Potensi Limbah Tanaman Pangan di Kabupaten Garut Jawa Barat untuk Pengembangan Budidaya Ternak Sapi Perah

POTENSI LIMBAH TANAMAN PANGAN DI KABUPATEN
GARUT JAWA BARAT UNTUK PENGEMBANGAN
BUDIDAYA TERNAK SAPI PERAH

DIZKY ANTORIDA

DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN TERNAK
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Potensi Limbah
Tanaman Pangan Di Kabupaten Garut Jawa Barat Untuk Pengembangan
Budidaya Ternak Sapi Perah adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan

dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, September 2014

Dizky Antorida
NIM D24100046

ABSTRAK
DIZKY ANTORIDA. Potensi Limbah Tanaman Pangan Di Kabupaten Garut
Jawa Barat Untuk Pengembangan Budidaya Ternak Sapi Perah. Dibimbing oleh
ERIKA BUDIARTI LACONI dan SRI MULATSIH.
Kabupaten Garut merupakan salah satu penyumbang produksi pertanian
terbesar di Jawa Barat, sehingga juga memproduksi limbah pertanian yang dapat
digunakan untuk sumber pakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi
limbah pertanian untuk pakan ternak sapi perah berdasarkan kuantitas dan potensi
produksi limbah kabupaten menggunakan IKPP (Indeks Konsentrasi Produksi
Pakan), mengidentifikasi kualitas nutrisi limbah pertanian, menentukan kapasitas
tampung pengembangan sapi perah berdasarkan ketersediaan limbah pertanian
sebagai sumber hijauan pakan ternak di Kabupaten Garut. Metode pengumpulan

data primer diperoleh dari survey langsung, dan data sekunder dari dinas terkait.
Hasil analisa potensi jumlah ketersediaan limbah yang besar berdasarkan nilai
IKPP untuk pengembangan sapi perah berada di sembilan kecamatan yakni
Bungbulang, Banjarwangi, Limbangan, Malangbong, Bayongbong, Pamulihan,
Banyuresmi, Kadungora, dan Karangpawitan. Limbah pertanian terdiri dari empat
komoditas yang digunakan sebagai pakan di Kabupaten Garut yaitu padi, jagung,
ubi jalar, dan kedelai, jumlah produksi total limbah segar adalah 87 314.21 ton
tahun-1 BK, 7 001.8 ton tahun-1 PK, 30 985.17 ton tahun-1 TDN. Jumlah efektif
untuk penngembangan sapi perah yaitu berdasarkan ketersediaan total digestible
nutrient 15 709 dan perbandingan pengembangan ternak sapi perah dengan
jumlah ternak yang sudah ada adalah 5.45 kali lipat.
Kata kunci: Potensi pakan, Kapasitas tampung, Sapi perah

ABSTRACT
DIZKY ANTORIDA. Potential Farming Waste for Develop Dairy Cattle Program
in Garut District West Java. Supervised by ERIKA BUDIARTI LACONI and SRI
MULATSIH.
Garut District is one of the largest contributors to agricultural products,
this can result in waste that can be used for feed. This study aimed to identify of
agriculture waste for feed dairy cattle based on the quantity and the most

potentially district produced waste using IKPP (Forage Production Concentration
Index), identifying nutrient quality of agriculture waste, determined the dairy
cattle carrying capacity based on agriculture waste availability as forage source at
Garut District. Method of primary data collection was obtained from direct
surveys, and secondary data from the department of agriculture. The results
analysis of agriculture waste for feed, the most potential for development of dairy
cattle in the nine districts namely Bungbulang, Banjarwangi, Limbangan,
Malangbong, Bayongbong, Pamulihan, Banyuresmi, Kadungora, Karangpawitan.
Amount of the waste consists of waste four commodity used as feed in Garut
District namely rice, corn, sweet potatoes, and soybeans, the total number of
waste production in DM was 87 314.21 tons year-1, CP 7 001.8 tons year-1, TDN
30 985.17 tons year-1. Effective addition to dairy development is based on the
availability of total digestible nutrients and comparison with the number of
livestock development there is 5.45 times.
Keywords: Feed potential, Carrying capacities, Dairy cows

POTENSI LIMBAH TANAMAN PANGAN DI KABUPATEN
GARUT JAWA BARAT UNTUK PENGEMBANGAN
BUDIDAYA TERNAK SAPI PERAH


DIZKY ANTORIDA

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Peternakan
pada
Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan

DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

Judul Skripsi : Potensi Limbah Tanaman Pangan di Kabupaten Garut Jawa Barat
untuk Pengembangan Budidaya Ternak Sapi Perah
Nama
: Dizky Antorida
NIM
: D24100046


Disetujui oleh

Prof Dr Ir Erika B Laconi, MS
Pembimbing I

Dr Ir Sri Mulatsih, MSc Agr
Pembimbing II

Diketahui oleh

Prof Dr Ir Panca Dewi Manu Hara Karti, MSi
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Agustus 2013 ini ialah

kapasitas penambahan populasi ternak ruminansia, dengan judul Potensi Limbah
Tanaman Pangan Di Kabupaten Garut Jawa Barat Untuk Pengembangan
Budidaya Ternak Sapi Perah.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan utama melihat berapa besar potensi
pengembangan ternak sapi perah di Kabupaten Garut berdasarkan ketersediaan
hijauan berupa limbah pertanian. Limbah pertanian yang tersisa di lahan pertanian
masih banyak dan sangat berpotensi digunakan untuk pakan ternak ruminansia.
Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Bogor, September 2014
Dizky Antorida

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
METODE
Tempat dan Waktu Penelitian
Alat

Bahan
Metode Pengumpulan Data
Identifikasi Potensi dan Kuantitas Sumber Pakan Lokal
Pengumpulan Sampel Pakan Asal Limbah Pertanian
Indeks Konsentrasi Produksi Pakan (IKKP) Limbah Tanaman Pangan
Evaluasi Kualitas Nutrien Bahan Pakan
Prusuksi Limbah
Kapasitas Pengembangan Populasi Ternak Ruminansia (KPPTR)
Prosedur Analisis Data
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Umum Kabupaten Garut
Kondisi Peternakan Kabupaten Garut
Potensi Ternak di Kabupaten Garut
Potensi Sumber Pakan Lokal di Kabupaten Garut
Identifiksi Kualitas Limbah
Daya Dukung Wilayah Berdasarkan Potensi Limbah untuk Pengembangan
Ternak Sapi Perah
SIMPULAN
SARAN
DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

vi
vi
vi
1
2
2
2
2
2
3
3
3
3
4
4
5
5

5
5
6
6
9
9
12
12
12
14
15

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7


Kondisi peternak Kabupaten Garut
Konversi limbah pertanian
Produksi total limbah dan IKPP (Indeks Konsentrasi Produksi Pakan)
Kandungan nutrien limbah pertanian berdasarkan 100% BK
Produksi BK, PK, TDN limbah
Kebutuhan hijauan ruminansia
KPPTR (Kapasitas Pengembangan Populasi Ternak Ruminansia) sapi
perah

6
7
8
9
9
10
10

DAFTAR LAMPIRAN
1

2
3
4
5

Produksi pertanian
Kandungan limbah dan IKPP
Produksi BK, PK, TDN limbah
Kebutuhan BK, PK, TDN ternak ruminansia
Konsumsi BK, PK, TDN sesuai kebutuhan jenis ternak (sapi perah dan
sapi pedaging)
6 Konsumsi BK, PK, TDN sesuai kebutuhan jenis ternak (domba dan
kambing)

14
15
16
17
17
18

PENDAHULUAN
Jawa Barat merupakan salah satu daerah penghasil produk pertanian
terbesar di Indonesia. Kabupaten Garut merupakan salah satu kabupaten
penyumbang produk pertanian terbesar di Jawa Barat, dapat dilihat dari jumlah
produksi komoditi tanaman pangan yaitu mencapai 1 922 764 ton tahun-1 diambil
dari rata-rata dalam tiga tahun terakhir, sedangkan produksi total Jawa Barat yaitu
13 064 539 ton/tahun (Jawa Barat dalam Angka 2012) dimana Kabupaten Garut
menyumbang 14.7% dari total hasil pertanian komoditi tanaman pangan. Hal ini
didukung oleh iklimnya yang beriklim tropis basah dengan bulan basah 9 bulan
dan bulan kering 3 bulan (BPS Kab Garut 2011). Besarnya produksi dan variasi
komoditi tanaman pangan di Kabupaten Garut diiringi dengan hasil sampingan
yang besar berupa limbah tanaman pangan. Permasalahan yang sering dihadapi
dalam usaha pengembangan ternak sapi perah di Kabupaten Garut adalah
pengadaan pakan akibat dari kurang memperhitungkan potensi lokal dan daya
dukung pakan yang tersedia. Padahal pakan merupakan input terbesar pada sistem
peternakan yaitu mencapai 60-70% dari total proses produksi peternakan. Kendala
tersebut dapat diatasi dengan salah satunya adalah pemanfaatan limbah pertanian
sebagai pakan ternak sapi perah (Syamsu et al. 2003), karena sapi perah
merupakan jenis dari ruminansia yang dapat memakan limbah pertanian dibantu
oleh bakteri dalam pencernaan fermentasi di dalam rumennya. Mengindentifikasi
potensi sumberdaya pakan lokal asal limbah tanaman pangan perlu dilakukan
untuk mengetahui daya dukung aktualnya terhadap pengembangan peternakan di
Kabupaten Garut dan potensi penambahan jumlah ternaknya, tidak hanya
berpatokan pada total kuantitas tetapi juga berdasarkan kualitas nutrien dalam
total bahan kering (BK), protein kasar (PK), dan total digestible nutrient (TDN).
Hal itu bisa menjadi dasar untuk meningkatkan populasi dan produksi ternak sapi
perah di Kabupaten Garut.
Kabupaten Garut juga berpotensi untuk pengembangan peternakan sapi
perah di Jawa Barat, dengan letak geografis yang cukup strategis berada di dataran
tinggi atau pegunungan dan variasi temperatur bulanan berkisar antara 24 °C 27 °C (BPS Kab Garut 2011) membuat suhu udaranya cukup sejuk dan cocok
untuk pengembangan budidaya khususnya ternak sapi perah. Suhu nyaman untuk
ternak sapi perah di Indonesia menurut Jones and Stallings (1999) berada di
kisaran 5 oC – 25 oC. Selain itu jumlah populasi sapi perah juga masih sedikit di
Kabupaten Garut yaitu 17 464 ST (Satuan Ternak) (Dinas Peternakan 2013). Perlu
adanya pengembangan populasi sapi perah juga dikarenakan kebutuhan susu di
Indonesia 80% masih import (Farid 2011), tidak bisa memenuhi kebutuhannya
sendiri.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi berbagai jenis limbah
tanaman pangan sebagai sumber hijauan untuk pakan ternak sapi perah
berdasarkan kuantitas, menentukan kecamatan yang paling berpotensi
menyediakan limbah menggunakan Indeks Konsentrasi Produksi Pakan (IKPP),
mengidentifikasi kualitas nutrien dari berbagai limbah tanaman pangan,
mengevaluasi potensi sumber pakan berdasarkan ketersediaan nutrien terhadap
peningkatan ternak sapi perah di Kabupaten Garut.

2

METODE
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Agustus sampai bulan Desember
2013. Data primer diperoleh dari kuisioner yang disebar di Kecamatan Wanaraja,
Ciserepan, dan Karang Pawitan yang mewakili Kabupaten Garut. Kecamatan
terpilih melalui metode purposive sampling berdasarkan jumlah populasi ternak
yang didapatkan dari dinas peternakan. Kecamatan yang terpilih sudah
representatif mewakili seluruh kecamatan di Kabupaten Garut sehingga data dapat
dikonversi untuk menggambarkan kecamatan lainnya. Analisis kandungan nutrien
bahan pakan dilaksanakan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan,
Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, IPB.

Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian yang berada di lapang langsung
untuk pengambilan data kuantitas dan dilanjutkan di laboratorium untuk
menganalisa kualitas sampel ini antara lain adalah formulir kuisioner dan alat tulis
untuk mengumpulakan data sekunder dan data hasil wawancara. Alat untuk
mengambil sampel dan menghitung konversi limbah pertanian di lapang seperti
gunting, kantong, timbangan dan tali. Alat laboratorium analisa proksimat untuk
menganalisa kandungan nutrien pada sampel. Untuk pengolahan data
menggunakan alat Microsoft Exel 2007.

Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain sampel limbah
yang digunakan untuk pakan ternak dan bahan- bahan kimia untuk analisis
proksimat di laboratorium. Buku berisi data yang diperlukan merupakan sumber
data sekunder dari dinas pertanian, peternakan, dan BPS Kabupaten Garut

Prosedur Pengumpulan Data
Data yang diperoleh dari penelitian ini adalah data potensi sumberdaya
pakan dan ternak berupa data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh
dari wawancara langsung ke peternak yang ada di tiga Kecamatan terpilih dengan
menggunakan kuisioner. Jumlah kuisioner yang disebar sebanyak 30 buah dari 30
peternak di tiga kecamatan terpilih di Kabupaten Garut. Data sekunder diperoleh
dari Dinas Peternakan, Dinas Tanaman Pangan dan Badan Pusat Statistik (BPS)
Kabupaten Garut. Data yang dikumpulkan antara lain: (a) Informasi mengenai
karakteristik daerah yang berhubungan dengan topik, yaitu: identitas peternak,
tipe iklim, populasi ternak, dan jumlah limbah pertanian yang berpotensi untuk
digunakan sebagai pakan; (b) Manajemen peternakan, yaitu antara lain: jumlah

3
dan jenis pakan yang diberikan oleh peternak, mekanisme penyediaan dan
pemberian pakan; (c) Analisis kualitas nutrisi bahan pakan ternak berupa
kandungan BK, PK dan TDN; (d) Data konversi tanaman pangan perbagian yang
berpotensi sebagai pakan ternak.

Identifikasi Potensi dan Kuantitas Sumber Pakan Lokal

Pengumpulan Sampel Pakan Asal Limbah Pertanian
Data pakan ternak yang digunakan diperoleh melalui survei pada tiga
kecamatan di Kabupaten Garut. Limbah dari setiap komoditi tanaman pangan
yang dijadikan pakan ternak dikumpulkan lalu diperoleh bobot segar serta bobot
keringnya. Bobot kering diperoleh setelah dikeringkan dalam oven suhu 60 oC.
Sampel kering udara digiling untuk analisa kimia untuk mengetahui kualitas
nutrien aktual limbah tanaman sebagai sumber pakan.
Untuk mengetahui potensi limbah tanaman pertanian dari satu komoditi
bahan akan ditimbang bobot satu batang utuh, kemudian tiap bagian di pisahkan
yang potensial dan dicari berat segar, kering dan kualitas nutriennya. Jumlah yang
dapat dikonsumsi manusia dan dijadikan pakan ternak akan dikonversi kedalam
persen (%) bagian utuhnya.

Indeks Konsentrasi Produksi Pakan (IKPP) Limbah Tanaman Pangan
(Syamsu 2006)
-

-

-

Menentukan potensi produksi hasil sampingan tanaman di masing-masing
kecamatan di Kabupaten G
.
g
≥ .0 merupakan
wilayah yang memiliki keunggulan produksi limbah dengan kategori tinggi
dibandingkan wilayah lainnya. Kecamatan dengan IKPP 0.5 -