurrahman, Metode Penelitian. (Jakarta: PT. Rhineka Cipta, 1999), h. 68
(16)
Jadi analisis isi merupakan suatu aktifitas untuk meneliti unsur-unsur pokok atau suatu proses atau gejala, sehingga kita dapat mengenal dan mengakui kondisi mana yang memberikan kontribusi pada berfungsinya suatu unit dan kondisi mana yang menciptakan masalah pada unit yang diteliti.5 Yaitu yang memaparkan situasi dan peristiwa.6
B. Pengertian Dakwah
Secara etimologi dakwah berasal dari kata da’a, yad’u, da’watan yang berarti mengajak, menyeru, memanggil, dan mengundang. Sedangkan definisi dakwah secara terminology ( istilah ) mengandung arti yang beraneka ragam. Hal ini tergantung dari sudut mana para ahli ilmu dakwah dalam memberikan pengertian atau definisi dakwah itu sendiri. Sehingga antara definisi menurut ahli yang satu dengan yang lainnya senantiasa terdapat perbedaan dan kesamaan.7 Untuk lebih jelasnya di bawah ini penulis akan menyajikan beberapa definisi dakwah :
a. Menurut M. Quraish Shihab, dakwah adalah seruan atau ajakan kepada keinsyafan atau mengubah situasi kepada situasi yang lebih baik dan sempurna, baik terhadap pribadi maupun masyarakat.
b. Menurut Syeikh M. Abduh, dakwah adalah menyeru kepada kebaikan, dan mencegah dari yang munkar adalah kewajiban bagi setiap muslim.
5
Wayne Pace dan Don F. Faulos, Komunikasi Organisasi “Strategi Meningkatkan
Kinerja Perusahaan”, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), Cet I, h.385
6
M. Hariwijaya, Metodologi dan Teknik Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi,
(Yogyakarta: Elmatera Publishing, 2007), h.48
7
Muhammad Husein Haikal, Sejarah Hidup Muhammad, di Terjemahkan dari Hayat Muhammad, oleh Ali Audah, (Jakarta: Tinta Mas, 1984), h. 217
(17)
c. Syeikhul Habib Abdullah Ba’alawi Al-Haddad mengatakan bahwa dakwah adalah mengajak, membimbing dan memimpin orang yang belum mengerti atau sesat jalannya dari agama yang benar untuk dialihkan kejalan ketaatan kepada Allah SWT, beriman kepadanya, serta mencegah dari apa yang menjadi lawan dari kedua hal tersebut, kemaksiatan dan kekufuran.
d. Menurut Hamka, dakwah pada dasarnya berkonotasi positif yang
substansinya terletak pada aktivitas memerintahkan yang ma’ruf dan
mencegah perbuatan munkar.8
Dari definisi tersebut di atas terdapat persamaan dan perbedaan. Namun dapat disimpulkan bahwa dakwah adalah suatu proses yang diselenggarakan dengan sadar dan terencana dan usaha yang dilakukan adalah mengajak ummat manusia ke jalan Allah, memperbaiki situasi yang lebih baik. Usaha tersebut dilakukan dalam rangka mencapai tujuan tertentu, yakni agar manusia hidup dengan penuh kebahagiaan dunia dan akhirat tanpa adanya unsur paksaan.9
C. Pesan Dakwah
Pesan seperti halnya tema dilihat dari segi dikotomik bentuk isi karya sastra merupakan unsur isi. Ia merupakan sesuatu yang ingin disampaikan oleh pengarang kepada pembacanya. Ia juga makna yang terkandung dalam sebuah karya.
8
Nasarudin Latif, Teori dan Praktek Dakwah Islamiyah, (Jakarta: Firma Dara, Tt), h. 11
9
Alwi Shihab, Islam Inklusif Menuju Sikap Terbuka dalam Beragama, (Bandung : Mizan, 1993), h. 252
(18)
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pesan mengandung arti perintah, nasihat, permintaan, amanat yang harus dilakukan atau disampaikan kepada orang lain.10
Dalam buku Komunikasi Dakwah, Toto Tasmara mengatakan bahwa pesan dakwah adalah semua pernyataan yang bersumber dari Al-Qur’an dan Sunnah baik tertulis maupun lisan dengan pesan-pesan (risalah) yang disampaikan oleh nabi.11
Jadi pesan dakwah mengandung pengertian segala pernyataan yang berupa seperangkat lambang yang bermakna yang disampaikan untuk mengajak manusia (individu atau golongan) baik melalui media lisan maupun tulisan agar mengikuti ajaran Islam dan mampu mensosialisasikannya dalam kehidupan dengan tujuan mendapatkan kehidupan yang bahagia baik di dunia maupun akhirat.
Moh. Natsir membagi materi dakwah atau pesan dakwah dalam tiga bagian pokok :
a. Menyempurnakan hubungan manusia dengan Tuhan-Nya. b. Menyempurnakan hubungan manusia dengan manusia. c. Mengadakan keseimbangan antara keduanya.12
Adapun pesan (materi)dakwah secara garis besar dapat dikelompokan sebagai berikut :
1. Aqidah (Keimanan)
Aqidah dalam Islam adalah bersifat I’tiqad bathiniyyah yang mencakup masalah-masalah yang erat hubungannya dengan iman.13
10
Depdikbud, h. 761.
11
Toto Asmara, Komunikasi Dakwah, (Jakarta, Gaya Media Pratama : 1997), h. 43.
12
(19)
Secara etimologi aqidah berasal dari kata al-Aqdu yang berarti ikatan,
kepastian, penetapan, pengukuhan, pengencangan dengan kuat dan juga berarti yakin. Sedangkan secara terminologi, terdapat dua pengertian aqidah baik secara
umum maupun secara khusus. Umum yaitu aqidah berarti hukum yang benar
seperti keimanan dan ketauhidan Allah, percaya kepada Malaikat, Kitab, Rasul, Qadha dan Qadhar serta hari akhir. Secara khusus aqidah bersifat keyakinan
bathiniah yang mencakup rukun iman tapi pembahasannya tidak hanya tertuju pada masalah yang wajib diimani saja tetapi juga masalah yang dilarang oleh Islam.14
Aqidah mengikat kalbu manusia dan menguasai batinnya. Aqidah inilah
yang membentuk moral (akhlak) manusia. Oleh karena itu, yang pertama kali dijadikan materi dakwah Rasulullah adalah aqidah atau keimanan. Dengan iman
yang kukuh akan lahir keteguhan dan pengorbanan yang akan selalu menyertai setiap langkah dakwah.15
2. Syariah
Secara etimologis syariah berarti jalan ke tempat pengairan atau jalan yang
harus diikuti atau tempat lalu air di sungai, arti terakhir ini digunakan orang Arab sampai sekarang. Menurut para ahli, definisi syariah ialah segala titah Allah yang
berhubungan dengan tingkah laku manusia di luar yang mengenai akhlak, dengan demikian, syariah itu adalah nama bagi hukum-hukum yang bersifat amaliah.16
13
Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya, Al-Ikhlas : 1983), Cet. Ke-1, h. 60
14
Indriansyah Islamiyah, Universitas Islam Jakarta, Akhlak Istimaiyah, (Jakarta, PT.Parameter :1992), h. 10
15
Ali Yafie, Dakwah dalam Al-Qur’an, (Jakarta, makalah Seminar : 1992), h. 10.
16
(20)
Ada juga yang mengatakan syariah dari akar kata syara’a yakni memperkenalkan, mengedepankan, menetapkan sistem hukum yang didasarkan wahyu atau juga disebut syara atau syir’ah hukum agama Islam yang terkandung di dalam al-Qur’an dan al-Hadits dan dikembangkan melalui prinsip-prinsip
analisis empat mazhab Fiqh Islam ortodoks, yakni mazhab Syafi’i, Hambali,
Hanafi dan Maliki bersama dengan sebuah Mazhab Ja’fari dari kalangan Syi’ah.17
Materi dakwah yang bersifat syariah ini sangat luas dan mengikat seluruh
umat Islam. Ia merupakan jantung yang tidak terpisahkan dari kehidupann umat Islam di berbagai penjuru dunia. Materi dakwah dalam bidang syariah ini
dimaksudkan untuk memberikan gambaran yang benar, sehingga umat tidak terperosok ke dalam kesalahan.
3. Akhlak
Ibn Manzhur berkata, khulq dan khuluq (dengan satu dhammah dan dengan
dua dhammah) berarti budi pekerti, dan agama. Kata ini dipakai untuk menyatakan perangai seseorang yang tidak terdapat di dalam fitrahnya (dibuat-buat).18
Sedangkan menurut istilah akhlak ialah satu sifat yang tertanam dalam jiwa
yang memunculkan perbuatan-perbuatan dan perkataan-perkataan dengan mudah, tanpa memerlukan pertimbangan pikiran terlebih dahulu.19
17
Cyril Glasse, h. 382.
18 Asma Umar Hasan fad’aq,
Mengungkap Makna dan Hikmah Sabar,(Jakarta, Penerbit lentera : 1999), h. 16
19
(21)
Dari pengertian di atas, dapat diketahui bahwa akhlak adalah sifat-sifat
yang dibawa manusia sejak lahir yang tertanam dalam jiwanya dan selalu ada padanya.
Pesan atau materi akhlak meliputi : a. Akhlak terhadap Allah
b. Akhlak terhadap sesama manusia (orang tua, diri sendiri, tetangga, dan masyarakat luas).
c. akhlak terhadap lingkungan.20
D. Pengertian Majalah
1. Majalah
Dakwah bi al-qalam atau dakwah melalui tulisan merupakan salah satu
bentuk dakwah selain dakwah bi al-lisan (perkataan)dan dakwah bi al-hal
(perbuatan). Perlunya dakwah bi al-qalam diterangkan Allah melalui istilah Iqra
(baca) dan qalam (pena/tulisan) dalam Al-Qur’an pada surat al-Alaq/96: 1 dan al-Qalam/68: 1
“Bacalah! Dengan nama Tuhanmu yang menciptakan.” ”Nun, Demi kalam dan apa yang tertulis”21
Menulis merupakan tradisi ulama dan intelektual muslim. Tradisi ini merupakan konsekuensi logis dari dorongan Islam yang sangat menekankan arti penting penguasaan ilmu dalam kehidupan. Dorongan ini dipertegas dengan hadits
20
Zahruddin dan Hasanuddin Sinaga, Penghantar Studi Akhlak, (Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada : 2004), Cet. Ke-1, h. 74-79.
21
Hilmi Muhammadiyah dan Syamsudin M Pay, Dakwah dan Globalisasi (Jakarta: ELSAS, 2000), h.34
(22)
Rasulullah seperti: ”Carilah ilmu sejak dari buaian sampai liang lahat”,
”Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim laki-laki dan muslim perempuan”, ”Tuntutlah ilmu walau ke negeri Cina”, dan lain-lain.22
Dan kalau diteliti lebih jauh lagi, dakwah bil qalam sudah dilakukan pada
masa nabi Allah Adam as. Dimana, Allah SWT mewahyukan kepada Rasul-Nya akan suatu kitab ataupun mushaf-mushaf yang tercecer. Lalu diikuti oleh para
sahabat, tabi’in, tabi’it taabi’in, sampai kepada para ’ulama salafus shalih dengan
mengarang kitab-kitab kajian dari berbagai macam bidang ilmu. Mulai dari ilmu tauhid, ilmu fiqih, ilmu tasawuf dan banyak lagi. Dari keadaan ini sudah terbukti bahwa dakwah bil qalam merupakan suatu metode dakwah yang efektif dan cenderung tidak menghukumi seseorang secara langsung.
Dan di sisi lain lagi adalah bahwa perkembangan teknologi komunikasi dewasa ini telah jauh dan semakin beragam, namun teknologi penulisan merupakan tahapan yang tidak pernah lekang, malahan terus berkembang. Oleh karena itu, tidak keliru jika kini kegiatan dakwah bisa dikembangkan melalui media tulisan. Melalui tulisan yang dikemas secara populer, dan dikirimkan lalu dimuat di media massa seperti di koran, majalah, tabloid, maupun buletin. Pesan dakwah dapat tersebar dan diterima banyak kalangan, dalam waktu pengaksesannya tergantung kepada keluangan mad’u (objek dakwah).
Keunggulan dari dakwah melalui tulisan dibandingkan dengan format dakwah bentuk lain adalah sifat objeknya yang pasif dan cakupannya yang luas. Sehingga, pesan dakwah yang disampaikan melalui tulisan dapat diterima oleh
22
Badiatul Muchlisin Asti, Berdakwah dengan Menulis Buku, (Bandung: Media Qalbu, 2004), h.36
(23)
ratusan, ribuan, bahkan jutaan orang pembaca dalam waktu yang hampir bersamaan.23
Dakwah melalui mass media dengan segala jenisnya adalah metode yang baik dan efektif, kalau kita menggunakannya dengan baik pula. Salah satu media cetak yang digunakan sebagai media dakwah yang efisien dan efektif pada masa kini dan lebih menjangkau keseluruh aspek masyarakat adalah majalah. Majalah pada umumnya hampir menyerupai penerbitan buku, hanya saja majalah banyak didukung gambar-gambar yang menarik dan dibeli orang-orang tertentu sesuai dengan visi, misi dan segmentasi majalah tersebut.24
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dimaksud Majalah adalah
terbitan berkala yang isinya meliputi berbagai macam liputan jurnalistik, pandangan tentang topik aktual yang patut diketahui pembaca, dan menurut waktu penerbitannya dibedakan atas majalah bulanan, tengah bulanan, mingguan, dsb. Dan menurut pengkhususan isinya dibedakan atas majalah berita, majalah khusus wanita, remaja, olahraga, sastra, ilmu pengetahuan tertentu.25
E. Pengertian Rubrik
1. Rubrik
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, “Rubrik” adalah kepala karangan
(ruangan) dalam surat kabar, majalah dan sebagainya.26 Sementara menurut
Komaruddin, “Rubrik” adalah kepala karangan, bab atau pasal. Di dalam surat
23
Romli, Jurnalistik Dakwah: Visi dan Misi Dakwah bil Qalam, h.23
24
M. Bahri Ghazali, Dakwah Komunikatif (Jakarta: Pedoman Ilmu, 1997), h.45
25
Departemen pendidikan dan kebudayaan, h.545
26
Anton Meolono (et.al) Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta : Balai Pustaka, 1998) h.756
(24)
kabar atau majalah, rubrik sering diartikan ”ruangan”, misalnya rubrik tinjauan
luar negeri, rubrik ekonomi, rubrik olahraga, dan rubrik kewanitaan.27
Sedangkan menurut Onong Uchjana Efendi, rubrik adalah ruangan pada halaman surat kabar, majalah atau media cetak lainnya, mengenai aspek atau kegiatan dalam kehidupan masyarakat ; misalnya rubrik wanita, rubrik olah raga, rubrik surat pembaca dan lain sebagainya.28
Dalam Ensiklopedia indonesia, rubrik adalah petunjuk-petunjuk resmi yang mengatur tata laksana upaca liturigi, disisipkan dalam buku-buku Liturigi Ritus Latini dulu dicetak dengan tinta merah.29
Tanpa adanya rubrik, maka sebuah majalah tidak akan tersusun dengan baik bahkan sangat menyulitkan semua pihak baik dari redaksi maupun pembaca.
Adapun pemahaman penulis sendiri dari beberapa definisi mengenai rubrik yang telah disebutkan di atas adalah bahwa rubrik merupakan kepala karangan yang ada di dalam surat kabar atau majalah untuk menuliskan berbagai macam tulisan, seperti ekonomi, politik, olahraga dan sebagainya.
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa rubrik adalah kepala karangan dalam surat kabar atau majalah, yang berupa ruang yang menyajikan berita, karangan, artikel atau tulisan yang berkaitan dengan masalah-masalah sosial, dan aspek kehidupan lainnya.
27
Komaruddin, Kamus Istilah Skripsi dan Tesis, (Bandung : Angkasa 1985) h.74
28
Onong, Uchjana Efendi. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. h.149-150.
29
(25)
20
A. Profil Singkat Majalah al-Kisah
Al-Kisah di mata para pembacanya mungkin adalah majalah yang banyak mengungkap kehidupan dan perjuangan para habaib atau habib. Sehingga timbul kesan bahwa majalah ini hanyalah majalah yang mengekspos habib tapi bukan seperti itu ide awal dari al-Kisah.
Al-Kisah yang telah dicap sebagai majalah Islam beraliran ahlusunnah wal
jama’ah, di tengah banyaknya aliran islam baru yang bermunculan dan makin meresahkan maka majalah al-Kisah terus terbit hingga sekarang sebagai salah satu media yang memperluas dakwah.
1. Sejarah Singkat
Bermula dari pemikiran beberapa orang pemilik majalah Aneka yang
mempunyai satu pemikiran yang sama, yaitu hendak membuat majalah Islam yang berisikan sentuhan qalbu. Lalu keinginan itu diwujudkan dan terbitlah sebuah majalah yang diberi nama majalah alKisah.
Dilihat dari namanya sendiri yaitu alKisah sebenarnya tidak ada niatan
untuk mengambil terkesan bahasa Arab. Namanya sendiri diambil karena orang melayu dahulu jika inign bercerita diawali dengan kata-kata alkisah atau syahdan, dsb. Maka dari itu alKisah adalah majalah yang bercerita, memang tentang Islam
(26)
Cerita yang ringan yang dialami oleh orang-orang dahulu maupun sekarang. Hanya cerita seperti apabila ada orang yang berbuat jahat maka di dunia saja sudah ada balasannya, begitu juga sebaliknya. Intinya seperti kisah-kisah sentuhan qalbu.
Sampailah alKisah pada edisi perdana, Juli 2003 terbit dengan tebal 130
halaman. Pada edisi perdana ini alKisah terbit bulanan, tapi ini hanya berlangsung
selama dua edisi, selebihnya alKisah konsisten untuk terbit dwimingguan.
Cover atau kulit depan dahulu juga tak jauh beda dengan majalah lainnya,
yaitu menampilkan sosok artis. Pada edisi pertama alKisah menampilkan Inul
Daratista sebagai cover. Sampai pada edisi No. 19 / 13-26 September di tahun
2004 secara kebetulan mengangkat cerita tentang seorang habib dan menjadikan habib itu menjadi cover. Ternyata di edisi itu penjualan meningkat pesat. Bagian
Sirkulasi juga menyarankan bahwa edisi berikutnya juga seorang habib.
AlKisah sempat merubah cover untuk kembali seperti dahulu yaitu
menampilkan sosok artis, tapi bagian Sirkulasi tetap menolak. Ternyata pembaca dan pasar lebih suka jenis cover seperti ini, yaitu isi dan cover sesuai.
Di edisi No. 19 / 13-26 September di tahun 2004 alKisah memang sudah
mulai mengangkat cover seorang habib tetapi wajah artis yang rata-rata perempua
masih muncul dalam cover meski ukuran foto jauh leih kecil daripada
sebelumnya. Hingga pada edisi No. 10 / 9-22 Mei tahun 2005 alKisah benar-benar
merubah total cover. Wajah artis tak nampak lagi. Hal ini diberlakukan mengingat
(27)
apabila di cover menggunakan wajah „ulama tersebut tapi tetap menampilkan
seorang artis wanita maka akan menuai banyak protes.
Maka atas saran sirkulasi dan pertimbangan redaksi majalah alKisah akan
terus mengangkat para ’ulama dan habib, mengingat kepentingan pasar dan bobot
isi majalah. Selain cover, rubrik pada majalah islam ini juga mengalami beberapa
perubahan di antaranya adalah rubrik “wanita”, “Cerita Pendek” “remaja kita”,
“sufisme” dan “tokoh berkisah” sempat muncul di beberapa edisi tapi kemudian
dihilangkan. alKisah juga lama-kelamaan menyesuaikan diri dan jadilah alKisah
yang seperti sekarang ini. Bahkan alKisah semakin melebarkan sayapnya dengan
inovasi-inovasi terbaru dengan mengeluarkan Bonus Doa dalam Bentuk di DVD, bahkan tiap akhir tahun alKisah mengeluarkan edisi khusus bonus almanak (kalender).
2.Visi dan Misi Majalah Al-Kisah
Adapun visi dan misinya sebagai berikut:
a. Visi
Berkisah kepada pembaca, berbagai macam kisah islami yang dialami oleh
’ulama , habib, selebriti atau artis maupun orang biasa.
b. Misi
Misi dari majalah al-Kisah ini adalah memperluas dakwah para ’ulama dan habaib yang menganut dasar ahlussunah wal jama’ah.
C. Rubrikasi Majalah Al-Kisah 1. Agenda
(28)
2. Alam Ghaib
Menyajikan gambaran alam ghaib menurut Al Quran, Hadis maupun kitab-kitab.
3. Almanak
Berisikan kejadian Islam yang terjadi pada bulan diterbitkannya majalah.
4. Figur
Menyajikan cerita yang umumnya adalah para habib. Jika seseorang masuk pada rubrik ini maka biasanya orang itu akan menjadi cover utama.
5. Kajian Hadis
Rubrik yang mengupas tuntas mengenai sebuah hadis. 6. Kalam Salaf
Rubrik yang digawangi oleh Habib Jindan berisikan mengenai dalil yang bermanfaat bagi kehidupan.
7. Khazanah
Rubrik guna mengenang tokoh-tokoh Islam dengan cara membahas hasil-hasil karyanya
8. Kisah Utama
Kisah yang diangkat mengikuti trend dan event Islam yang beredar di
tengah masyarakat.
9. Laporan Khusus
(29)
10. Liputan Khusus
Rubrik yang menyajikan sebuah liputan yang diliput langsung oleh reporter atau kontributor alKisah.
11. Maktabah/Rehal
Rubrik ini menyajikan resensi dari buku-buku Islam yang dijual di bagian penjualan alKisah.
12. Ma’had
Menyajikan profil sebuah pesantren secara mendalam.
13. Tarikh
Berisikan sebuah sejarah daerah yang mengandung nilai keislaman.
14. Tamu Kita
Rubrik yang menyajikan sebuah kisah kehidupan dari tokoh masyarakat,
„ulama, kyai atau ustadz.
15. Kisah Al Quran
Cerita-cerita yang terkandung di balik ayat Al Quran terdapat di rubrik ini.
16. Kisah Hayati
Orang-orang yang berjuang dalam hidupnya dengan memegang teguh ajaran Islam terdapat dalam rubrik ini.
17. Kisah Imani
Kisah para muallaf (orang yang baru masuk Islam) terdapat dalam rubrik
ini.
18. Kisah Mujahid
(30)
19. Kisah Wali
Menyajikan kisah dari wali-wali baik dari segi perjuangannya, ilmunya maupun karomahnya.
20. Kisah Mawaddah
Kisah sebuah keluarga yang dinaungi oleh nilai-nilai agama Islam.
21. Majelis Ta’lim
Liputan mengenai suatu majelis terdapat dalam rubrik ini.
22. Pengajian Kitab Kuning
Rubrik yang diasuh oleh K.H. Saifudin Amsir, berisikan penjelasan mengenai kitab kuning.
23. Mutiara Rasul
Kehidupan yang rasul yang tiada habisnya untuk dibahas dan dijadikan contoh disajikan pada rubrik ini.
24. Tafsir
Rubrik yang mengupas tentang tafsir beberapa ayat dari Al Quran
25. Konsultasi Agama
Rubrik yang berisi jawaban atas pertanyaan pembaca yang berkenaan dengan fiqih sehari-hari
26. Bonus Doa
Rubrik yang memuat bacaan-bacaan berupa doa baik yang ma’tsur maupun yang tidak.
(31)
27. Poster Doa
Rubrik yang memuat bacaan doa atau shalawat yang pendek yang ditulis dengan kaligrafi
28. Sticker Doa
Bentuk Bacaan doa atau shalawat yang pendek yang ditulis dengan kaligrafi dalam ukuran kecil dan bisa ditempel.
29. Sahabat alKisah
Suatu rubrik yang menjadi kumpulan dari berbagai fans pembaca majalah
alKisah
30. Kisah Santri
Menceritakan tentang kisah suka duka para santri sewaktu di Pesantren
31. Konsultasi Spiritual
Rubrik yang memuat jawaban atas pertanyaan pembaca yang berkenaan dengan hal-hal yang menyangkut kesufian, tarekat, kegaiban, dan permasalahan hidup lainnya
32. Surat Pembaca
Menjawab pertanyaan baik usulan maupun krtitikan untuk majalah alKisah
33. Al-Mu’jam
Mengetengahkan istilah-istilah keagamaan 34. Manakib
(32)
35. Haul
Liputan lapangan peringatan hari wafat seorang tokoh agama, kalangan ulama, maupun habaib
36. Kisah Sufi
Menceritakan kisah hidup para sufi
37. Album Dakwah
Liputan lapangan acara-acara keagamaan diluar haul dan maulid
38. Asy-Syifa’
Informasi yang berisi tentang pengobatan untuk kesehatan baik secara tradisional maupun modern
39. Sentuhan Qalbu
Kisah yang menggetarkan Kalbu
40. Kisah Ulama
Memuat cerita perjalanan hidup seorang ulama yang telah wafat
41. Kisah Imani
Mengisahkan perjalanan hidup seorang yang menjadi muallaf
42. Kisah Mujahid/Muslimah
Menceritakan kisah hidup orang-oarng yang berjuang di medan laga untuk melambungkan nama Allah
43. Kisah Sahabat
Menceritakan kisah-kisah sahabat Nabi
44. Salam Pengasuh
(33)
45. Fiqhun Nisa’
Memuat jawaban atas pertanyaan pembaca yang berkenaan dengan fiqih bagi perempuan
46. Album Kenangan
Memuat foto-foto tempo doeloe yang berkenaan dengan aktifitas dakwah 47. Ahlan
Berisi tentang informasi kedatangan para ulama
48. Gaya
Berisi koleksi busana muslimah dari berbagai perancang (desainer)
49. Telaah Kitab
Rubrik berisi tentang bedah kitab karya para ulama.
a. Redaksi
Tim Manajemen : Nuniek H. Musawa, Vivid Argarini, Suryo Utomo, Trianto.
Pemimpin Redaksi : Harun Musawa
Wakil Pemimpin Redaksi : Ali Yahya Sekretaris redaksi : Nani Hariyanti
Redaktur Pelaksana : Ihsan M Rusli, Ismail Yahya,
Syarifa Adiba Musawa, Bening, Edy Sudarto
Reporter : Ahmad Baihaqi, Siti Eliza M.Z.
(34)
Kontributor : Bill Aribowo, Roidah, Saiful Bahri, Inna Rachman, Abdul Hakim
Fotografer : Alex K., Buddy.
Staff Desainer dan Layout : Kuswondo, Adi P.
Pemasaran : Agus, Aisyah, Kiki
Iklan : Ana, Salwati Tanjung, Upy S.
Tugas-Tugas I. Tim Manajemen
Tim manajemen bertugas mengawasi dan mengatur kediatan di luar bidang redaksional. Tim manajemen mewakili perusahaan untuk mengawasi itu semua.
II. Pemimpin Redaksi
Tugas utama pemimpin redaksi adalah mengendalikan kegiatan keredaksian di Majalah alKisah yang meliputi berita, penetuan liputan, pencarian
fokus pemberitaan, penentuan topik, pemilihan berita utama (headline), berita
pembuka halaman (opening news), menugaskan atau membuat sendiri tajuk dan
sebagainya.
III. Sekretaris Redaksi
Sekretaris redaksi membantu pemimpin redaksi dalam hal administrasi keredaksional. Misalnya menerima surat-surat dari luar yang menyangkut keredaksional, dan lain-lain.
(35)
IV. Redaktur Pelaksana
Redaktur pelaksana adalah jabatan yang dibentuk untuk membantu pemimpin redaksi dalam melaksanakan tugas-tugas keredaksionalannya. Tanggung jawab redaktur pelaksana adalah langsung kepada pemimpin redaksi. Redaktur mengarahkan kepada wartawannya untuk menggali informasi dari berbagai instansi yang ada kaitannya dengan masalah yang difokuskan itu. Redaktur pelaksana kemudian mengemas dalam berbagai bentuk penyajiannya, dikonsultasikan kepada pemimpin redaksi. Jika pemimpin redaksi menyetujuinya barulah disajikan dalam majalah.
VII. Reporter
Reporter adalah seseorang yang bertugas mencari, mengumpulkan dan mengolah informasi menjadi berita untuk disajikan di majalah.
V. Kontributor
Tugasnya sama seperti reporter, tetapi reporter lepas. Hanya mengirimkan
berita saja.
VI. Fotografer
Bertugas untuk memotret gambar khusus, gambar yang akan dijadikan
cover atau pin-up maupun poster.
VII. Desainer dan Layout
Setelah berita itu sudah ditentukan untuk dimuat, bagian layout menata
letak perwajahannya agar teratur, bagus, dan menarik. Selain itu, harus didesain agar mempunyai daya tarik tersendiri bagi pembacanya.
(36)
VIII. Pemasaran
Pemasaran betugas menentukan agen, membuat rencana oplah. Sebagai sales, distribusi dan penentuan.
IX. Iklan
Bagian Iklan bertugas untuk mencari, menyeleksi dan memasang iklan yang masuk.
D. Gambaran Tentang Rubrik Sentuhan Qalbu
Majalah adalah alat informasi dari sebagian media cetak yang ada. Dan media cetak pada dasarnya merupakan media komunikasi massa yang mampu mengadakan perubahan dalam masyarakat, baik secara pola pikir maupun perilakunya. Oleh karena itu efektifitas dan efisiensi media cetak dalam
menyebarkan informasi atau berita harus dimanfaatkan oleh para da’i dalam
menyampaikan pesan-pesan agama islam melalui media cetak.
Menulis merupakan tradisi ulama dan intelektual muslim. Tradisi ini merupakan konsekuensi logis dari dorongan Islam yang sangat menekankan arti penting penguasaan ilmu dalam kehidupan. Dorongan ini dipertegas dengan hadits
Rasulullah seperti: ”Carilah ilmu sejak dari buaian sampai liang lahat”,
”Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim laki-laki dan muslim perempuan”, ”Tuntutlah ilmu walau ke negeri Cina”, dan lain-lain.1
Tanpa adanya rubrik, maka sebuah majalah tidak akan tersusun dengan baik bahkan sangat menyulitkan semua pihak baik dari redaksi maupun pembaca.
1
Badiatul Muchlisin Asti, Berdakwah dengan Menulis Buku, (Bandung: Media Qalbu, 2004), h.36
(37)
Dalam masalah ini, penulis mengangkat sebuah rubrik dalam satu majalah yang bernama majalah al-kisah. Dan rubrik itu sendiri bernama rubrik sentuhan qalbu.
Menilik dari sejarahnya, rubrik sentuhan qalbu mulai diterbitkan pada awal majalah al-kisah dimunculkan yakni pada tahun 2003. dan rubrik sentuhan qalbu merupakan salah satu rubrik andalan majalah al-kisah dan rubrik yang pertama sekali semenjak majalah ini dterbitkan. Sesuai dengan nama dari rubrik ini maka tujuan dari rubrik ini adalah agar si pembaca mendapatkan sentuhan pesan dakwah atau pesan moral yang mendalam sehingga sampai menyentuh qalbu. Dan kajiannya itu pun mendapatkan rumusan yang jelas di dalam agama bahwasanya setiap kebaikan akan dibalas dengan kebaikan walaupun sebesar biji
dzarroh dan kejelekan itu juga akan menerima ganjarannya walaupun sebesar
dzarroh. Dan itu merupakan konsep utama dari rubrik sentuhan qalbu.2
Berdasarkan keterangan yang diperoleh dari penulis rubrik ini, bahwa sejarah berdirinya rubrik ini atau mulai diterbitkannya rubrik ini adalah hasil dari diskusi dengan pimpinan redaksi dan para staff redaksi. Rubrik ini muncul dikarenakan dilihat dari banyaknya peminat dan kebutuhan dari masyarakat terhadap kisah-kisah yang bertemakan dakwah agar mendapatkan tambahan ilmu agama. Dan rubrik ini muncul bukan hanya menceritakan kisah-kisah yang diakhiri dengan adzab ilahiyah, tapi juga ada yang diakhir cerita-ceritanya itu mengisahkan akan orang-orang yang selalu berbuat kebajikan dan meninggal dalam keadaan khusnul khotimah.
2
(38)
Misi rubrik sentuhan qalbu ini adalah menggugah atau menyebarkan segala kebaikan kepada masyarakat di dalam agama serta menjadi rahmat dan tentu saja dengan harapan semakin banyak orang yang membaca semakin banyak yang sadar dan akan semakin berusaha menjadi manusia yang berguna dan bermanfaat sesuai dengan tujuan ideal agama Islam sebagai agama rahmatan lil
„alamin..3
Visi dari rubrik sentuhan qalbu adalah agar para pembaca mengerti bahwa hidup di dunia ini ada yang Maha Mengatur, ada yang memberikan penilaian, ada yang memberikan hukuman terlepas dari bahwasanya manusia mengakui atau tidak atau manusia berusaha untuk menyembah-Nya atau tidak, akan tetapi bukti kongkritnya itu ada seperti yang terdapat dalam kisah-kisah rubrik sentuhan qalbu.4
3 Ibid 4
(39)
34
A. Pesan Dakwah dalam rubrik Sentuhan Qalbu
Majalah dapat dikatakan mengandung pesan-pesan spiritual, jika di dalamnya terkandung materi-materi yang mendidik rohani manusia. Sehingga, dapat membawa pembacanya menuju arah yang sesuai dengan tujuan dakwah. Sebaliknya majalah-majalah dapat dikategorikan tidak bermanfaat, jika di dalamnya tidak mengandung pesan-pesan yang mendidik pembacanya bahkan mengandung pesan-pesan yang bertentangan dengan pesan luhur kemanusiaan.
Dalam melakukan analisi isi rubrik sentuhan qalbu, penulis malakukan beberapa tahapan dari mulai penyiapan pada edisi-edisi yang dianalisa, setelah itu dianalisis, pengambilan pesan rubrik pada cerita yang telah dianalisis berdasarkan kesepakatan tiga orang juri. Dan juri tersebut adalah, Ust. Nurmansyah Syafawie. S.Ag (mengajar di SLTP PERWIRA dan majelis taklim), Ust. Saiful Bahri S.Sos,I (mengajar di majelis taklim Al-Ijabah), Ust. Zainal Abidin (mengajar di majelis taklim Al-Mansyuriyah Ulujami).
B. Pesan-pesan dalam Rubrik Sentuhan Qalbu
Pada penelitian ini, peneliti membagi kategori pesan ke dalam tiga kategori, yaitu aqidah, akhlak dan ibadah atau syariah. Untuk lebih jelasnya, berikut tabel dengan perincian sub kategori :
(40)
Tabel I
JUDUL - JUDUL DALAM RUBRIK SENTUHAN QALBU
No Tema/Judul Edisi
Jumlah Paragraf
1 Tangis Penyesalan di Ujung Malam 21 April - 4 Mei 29
2 Alam pun Ikut Menistakannya 19 Mei – 1 Juni 21
3 Teladan Islami Mantan Penjudi 14 - 2 Juli 30
Berikut ini rincian hasil penelitian dengan menggunakan rumus dari kategorisasi pesan dakwah pada rubrik Sentuhan Qalbu:
TABEL 2
Jumlah Pesan Dakwah Pada Judul ” Tangis Penyesalan di Ujung Malam ”
No Paragr
af
AKIDAH IBADAH AKHLAK
Poko k Ajara n Hal yang Merusa k Jasmaniy ah Ruhaniya h Ruhaniya h Maliyah Jasmaniy ah Ruhaniya h Maliyah Karima h Madzmum ah
1 1
3 1
4 1
8 1
17 1
23 1
25 1
28 1
Jumlah 3 2 3
Kisah pada judul diatas menunjukkan bahwa jalan kehidupan setiap insan manusia itu memang sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa. Seseorang yang
(41)
tadinya merasa telah berada dipuncak kehidupan yang menurutnya penuh dengan kehormatan, tiba-tiba ”dijungkalkan ke tanah yang dasar”. Masih untung tidak terjerembab ke lembah hina, meski ia telah meniadakan tuhan dalam dirinya. Contoh yang demikian banyak diuraikan dalam kitab suci, tarikh, atau kisah~kisah para sahabat nabi. Pada awalnya tokoh di dalam kisah ini adalah seorang hamba yang taat kepada Tuhannya. Tapi, setelah terpengaruh lingkungan, terutama suami, dan merasa dirinya telah berhasil dari sisi kedunian, ia sudah tidak mengakui bahwa Allah adalah Tuhannya. Padahal bagi Allah tidak ada untung atau ruginya dalam hal itu. Apakah manusia itu mau kafir, atheis, atau mau taat sekalipun, tidak akan mengurangi kebesaran dan keagungan Allah SWT. Akan tetapi pada akhirnya pada suatu hari kemudian ia menyadari bahwa apa yang dilakukannya selama ini adalah salah dan sangat menyimpang dari kehidupannya yang semula dan ia pun bertobat dan kembali kepada Allah
Berikut ini penjabaran kategori pesan dakwah yang mengandung nilai ibadah :
”Ya Allah, tidak ada tempat kembali terbaik selain dari haribaan-Mu. Kenapa kesadaranku itu baru menghunjam ketika aku sudah menghabiskan sekian lama dalam kesia-siaan ? Bukankah penyesalan selalu datang terlambat. Masa muda dibuang-buang, masa tua dikejar-kejar. Tapi aku bersyukur masih Kau beri kesempatan, ya Allah.”
”Bukankah Allah mendapatkanmu dalam keadaan sengsara dan terlunta-lunta... lalu dengan kasih sayang-Nya, Dia selamatkan kamu. Dia dapatkan kamu dalam keadaan sebenar-benarnya sesat, lalu Dia bimbing
(42)
kamu. Jadi nikmat Tuhan mana lagi yang kamu dustakan ?” Begitulah suara hati Roslina setiap kali ia berkesempatan untuk melakukan perenungan.
Paragraf diatas menjelaskan tidak ada kata putus asa dan kata terlambat untuk bertaubat dan kembali ke jalan-Nya. Manusia memang tempatnya salah dan lupa yang selalu kebanyakan darinya selalu mengingkari daripada mensyukuri nikmat tuhannya. Itu jelas tergambar dari surat Ar`Rahman sampai Allah
mengulang kata ”Jadi nikmat Tuhan mana lagi yang kamu dustakan”. Akan
tetapi kemurahan Allah lebih besar dari pada murka-Nya. Seperti sabda Rosul SAW, Allah akan mengampuni dosa~dosa hamban~Nya walaupun sebanyak buih dilautan selama manusia itu selalu meminta ampunan kepada-Nya dan melakukan taubat dengan sebenar-benarnya taubat.
Adapun pesan dakwah yang mengandung nilai akhlak sebagai berikut :
”Betapa Engkau begitu Maha Pendidik dengan Rahman dan Ar-Rahim-Mu. Tatkala aku menjadi iblis, Engkau tetap mengucurkan nikmat-Mu dan mencukupi keluargaku dengan rizqi-nikmat-Mu. Betapa aku tidak pandai bersyukur...”
”Ya Allah, aku telah tersesat begitu jauh, tapi Engkau masih memberi kesempatan untukku agar kembali ke jalan yang lurus... Akan aku tebus semua kekhilafan ini dengan pengabdian dan penghambaan kepada-Mu.”
Dalam paragraf diatas mengingatkan saya kembali bahwa takdir, jodoh dan rizqi itu sudah ditentukan oleh Allah. Dan apabila Allah berkehendak baik kepada diri kita maka Allah tidak akan membiarkan kita tersesat lebih jauh. Akan
(43)
tetapi bila Allah berkehendak kepada kita tidak baik, maka Allah akan menyesatkan kita dengan sejauh-jauhnya kesesatan....Na’udzubillahi minha. Ketika kita sudah mengetahui bahwa perbuatan itu adalah tidak baik dan sudah dan sudah berulang kali diingatkan oleh Allah maka sebaik-Nya kita langsung kembali kepada-Nya sebelum semuanya berakhir dengan tidak baik. Hanya manusia yang dianugerahi akhlak mulia yang dapat merubah dirinya dari buruk menjadi baik dan selalu menjaga kebaikan itu.
” Sebenarnya penduduk kampung, terutama yang sudah tua, tahu perjalanan hidup Roslina. Tapi dengan bijak mereka menganggap itu hanyalah kisah hitam yang harus dilupakan. Menurut mereka, Roslina hanyalah korban pengaruh suaminya. Sedangkan Allah Yang Maha Berkuasa, pun menerima taubat hambanya-Nya yang bertaubat.”
Paragraf diatas menjelaskan bahwa sejelek-jeleknya perbuatan manusia dibumi baik kepada Tuhan maupun kepada sesamanya alangkah baiknya apabila ia meminta maaf maka maafkanlah. Karena Allah sendiri Maha Pemaaf Lagi Maha Pengampun. Dan tidak ada di dunia ini seorang manusia yang bersih dari salah kecuali hanya Rasulullah SAW.
Adapun pesan dakwah yang mengandung nilai akhlak sebagai berikut :
” Dan sungguh tidak bisa dibantah bahwa alam semesta ini ada yang mengatur. Dialah Yang Maha Kekal.”
” Otak manusia boleh bekerja, rencana manusia boleh berjalan, tapi kepastian tetap milik Allah, Yang Maha Kuasa.”
(44)
Tulisan diatas ini mengajarkan kita bahwa manusia bukanlah tempatnya menyombongkan diri. Sepintar~pintarnya manusia pasti tidak akan tahu esok hari ia akan berbuat apa dan bagaimana. Karena hanya Allah lah Yang Maha Mengetahui dari semua yang manusia tidak ketahui.
” Dan orang menjadi heran kenapa, setelah hampir 3 tahun menuntut ilmu di Moscow, Mahri pulang ingin mencari istri. Apa perlunya tokoh komunis beristri ? Bukankah setiap saat dia bisa saja meniduri perempuan mana saja sesuai dengan keinginannya tanpa perlu takut dengan dosa, akhirat, Tuhan, yang semuanya itu menurut seorang komunis sejati adalah ilusi semata.”
Komunisme adalah sebuah ideologi. Penganut faham ini berasal dari
Manifest der Kommunistischen yang ditulis oleh Karl Marx dan Friedrich Engels,
sebuah manifes politik yang pertama kali diterbitkan pada 21 Februari 1848 teori mengenai komunis sebuah analisis pendekatan kepada perjuangan kelas (sejarah
dan masa kini) dan ekonomi kesejahteraan yang kemudian pernah menjadi salah
satu gerakan yang paling berpengaruh dalam dunia politik.
Komunisme pada awal kelahiran adalah sebuah koreksi terhadap faham kapitalisme di awal abad ke-19an, dalam suasana yang menganggap bahwa kaum buruh dan pekerja tani hanyalah bagian dari produksi dan yang lebih mementingkan kesejahteraan ekonomi. Akan tetapi, dalam perkembangan selanjutnya, muncul beberapa faksi internal dalam komunisme antara penganut komunis teori dengan komunis revolusioner yang masing-masing mempunyai
(45)
teori dan cara perjuangannya yang saling berbeda dalam pencapaian masyarakat sosialis untuk menuju dengan apa yang disebutnya sebagai masyarakat utopia.
Jadi kisah pada paragraf di atas membeitahukan bahwa paham komunis sangat bertentangan dengan kalimat tauhid umat Islam yaitu Laa Ilaaha Illallah.
Siapa yang menciptakan pertama kali bumi dan langit kalau bukan Allah ’Azza wa
Jalla. Lalu siapa yang menciptakan manusia pertama kali kalau bukan Tuhan
Yang Maha Awal. Bagaimana seorang komunis bisa berfikir bahwa Tuhan dan yang lainnya itu hanya ilusi semata ? Sungguh sangat tidak bisa diterima dengan akal yang normal akan pemikiran yang picik dan sempit seperti yang demikian itu.
TABEL 3
Jumlah Pesan Dakwah Pada Judul ”Alam pun Ikut Mendustakannya”
No Paragraf
AKIDAH IBADAH AKHLAK
Pokok Ajaran
Hal yang Merusak
Jasmaniyah Ruhaniyah
Ruhaniyah Maliyah
Jasmaniyah Ruhaniyah
Maliyah
Karimah Madzmumah
4 1
6 1
10 1
15 1 1
17 1
19 1
20 1
(46)
Cerita pada judul di atas adalah mengkisahkan akan seorang wanita yang sudah tidak memperdulikan lagi nilai-nilai agama. Dia sudah sangat terlena oleh tipuan setan yang sangat menginginkan anak cucu adam semuanya masuk ke dalam neraka dan mengkufurkan Allah swt. Dengan kenikmatan dunia yang Tuhan berikan kepadanya, membuat ia meraasa tenang hidup di dunia. Ia tenggelam dalam dunia kemaksiatan sehingga sudah tidak lagi memperdulikan dosa. Sudah banyak yang mengingatkannya bahwa apa yang dilakukannya selama ini adalah salah. Tapi tetap saja ia tidak memperdulikannya karena sudah larut dalam kenikmatan dunia. Padahal yang kita sudah ketahui bahwa dunia itu bagaikan fatamorgana yang bila dilihat sangat indah, tapi bila kita memandang dengan hakikat ternyata dunia itu adalah neraka bagi kaum mu’minin dan surga bagi kaum kafirin. Maka dengan penolakan akan teguran orang-orang dikampungnya itu, Sulastri mendapatkan adzab dari Allah SWT dengan cara tertimpa oleh batu besar hingga ia meregang nyawa.
Berikut ini penjabaran kategori pesan dakwah yang mengandung nilai akidah :
”Masyarakat menjadikan masjid di tengah desa untuk tempat berlindung. Menurut pikiran mereka, kalaupun air dan tanah tetap menerjang, mereka akan jadi korban di tempat suci. Tapi mereka berharap Allah memberikan keselamatan dan perlindungan ”.
”Sungguh karena pertolongan Allah desa itu selamat dari malapetaka”.
(47)
Dua buah paragraf diatas mengajarkan kepada kita akan hal pentingnya keyakinan yang kuat kepada Allah SWT. Dan memang diharuskan kita melakukan hal yang demikian karena itu merupakan suatu rukun iman yaitu beriman kepada takdir baik dan buruk itu datangnya dari Allah. Apabila seorang muslim tidak bisa menerima akan kehendak / takdir dari Allah baik ataupun buruk yang diberikan kepada kita maka, orang tersebut wajib bersyahadat kembali sebagaimana yang tertulis didalam sebuah buku Sullamu at-Taufik yang ditulis oleh Allah Yarham
al-Allamah Al Habib Abdullah bin Husein ba ’alawi.
”Toh, ketika aku terlunta dan hampir mati di Jakarta, Tuhan tidak menolongku, sampai akhirnya aku harus menjual milikku yang paling berharga,”katanya dalam hati
Dari paragraf diatas penulis teringat akan suatu hadis qudsi yang dimana Allah SWT berfirman : Sesungguhnya Aku sebagaimana prasangka hamba-Ku terhadap-Ku. Jika mereka menganggap-Ku baik maka baik pula Aku. Dan Jika mereka menganggap-Ku buruk maka buruk pula Aku”. Sulastri sudah menganggap Allah bukan penolongnya dan pada akhirnya Tuhan pun tidak menolongnya ketika azab itu ditimpakan kepadanya. Maka sebaiknyalah kita sebagai hamba Allah harus berserah diri penuh kepada-Nya dan ikhlas serta ridha atas keputusan-Nya.
Berikut adalah penjabaran kategori pesan dakwah yang mengandung nilai Akhlak:
(48)
”Desa yang tenang dan religius itu tiba-tiba berubah gempar setelah Sulastri pulang dari Jakarta. Gayanya membuat mata para laki-laki tak berkedip”.
Al hayaa’u minal iman. Hadis yang mengatakan bahwa malu itu sebagian
dari iman adalah salah satu hadis yang pantas disematkan kepada sulastri. Di desa yang begitu kental akan syariat agamanya dia berani membawa kebiasaan yang ia lakukan di ibukota tanpa rasa segan dan malu kepada orang-orang dikampungnya itu. Hikmah dari paragraf diatas adalah seharusnya seorang muslim yang pandai dan bijak bisa menempatkan diri atau sikap dimana ia berada.
”Apa yang kamu lakukan sudah sangat menyimpang, Ndhuk.... ini dosa besar. Berzina dan menjual minuman keras itu perbuatan yang dimurkai Allah, kembalilah kepada Allah, berusahalah dengan cara yang diridhai-Nya.”
Sudah banya ayat-ayat al-Qur’an dan hadis-hadis shahih yang mengatakan bahwa zina dan minuman keras adalah haram hukumnya. Dan merupakan salah satu dosa besar bila melakukannya. Akan tetapi Sulastri masih tidak mendengarkan akan nasihat-nasihat tokoh agama dikampungnya itu. Ibrah dari paragraf diatas adalah janganlah kita menghalalkan segala cara demi mendapatkan harta. Dan semoga kita termasuk orang-orang yang tidak tertipu akan kenikmatan dunia. Amin...
”Allah telah mengunci hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka di tutup. Dan, bagi mereka siksa yang berat.” QS 2:7.
(49)
Dari kutipan ayat di atas adalah merupakan suatu tanda bukti janji Allah kepada umat manusia. Sulastri telah dikunci dan ditutup mata hatinya sehingga walaupun ia dinasehati pakai dalil al-Qur’an, taurat,zabur sampai injil pun tidak akan pernah tergerak hatinya untuk berubah. Mudah-mudahan kita tergolong orang-orang yang selalu dibuka dan diterangi oleh cahaya ilahiyyah di dalam sanubari kita. Amin...
TABEL 4
No Paragraf
AKIDAH IBADAH AKHLAK
Pokok Ajaran
Hal yang Merusak
Jasmaniyah Ruhaniyah
Ruhaniyah Maliyah
Jasmaniyah Ruhaniyah
Maliyah
Karimah Madzmumah
2 1
4 1
9 1
12 1
14 1
21 1
23 1
25 1
26 1
(50)
Artinya :Dan jika seorang diantara orang-orang musyrikin itu meminta perlindungan kepadamu, Maka lindungilah ia supaya ia sempat mendengar firman Allah, Kemudian antarkanlah ia ketempat yang aman baginya. demikian itu disebabkan mereka kaum yang tidak Mengetahui. Bagaimana bisa ada perjanjian (aman) dari sisi Allah dan RasulNya dengan orang-orang musyrikin, kecuali orang-orang-orang-orang yang kamu Telah mengadakan perjanjian (dengan mereka) di dekat Masjidilharaam?Maka selama mereka berlaku lurus terhadapmu, hendaklah kamu berlaku lurus (pula) terhadap mereka. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertakwa.
Janji Allah sangatlah pasti. Dan janji Allah itu ada yang langsung ditunaikan di dunia dan adapula yang di akhirat. Apa yang terjadi dalam kisah dari judul diatas adalah memberikan kita suatu ibrah atau pelajaran bahwa sungguh nikmatnya apabila seorang umat manusia telah mengenal dan menyadari betapa sayangnya Allah kepada hamba-Nya lalu ia membalas kasih sayang Allah itu dengan berbuat taat kepada-Nya serta mensyukuri segala apa yang diberikan-Nya. Dan yang paling di idam-idamkan seorang muslim adalah meninggal dalam keadaan khusnul khotimah. Demikian pula yang di alami oleh mantan penjudi ini.
Berikut ini penjabaran kategori pesan dakwah yang mengandung nilai akhlak :
”Sebagai ustadz yang dikenal sabar, rendah hati, dan gigih. Ia sudah membimbing 2 generasi di desa itu untuk hidup dengan arah yang jelas, punya pendirian teguh dalam berislam, dan memberantas segala kemunkaran.”
(51)
Paragraf diatas memberitahukan kepada kita bahwa seorang ustadz atau guru di dalam agama harus bahkan wajib hukumnya memiliki sifat-sifat seperti diatas. Akan tetapi dewasa ini banyak fenomena-fenomena yang terjadi di dalam diri seorang ustadz yang tidak mencerminkan sifat-sifat diatas. Seperti halnya, seorang ustadz sangat kasar terhadap muridnya dalam mengajar karena ingin muridnya cepat pintar. Padahal setiap orang memiliki karakter dan pemikiran yang berbeda-beda dan tidak bisa di stereo type kan. Hikmah dari sepenggal paragraf diatas adalah haruslah kita merealisasikan apa yang kita omongkan karena dimata masyarakat seseorang yang dibilang baik itu adalah orang yang konsekuen dalam ucapannya.
”Siapakah yang bisa mengubah kebiasaan yang mendarah daging itu? Sabung ayam dan perjudian adalah tarikan nafas dan darah daging warga desa yang terletak di kaki Gunung Merapi, Sumatera Barat itu.”
Paragraf diatas menegaskan kepada kita bahwa tradisi atau adat istiadat di dalam suatu masyarakat akan sangat sulit untuk dirubah. Sepeti dalam suatu
kaidah dikatakan tarkul adah ’adawah yaitu meninggalkan atau merubah suatu
adat kebiasaan yang sudah mendarah daging dalam suatu masyarakat akan menimbulkan perpecahan. Apalagi adat sabung ayam atau judi ayam tersebut merupakan suatu adat jahiliyah yang harus dirubah. Seperti halnya ketika Rasulullah SAW merubah tradisi jahiliyah bangsa Arab dan lebih tepatnya suku Quraisy menjadi lebih terarah dan penuh dengan kedamaian.
Seperti halnya Rasulullah, dakwah yang dilakukan oleh ustadz Arqam adalah ingin merubah kebiasaan jahiliyah masyarakatnya itu dengan cara
(52)
perseorangan. Dalil yang dipakai oleh ustadz Arqam adalah amal ma’ruf nahi munkar tapi dengan cara lemah lembut dan bijak sehingga membuat hati orang yang berada disekitarnya merasa tersentuh dengan apa yang disampaikannya. Dan pada akhirnya, satu persatu masyarakat di desa itu meninggalkan kebiasaan yang diharamkan oleh Allah itu berkat hidayah dan taufiq dari Allah melalui ustadz Arqam.
Berikut ini penjabaran kategori pesan dakwah yang mengandung nilai akidah :
”Siapakah yang memberikan nikmat iman kalau bukan Allah ? bukankah dulu mereka sudah tersesat demikian nyata ? bukankah des itu dulunya dikenal sebagai pusat begajul dan penjudi ? lalu datang pertolongan Allah sehingga dibukakan hati mereka yang dengan penuh kesadaran menerima cahaya iman, sehingga kini desa itu begitu tentram dan penuh kedamaian. Allah yang menurunkan nikmat-Nya, dan cahaya imani itu Dia berikan kepada siapapun yang Dia kehendaki.”
”Dia menciptakan manusia bukan dengan kesia-siaan. Ada yang mengikuti perjanjian suci yang pernah di ikrarkan ketika ruh akan ditiupkan, tapi ada pula yang bersekutu dengan setan.”
”Allah telah menurunkan pertolongan-Nya, dan itu semua karena tekad, usaha, dan niat yang kuat dari setiap orang yang ingin berubah dari kegelapan menuju cahaya Ilahi. Sungguh keimanan adalah anugrah yang tiada tara yang tidak semua orang dapat meraihnya.
(53)
Paragraf di atas menjelaskan bahwa apabila Allah berkehendak baik
kepada seseorang maka akan menjadi baik dan sebaliknya pula apabila Allah berkehendak buruk maka jadi buruk. Dan seruan tobat juga sudah difirmankan oleh Allah dalam surat At Tahriim ayat 8 yang berbunyi:
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan nabi dan orang-orang mukmin yang bersama Dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: "Ya Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah Kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu."
Setiap manusia tak luput dari kesalahan dan dosa. Dalam hal ini semua manusia sama. Namun, ada sisi lain yang membedakan mereka, yaitu faktor kesadaran dan penyesalan. Cukup banyak orang yang tidak peduli dengan kesalahan dan dosa yang telah diperbuatnya. Bahkan, merasa pun tidak. Tetapi tidak sedikit pula orang yang mengakui dosanya, lalu bertobat dengan
sesungguhnya, demi mencapai keridhoan Allah Ta’ala.1
Berikut ini penjabaran kategori pesan dakwah yang mengandung nilai ibadah :
1
Ibn Qudamah al-Maqdisi,Darul Kutub al-Ilmiyyah, Beirut, Lebanon, 1412 H/1992 M. Terjemah at-Tawwabin.
(54)
”Seorang guru dan pembimbing yang tak kenal lelah telah dipanggil oleh Sang Pencipta. Di saat yang selalu didambakan setiap orang, sepertiga malam terakhir, ketika merajut cinta dengan-Nya. Sungguh sebaik-baik kepergian.
”Pada awalnya tentu dakwahnya hanya ditertawai, dan dianggap angin lalu. Tapi Arqam tidak putus asa. Ia tahu, tidak mudah mengajak orang ke jalan yang benar.”
Dalam kisah paragraf di atas menyebutkan bahwa ustadz Arqam meninggal dalam keadaan husnul khotimah. Kematian seperti ini yang memang di idam-idamkan oleh setiap insan muslim. Dan sudah tentu ustadz Arqam mengalami itu bukan tanpa usaha, melainkan dia meninggal dalam keadaan yang sangat baik itu karena keteguhan dan keistiqomahan serta ke ikhlasannya dalam penghambaan diri kepada Ilahi sangat sulit untuk ditiru. Apalagi notabenenya dia adalah mantan penjudi tulen. Allah SWT berjanji kepada orang-orang yang selalu mentaati-Nya yaitu terletak dalam surah Az Zukhruf ayat 72 yang berbunyi:
Artinya :Dan Itulah surga yang diwariskan kepada kamu disebabkan amal-amal yang dahulu kamu kerjakan.
Allah sudah memberikan jalan kepada mereka yang ingin sukses, yaitu dengan cara wajar : bekerja keras dan tidak putus asa. Karena inilah proses yang diturunkan oleh agama kita. Kembali ke jalan Allah adalah pilihan yang paling baik, dan itulah yang dilakukan tokoh dalam kisah ini. Allah Maha penerima taubat. Dia akan mengampuni mereka yang bertaubat, walau dosanya setinggi
(55)
gunung. Dan setiap manusia apabila derajatnya ingin di angkat oleh Allah, pasti Allah akan menurunkan ujian-Nya untuk menambah iman dan taqwa manusia itu sendiri. Allah telah memberi rahmat, hidayah, dan karunia-Nya. Dan semoga kisah ini menjadi ibrah yang berharga bagi kita semua. Amin...
C. Pesan Dakwah Yang Paling Dominan.
Berdasarkan analisa diatas bahwa dari tiga sampel yang telah diteliti dengan bantuan tiga juri yang telah disebutkan pada bab 1, telah ditemukan kecenderungan isi pesan dakwah yang paling dominan adalah pesan dakwah yang mengandung nilai akidah (45,4%) dan akhlak (36,3%), sedangkan pada pesan dakwah yang mengandung nilai ibadah (18,1%).
Kemudian dari kategori pesan dakwah yang mengandung nilai akidah subkategori yang lebih dominan adalah kategori pokok-pokok ajaran Islam dan
pada pesan dakwah yang mengandung nilai akhlak terlihat seimbang dan tidak ada yang mendominasi, sedangkan subkategori pesan dakwah yang mengandung nilai ibadah yang lebih dominan adalah kategori jasmaniyah ruhaniah. Berikut ini tabel
jumlah kategori dan sub kategori ”Isi Pesan Dakwah” rubrik Sentuhan Qalbu majalah Al-Kisah.
TABEL 5
Jumlah Data Kategori dan Sub Kategori Pesan Dari Tiga Judul Rubrik Sentuhan Qalbu
No. Kategori Pesan Sub Kategori Pesan Jumlah Prosentase
1 AKIDAH
Pokok-pokok ajaran Islam 7
45,4% Hal-hal yang merusak
akidah 3
2 IBADAH
Jasmaniah Ruhaniah 4
18,1% Ruhaniah Maliyah
(56)
Maliyah
3
AKHLAK
Akhlakul Karimah 4
36,3% Akhlakul Madzmumah 4
JUMLAH 22 100%
P = F x 100% N
P = Prosentase F = Frekuensi N = Jumlah Data
Berdasarkan hasil dari data diatas, penyampaian pesan dakwahnya lebih banyak menjelaskan pesan dakwah yang mengandung nilai akidah dan akhlak dibandingkan dengan pesan yang mengandung nilai ibadah. Dengan munculnya pesan akidah yang lebih dominan menjelaskan bahwa begitu pentingnya ajaran-ajaran agama Islam yang harus kita percayai. Mempercayai tentang kebesaran yang dimiliki oleh Allah serta pesan dakwah yang mengandung nilai akhlak menduduki posisi kedua yang paling dominan setelah pesan akidah. Dari kedua hal tersebut sangat jelas, bahwasanya pesan akidah dan akhlak tersebut menjadi bentuk pesan dakwah terpenting untuk disampaikan kepada masyarakat. Karena sifat yang dimiliki oleh manusia adalah sebagai makhluk sosial yang selalu berhubungan antar yang satu dengan yang lainnya. Islam mengajarkan bahwa seseorang harus mempunyai etika dan moral dalam berinteraksi baik sesama manusia maupun kepada Allah. Hablum minallah wa hablum minannaas.
(1)
55 BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melakukan analisa dan olah data dari narasi serta deskripsi yang memiliki pesan-pesan dakwah di dalam rubrik sentuhan qalbu dari pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Rubrik tersebut mengandung pesan-pesan spiritual Islam yang diwujudkan dalam ucapan, sikap dan tindakan para tokohnya. Kalau dipahami secara seksama rubrik tersebut memberitahukan dengan jelas cara menjadi muslim yang kaffah. Rubrik tersebut memuat pesan-pesan aqidah, syariah dan akhlak.
Dalam kategori pesan aqidah dialog atau narasi menyajikan antara lain tentang iman kepada Allah yakni berupa berserah diri kepada Allah SWT.
Dalam kategori pesan syariah dialog atau narasi menyajikan tentang ibadah dan muamalah. Syariah bidang ibadah adalah mengerjakan shalat sebagai kewajiban umat Islam. Sedang yang berkaitan dengan syariah bidang muamalah adalah mengajak orang-orang untuk kembali ke jalan yang di ridhoi oleh Allah SWT.
(2)
56
Dalam kategori pesan akhlak dialog atau narasi menyajikan tentang akhlak terhadap diri sendiri, akhlak terhadap keluarga, akhlak terhadap orang lain dan terhadap makhlik lain.
2. Dari ketiga kategori besar diatas, pesan akhlak adalah ketegori pesan dakwah yang dominan dikarenakan tema ini menjadi tema pokok setelah aqidah dalam ajaran Islam. Berikutnya pesan akhlak dan yang terakhir pesan syariah.
B. Saran-saran
Adapun saran-saran yang dapat penulis sampaikan dalam rangka pengembangan pesan-pesan spritual Islam lewat rubrik majalah, khususnya rubrik sentuhan qalbu antara lain :
1. Agar setiap majalah mengoptimalkan penggunaan metode cerita yang merupakan salah satu metode dakwah Islam yang digali dari ajaran al-Qur’an maupun al-Hadits.
2. Agar masyarakat dan para da’i memanfaatkan perkembangan teknologi
media yang ada saat ini baik media cetak seperti surat kabar, majalah dan buku, maupun media elektronik seperti televisi, radio, internet dan lain-lain sebagai media dakwah.
3. Orang tua sebagai contoh yang pertama dan utama dalam keluarga mengoptimalkan perhatian dan pengawasan tehadap anak-anaknya sehingga terhindar dari bahan bacaan maupun tontonan serta segala hiburan yang tidak mendidik.
(3)
57
4. Para sastrawan sebagai pengarang karya sastra sekaligus bisa menjadi
seorang da’i dengan meningkatkan perhatiannya dalam usaha
mencerdaskan pembacanya lewat karya-karya yang berkualitas dan mendidik.
(4)
58
DAFTAR PUSTAKA
Abdurahman, dan Soejono. Metodologi Penelitian, Jakarta, PT.Rineka Cipta : 1999, Cet. Ke-1 h. 13
Ahmad, Amrullah. Dakwah Islam dan Perubahan Sosial, Yogyakarta, PLP2M : 1985, Cet. Ke-2. h. 3
Arifan, Tatang M. Menyusun Rencana Penelitian, Jakarta: Rajawali Pers, 1989, h. 15
Asti, Badiatul Muchlisin. Berdakwah dengan Menulis Buku, Bandung: Media Qalbu, 2004, h.36
Bungin, Burhan. Metodologi Penelitian Kualitatif : Aktualisasi Metodologis ke Arah ragam Varian Kontemporer, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada :2004), Cet. Ke-4. h. 148
Fad’aq,Asma Umar Hasan, Mengungkap Makna dan Hikmah Sabar, Jakarta,
Penerbit lentera : 1999, h. 16
Ghazali, M. Bahri. Dakwah Komunikatif Jakarta: Pedoman Ilmu, 1997, h.45 Glasse, Cyril. Ensiklopedia Islam, Kata Pengantar : Prof. Huston Smith, Jakarta,
PT. Raja Grafindo Persada :2002, h. 409
Haikal, Muhammad Husein. Sejarah Hidup Muhammad, di Terjemahkan dari Hayat Muhammad, oleh Ali Audah, Jakarta: Tinta Mas, 1984, h. 217 Holsty, R. et.al, Content Analysis, dalam Hand Book Of Social Sosiology, Editor
By Dardenr Lindzey dan Elliot Aronson, Cambrige Massachuset, Edisson-Wesley : 1994, h. 589-600.
Islamiyah, Indriansyah. Universitas Islam Jakarta, Akhlak Istimaiyah, Jakarta, PT.Parameter :1992, h. 10
Komaruddin. Kamus Istilah Skripsi dan Tesis, Bandung : Angkasa 1985 h.74 Krippendrof, Klaus. Analisis Isi : Pengantar Teori dan Metodologi, Jakarta,
PT.Raja Grafindo Persada : 1993, h. 56.
Latif, Nasarudin. Teori dan Praktek Dakwah Islamiyah, Jakarta: Firma Dara, Tt, h. 11
(5)
Moelono, Anton. et.al. Kamus Besar Bahasa Indonesia Jakarta : Balai Pustaka, 1998 h.756
Nasution, Zulkarnein. Sosiologi Komunikasi Massa, Jakarta, Universitas Terbuka : 1993, h. 36.
Pay, Syamsudin M dan Hilmi Muhammadiyah. Dakwah dan Globalisasi Jakarta: ELSAS, 2000, h.34
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, h. 1204
Rahmat, Jalaluddin. Metode Penelitian Komunikasi, Bandung, Rosda Karya : 2005, Cet. Ke-12. h. 89.
Romli. Jurnalistik Dakwah: Visi dan Misi Dakwah bil Qalam, h.23
Shihab, Alwi. Islam Inklusif Menuju Sikap Terbuka dalam Beragama, Bandung : Mizan, 1993, h. 252
Sinaga, Hasanuddin dan Zahruddin. Penghantar Studi Akhlak, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada : 2004, Cet. Ke-1, h. 74-79.
Syarifuddin, Amir. Ushul Fiqh, Jakarta, Logos Wahana Ilmu : 1997, Jilid 1, h. 1 Syukir, Asmuni. Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, Surabaya, Al-Ikhlas :
1983, Cet. Ke-1, h. 60
Tim Penulis IAIN Syarif Hidayatullah, Ensiklopedia Islam, Jakarta, PT. Ichtiar Baru Van Hoeve : 1999, Jilid 1, h. 28
Usman, dkk., Metodologi Penelitian Sosial, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2003, cet ke-4, hal. 73
Wawancara pribadi dengan Ihsan M. Rusli di kantor redaksi
Yafie, Ali. Dakwah dalam Al-Qur’an, Jakarta, makalah Seminar : 1992, h. 10. 59
(6)