Siti Fatimah, 2013 Nilai Budaya Adat Ngarot Kaitannya Dengan “Civic Culture” Sebagai Wujud Pelestarian
Kebudayaan Indonesia Studi kasus masyarakat lelea Desa Lelea Kecamatan Lelea Kabupaten Indramayu
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
3. Budaya kewarganegaraan Civic Culture
Budaya kewarganegaraan civic culture merupakan budaya yang menopang kewarganegaraan yang berisiskan seperangkat ide-ide yang dapat
diwujudkan secara efektif dalam representasi kebudayaan untuk tujuan pembentukan identitas warganegara. Bangsa yang baik adalah Bangsa yang setiap
warganegaranya harus memiliki sebuah Identitas, karena dengan identitas, bangsa memiliki ciri khas sendiri yang tidak dimiliki oleh bangsa lain. budaya
kewarganegaraan civic culture ini lah yang mampu menopang warganegaranya untuk bisa memunculkan identitas diri sebagai warganegara tersebut. Identitas
warganegara tersebut seperti rasa gotong royong, kebersamaan, dan kekeluargaan.
4. Pelestarian Kebudayaan.
Pelestarian merupakan upaya dinamis untuk mempertahankan keberadaan budaya dan nilainya dengan cara melindungi, mengembangkan, dan
memanfaatkannya. Pelestarian kebudayaan merupakan upaya mempertahankan dan melestarikan kebudayaan yang dimiliki oleh suatu wilayah atau negara yang
mempunyai kebudayaan tersebut. Oleh karena itu pelestarian kebudayaan Indonesia merupakan upaya melindungi, mengembangkan dan mempertahankan
kebudayaan yang ada di Indonesia sesuai dengan nilai-nilai budaya dan rasa memiliki budaya tersebut. Kemudian kita sebagai penerus bangsa wajib ikut serta
dalam melestarikan budaya-budaya bangsa yang sudah ada sejak dulu, dengan cara, mengenal, mempelajari dan mengembangkan dan memperkenalkan budaya
Indonesia agar tetap ada dan mampu dikenal penerus bangsa.
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Observasi merupakan kegiatan pengambilan langsung yang dilakukan peneliti terhadap subyek yang diteliti dengan melihat, mengamati dan ikut terlibat
dalam lingkungan dan kondisi lapangan untuk mengumpulkan dalam studi sebagai
partisipan saja.
Siti Fatimah, 2013 Nilai Budaya Adat Ngarot Kaitannya Dengan “Civic Culture” Sebagai Wujud Pelestarian
Kebudayaan Indonesia Studi kasus masyarakat lelea Desa Lelea Kecamatan Lelea Kabupaten Indramayu
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Hal ini sesuai dengan pendapat Sutrisno Hadi Sugiyono, 2011: 145 bahwa “Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang
tersusun dari berbagai proses biologis dan psikhologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-
proses pengamatan dan ingatan.” Dalam penelitian ini, peneliti melakukan observasi dengan cara mengamati langsung kegiatan adat
„ngarot‟ yang berlokasi di desa Lelea kecamatan Lelea kabupaten Indramayu.
2. Wawancara
Wawancara dilakukan dalam bentuk tanya jawab antara peneliti dengan responden sesuai dengan pedoman wawancara, wawancara dilakukan dengan
berbicara dan berhadapan dengan responden serta mengajukan pertanyaan dalam memperoleh data. Hal ini sesuai dengan pendapat Danial 2009: 71 sebagai
berikut: Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan
dialog, tanya jawab antara peneliti dan responden secara sungguh-sungguh. Wawancara atau interview dilakukan dimana saja selama dialog ini dapat
dilakukan, misalnya sambil berjalan, duduk santai di suatu tempat, di lapangan, di kantor, di bengkel, di kebun, atau dimana saja.
Adapun observasi yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini yaitu pada pelaksanaan upacara adat „Ngarot‟ untuk melihat perwujudan nilai-nilai
budaya yang ada pada upacara adat „Ngarot‟ khususnya yang berkaitan dengan
budaya kewarganegaraan civic culture di desa Lelea. Wawancara yang dilakukan peneliti ini bertujuan untuk mengetahui:
1. Bagaimana proses pelaksanaan adat Ngarot?
2. Nilai-nilai budaya yang terkandung dalam adat Ngarot dalam kaitanya
dengan civic culture? 3.
Upaya apa saja yang dilakukan dalam melestarikan nilai-ni;ai budaya adat Ngarot?
4. Kendala apa saja yang ditemui dalam proses pelestarian nilai-nilai
budaya adat Ngarot? 5.
Solusi apa saja yang diharapkan untuk mengatasi kendala-kendala dalam pelestarian budaya adat „Ngarot‟?
Siti Fatimah, 2013 Nilai Budaya Adat Ngarot Kaitannya Dengan “Civic Culture” Sebagai Wujud Pelestarian
Kebudayaan Indonesia Studi kasus masyarakat lelea Desa Lelea Kecamatan Lelea Kabupaten Indramayu
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Menurut Sugiyono 2011: 231 mengemukakan bahwa “Wawancara
digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga
apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam.”
Berdasarkan pendapat diatas maka untuk melakukan wawancara yang lebih mendalam dan lebih akurat, peneliti harus memperhatikan pertanyaan-pertanyaan
yang akan diajukan untuk responden agar sesuai dengan apa yang peneliti harapkan. Pada penelitian kualitatif, wawancara mendalam dapat dilakukan
dengan dua cara. Pertama, wawancara sebagai strategi dalam mengumpulkan data, pada konteks ini catatan data lapangan yang diperoleh berupa transkrip
wawancara. Kedua, wawancara sebagai penunjang teknik lain dalam mengumpulkan data, seperti analisis dokumen dan studi literatur. Dalam hal ini
peneliti harus bertanya secara rinci kepada responden dan menghindari pertanyaan-
pertanyaan yang memungkinkan responden hanya menjawab “ya” atau “tidak” dan berusaha menghubungkan keseluruhan hasil wawancara melalui
persiapan pertanyaan penelitian yang direncanakan ini diharapkan dalam merespon pertanyaan responden lebih bebas dan terbuka, sehingga pertanyaan
proses tanya jawab mengalir seperti pada percakapan sehari-hari.
3. Studi Literature