ANALISIS FAKTOR –FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PDB UMKM DI INDONESIA TAHUN 2006-2009

ANALISIS FAKTOR –FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PDB UMKM DI INDONESIA TAHUN 2006-2009

SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk

Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh :

Anindhita Fajar Rejeki F0107027 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

commit to user

commit to user

commit to user

MOTTO

“Kegagalan adalah sebuah keberhasilan yang tertunda. Jadi, janganlah engkau takut gagal”

“Janganlah pernah mengeluh dan mengatakan kepada Allah kita punya masalah

besar, tapi katakanlah kepada masalah, bahwa kita memiliki Allah

Yang Maha Besar”

“Jadikan hidupmu di dunia seakan engkau seorang perantau yang mencari, mencari dan mencari. Bila kamu di waaktu sore, jangan tunggu esok hari, dan bila kamu di waktu pagi janganlah tunggu waktu sore”

“Pupuklah Kecemburuan pada kesuksesan orang lain, karena

itu akan memotivasi diri kita”

“Bersyukurlah atas ujian kesulitan yang diberikan Allah, karena itu tanda Allah sayang kita. Karena semakin sayang Allah pada hambanya, maka Dia akan menambah ujian, agar kita menjadi tambah bijak dan tegar hatinya”

commit to user

HALAMAN PERSEMBAHAN

Penulis persembahkan karya kecil ini kepada:

§ Allah SWT § Bapak dan Ibuk § Kakak, adik, ponakan, yuneku § Keluarga besarku § Almamater § Teman ku EP di kelas A maupun B, temanku di jurusan

manajemen maupun akuntansi § Genx Krezex Smada: Nana, Maya, Rayi, Dewi, Bona, Erma,

Upik, Fitria, Ihdi § Temanku di rumah; Erna, Greaty, Adis, Putri, Fian, Aan,

Ghosan, Seno, Priska, Riza § Tetanggaku dan Neo Muda-Mudi Jahidan Rt 02

commit to user

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME yang telah melimpahkan berkat serta rahmat-Nya, sehingga dengan bimbingan, pertolongan, izin dan kasih karunia-Nya penulis mampu menyelesaikan skripsi dengan judul :

“Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi PDB UMKM di Indonesia

Tahun 2006-2009”. Sebuah berkat dan kebahagian tersendiri bagi penulis dapat menyusun karya kecil ini sebagai upaya untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada Fakultas Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan Universitas Sebelas Maret.

Skripsi ini dapat terselesaikan atas bantuan dari banyak pihak yang berupa bantuan, bimbingan, dukungan, doa serta motivasi. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis ingin menghaturkan terima kasih kepada:

1. Bapak DR. AM. Soesilo, MS selaku Dosen Pembimbing yang dengan penuh kesabaran membantu, membimbing, dan meluangkan waktu bagi penulis dalam proses penulisan skripsi.

2. Bapak Prof. DR. Bambang Soetopo, M.Comm,Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Ibu Siti Aisyah Tri R., SE, Msi., selaku Dosen Pembimbing Akademik

4. Bapak Drs. Kresno Sarosa Pribadi, M.Si selaku Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan.

5. Ibu Izza Mafruhah, S.E., M.Si selaku Sekertaris Jurusan Ekonomi Pembangunan.

commit to user

6. Bapak dan Ibu tercinta yang senantiasa memberikan dorongan, motivasi, kasih sayang, kesabaran dan doa kepadaku.

7. Kakak, Adik, ponakan dan yuneku yang selau memberikan dukungan.

8. Teman-teman Jurusan Ekonomi pembangunan 2007 kelas B: Eliza, Desta, Ratih, Liya, Fina, Nene, Yeyen, Ari, Thithut, Rendi, Ebby, Angga, Johan, Eko, Andri, Andhika, Faisal, Sesil, Faya, Tarni, Iis, Wiya, Muth, Nastiti, Satya, Vika, Beni, Fafa, Kunto.

9. Panel data group discussion: Sesil, Ari, Rizki. Terima kasih karena sudah mengajariku tentang data panel.

10. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu atas bantuannya kepada penulis hingga terselesaikan penelitian ini.

Akhirnya, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya atas kekurangan tersebut. Semoga karya kecil ini dapat memberikan manfaat bagi diri penulis dan pembaca semua.

Surakarta, 18 Maret 2011

Penulis

Anindhita Fajar Rejeki

commit to user

a. Pengaruh Tenaga Kerja terhadap PDB......................... 65

b. Pengaruh Investasi terhadap PDB…………………...

65

c. Pengaruh Jumlah unit usaha terhadap PDB....................

66

d. Nilai intersep masing-masing Usaha………………..

66 BAB V PENUTUP................................................................................

68

A. Kesimpulan................................................................................

68

B. Saran .........................................................................................

69

DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 71 LAMPIRAN......................................................................................... 73

commit to user

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Perkembangan Kredit UMKM di Indonesia ……....………. 3 Tabel 1.2

Komposisi Kelompok Usaha & penciptaan lapangan kerja di Indonesia................................................................... 5

Tabel 1.3 Rata-rata sumbangan UMKM terhadap PDB................…..…6 Tabel 4.1

Hasil Estimasi Data Panel dengan Pooled OLS……………. 50

Tabel 4.2 Hasil Estimasi Data Panel dengan Fixed Effect...………..... 51 Tabel 4.3

Hasil Estimasi Data Panel dengan Random Effect ..........…. 54 Tabel 4.4

Perbandingan Hasil estimasi ….…….................................. 56 Tabel 4.5

Hasil uji Pendekatan Koutsoyiannis……………………..…. 63

commit to user

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Daerah Kritis Uji t ............………………………………... 38 Gambar 3.2 Daerah Kritis Uji F ...........………………………………... 39 Gambar 3.3 DW-Test…………….. ....……………………………….... 43 Gambar 4.1 Uji t Untuk Variabel Tenaga Kerja (TK)………………..… 59 Gambar 4.2 Uji t Untuk Variabel Investasi (I)…………......………….. 60 Gambar 4.3 Uji t Untuk Variabel Jumlah Unit Usaha (JUu)…...……….. 61 Gambar 4.4 Uji F…………………………..………………………….... 61 Gambar 4.5 Statistik d Durbin Watson…………………………………. 64

commit to user

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Data PDB, Tenaga Kerja UMKM, Investasi UMKM, Jumlah industri UMKM di Indonesia tahun 2007 – 2009.

Lampiran B Hasil Regresi Utama Pengaruh Tenaga Kerja, Investasi dan Jumlah

Unit Usaha UMKM terhadap tingkat PDB UMKM di Indonesia tahun 2006- 2009

Lampiran C Hasil Regresi Uji pendekatan Koutsoyiannis

commit to user

commit to user

ABSTRAKSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PDB UMKM DI INDONESIA TAHUN 2006-2009

Anindhita Fajar Rejeki (NIM. F0107027)

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh variabel Tenaga Kerja, Investasi, Jumlah Unit Usaha terhadap pembentukan PDB UMKM di Indonesia

Tahun 2006-2009 dan skala usaha serta sektor apa yang paling besar sumbangannya terhadap Pembentukan PDB UMKM di Indonesia tahun 2006- 2009.

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan alat analisis panel data. Salah satu pendekatan yang digunakan untuk mengestimasi model regresi dengan data panel adalah dengan menggunakan fixed effect model (FEM) yaitu dengan memasukan variabel dummy dalam persamaan atau disebut juga dengan Least Square Dummy Variabel (LSDV). Dummy perskala usaha digunakan dalam model ini karena adanya perbedaan karakteristik dan sumber daya yang dimiliki masing-masing skala usaha.

Hasil analisis data menunjukkan bahwa variabel tenaga kerja, investasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat PDB di Indonesia tahun 2006 - 2009, sedangkan variabel jumlah unit usaha berpengaruh negatif dan signifikan terhadap tingkat PDB UMKM di Indonesia tahun 2006-2009. Hasil analisis juga menunjukan bahwa Usaha Menengah sektor Keuangan merupakan usaha yang paling besar sumbangannya terhadap PDB di Indonesia tahun 2006-2009.

Kata Kunci : UMKM, tenaga kerja, investasi, jumlah unit usaha, Fixed Effect Model (FEM).

commit to user

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Membangun ekonomi Indonesia tidak bisa dilepaskan dari peranan pemerintah, lembaga-lembaga di sektor keuangan dan pelaku-pelaku usaha. Pemerintah sebagai pembuat dan pengatur kebijakan diharapkan dapat memberikan iklim yang kondusif bagi dunia usaha, sehingga lembaga keuangan baik perbankan maupun bukan perbankan serta pelaku usaha di lapangan mampu memanfaatkan kebijakan dan melaksanakan kegitana usahanya dengan lancar, yang pada akhirnya dapat mendorong percepatan pembangunan ekonomi.

Salah satu pelaku usaha yang memiliki eksistensi penting namun kadang dianggap ”terlupakan” dalam percaturan kebijakan di negeri ini adalah Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Padahal jika kita mengenal lebih jauh dan dalam peran UMKM bukankah sekedar pendukung dalam kontribusi ekonomi nasional.

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) mempunyai peran yang penting dan strategis dalam perekonomian Indonesia. Setidaknya ada tiga indikator yang menunjukkan hal tersebut. Pertama, jumlah industrinya besar dan terdapat dalam setiap sektor ekonomi. Menurut data Departemen Koperasi dan UKM, jumlah UMKM tahun 2007 mencapai 50,15 juta unit. Jumlah yang demikian besar tersebut menunjukkan UMKM memiliki peran besar dalam menopang ekonomi nasional. Karena itu, pengembangan UMKM harus mendapat perhatian yang besar. Kedua, UMKM punya potensi besar di dalam menyerap tenaga kerja. Setiap unit investasi pada sektor UMKM ternyata dapat menciptakan kesempatan kerja bila dibandingkan dengan investasi yang sama pada usaha yang besar. Jumlah tenaga kerja yang diserap UMKM mencapai 90,9 juta orang atau 97,10% dari total jumlah tenaga kerja nasional. Ketiga, UMKM memberikan kontribusi yang cukup signifikan terhadap pendapatan

commit to user

nasional. Pada tahun 2008, UMKM bahkan menyumbang 55,56% dari total Produk Domestik Bruto (PDB) di Indonesia.

Dalam kondisi krisis yang melanda di Indonesia baik krisis ekonomi tahun 1998 maupun krisis global yang belum lama ini terjadi, UMKM menunjukkan ketahanannya di dalam menghadapi krisis karena kelebihan – kelebihan yang dimiliki UMKM. Kelebihan tersebut adalah peran kegiatan ekspor dan impor pada sektor ini relatif terbatas. Disamping itu, sumber bahan baku UMKM juga lebih banyak mengandalkan sumber domestik serta pangsa pasar utamanya adalah pasar domestik. Kegigihan para pengusaha UMKM dalam mempertahankan usahanya melalui efisiensi dan pasokan tenaga kerja yang berlimpah dan murah turut membantu meminimalkan dampak krisis tersebut ke sektor UMKM. Di samping itu, tenaga kerja UMKM yang pada umumnya berpendidikan rendah menyebabkan fleksibilitas perpindahan tenaga kerja antara sektor UMKM terutama di sektor informal karena sektor ini tidak memerlukan spesifikasi keahlian yang tinggi.

Dari sisi perbankan, jumlah kredit yang disalurkan ke UMKM juga cukup tinggi. Selama tahun 2009 jumlah kredit yang disalurkan kepada UMKM mencapai 51,28% dari total kredit perbankan. Berdasarkan pangsa kredit UMKM tersebut terlihat bahwa perbankan memandang UMKM sebagai unit usaha yang layak dibiayai dan menguntungkan secara komersial. Pada periode data yang sama, kredit usaha kecil memiliki pangsa paling besar mencapai 37%, diikuti oleh kredit mikro sebesar 32% dan kredit menengah sebesar 31% dari total kredit yang disalurkan perbankan kepada UMKM. Berikut ini akan disajikan tabel Perkembangan Kredit UMKM di Indonesia.

commit to user

Tabel 1.1 Perkembangan Kredit UMKM di Indonesia (dalam triliun rupiah)

2005 Rata-rata pertumbuhan

Sektor Ekonomi

17,1% Listrik, Air dan Gas

23,4% Jasa Dunia Usaha

36,3% Jasa Sosial

30,7% Sumber: Laporan Perekonomian Indonesia terbitan Bank Indonesia

Untuk itulah dalam rangka untuk mempercepat proses pemulihan kegiatan ekonomi telah diupayakan pengembangan dan perbaikan di berbagai sektor ekonomi sehingga diharapkan akan dapat memberikan manfaat kepada UMKM tentunya dan juga stakeholders baik kepada pemerintah, perbankan, kalangan swasta maupun masyarakat luas yang berkepentingan dalam upaya pemberdayaan UMKM.

commit to user

Dalam rangka pengembangan UMKM pemerintah telah menetapkan serangkaian kebijakan yang tertuang dalam Program Aksi Pemberdayaan UMKM 2005-2009. Program tersebut disusun dengan sasaran meningkatkan produktivitas UMKM dengan laju pertumbuhan lebih tinggi dari laju pertumbuhan produktivitas nasional, meningkatkan penyerapan tenaga kerja per unit UMKM, meningkatkan daya saing dan nilai ekspor produk usaha kecil dan menengah serta meningkatkan peran aktif masyarakat dalam pembangunan UMKM (Sambutan Menteri Keuangan pada Seminar Program Aksi Penanggulangan Kemiskinan melalui Pemberdayaan UMKM di Jakarta, 26 April 2005).

Jika dilihat dari tabel 1.2 di bawah, pada tahun 2003 usaha kecil non formal memiliki jumlah unit usaha yang paling besar jika dibandingkan dengan skala usaha lain, yaitu usaha menengah dan besar. Kelompok usaha kecil non formal menyerap cukup banyak tenaga kerja dengan persentase sebesar 70%, jumlah yang cukup tinggi jika dibandingkan dengan kelompok usaha menengah yang hanya menyerap 11,01% tenaga kerja dan usaha besar hanya mampu menyerap 0,55% tenaga kerja.

Tabel 1.2

Komposisi Kelompok Usaha dan Penciptaan lapangan Kerja

Di Indonesia tahuin 2003

Kelompok usaha

Jumlah unit

usaha

Penyerapan TK (ribu org)

Persentase penyerapan TK

Usaha Besar

2.243

438

0,55% Usaha Menengah

Usaha Kecil

Usaha Kecil Non

Formal

41.353.520

59.740

70,00%

commit to user

Peranan UMKM dalam perekonomian Indonesia cukup besar. Dilihat dari kontribusinya terhadap pembentukan PDB (atas harga berlaku) tahun 2008. Secara sektoral, pada tahun 2008 peran UMKM di sektor pertanian, perdagangan, dan jasa-jasa cukup besar yaitu masing- masing sebesar 95,26%, 96,34% dan 95,65%. Kemudian diikuti oleh sektor keuangan dan jasa perusahaan; jasa-jasa;konstruksi; dan pengangkutan/ komunikasi. Sementara kontribusi UMKM terhadap sektor pertambangan, industri, dan listrik relatif kecil. Di samping itu, kontribusi UMKM juga terlihat dominan dari sisi banyaknya unit usaha yang terserap. Jumlah unit usaha yang terserap dalam UMKM mencapai 99,99% dari total unit usaha, dengan sumbangan 3 sektor terbesar mencapai 85%. Tiga sektor tersebut adalah sektor pertanian, perdagangan dan jasa-jasa masing-masing menyumbang sebesar 26,40 juta, 14,79 juta dan 2,18 juta unit usaha. Berikut ini akan disajikan Tabel Rata-rata sumbangan UMKM terhadap PDB Indonesia.

commit to user

Tabel 1.3

Rata-rata sumbangan UMKM terhadap PDB (1999-2008) No.

Sektor

Rata-rata sumbangan UMKM terhadap PDB 1999-2008 (%)

1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan

94,76

2 Pertambangan dan Penggalian

12.77

3 Industri pengolahan

32,02

4 Listrik, gas dan Air bersih

6 Perdagangan, hotel dan restoran

96,43

7 Pengangkutan dan Komunikasi

54,66

8 Keuangan, Real Estate dan Jasa perusahaan

Sumber: Laporan Perekonomian Indonesia terbitan Bank Indonesia

Selain itu, UMKM turut berperan besar dalam penyerapan tenaga kerja secara nasional. Jumlah tenaga kerja yang diserap UMKM mencapai 90,9 juta orang atau 97,10% dari total jumlah tenaga kerja nasional. Sebagian besar tenaga kerja tersebut terkonsentrasi pada UMKM kategori mikro yaitu sebesar 81,74% dari total tenaga kerja UMKM. Jika dilihat secara sektoral, tenaga kerja UMKM menyebar pada seluruh sektor dan sebagian besar memberikan kontribusi signifikan pada penyerapan tenaga kerja di sektor tersebut. Di sisi jumlah tenaga kerja, UMKM menyumbang tenaga kerja terbanyak pada sektor pertanian dan

commit to user

perdagangan yaitu masing-masing 42,46 juta dan 24,31 juta tenaga kerja atau sekitar 73% dari total tenaga kerja di sektor UMKM.

Produk UMKM yang lebih banyak dipasarkan di domestik menjadi nilai lebih dalam menghadapi penurunan kinerja ekspor sebagai danmpak krisis. Dalam kurun waktu 10 tahun terakhir (1999-2008), porsi sektor UMKM terhadap ekspor total relatif kecil yaitu rata-rata sebesar 15,40%. Oleh karena itu, ketika terjadi penurunan ekspor seperti tahun 2009, UMKM relatif dapat bertahan mengingat produknya lebih banyak memenuhi kebutuhan domestik dan hanya sedikit yang berorientasi ekspor. Secara sektoral, terdapat dua sektor utama UMKM yang memberikan sumbangan besar terhadap PDB yaitu sektor pertanian dan perdagangan. Rata- rata sumbangan masing-masing sektor selama kurun waktu 10 tahun terakhir (1999- 2008) sebesar 94,76% dan 96,43%. Pada tahun 2009, kedua sektor tersebut masing-masing tumbuh sebesar 4,1% dan 1,1%. Selain itu, sektor lain dengan porsi cukup besar – di atas 50% terhadap UMKM- seperti sektor konstruksi, pengangkutan dan komunikasi; keuangan dan jasa perusahaan; dan jasa-jasa, pada tahun 2009 tumbuh cukup tinggi yaitu masing- masing sebesar 7,1%, 15,5%, 5,0%, dan 6,4%. Hal ini membuktikan bahwa UMKM dapat bertahan menghadapi krisis. Untuk itu dalam penelitian ini penulis mengambil judul ”Analisis Faktor- Faktor yang Mempengaruhi PDB UMKM di Indonesia Tahun 2006 - 2009”.

B. Perumusan Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka masalah yang akan dianalisis dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh Tenaga Kerja UMKM terhadap PDB UMKM tahun 2006-2009?

2. Bagaimana pengaruh Investasi UMKM terhadap PDB UMKM tahun 2006-2009?

3. Bagaimana pengaruh jumlah unit usaha UMKM terhadap PDB UMKM tahun 2006- 2009?

commit to user

4. Skala usaha dan sektor apa yang paling besar sumbangannya terhadap PDB UMKM tahun 2006-2009?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini dapat dipaparkan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh Tenaga Kerja UMKM terhadap PDB UMKM tahun 2006-2009.

2. Untuk mengetahui pengaruh Investasi UMKM terhadap PDB UMKM tahun 2006- 2009.

3. Untuk mengetahui pengaruh jumlah unit usaha UMKM terhadap PDB UMKM tahun 2006-2009?

4. Untuk mengetahui skala usaha dan sektor usaha yang paling besar sumbangannya terhadap PDB UMKM tahun 2006-2009.

commit to user

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi pemerintah, dalam menetapkan aturan dan kebijakan perbankan yang lebih mengedepankan sektor UMKM.

2. Bagi pihak perbankan, dalam upayanya mendukung perkembangan sektor UMKM melalui penyaluran kredit.

3. Bagi para pengusaha yang bergerak di bidang usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), untuk lebih termotivasi dalam mengembangkan usahanya sebagai penggerak utama perekonomian rakyat.

4. Bagi pembaca, sebagai bahan referensi dan informasi data hasil survei.

commit to user

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Usaha Mikro, kecil dan Menengah (UMKM)

a. Pengertian Usaha Mikro, kecil dan menengah (UMKM) Pengertian Usaha Mikro, Kecil dan Menengah menurut Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 Pasal 1 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah adalah:

1) Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang- Undang ini.

2) Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.

3) Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang- Undang ini.

b. Kriteria usaha menurut pasal 6 UU No.20 tahun 2008

commit to user

1) Kriteria Usaha Mikro adalah sebagai berikut:

1) Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta

rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau

2) Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga ratus

juta rupiah).

2) Kriteria Usaha Kecil adalah sebagai berikut:

a) Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau

b) Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah).

3) Kriteria Usaha Menengah adalah sebagai berikut:

a) Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau

b) Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).

Sedangkan menurut ukuran BPS (Badan Pusat Statistik) yang menggunakan kriteria jumlah pekerja yang ada dalam satu kegiatan UMKM, dimana:

a) Skala Usaha Mikro, dengan kriteria pekerja kurang dari 5 orang;

b) Skala Usaha Kecil, dengan kriteria pekerja antara 5-19 orang;

c) Skala Usaha menengah, dengan kriteria pekerja antara 20-99 orang.

commit to user

c. Tantangan dan Kendala yang dihadapi UMKM Menurut Tulus Tambunan, ada dua tantangan yang dihadapi oleh UMKM (Tulus, 2002):

1) Perkembangan Teknologi Survival capability dari UMKM sangat tergantung dari fleksibilitasnya dalam melakukan penyesuaian-penyesuaian di segala bidang yang berkaitan dengan perubahan teknologi. Perubahan teknologi mempengaruhi ekonomi atau dunia usaha dari dua sisi, yaitu pertama dari sisi penawaran dimana perkembangan teknologi mempengaruhi pola produksi, komposisi serta jenis input dan bentuk serta kualitas output. Kedua, dari sisi permintaan dimana perubahan teknologi membuat pola permintaan berbeda, yang pada awal periode setelah perubahan tersebut lebih banyak berasal dari industri.

2) Persaingan Bebas Sektor UMKM harus mampu bersaing dalam hal pengembangan usaha. Sektor UMKM harus memperhatikan kualitas produksinya sebagai syarat utama untuk dapat bersaing di pasar global.

Sedangkan menurut Menteri Keuangan ( Menkeu, 2005) ada tiga kendala yang dihadapi UMKM dalam upaya pengembangan usahanya yaitu:

1) Rendahnya produktivitas dimana perkembangan yang meningkat dari segi kuantitas tersebut belum diimbangi dengan peningkatan kualitas UMKM secara memadai, khususnya usaha skala mikro, sehingga menimbulkan kesenjangan yang lebar antar pelaku usaha kecil, menengah, dan besar.

commit to user

2) Terbatasnya akses UMKM kepada sumber daya produktif, terutama akses terhadap permodalan, teknologi, informasi dan pasar, mengingat produk jasa lembaga keuangan pada umumnya masih terkonsentrasi pada kredit modal kerja, sedangkan untuk kredit investasi sangat terbatas.

3) Penguasaan teknologi, manajemen, informasi dan pasar masih jauh dari memadai, mengingat keempat hal tersebut relative memerlukan biaya yang besar untuk dikelola secara mandiri oleh UMKM. Sementara ketersediaan lembaga yang menyediakan jasa di bidang tersebut juga sangat terbatas dan tidak merata ke seluruh daerah. Di samping itu, peran masyarakat dan dunia usaha dalam pelayanan kepada UMKM juga belum berkembang, karena pelayanan kepada UMKM pada umumnya dipandang kurang menguntungkan.

Sedangkan menurut Sistem Informasi Pengembangan Usaha Kecil (SIPUK) Bank Indonesia, faktor penghambat perkembangan UMKM yaitu:

1) Masih terbatasnya koordinasi antar instansi pemerintah yang terkait dengan pengembangan dan pemberdayaan UMKM

2) Keakuratan data UMKM tangguh dan mandiri masih rendah

3) Belum optimalnya pemanfaatan teknologi tepat guna

4) Belum adanya pembatasan masuknya produk impor, khususnya dari Cina.

5) Belum adanya rencana induk (master plan) penataan dan pembinaan industri kecil/ kerajinan rakyat/ PKL yang bersifat utuh dan terpadu.

6) Belum akuratnya base data industri kecil/ kerajinan rakyat/ PKL (terutama non formal)

7) Kepercayaan lembaga keuangan (besar) masih rendah

commit to user

2. Pendapatan Nasional

a. Konsep Pendapatan Nasional Ada 2 istilah pendapatan nasional menurut Sadono Sukirno (Sukirno,2006), yaitu:

1) Produk Nasional Bruto (PNB), atau dalam bahasa Inggris dinamakan Gross National Product (GNP) adalah nilai barang dan jasa yang dihitung dalam pendapatan nasional hanyalah barang dan jasa yang diproduksikan oleh faktor- faktor produksi yang dimiliki oleh warga Negara dari Negara yang pendapatan nasionalnya dihitung.

2) Produk Domestik Bruto (PDB), atau dalam bahasa Inggris dinamakan Gross Domestic Product (GDP) adalah nilai barang dan jasa dalam suatu Negara yang diproduksikan oleh faktor-faktor produksi milik warga Negara tersebut dan Negara asing.

b. Pengertian Pendapatan Nasional

1) Pendapatan nasional harga berlaku dan harga tetap

a) Pendapatan Nasional Harga Berlaku adalah nilai barang-barang dan jasa-jasa yang dihasilkan suatu Negara dalam suatu tahun dan dinilai menurut harga-harga yang berlaku pada tahun tersebut. Cara ini adalah cara yang selalu dilakukan dalam menghitung pendapatan nasional dari satu periode ke periode lainnya.

b) Pendapatan Nasional Harga Tetap adalah harga yang berlaku pada suatu tahun tertentu yang seterusnya digunakan untuk menilai barang dan jasa yang dihasilkan pada tahun-tahun yang lain. Pertumbuhan suatu perekonomian diukur dari pertambahan yang sebenarnya dalam barang dan jasa yang diproduksikan, untuk dapat menghitung kenaikan itu, haruslah dihitung dengan harga tetap. Pendapatan nasional harga tetap juga bisa dinamakan pendapatan nasional riil.

commit to user

2) Pendapatan nasional harga pasar dan harga faktor

a) Pendapatan nasional harga pasar adalah apabila nilai barang dihitung

menggunakan harga yang dibayar oleh pembeli.

b) Pendapatan nasional harga faktor adalah apabila nilai barang dihitung dari jumlah pendapatan factor-faktor produksi yang digunakan untuk menghasilkan barang-barang tersebut.

3) Pendapatan nasional Bruto dan Neto

a) Pendapatan nasional bruto adalah pendapatan nasional yang masih meliputi

depresiasi (nilai penyusutan)

b) Pendapatan nasional neto adalah Pendapatan nasional bruto dikurangi

depresiasi (nilai penyusutan)

c. Perhitungan pendapatan Nasional Pengukuran atau perhitungan pendapatan nasional sangat diperlukan baik dalam teori maupun kebijakan makroekonomi. Data pendapatan nasional dapat digunakan untuk mengukur aktivitas ekonomi yang terjadi yang terjadi dalam perekonomian suatu Negara. Selain itu, data pendapatan nasional dapat membantu para pembuat kebijakan untuk mempengaruhi perekonomian menuju tercapainya tujuan nasional (Samuelson dan Nordhaus, 1992:101).

Perhitungan pendapatan nasional mulai dikembangkan pada tahun 1930-an. Orang yang berjasa dalam upaya perhitungan pendapatan nasional di Amerika serikat pada waktu itu adalah Simon Kuznets. Perhitungan pendapatan nasional

commit to user

tersebut dimaksudkan untuk membantu dalam melakukan kuntifikasi terhadap berbagai peristiwa ekonomi yang terjadi.

Ada beberapa pendekatan dalam melakukan perhitungan pendapatan nasional, yaitu pendekatan pengeluaran, pendekatan pendapatan, dan pendekatan produksi.

1) Pendekatan Pengeluaran Dengan pendekatan pengeluaran, pendapatan nasional dihitung dengan cara menjumlahkan nilai dari seluruh permintaan akhir terhadap output yang dihasilkan dalam suatu perekonomian.

2) Pendekatan Pendapatan Dengan pendekatan pendapatan, pendapatan nasional dihitung dengan cara menjumlahkan pendapatan dari berbagai sektor produksi yang menyumbang proses produksi.

3) Pendekatan Produksi Dengan pendekatan produksi, pendapatan nasional dihitung dengan cara menjumlahkan nilai prodiksi seluruh barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai sector atau lapangan usaha dalam suatu perekonomian.

d. Kegunaan data Pendapatan Nasional

1) Menilai prestasi kegiatan ekonomi Cara mengukur prestasi kegiatan ekonomi adalah dengan melihat keadaan pengangguran dalam perekonomian tersebut. Apabila pengangguran masih tinggi

commit to user

tingkatnya, keadaan itu berarti pendapatan nasional yang dicapai adalah masih di bawah potensinya yang maksimum.

2) Menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi yang dicapai Dengan membandingkan data pendapatan nasional riil pada suatu tahun tertentu dengan pendapatan nasional riil pada masa lalu akan dapat ditentukan tingkat pertumbuhan ekonomi.

3) Memberi informasi mengenai struktur kegiatan ekonomi Pendapatan nasional yang dihitung dengan cara produk neto memberikan gambaran tentang peranan berbagai sektor dalam perekonomian-yaitu menunjukan nilai output yang mereka ciptakan dan persentasi sumbangan berbagai sector dalam pendapatan nasional.

4) Memberi gambaran mengenai taraf kemakmuran Dalam jangka panjang, apabila data pendapatan per kapita menurut harga tetap dibandingkan, dapat diperoleh gambaran tentang tentang peningkatan taraf kemakmuran yang dicapai penduduk suatu Negara.

5) Data asas untuk membuat ramalan dan perencanaan Data pendapatan nasional dapat digunakan untuk landasan dalam membuat ramalan mengenai keadaan ekonomi di masa datang. Bagi pemerintah, dapat digunakan untuk merumuskan perencanaan ekonomi untuk mewujudkan pembangunan di masa mendatang.

3. Tenaga Kerja Menurut Kementerian Koperasi dan UKM, tenaga kerja adalah jumlah seluruh penduduk dalam suatu Negara yang dapat memproduksi barang dan jasa dalam skala

commit to user

UMKM dan jika ada permintaan terhadap tenaga kerja tersebut dan dan jika mereka mau berpartisipasi dalam aktifitas tersebut.

Sedangkan menurut kamus Wikipedia, Tenaga Kerja adalah seluruh penduduk dalam usia kerja (berusia 15 tahun atau lebih) yang potensial dapat memproduksi barang dan jasa.

Penghitungan jumlah tenaga kerja dapat dilakukan dengan menjumlahkan seluruh penduduk usia kerja (15 tahun keatas) dalam suatu negara. Angka tersebut biasanya didapatkan dari Sensus Penduduk. Sedangkan persentase tenaga kerja dalam satu negara dapat dihitung dengan membandingkan antara jumlah penduduk usia kerja dengan total jumlah penduduk.

Rumus: Jumlah Tenaga Kerja = Penduduk usia 15 + Penduduk usia 16 + Penduduk usia 17 + …dst % Tenaga Kerja = Jumlah Penduduk usia 15 tahun atau lebih x100

Jumlah penduduk

Indikator ini bermanfaat sebagai wacana bagi pengambil kebijakan di tingkat nasional maupun daerah dalam pembuatan rencana ketenagakerjaan di wilayahnya. Disamping itu, indikator ini digunakan untuk mengetahui berapa banyak tenaga kerja atau penduduk usia kerja potensial yang dapat memproduksi barang dan jasa. Semakin besar jumlah tenaga kerja dalam satu negara maka semakin besar penawaran tenaga kerjanya. Apabila hal ini tidak diikuti dengan peningkatan permintaan tenaga kerja (kesempatan kerja) maka pengangguran akan terjadi. Di samping itu, semakin besar jumlah tenaga kerja maka semakin besar kapasitas penduduk usia kerja untuk menopang penduduk usia tidak produktif. Sehingga nilai rasio ketergantungan akan cenderung

commit to user

menurun. Namun semua ini memerlukan jumlah kesempatan kerja yang mencukupi.

4. Investasi

1) Pengertian investasi Menurut Kementerian Koperasi dan UMKM, investasi adalah suatu kegiatan

penanaman modal pada berbagai kegiatan ekonomi (produksi) dan pada skala UMKM dengan harapan untuk memperoleh keuntungan (gain/benefit) dimasa-masa yang akan datang.

Menurut Sadono Sukirno, Investasi atau yang lazim disebut juga dengan istilah penanaman modal atau pembentukan modal merupakan komponen kedua yang menentukan tingkat pengeluaran agregat. Dengan demikian istilah investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran atau pengeluaran penanaman modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan-perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia dalam perekonomian.

Dalam praktiknya, dalam usaha untuk mencatat nilai penanaman modalyang dilakukan dalm suatu tahun tertentu, yang digolongkan sebagai investasi (atau pembentukan modal) meliputi pengeluaran /pengeluaran yang berikut:

a) Pembelian berbagai jenis barang modal, yaitu mesin-mesin dan peralatan produksi lainnya untuk mendirikan berbagai jenis indutri dan perusahaan.

commit to user

b) Pengeluaran untuk mendirikan rumah tempat tinggal, bangunan kantor, bangunan pabrik dan bangunan-bangunan lainnya.

c) Pertambahan nilai stok barang-barang yang belum terjual, bahan mentah dan barang yang masih dalam proses produksi pada akhir tahun penghitungan pendapatan nasional.

Jumlah dari ketiga jenis komponen investasi tersebut dinamakan investasi bruto, yaitu ia meliputi investasi untuk menambah kemampuan memproduksi dalam perekonomian dan mengganti barang modal yang telah didepresiasikan. Apabila investasi bruto dikurangi oleh nilai depresiasi maka akan didapat investasi neto.

b. Penentu tingkat investasi Berbeda dengan yang dilakukan oleh para konsumen (rumah tangga) yang membelanjakan bagian terbesar dari pendapatan mereka untuk membeli barang dan jasa yang mereka butuhkan, penanam-penanam modal melakukan investasi bukan untuk memenuhi kebutuhan mereka tetapi untuk mencari keuntungan. Dengan demikian banyaknya keuntungan yang akan diperoleh besar sekali peranannya dalam menentukan tingkat investasi yang akan dilakukan oleh para pengusaha. Disamping ditentukan oleh harapan di masa depan untuk memperoleh untung, beberapa faktor lain juga penting peranannya dalam menentukan tingkat investasi yang akan dilakukan dalam perekonomian. Faktor-faktor utama yang menentukan tingkat investasi adalah:

1) Tingkat keuntungan yang diramalkan akan diperoleh

2) Suku bunga

3) Ramalan mengenai keadaan ekonomi di masa depan

4) Kemajuan teknologi

commit to user

5) Tingkat pendapatan nasional dan perubahan-perubahannya

6) Keuntungan yang diperoleh perusahaan-perusahaan

5. Industri

Menurut kamus Wikipedia, industri adalah bidang mata pencaharian yang menggunakan ketrampilan dan ketekunan kerja (bahasa Inggris: industrious) dan penggunaan alat-alat di bidang pengolahan hasil-hasil bumi dan distribusinya sebagai dasarnya. Maka industri umumnya dikenal sebagai mata rantai selanjutnya dari usaha- usaha mencukupi kebutuhan (ekonomi) yang berhubungan dengan bumi, yaitu sesudah pertanian, perkebunan dan pertambangan yang berhubungan erat dengan tanah.

Sedangkan menurut Sadono Sukirno (Sukirno,2007) Industri adalah perusahaan yang menjalankan operasi dalam bidang kegiatan ekonomi yang tergolong ke dalam sector sekunder. Dalam teori ekonomi, istilah industry diartikan sebagai kumpulan firma-firma yang menghasilkan barang-barang yang sama atau sangat bersamaan yang terdapat dalam suatu pasar.

6. Teori Produksi Teori produksi yang sederhana menggambarkan tentang hubungan di antara tingkat produksi suatu barang dengan jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk menghasilkan berbagai tingkat produksi barang tersebut. Teori produksi dalam ilmu ekonomi membedakan analisisnya kepada dua pendekatan, yaitu: Teori Produksi dengan satu faktor berubah dan Teori Produksi dengan dua faktor berubah.

Dalam analisis teori produksi dengan satu faktor berubah, dimisalkan bahwa faktor- faktor produksi lainnya adalah tetap jumlahnya, yaitu modal dan tanah jumlahnya dianggap tidak mengalami perubahan. Satu-satunya faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya adalah tenaga kerja. Sedangkan teori produksi dengan dua faktor berubah,

commit to user

faktor produksi yang dapat diubah adalah tenaga kerja dan modal. Fungsi Produksi dapat dinyatakan sebagai berikut:

Q = ƒ (K, L, R, T) Dimana: Q = total output K = jumlah stok modal L = jumlah tenaga kerja R = kekayaan alam T = tingkat teknologi yang digunakan

B. Penelitian Sebelumnya

1. Donald C. Mead dan Carl Liedholm Dalam penelitiannya, Donald C. Mead dan Carl Liedholm (1998) mengambil judul The Dynamics of Micro and Small enterprises in developing Countries. Penelitian mereka mengambil tempat di Negara-negara berkembang di benua Afrika, seperti Botswana, Kenya, Lesotho, Malawi, Swaziland, Zimbabwe, Afrika Selatan dan Republik Dominika. Dari penelitian mereka, dapat disimpulkan bahwa jumlah orang yang terlibat dalam usaha mikro dan kecil meningkat sebagai hasil dari usaha-usaha kecil yang dimulai dari perluasan usaha yang telah ada. Sebagai ganti rugi yang terpisah terhadap peningkatan ini, tenaga kerja menurun ketika usaha yang telah ada berhenti beroperasi. Jurnal ini ditarik berdasarkan survey terakhir untuk menguji daya tarik dan penentuan berdirinya usaha, penutupan dan perluasan usaha. Hal ini menyelidiki cara dimana perbedaan sumber perubahan dipengaruhi oleh keadaan ekonomi makro suatu Negara, dan memeriksa kebijakan dan implikasi proyek.

Ketika ekonomi tumbuh dengan baik, UMKM juga tumbuh dengan subur,

commit to user

meluas dengan melibatkan pekerja tambahan untuk tenaga kerja mereka. Ketika ekonominya sedang stagnan, di sisi lain UMKM juga menghadapi masa sulit, beberapa dari mereka mengembangkan tingkat kerja mereka, dan kenyataannya banyak yang memberhentikan tenaga kerja mereka.

2. Albert Berry, Edgard Rodriguez, dan Henry Sandee Dalam penelitiannya, Albert Berry, Edgard Rodriguez, dan Henry Sandee (2001) mengambil judul Small and Medium Enterprise Dynamics in Indonesia. Dalam penelitian ini membahas tentang perkembangan UMKM di Indonesia pada sebelum dan selama krisis ekonomi. Bahwa produktifitas UMKM meningkat cukup besar, pada angka yang jauh tidak berbeda dengan usaha besar. Studi kasus mengindikasikan bahwa berbagai mekanisme bekerja, seperti penyebaran teknologi melalui pembelian asing dan kontrak tambahan. Penyebaran kelompok–kelompok UMKM menyarankan agar mereka memanfaatkan pengembangan UMKM. UMKM terbukti daya tahannya lebih baik daripada perusahaan besar, meskipun beberapa juga terpukul keras. Karena lebih bergantung pada pasar formal dan kredit formal, UMKM lebih cepat merespon dan fleksibel dibanding perusahaan-perusahaan yang lebih besar terhadap kejutan ekonomi yang tiba-tiba. Jurnal ini menyarankan pula bahwa, pemerintah sebaiknya berkonsentrasi pada penciptaan sistem yang kondusif bagi UMKM dan menaikkan ketetapan untuk pelayanan pengembangan bisnis oleh sektor swasta daripada menyediakan bantuan langsung pada UMKM.

3. Y. Sri Susilo dan A. Edi Sutarta Dalam penelitiannya, Y. Sri Susilo dan A. Edi Sutarta (2002) mengambil judul

Masalah dan Dinamika Industri kecil Pasca Krisis Ekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur dan menganalisis masalah dan juga dinamika usaha kecil paska krisis

commit to user

ekonomi khususnya pada tahun 2002. Industri yang diselidiki termasuk industri kecil dan industri kerajinan rumah tangga. Metodologi penelitian yang dipakai terdiri dari (1) studi literature (2) studi lapangan dan (3) diskusi kelompok.

Kesimpulan dari penelitian ini menunjukan bahwa masalah dan dinamika yang dihadapi oleh industri kecil dan industri kerajinan rumah tangga mempunyai kesamaan dan perbedaan diantara jenis-jenis industri yang berbeda. Kesamaan yang paling dominan adalah masalah kenaikan harga input yang memaksa mereka menaikkan harga produk. Kesamaan yang lain adalah menurunnya kuantitas output dan tenaga kerja.

Sedangkan perbedaan-perbedaan itu tergantung pada jenis dan fitur dari masing-masing industri kecil dan industri kerajinan rumah tangga. Beberapa mengatakan bahwa masalah utama mereka adalah suplai bahan mentah dan yang lain mengatakan bahwa masalah mereka adalah daya saing di pasar. Namun demikian industri kecil dan industri kerajinan rumah tangga menyatakan bahwa masalah utama mereka adalah pemasaran produk dan juga tersedianya tenaga kerja yang terampil.

4. Tulus Tambunan Dalam penelitiannya, Tulus Tambunan (2005) mengambil judul Promoting Small and Medium Enterprises with a Clustering Approach: A policy Experienced from Indonesia. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa UMKM di Indonesia sangat penting untuk pertumbuhan ekonomi dan nilai tukar mata uang asing. Oleh karena itu, tidak heran kalau UMKM menerima perhatian khusus di Indonesia. Pada tahun-tahun belakangan ini, perhatian khusus telah diberikan terhadap pengembangan UMKM. Tujuan utama dari jurnal ini adalah untuk mereview kebijakan pemerintah terhadap UMKM dengan pendekatan klaster di Indonesia. Jurnal ini membuktikan dalam beberapa kasus, kebijakan pengembangan tidak begitu sukses. Singkatnya, kegagalan

commit to user

utama dapat ditunjang berdasarkan fakta bahwa satu atau lebih faktor kritis untuk pengembangan klaster UMKM tidak ada atau tidak dialamatkan dengan benar. Pengabaian terhadap hubungan dengan pasar adalah salah satu dari kegagalan utama. Prasyarat untuk pengembangan klaster yang sukses adalah potensi klaster untuk mengakses pertumbuhan pasar, baik pasar domestik maupun pasar luar negri.

C. Kerangka Pemikiran

Untuk lebih memudahkan dalam analisis permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka digunakan kerangka pemikiran sebagai berikut:

D. Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian maka hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel Tenaga Kerja diduga berpengaruh secara positif terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) UMKM.

2. Variabel Investasi diduga berpengaruh secara positif terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) UMKM.

Tenaga Kerja

Investasi

Jumlah Industri

Usaha Mikro

Usaha Kecil

Usaha Menengah

PDB

commit to user

3. Variabel jumlah unit usaha diduga berpengaruh secara positif terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) UMKM.

4. Skala usaha menengah sektor industri pengolahan diduga berpengaruh paling besar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) UMKM.

commit to user

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kuantitatif dengan mengambil daerah penelitian di Indonesia pada periode tahun 2006-2009. Penelitian ini merupakan studi mengenai UMKM lima sektor yang paling besar sumbangannya terhadap pembentukan PDB UMKM di Indonesia. Dengan menggunakan dummy variable. Selanjutnya akan diteliti pengaruh jumlah tenaga kerja, investasi dan jumlah unit usaha terhadap PDB UMKM Indonesia.

B. Jenis dan sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak kedua atau hasil dari pengumpulan oleh suatu instansi dalam bentuk publikasi. Adapun data yang digunakan adalah: PDB UMKM, Tenaga Kerja, Investasi, Jumlah unit usaha.

Data tersebut diperoleh dari lembaga-lembaga atau instansi-instansi antara lain Bank Indonesia (BI), Badan Pusat Statistik (BPS) dan Kementerian Koperasi dan UKM.

C. Definisi Operasional Variabel

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: Variabel dependen: PDB UMKM adalah nilai seluruh output atau produk dalam perekonomian suatu Negara dalam kurun waktu tertentu yang dihasilkan oleh UMKM. PDB UMKM yang digunakan adalah PDB UMKM harga konstan dengan menggunakan tahun dasar 2000 dan dinyatakan dalam ukuran miliar rupiah. Ini berarti, nilai barang dan jasa yang dihasilkan dihitung berdasarkan harga pada tahun dasar (IHK=100).

commit to user

Variabel independen, terdiri dari:

a. Tenaga kerja adalah penduduk dalam usia kerja (berusia 15 tahun atau lebih) yang potensial dapat memproduksi barang dan jasa.

b. Investasi adalah suatu kegiatan penanaman modal pada berbagai kegiatan ekonomi (produksi) dengan harapan untuk memperoleh keuntungan (gain/benefit) dimasa-masa yang akan datang.

c. Jumlah unit usaha adalah jumlah keseluruhan kumpulan usaha-usaha yang menghasilkan barang atau jasa yang sama yang terdapat dalam suatu pasar.

D. Metode Analisis Data

1. Spesifikasi dan Pemilihan Model Metode analisis data sangat penting digunakan untuk membuktikan hipotesa yang diajukan dalam penelitian. Metode analisis dalam penelitian ini digunakan untuk meneliti bagaimana pengaruh jumlah tenaga kerja, investasi, dan jumlah industri terhadap PDB Indonesia.

2. Metode analisis data Dalam menguji hipotesa,penelitian ini akan menggunakan teknik analisis regresi pooling regression, yang merupakan gabungan antara data runtut waktu (time series ) dan antar wilayah (cross section) atau disebut panel data. Dengan penggabungan tersebut, jumlah observasi akan meningkatkan derajat kebebasan dan menguranghi kolinearitas antara variabel penjelas dan kemudian akan memperbaiki efisiensi estimasi ekonomi. Verbeek (2000:310) dalam Aisyah (2007:165) mengemukakan bahwa keuntungan regresi dengan menggunakan data panel dibandingkan dengan data runtut waktu atau lintas sektoral adalah kemampuan regresi data panel dalam mengidentifikasi

commit to user

parameter-parameter regresi secara pasti dengan tanpa membutuhkan asumsi restriksi atau kendala.

Menurut Baltagi (1995) dalam Aisyah (2007) kelebihan dari penggunaan data panel adalah:

a. Estimasi data panel dapat ditunjukan adanya heterogenitas dalam tiap unit.

b. Dengan data panel, data lebih informatif, mengurangi kolinearitas antara variable, meningkatkan derajat kebebasan dan lebih efisien

c. Data panel cocok digunakan untuk menggambarkan adanya dinamika perubahan.

d. Data panel dapat cecara lebih baik mendeteksi dan mengukur efek yang tidak dapat diamati dalam cross section dan time series.

e. Data panel dapat digunakan untuk mempelajari model-model perilaku yang kompleks.

f. Data panel dapat meminimalisir bias yang mungkin ditimbulkan oleh agregasi data individu. Di dalam model persamaan regresi linear klasik (classical linear regression

model ), gangguan (error terms) selalu dinyatakan bersifat homoscedastic dan serially uncorrelated . Dengan begitu, penggunaan metode ordinary least square akan menghasilkan penduga yang bersifat best linear unbiased. Namun demikian, asumsi mengenai gangguan tersebut tidak dapat diterapkan pada data panel. Data panel yang tersusun atas beberapa individu untuk beberapa periode, membawa masalah baru dalam sifat gangguan tersebut. Masalah tersebut adalah karena gangguan (disturbances atau error term ) yang ada kini menjadi tiga macam, yaitu gangguan antar waktu (time series related disturbances ), gangguan antar individu (cross section disturbances) dan gangguan yang berasal dari keduanya.

commit to user

Model estimasi data panel dapat diestimasikan dengan tiga pendekatan, yaitu:

a. Pooled OLS

b. Fixed Effect (Covariance Model)

c. Random Effect (Error Component Model) Jika seluruh gangguan individu (µ i ), gangguan waktu (λ t ) dan random noise digabungkan menjadi satu dan mengikuti seluruh asumsi awal random noise yang terdistribusikan secara normal-bebas-identik, maka penggunaan metode Generalized Least Square (GLS) akan menghasilkan penduga yang memenuhi sifat best linear unbiased . Metode ini, dengan kata lain, menyatakan bahwa seluruh gangguan yang terjadi mengikuti distribusi normal, dengan rata-rata (expected value) sebesar nol, sebagaimana asumsi yang dipegang dalam model persamaan regresi linear klasik. Cara ini dikenal dengan nama Random Effect Model, atau juga disebut Error Components Model.