c. Sebagai bahan masukan atau pertimbangan dalam pelaksanaan pemeriksaan terhadap Wajib Pajak.
Bagi Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara
a. Membangun kerja sama yang baik antara Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah dengan Universitas Sumatera Utara, khususnya Program Studi Diploma III Administrasi
Perpajakan. b. Mendapat masukan dan saran untuk penyempurnaan kurikulum yang berlaku di Program
Studi Diploma III Administrasi Perpajakan. c. Untuk memberikan tes secara nyata terhadap lulusan atas ilmu yang diterapkan.
C. Uraian Teoritis
Defenisi pajak yang dikemukakan oleh Dr. Soeparman Soemahamidjaja dalam disertasinya yang berjudul Pajak Berdasarkan Asas Gotong Royong, Universitas Padjadjaran,
Bandung, 1964: “Pajak adalah iuran wajib, berupa uang atau barang, yang dipungut oleh penguasa berdasarkan norma-norma hokum, guna menutup biaya produksi barang-barang dan
jasa-jasa kolektif dalam mencapai kesejahteraan umum.” Suandy, 2005: 10 Menurut Undang-Undang Nomor 6 tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 tahun 2009, pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang
bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Dan
di dalam pasal 1 angka 25 Undang-Undang tersebut dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah data, keterangan, danatau
bukti yang dilaksanakan secara objektif dan profesional berdasarkan suatu standar pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan danatau untuk tujuan lain dalam
rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Pelaksanaan pemeriksaan pajak dilakukan oleh pemeriksa pajak yang telah ditunjuk dan
dibuktikan dengan suatu tanda pengenal pemeriksa pajak. Tidak semua pemeriksa pajak dapat melakukan pemeriksaan pajak. Mereka yang melakukan pemeriksaan pajak telah dibekali
dengan pendidikan berkaitan dengan tata cara perpajakan dan pendidikan terkait dengan materi undang-undang pajak yang berkaitan dengan objek yang akan diperiksa.
Pemeriksaan dapat dilakukan di Kantor Jendral Pajak Pemeriksaan Kantor atau di tempat kedudukan, tempat kegiatan usaha, tempat tinggal Wajib Pajak atau tempat lain yang
ditentukan oleh Direktur Jendral Pajak Pemeriksaan Lapangan yang ruang lingkup pemeriksaannya dapat meliputi satu jenis pajak, beberapa jenis pajak, atau seluruh jenis pajak,
baik untuk tahun lalu maupun tahun berjalan. Pemeriksaan dapat dilakukan terhadap Wajib Pajak, termasuk terhadap instansi pemerintah dan badan lain sebagai pemungut pajak atau
pemotong pajak. Pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak
dapat dilakukan dalam hal Wajib Pajak Peraturan Menteri Keuangan Nomor 82PMK.032011, Pasal 3 ayat 3:
1. Menyampaikan Surat Pemberitahuan yang menyatakan lebih bayar, termasuk yang telah diberikan pengembalian pendahuluan kelebihan pajak;
2. Menyampaikan Surat Pemberitahuan yang menyatakan rugi; 3. Tidak menyampaikan atau menyampaikan Surat Pemberitahuan tetapi melampaui jangka
waktu yang telah ditetapkan dalam Surat Teguran;
4 Melakukan penggabungan, peleburan, pemekaran, likuidasi, pembubaran, atau akan meninggalkan Indonesia untuk selama-lamanya;
5. Menyampaikan Surat Pemberitahuan yang memenuhi kriteria seleksi berdasarkan hasil analisis risiko risk based selection mengindikasikan adanya kewajiban perpajakan
Wajib Pajak yang tidak dipenuhi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
Selain itu Direktur Jendral Pajak juga berwenang melakukan pemeriksaan untuk tujuan lain Surat Edaran Direktur Jendral Pajak SE – 116PJ2009 tentang Kebijakan Pemeriksaan
Untuk Tujuan Lain, dengan kriteria antara lain sebagai berikut: 1. Pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP danatau pengukuhan Pengusaha Kena
Pajak PKP secara jabatan; 2. Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP
danatau pencabutan pengukuhan PKP ;
3. Wajib Pajak mengajukan keberatan; 4. Pengumpulan bahan guna penyusunan Norma Penghitungan Penghasilan Neto;
5. Penentuan Wajib Pajak berlokasi di daerah terpencil; 6. Penetuan satu atau lebih tempat terutang Pajak Pertambahan Nilai;
7. Pemeriksaan dalam rangka penagihan pajak; 8.
Penentuan saat produksi dimulai atau memperpanjang jangka waktu kompensasi kerugian
sehubungan dengan pemberian fasilitas perpajakan; danatau 9.
Memenuhi permintaan informasi dari negara mitra Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda
.
D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri