9
BAB II LANDASAN TEORI
D. Tinjauan Pustaka
Prestasi belajar pada dasarnya dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling terkait, baik yang berasal dari dalam diri siswa internal, maupun berasal dari luar
diri siswa eksternal, dengan demikian pada hakekatnya tidak ada faktor tunggal yang berdiri sendiri yang secara otomatis menentukan keberhasilan belajar
mahasiswa. Prestasi pada hakekatnya merupakan cerminan dari usaha belajar. Pada umumnya semakin baik usaha belajar semakin baik pula prestasi yang akan
dicapai. Keberhasilan belajar ditentukan oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan eksternal.
Penelitian yang dilakukan oleh Widyasih 2006:44 membuktikan adanya pengaruh positif dari penerapan strategi pembelajaran reading aloud terhadap
hasil belajar siswa Biologi. Sementara itu Suharti 1998:49 membuktikan adanya hubungan positif antara sikap atas profesi guru dan prestasi PPL mahasiswa
program pendidikan kimia angkatan 1994, dengan koefisien korelasi r sebesar 0,539.
Berdasarkan hasil-hasil penelitian di atas dapat diketahui bahwa sikap atas profesi guru PKn dan prestasi belajar mata kuliah strategi pembelajaran
merupakan dua faktor yang ikut berpengaruh dan cukup menentukan dalam pencapaian prestasi belajar mahasiswa yang bersangkutan. Oleh karena itu, sangat
beralasan untuk kajian tentang pengaruh sikap atas profesi guru PKn dan prestasi
belajar mata kuliah strategi pembelajaran terkait dengan prestasi belajar maha -
siswa PPL sebagaimana fokus penelitian ini.
E. Kerangka Teoritik
Mengkaji masalah prestasi belajar program pengalaman lapangan yang dikaitkan dengan sikap atas profesi guru dan prestasi belajar strategi pem
- belajaran, pada dasarnya bukan merupakan suatu persoalan yang sederhana.
Untuk itu paling tidak dibutuhkan penelaahan yang cukup mendalam mengenai sikap atas profesi guru, prestasi belajar strategi pembelajaran, prestasi belajar
program pengalaman lapangan, serta keterkaitannya satu sama lain. Semua itu dipaparkan dalam kajian teoritik sebagaimana uraian berikut.
1. Sikap atas Profesi Guru PKn
a. Pengertian Sikap. Menurut Sudjana dan Ibrahim 1989:107 “Sikap pada
hakekatnya adalah kecenderungan perilaku pada seseorang. Sikap juga dapat diartikan reaksi seseorang terhadap suatu stimulus yang datang kepada dirinya”.
b. Komponen Sikap. Sudjana dan Ibrahim 1989:107 menjelaskan ada tiga
komponen sikap, yaitu: 1.
Sikap kognisi, yaitu sikap yang berkenaan dengan wawasan atau pemahaman terhadap obyek.
2. Sikap afeksi, yaitu sikap yang berkenaan dengan perasaan dalam
menanggapi suatu obyek. 3.
Sikap konasi, yaitu sikap yang berkenaan dengan kecenderungan berbuat yang berhubungan dengan suatu obyek.
Menurut Azwar 2007:24-27 bahwa sikap memiliki tiga komponen yaitu: 1.
Komponen kognitif, yaitu komponen sikap yang berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa yang benar bagi objek sikap.
2. Komponen afektif, yaitu menyangkut masalah emosional subjektif seseorang
terhadap suatu objek sikap. Secara umum, komponen ini disamakan dengan perasaan yang dimiliki terhadap sesuatu.
3. Komponen perilaku, yaitu menunjukkan bagaimana perilaku atau kecen
- derungan berperilaku yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan objek
sikap yang dihadapinya. c.
Faktor-Faktor Sikap. Menurut Azwar 2007:24-27 bahwa sikap di -
pengarui oleh beberapa faktor yang meliputi 1. Pengalaman pribadi, 2. Orang lain yang dianggap penting, 3. Kebudayaan, 4. Media Massa, 5. Lembaga pendidikan
dan agama, 6. Emosional. Penjelasannya sebagai berikut: 1.
Pengalaman pribadi. Apa yang dan sedang kita alami akan ikut membentuk dan mempengaruhi penghayatan kita terhadap stimulus
sosial. Tanggapan aka menjadi salah satu dasar terbentuknya sikap. 2.
Orang lain yang dianggap penting. Orang lain di sekitar kita merupakan salah sau diantara komponen sosial yang ikut mempengaruhi sikap kita.
Seseorang yang kita anggap penting, seseorang yang kita harapkan persetujuanyabagi setiap gerak tingkah dan pendapat kita, seseorang yang
tidak ingin kta kecewakan, atau sesorang yang berari khusus bagi kita akan banyak mempengaruhi pembentukan sikap terhadap sesuatu.
3. Kebudayaan. Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai
pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita. 4.
Media massa. Sebagai sarana komunkasi berbagai bentuk madia massa mempunyai pengaruh besar dala pembentukan opini dan kepercayaan
orang. Dalam menyampaikan informasi media assa membawa pula pesan- pesan yang berisi sugesti, pesan-pesan sugesti apabila cukup kuat akan
memberi dasar afektif dalam menilai sesuatu hal sehingga terbentuklah arah sikap tertentu.
5. Lembaga pendidikan dan agama. Lembaga pendidikan serta agama
sebagai suatu sistem mempunyai pengaruh dalam menentuka sikap dikarenakan keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep moral
dalam diri individu. 6.
Emosional. Tidak semua bentuk sikap ditentukan oleh situasi lingkungan dan pengalaman pribadi seseorang. Kadang-kadanh, suatu bentuk sikap
merupakan pernyataan yang didasari oleh emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme
pertahanan ego. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa sikap merupakan
kecenderungan perilaku atau reaksi seseorang terhadap suatu stimulus yang datang kepada dirinya yang dipengaruhi oleh beberapa faktor pembentukan sikap
d. Pengertian Profesi. Menurut Sahertian 1994:26 profesi pada hakikatnya
sebagai berikut: suatu pernyataan atau suatu janji terbuka to profess artinya menyatakan,
yang menyatakan bahwa seseorang itu mengabdikan diri pada suatu jabatan atau pelayanan karena orang tersebut merasa terpanggil untuk menjabat
pekerjaan itu.
e. Pengertian Guru. Menurut Mcleod dalam Syah 1995:223 bahwa guru
pada hakekatnya “A person whose occupotion is teaching other. Artinya guru adalah seseorang yang pekerjaannya mengajar orang lain”.
f. Pengertian profesi guru. Dalam Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun
2005 2006:2 pengertian profesi guru yaitu: Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, dan mengevaluasi peserta didik pada penddikan anak usia dini jalu pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah. g.
Standar Kompetensi Guru PKn. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 bahwa standar kompetensi
guru PKn meliputi: 1.
Memahami materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.
2. Memahami substansi Pendidikan Kewarganegaraan yang meliputi
pengetahuan kewarganegaraan civic knowledge, nilai dan sikap ke -
warganegaraan civic disposition, dan ketrampilan kewarganegaraan civic skills.
3. Menunjukkan manfaat mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa seorang guru PKn harus memiliki standar kompetensi agar dalam mendidik siswa tidak salah arah
dalam memahami pelajaran PKn. Selain standar kompetensi guru PKn juga harus memahami arti kompetensi guru agar mampu menjadi guru yang profesional.
h. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan Pendidikan adalah suatu
proses terprogam untuk mengefektifkan terjadinya perubahan dalam diri seorang anak sehingga anak dapat berperan dengan baik dalam masyarakat. Pendidikan
Kewarganegaraan adalah suatu mata pelajaran yang harus diajarkan di lembaga
pendidikan atau sekolah sejak dari Sekolah Dasar sampai di Perguruan Tinggi. Malian dan Suparman 2003:2 menyatakan bahwa:
Pendidikan liberal yang emansipatoris demi terwujudnya suatu generasi baru yang tak lagi beridentitas kawula raja-raja despotik, melainkan
beridentitas sebagai warga negara yang menyadari hak kodratinya sebagai manusia yang pada asasnya berkebebasan inilah yang kemudian dikenali
sebagai pendidikan kewarganegaraan civics civil, civis = warga.
Pendidikan Kewarganegaraan pada hakekatnya sebagai pendidikan yang mengenali dan menghayati hak-hak warga negara yang asasi. Pendidikan ini tidak
hanya untuk menggugah akan pentingnya kebebasan dan hak untuk berkebebasan dalam bermasyarakat dan bernegara, tapi juga bermakna untuk menggugah
kesadaran dan pentingnya kesetaraan dalam kehidupan antar warga negara. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sikap mahasiswa atas
profesi guru PKn adalah motif yang mempengaruhi tingkah laku individu untuk merasa tertarik, memperhatikan dan menunjukkan keinginannya menjadi guru
PKn. Sehingga ada kecenderungan untuk memilih kegiatan yang diinginkan, dan akan menggunakan waktu, uang dan energi yang ada padanya untuk memenuhi
keinginannya. 2.
Pemahaman tentang Kompetensi Guru a.
Pengertian Pemahaman. Menurut Usman 1993:122 pemahaman adalah “kemampuan untuk menyerap arti dan materi atau bahan yang dipelajari”.
Menurut Pusat bahasa departemen pendidikan nasional 2005:811 “Pemahaman adalah proses, cara, perbuatan memehami atau memahamkan”. Jadi dapat
disimpulkan bahwa pemahaman adalah kemampuan untuk menangkap arti dari sesuatu pendapat yang telah dipelajari yang terlibat antara lain dalam kemampuan
seseorang, menafsirkan informasi, meramalkan akibat satu peristiwa dan kemampuan sejenis.
b. Pengertian Kompetensi. Menurut Charles dalam Mulyasa 2007:25
pengertian kompetensi guru sebagai berikut ”kompetensi merupakan perilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi
yang diharapkan”. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No 14 Tahun 2005
kompetensi adalah ”kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen
dalam melaksanakan tugas keprofesionalan”. Menurut Standar Kompetensi Guru Pemula Anonim:2002 guru harus
mempunyai kompetensi sebagai berikut: 1.
Penguasaan bidang studi: a.
Menguasai substansi bidang studi b.
Mampu mengaitkan dan mengaplikasikan bidang studi dan kurikulum bidang studi sesuai dengan konteks atau lingkungan
c. Mengembangkan konsep ilmu, teknologi dan seni
d. Menguasai stuktur dan kurikulum
e. Mampu menyesuaikan materi keilmuan dengan perkembangan siswa
f. Merencanakan dan membimibing keselamatan dan kesehatan kerja
dalam tempat kerja atau laboratorium
2. Pemahaman peserta didik
a. Mampu mengidentifikasikan potensi peserta didik yang perlu
dikembangkan b.
Menguasai karakteristik dan potensi peserta didik c.
Memiliki komitmen terhadap hak dan kewajiban peserta didik d.
Mengenal dan memanfaatkan lingkungan e.
Menguasai cara dan gaya belajar peserta didik f.
Bersikap dan berperilaku empati terhadap peserta didik g.
Membimbing pengembangan karir peserta didik 3.
Penguasaan pemahaman yang mendidik a.
Merencanakan dan merancang pembelajaran yang mendidik b.
Menguasai pendekatan metode dan media pembelajaran c.
Melaksanakan pembelajaran yang mendidik d.
Mengenal prinsip dan prosedur evaluasi proses dan prestasi belajar peserta didik
e. Memanfaatkan prestasi evaluasi untuk perbaikan pembelajaran
f. Merencanakan dan melaksanakan penelitian dalam rangka meningkat
- kan mutu pembelajaran
4. Mengembangkan kepribadian dan keprofesionalan
a. Mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja
b. Mampu menilai kinerja sendiri
c. Mampu bekerja mandiri dan bekerja sama dengan orang lain
d. Memiliki komitmen terhadap profesi dan tugas profesional
e. Mampu meningkatkan diri dalam kinerja profesinya
c. Pengertian Kompetensi Guru. Menurut Broke and Stone dalam mulyasa
2007:25 Kompetensi Guru sebagai berikut ”descriptive of qualitative nature of teacher behavior appears to be entirely meaningful”.
Menurut mulyasa 2007:26 pengertian kompetensi guru sebagai berikut : Kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemampuan personal,
keilmuan, teknologi, sosial, dan spiritual ang secara kaffah membentuk kompetensi standar profesi guru, yang mencakup penguasaan materi,
pemahaman terhadap peserta didik, pembelajaran yang mendidik, pengembangan pribadi dan profesionalisme”.
d.
Macam-macam Kompetensi Guru. Kompetensi guru menurut Undang Undang Republik Indonesia No 14 Tahun 2005 meliputi 1. kompetensi
pedagogik, 2. kompetensi kepribadian, 3.kompetensi sosial, 4. kompetensi profesional. Yang penjelasannya sebagai berikut:
1. Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran
peserta didik. 2.
Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik
3. Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pelajaran
secara luas dan mendalam. 4.
Kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru,
orang tua wali peserta didik, dan masyarakat sekitar Berdasarkan pengertian-pengertian yang diuraikan di atas pada prinsipnya
kompetensi guru merupakan kesatuan utuh yang menggambarkan potensi yang mencakup pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai, yang dimiliki seseorang
guru yang terkait dengan profesinya yang dapat direpresentasikan dalam amalan dan kinerja guru dalam mengelola pembelajaran di sekolahan.
3. Prestasi Belajar Program Pengalaman Lapangan PPL
a. Pengertian PPL. Tim Penyusun Pedoman Program Pengalaman
Lapangan 2007:1 menyatakan bahwa “Program Pengalaman Lapangan PPL merupakan salah satu kegiatan kurikuler yang wajib dilaksanakan oleh mahasiswa
FKIP dan FAI UMS untuk mencapai derajat gelar sarjana pendidikan”. b.
Kegiatan PPL 1
Observasi lapangan. Kegiatan observasi sekolah dilakukan pada minggu pertama, setelah penyerahan mahasiswa di sekolah-sekolah tempat praktik PPL.
Observasi lapangan merupakan kegiatan pengamatan terhadap berbagai hal yang ada di sekolah. Adapun hal-hal yang diobservasi menurut Tim Penyusun Pedoman
Program Pengalaman Lapangan 2007:4 meliputi: a
Lingkungan fisik sekolah b
Proses pembelajaran c
Perilakukeadaan siswa d
Administrasi persekolahan e
Fasilitas pembelajaran dan pemanfaatannya. 2
Praktik pembelajaran. Tim Penyusun Pedoman Program Pengalaman La -
pangan menyatakan bahwa: Praktik pembelajaran dilakukan secara terbimbing merupakan kegiatan yang
harus dilakukan oleh mahasiswa PPL. Mahasiswa diwajibkan melaksanakan praktik pembelajaran minimal empat kali atau sampai dinyatakan cakap dan
trampil dalam melaksanakan proses pembelajaran.
3 Praktik persekolahan. Tim Penyusun Program Pengalaman Lapangan me
- nyatakan bahwa “Praktik persekolahan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan
mahasiswa dalam bidang yang berkaitan dengan manajemen sekolah dan kegiatan ekstra kurikuler”.
4 Penyusunan laporan PPL. Menurut Tim Penyusun Program Pengalaman
Lapangan 2007:5 adalah: Penyusunan laporan PPL dibuat secara berkelompok, setiap kelompok
mahasiswa sesuai dengan jurusannya membuat satu laporan ditiap sekolah praktik. Laporan dibuat rangkap dua :satu untuk laboratorium microteaching
dan PPL, dan satunya untuk sekolah tempat PPL. Laporan PPL berisi laporan hasil observasi dan lampiran laporan kegiatan individu maupun
kegiatan kelompok selama praktik di sekolah. c.
Penilaian kegiatan PPL. Adapun penilaian kegiatan PPL menurut Tim Penyusun Pedoman Program Pengalaman Lapangan 2007:11 meliputi:
1 Koordinator PPL
- Menilai persiapan dan pelaksanaan program kerja.
- Menilai praktik persekolahan.
2 Guru pamong dan dosen pembimbing lapangan.
- Menilai persiapan dan pelaksanaan praktik pembelajaran.
- Memberikan nilai kepribadian.
3 Dosen pembimbing lapangan.
- Memberikan nilai laporan akhir PPL.
d. Penentuan Nilai dan Kriteria Keberhasilan. Adapun penentuan nilai dan
kriteia keberhasilan kegiatan PPL menurut Tim Penyusun Pedoman Program Pengalaman Lapangan 2007:12 yaitu:
1. Penentuan Nilai.
Nilai akhir NA berupa perpaduan nilai-nilai yang berasal dari guru pamong, koordinator guru pamong dan dosen pembimbing lapangan dalam bentuk
angka dan huruf, selambat-lambatnya satu minggu setelah mahasiswa ditarik dari sekolah praktikn nilai PPL harus sudah masuk ke pengelolaan PPL FKIP UMS.
Adapun pedoman untuk mengubah nilai angka ke huruf rentangannya dapat di lihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Rentang Skor PPL
Rentangan Skor Bobot Nilai
Huruf Predikat
80 – 100 4
A Baik sekali
70 – 79,9 3
B Baik
60 – 69,9 2
C Cukup
50 - 59,9 1
D Kurang
0 – 49,9 E
Sangat kurang
Sumber: buku pedoman PPL
2. Kriteia keberhasilan
Seorang mahasiswa dinyatakan lulus dalam program pengalaman lapangan PPL apabila yang bersangkutan mencapai nilai akhir minimal 60 = 2
= C cukup. 3.
Komponen nilai dan bobot Komponen NILAI dinyatakan N terinci sebagai berikut:
N1 : persiapan dan pelaksanaan progam kerja ............................Bobot 1 N2 : praktik persekolahan ............................................................Bobot 2
N3 : persiapan dan pelaksanaan pembelajaran ............................Bobot 3 N4 : kepribadian ...........................................................................Bobot 4
N5 : laporan akhir PPL..................................................................Bobot 5 4.
Rumusan untuk memperoleh nilai akhir NA PPL NA = N1 x 1 + N2x 1 + N3 x 5 + N4 x 2 + N5 x 1
10 Keterangan:
N1 : persiapan dan pelaksanaan progam kerja N2 : praktik persekolahan
N3 : persiapan dan pelaksanaan pembelajaran N4 : kepribadian
N5 : laporan akhirPPL Berdasarkan pengertian-pengertian yang diuraikan di atas pada prinsipnya
mahasiswa FKIP dan FAI UMS diwajibkan mengikuti kegiatan kulikuler PPL untuk mencapai derajat gelar sarjana pendidikan.
4. Sikap atas Profesi Guru PKn dan Pemahaman Kompetensi Guru kaitannya
dengan Prestasi Belajar PPL Sikap atas guru PKn merupakan motif yang mempengaruhi tingkah laku
individu untuk merasa tertarik menjadi guru PKn. Mahasiswa yang mempunyai sikap atas profesi guru PKn tinggi dan memiliki pemahaman kompetensi guru
yang optimal akan mencapai prestasi belajar PPL yang tinggi. Prestasi belajar PPL yang optimal merupakan wujud nyata dari sikap atas profesi guru PKn. Dengan
demikian sikap atas profesi guru PKn dan pemahaman kompetensi guru akan mempengaruhi prestasi belajar PPL.
F. Kerangka Pemikiran