Arus kas operasi dan manipulasi aktivitas riil Biaya produksi dan manipulasi aktivitas riil

41

2.4.1 Arus kas operasi dan manipulasi aktivitas riil

Arus kas dari kegiatan operasi dapat digunakan untuk menentukan apakah kegiatan operasional perusahaan dalam menghasilkan arus kas cukup untuk melunasi pinjaman jangka pendek, memelihara kemampuan operasional perusahaan dan membiayai pengeluaran-pengeluaran untuk kegiatan operasional. Arus kas kegiatan operasi berisi rincian-rincian jumlah penerimaan dan pengeluaran kas dari kegiatan operasional perusahaan. Dalam Roychowdhury 2006 dijelaskan bahwa metode yang dilakukan agar arus kas operasi berada pada target abnormal adalah manajemen penjualan. Manajemen penjualan digunakan sebagai percobaan para manajer untuk meningkatkan penjualan secara temporer dalam tahun berjalan untuk meningkatkan laba dalam pencapaian target laba, tindakan yang dilakukan dalam mempercepat metode ini adalah percepatan waktu penjualan dan atau perolehan tambahan penjualan melalui potongan harga dan kredit yang lebih ringan. Peningkatan volume penjualan karena adanya potongan harga atau diskon mungkin tidak akan terjadi ketika perusahaan kembali menetapkan harga lama. Volume penjualan yang meningkat menyebabkan laba tahun berjalan tinggi namun arus kas menurun karena kas masuk kecil akibat adanya penjualan kredit dan potongan harga, oleh karena itu, aktivitas manajemen penjualan menyebabkan arus kas kegiatan operasi periode sekarang menurun dibandingkan tingkat penjualan normal dan pertumbuhan abnormal dari piutang. 42 H 1 : Perusahaan di duga melakukan manajemen laba melalui manipulasi aktivitas riil arus kas operasi pada saat right issue.

2.4.2 Biaya produksi dan manipulasi aktivitas riil

Menurut Rowchodhury 2006 biaya produksi didefinisikan sebagai jumlah dari harga pokok produksi dan perubahan persediaan selama periode berjalan. Harga pokok penjualan merupakan total biaya yang diperlukan untuk menghasilkan barang yang dijual. Perubahan persediaan merupakan selisih dari persediaan akhir dan persediaan awal. Dalam Rowchowdhury dijelaskan bahwa metode yang dilakukan perusahaan agar biaya produksi berada pada tingkat abnormal adalah melalui produksi berlebih. Para manajer perusahaan dapat memproduksi lebih banyak barang dari yang diperlukan untuk memenuhi permintaan yang diharapkan. Hal ini dimaksud untuk mengatur agar laba meningkat. Dengan produksi yang lebih tinggi, biaya overhead tetap dapat dialokasikan kepada jumlah unit yang lebih besar sehingga biaya tetap per unitnya akan menjadi lebih rendah. Sepanjang pengurangan pada biaya tetap per unit ini tidak diimbangi oleh peningkatan biaya marjinal, maka total biaya per unit akan menurun. Hal ini menunjukkan bahwa harga pokok penjualan yang dilaporkan lebih rendah dan perusahaan melaporkan marjin perusahaan yang lebih baik. Walaupun demikan ketika perusahaan memutuskan untuk melakukan produksi berlebih atas barang dagang, perusahaan mengeluarkan biaya-biaya yang ditahan yang tidak diperoleh kembali dalam penjulan pada periode yang 43 sama. Sebagai hasilnya, arus kas dari kegiatan operasi lebih rendah daripada tingkat penjualan normal yang ditentukan. Dalam asumsi ceteris paribus biaya marjinal tambahan yang dikeluarkan dalam proses produksi persediaan tambahan menghasilkan biaya produksi tahunan yang lebih tinggi dalam hubungannya dengan penjualan. H 2 : Perusahaan diduga melakukan manajemen laba melalui manipulasi aktivitas riil biaya produksi pada saat right issue.

2.4.3 Biaya deskresioner dan manipulasi aktivitas riil