Pengertian Desain

1. Pengertian Desain

Awalnya desain merupakan kata serapan baru dari design dalam bahasa Inggris. Secara epistimologis Jervis dalam (Agus Sachari, 2005: 3) menyebutkan bahwa kata desain berasal dari bahasa Itali, yakni designo yang berarti gambar. Agus Sachari (2005: 3) menjelaskan bahwa Ruskin dan Morris berhasil membuat desain sebagai seni berketrampilan tinggi (art dan craff).

Widagdo menyebutkan bahwa kata “design” pertama kali disebut pada English Oxford Dictionary terbitan tahun 1588 yang berarti adalah: ”(1) Rencana atau skema yang dibuat manusia yang akan direalisasikan. (2) Gambar rencana untuk sebuah karya seni rupa atau seni terapan (applied art), untuk panduan pelaksanaannya”(http://www.fsrd.itb.ac.id/wpcontent/uploads/2006/08/Isi%20Artikel %20Jurnal %20 Desain.pdf).

Pengertian desain dapat dilihat dari berbagai sudut pandang menurut konteksnya. Gropius dalam (Agus Sachari, 2005: 5) menyebutkan bahwa pada awal abad ke- 20 desain mengandung pengertian sebagai suatu kreasi seniman untuk memenuhi kebutuhan tertentu dan cara tententu. Menurut Agus Sachari dalam dekade ini merupakan tahapan transformasi dari pengertian desain sebelumnya yang menekankan pada unsure dekoratif, kriya, dan fungsi. Tahun 60-an pengertian desain lebih bersifat rasional yang terungkap sebagai berikut:

· Desain merupakan pemecahan masalah dengan suatu target yang jelas. (Archer, 1965).

1963). · Desain adalah tindakan dan inisiatif untuk mengubah karya manusia

(Jones, 1970 dalam Agus Sachari, 2005:5).

Dekade selanjutnya pengertian desain begitu variatif dan berkembang di berbagai negara. Bruce Archer dalam (Agus Sachari, 2005:6) merupakan salah satu tokoh yang mengevalusi pengertian desainnya sebagai berikut:

Desain adalah salah satu bentuk kebutuhan badani dan rohani manusia yang dijabarkan melalui berbagai bidang pengalaman, keahlian, dan pengetahuannya yang mencerminkan perhatian pada apresiasi dan adaptasai terhadap sekelilingnya, terutama yang berhubungan dengan bentuk, komposisi, art, nilai, dan berbagai tujuan benda buatan manusia (Archer, 1976 dalam Agus Sachari, 2005: 6).

Perkembangan pengertian desain pada dekade 80-an diperkaya oleh Nimpeno, seorang ahli psikologi menyatakan bahwa “desain adalah pemaknaaan fakta-fakta menjadi fenomena-fenomena yang subyektif” (Agus Sachari, 2004:7). Menurut Gunawan, seorang desainer interior profesional bahwa “desain adalah terjemahan fisik dari aspek sosial , ekonomi, dan tata hidup manusia dan merupakan cermin budaya” (Agus Sachari, 2005:7).

Desain mengalami pergeseran-pergeseran dalam dekade 90-an. Agus Sachari menyebutkan pengertian desain dalam decade 90-an antara lain sebagai berikut:

· Desain dapat dikatakan sebagai suatu yang tumbuh dalam kebudayaan kontemporer (Rachel Cooper, 1994).

· Desain adalah wahana pembantu untuk melaksanakan inovasi pada

berbagai kegiatan industri dan bisnis (Bruce Nussbaum, 1997). · Desain adalah suatu tindakan yang memberi jaminan inovasi produk di

masa depa (Lou Lenzi, 1997). · Desain adalah suatu tindakan yang memberi jaminan inovasi produk masa

depan. (deo, 1997).

kualitas proses, pelayanan dan sistem, bagaikan sebuah lingkaran, yang saling berhubungan. Selain itu, desain merupakan faktor yang membangun kegiatan inovasi pemanusiaan teknologi, dinamika budaya dan perubahan ekonomi (ICSID, 1999 dalam Agus Sachari, 2005:7).

Di akhir abad 20, peranan desain semakin berkembang. Nanang Rizali (2006:11) menjelaskan bahwa JDF (Japan Design Foundation) menetapkan lima kriteria untuk desain produk yang baik (good desain), yakni perwujudan fungsi, kualitas, keselamatan, dan kelayakan. Lebih lanjut bahwa krititeria perwujudan perlu dikaji nilai estetisnya.

Nanang Rizali menjelaskan (2006:40) dalam Tinjuan Desain Tekstil bahwa proses desain pada hakekatnya adalah usaha kreatif untuk memenuhi kebutuhan manusia. Guna pemenuhan kebutuhan rohani dan jasmani, desain mempunyai hubungan dengan berbagai faktor seperti ekonomi, sosial, budaya, teknologi, estetika, dan lain-lain. Proses desain diharapkan dapat memenuhi tuntutan pemakai, pasar, dan pembelinya. Hal tersebut senada dengan pernyataan Clipson dalam (Nanang Rizali, 2006:40) bahwa mendesain adalah menerjemahkan kebutuhan, tujuan, dan gagasan pemakai yang sesuai dengan spesifikasi teknologi, sosial, dan lingkungan. Pertimbangan kegunaaan produk atau layanan jasa dalam lingkungan yang mengacu pada pasar dan pembeli.