BAB 1 PENDAHULUAN
1.1.Latar belakang
Penyakit kelamin adalah penyakit yang penularannya terutama melalui hubungan seksual. Meskipun demikian tidak berarti bahwa semuanya harus
melalui hubungan seksual, tetapi beberapa ada yang dapat juga ditularkan melalui kontak tidak langsung dari alat-alat, handuk, termometer, dan lain sebagainya.
Cara hubungan kelamin tidak hanya terbatas secara genito-genital saja, tetapi dapat juga secara oro-genital, atau ano-genital, sehingga kelainan yang timbul
akibat penyakit kelamin ini tidak terbatas hanya pada daerah genital saja, tetapi dapat juga pada daerah ekstra genital Daili, 2010.
Penyakit kelamin Venereal diseases sudah lama dikenal dan beberapa diantaranya sangat populer di Indonesia yaitu sifilis dan gonore. Dengan semakin
majunya ilmu pengetahuan, seiring dengan perkembangan peradaban masyarakat, banyak ditemukan penyakit-penyakit baru, sehingga istilah itu tidak lagi sesuai
dan diubah menjadi Sexually Transmitted Disease STD atau Penyakit Menular Seksual PMS. Sejak tahun 1998 istilah STD mulai berubah menjadi STI
Sexually Transmitted Infection, agar dapat menjangkau penderita yang asimtomatik Hakim, 2003.
Dunia kedokteran akhir-akhir ini menaruh perhatian terhadap kenaikan insidensi kondiloma akuminata, mengingat telah diketahui adanya hubungan
antara penyebab kondiloma akuminata terutama HPV subtipe 16, 18 dengan lesi invasif atau prakanker serviks, vagina, vulva, anus, dan penis. Epidemiologi
kondiloma akuminata analog dengan herpes genital yaitu prevalensi infeksi subklinis jauh lebih besar dibandingkan infeksi klinis. Di AS dari 122 juta
penduduk berusia 15-49 diperkirakan lebih dari 1 yang menderita kondiloma
Universitas Sumatera Utara
akuminata dan 2 yang subklinis. Di Swedia dengan menggunakan teknik PCR didapatkan prevalensi kondiloma akuminata terutama HPV tipe 6 atau 16 sebesar
84 pria yang datang di klinik PMS Hakim, 2003. Di Surakarta dan sekitarnya perkembangan kondiloma akuminata sangat
pesat. Hanya dalam waktu 5 tahun, pasien dengan jenis penyakit ini yang berkunjung ke poliklinik PMS Rumah Sakit Umum Daerah Dr Moewardi,
Surakarta meningkat sangat tajam. Pada tahun 2003, jumlah pasien penyakit ini yang datang berkunjung ke poliklinik PMS di RSUD Dr Moewardi berada pada
urutan ke 78. Namun, pada tahun 2007, jumlah pasien jenis penyakit ini masuk menduduki urutan ketiga penyakit. Jumlah pasien penyakit ini sekitar 20 dari
PMS lainnya Sinombor, 2008. Berjalan dari hal tersebut di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai “Karakteristik Pasien Kondiloma Akuminata di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan RSUPHAM periode 1 Januari 2008
– 31 Desember 2011”.
1.2.Rumusan Masalah
Bagaimana karakteristik pasien kondiloma akuminata yang berobat ke poli ilmu kesehatan kulit dan kelamin Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan
RSUPHAM.
1.3.Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui karakteristik pasien-pasien kondiloma akuminata yang berobat ke poli ilmu kesehatan kulit dan kelamin RSUPHAM.
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Mengetahui karakteristik pasien kondiloma akuminata berdasarkan usia
2. Megetahui karakteristik pasien kondiloma akuminata berdasarkan jenis
kelamin
Universitas Sumatera Utara
3. Mengetahui karakteristik pasien kondiloma akuminata berdasarkan
pendidikan 4.
Mengetahui karakteristik pasien kondiloma akuminata berdasarkan pekerjaan
5. Mengetahui karakteristik pasien kondiloma akuminata berdasarkan status
pernikahan
1.4.Manfaat Penelitian
1.4.1. Bagi peneliti
1. Dapat menambah wawasan peneliti mengenai kondiloma akuminata
2. Sebagai sarana pengembangan ilmu yang telah diperoleh di Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara FK USU 1.4.2.
Bagi RSUPHAM 1.
Memberi informasi mengenai karakteristik pasien kondiloma akuminta yang berobat di poli ilmu kesehatan kulit dan kelamin RSUPHAM
2. Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan populasi yang paling
beresiko mengidap kondiloma akuminata, sehingga dapat melakukan pencegahan, diagnosis dini, dan penanganan yang tepat
1.4.3. Bagi masyarakat
Sebagai sumber informasi sehingga dapat menambah wawasan serta melakukan pencegahan agar tidak menderita kondiloma akuminata.
1.4.4. Bagi instalasi pendidikan
1. Sebagai refrensi dalam memperbarui ilmu
2. Sebagai acuan terhadap pembuatan penelitian bagi peneliti selanjutnya
1.4.5. Bagi profesi
1. Dapat melakukan pencegahan terhadap penyebaran kondiloma akuminata
2. Dapat memberi penyuluhan kepada masyarakat mengenai penyakit
kondiloma akuminata 3.
Dapat melakukan diagnosis dini
Universitas Sumatera Utara
4. Dapat memberikan penanganan yang tepat
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 Tinjauan Pustaka