2. Kerangka Konsepsi
Konsepsi merupakan bagian yang menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan konsep yang digunakan pernulis. Konsep dasar yang dipergunakan dalam penelitian
tesis ini, antara lain: 1. Wanprestasi adalah suatu bentuk tidak terlaksananya suatu perjanjian
dengan baik akibat dari kelalaian salah satu pihak. Wanprestasi atau yang kadang disebut dengan cidera janji adalah
kebalikan dari pengertian prestasi, dalam bahasa inggris sering disebut dengan istilah default atau non fulfillment atau breach of contract yang
dimaksudkan adalah
tidak dilaksanakannya
suatu prestasi
atau kewajiban sebagaimana mestinya yang telah disepakati bersama,
seperti yang tersebut dalam kontrak bersangkutan. Konsekwensi dari yuridis dari tindakan wanprestasi adalah timbulnya hak dari pihak yang
dirugikan dalam kontrak tersebut untuk menuntut ganti kerugian dari pihak yang telah merugikannya, yaitu pihak yang telah melakukan
wanprestasi.
35
Para sarjana mendefinisikan ingkar janji ke dalam pengertian wanprestasi. Atau ingkar janji menjadi tiga bentuk, yaitu
36
: a. Tidak memenuhi prestasi sama sekali.
b. Terlambat memenuhi prestasi
35
Munir Fuady, Pengantar Hukum Bisnis, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2002, hal 17
36
Ibid. Hal. 17
Universitas Sumatera Utara
c. Memenuhi prestasi secara tidak baik, sedangkan prestasi itu sendiri merupakan objek perikatan berupa memberikan sesuatu, berbuat
sesuatu dan tidak berbuat sesuatu. 2.
Perjanjian adalah suatu keadaan dimana para pihak berjanji untuk berjanji akan sesuatu dengan syarat-syarat dan ketentuan yang disepakati diantara
para pihak. R. Wirjono Prodjodikoro, mendefinisikan perjanjian adalah suatu
perhubungan hukum mengenai harta benda antara dua pihak, dalam mana suatu pihak berjanji atau dianggap berjanji untuk melakukan sesuatu hal
atau untuk tidak melakukan sesuatu hal, sedang pihak lain berhak menuntut pelaksanaan janji itu.
37
Menurut M. Yahya Harahap perjanjian atau verbintennis mengandung pengertian suatu hubungan hukum kekayaanharta benda antara 2 dua
orang atau lebih, yang memberi kekuatan hak pada satu pihak untuk memperoleh prestasi sekaligus mewajibkan pada pihak lain untuk
menunaikan prestasinya.
38
3. Perjanjian pemborongan kerja adalah
Perjanjian pemborongan menurut Subekti adalah suatu perjanjian antara seorang pihak yang memborongkan dengan seorang lain yang
memborong, dimana pihak pertama menghendaki suatu hasil pekerjaan
37
R. Wirjono Prodjodikoro, Asas-asas Hukum Perjanjian, Sumur, Bandung, 1991, 9.
38
M. Yahya Harahap, Segi-Segi Hukum Perjanjian, Alumni, Bandung, 1996, hal. 6
Universitas Sumatera Utara
yang disanggupi oleh pihak lawan, atas pembayaran harga tertentu sebagai harga borongan.
39
4. Pemerintah adalah sistem menjalankan wewenang dan kekuasaan mengatur kehidupan sosial, ekonomi, dan politik suatu Negara atau
bagian-bagiannya; sekelompok orang yang secara bersama-sama memikul tanggung jawab terbatas untuk menggunakan kekuasaan.
40
G. Metode Penelitian 1. Sifat dan Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat perskriptif analitis tentang Wanprestasi Dalam Perjanjian Pemborongan Kerja Milik Pemerintah.
Sifat penelitian preskriptif, artinya penelitian ini berupaya menggambarkan, menjelaskan serta menganalisa peraturan-peraturan yang berhubungan dengan
wanprestasi dan perjanjian pemborongan kerja. Hal ini sesuai dengan karakter preskriptif ilmu hukum, di mana sebagai ilmu yang bersifat preskriptif, ilmu
hukum mempelajari tujuan hukum, nilai-nilai keadilan, validitas aturan hukum, konsep-konsep hukum, dan norma-norma hukum.
41
Penelitian hukum dilakukan untuk menghasilkan argumentasi, teori, atau konsep baru sebagai
preskripsi dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi.
39
R. Subekti, Aneka Hukum Perjanjian, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 1984, hal. 58.
40
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 2002, hal. 859.
41
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Prenada Media Group, Jakarta, 2005, Hal. 22
Universitas Sumatera Utara
Jenis penelitian hukum yang digunakan dalam tesis ini adalah metode yuridis
normatif
42
dengan pendekatan
perundang-undangan statute
approach , yaitu menggunakan peraturan perundang-undangan sebagai dasar
awal melakukan
analisis
43
terhadap wanprestasi
dalam perjanjian
pemborongan kerja milik Pemerintah. Karena merupakan sebuah kegiatan ilmiah yang didasarkan atas metode sistematika serta pemikiran tertentu yang
bertujuan untuk mempelajari satu atau beberapa gejala hukum, sehingga perlu dilakukan proses wawancara untuk mendukung penelitian kepustakaan.
Penelitian hukum normatif disebut demikian karena penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan atau penelitian dokumen yang ditujukan
atau dilakukan hanya pada peraturan perUndang-Undangan yang relevan
dengan permasalahan yang diteliti atau dengan perkataan lain melihat hukum dari aspek normatif.
44
2. Sumber Data Penelitian