Dampak Imperialisme Modern
C. Dampak Imperialisme Modern
1. Ekonomi Ekonomi merupakan ranah yang paling memiliki dampak yang relatif terbesar, karena menjadi tujuan inti dari para imperialis modern. Imperialis telah mengeruk keayaan negara yang menjadi jajahannya, yaitu berupa mengambil bahan-bahan mentah dari negara-negara yang menjadi jajahannya. Contohnya adalag Afrika yang dikuras kekayaan alamnya, begitu juga Asia, dan daerah-daerah lainnya. (Djaja, 2012:
142) Selain sumber daya alam, sember daya manusianya pun dimanfa’atkan oleh imperialis, yaitu berupa kerja paksa yang dituntut oleh imperialis kepada warga dari negara jajahannya. Yang intinya, negara Imperialis semakin kaya dan sejahtera, negara yang dijajah semakin miskin dan menderita.
Adapun dengan berkembangnya sistem kapitalisme, kemiskinan akan terus bertambah. Kesengsaraan akan makin parah. Sistem kapitalisme ini akan menimbulkan eksploitasi sumber daya alam dan sumber daya manusia secara besar-besaran.
Imperialisme Ekonomi. Si imperialis hendak menguasai hanya ekonominya saja dari suatu negara lain. Jika sesuatu negara tidak mungkin dapat dikuasai dengan jalan imperialisme politik, maka negara itu masih dapat dikuasai juga jika ekonomi negara itu dapat dikuasai si imperialis. Imperialisme ekonomi inilah yang sekarang sangat disukai oleh negara-negara imperialis untuk menggantikan imperialisme politik.
1. Negara imperislis merupakan pusat kekayaan, negara jajahan lembah kemiskinan
2. Industri si imperialis menjadi besar, perniagaan bangsa jajahan lenyap
3. Perdagangan dunia meluas
4. Adanya lalu-lintas dunia (wereldverkeer)
5. Kapital surplus dan penanamna modal di tanah jajahan
6. Kekuatan ekonomi penduduk asli tanah jajahan lenyap Karena produksi meningkat, maka pemakaian barang-barang fabrik meningkat pula.
Industri makin membutuhkan kecakapan kaum buruh, yang dapat pula menuntut agar bagian mereka dalam produksi itu dinaikan. Hal itu berarti pula, bahwa taraf kehidupan Industri makin membutuhkan kecakapan kaum buruh, yang dapat pula menuntut agar bagian mereka dalam produksi itu dinaikan. Hal itu berarti pula, bahwa taraf kehidupan
Dalam tahun 1816 saja seorang missionaris telah menulis: ,, This revolution threatens to ruin India completely........ Workshops were closed and hundreds and thousand of the inhabitants composing the weavercast were dying of hunger; for through the prejudices of the country they could not adopt another profession without dishonoring themselves”.Pemasukan tenunan dari Gent dan Twente menimbulkan semacam itu pula walaupun dalam ukuran kecil, pengaruhnya tidak sehebat india, sebab pulau Jawa tidak mengenal perkastaan. Industri-industri lain pun ingiom mendapatkan untung dari export ketanah jajahan. Dengan tidak dihambat lagi, maka daerah luar eropa makin cepat terseret dalam banjir barang-barang Imperialisme itu. Dalam sistem kapitalisme itu. Dalam sistem kapitalisme itu, fungsi tanah jajahan yang kedua, disamping menjadi pasar barang industri,ialah menjadi gudang bahan mentah, yang dapat dihasilkan oleh tenaga yang sangat murah.(era-Eropa:140) Tanah djajahan masih mempunyai fungsi ketiga,yakni untuk penanaman modal. Produksi bahan mentah dan pengankutannya (pembuatan jalan kreta api,jalandan pelabuhan) memberikan kemungkinan untuk menanamkan modal dalam perkembangan kopi,teh,gula,karet dll., pertambangan minyak tanah. Karena kini ternyata bagaimana besar nilai tanah jajahan, terjadilah persaingan hebat untuk memperolehnya. Inggris menjadi pembuka,segeradiikuti oleh Perancis; Jerman dan Itali ikut serta setelah dapat menggalang persatuan nasional dan kemudian kira-kira 1900 datang menyusul Amerika Serikat dan Jepang, yang hanya memungut sisa-sisa makanan, karena baru saja tergolong negara besar. Perjuangan itu menjadi perlombaan membagi –bagi dunia ini. Jika suatu daerah ternyata tak dapat dijadikan tanah jajahan, pecahlah perlombaan untuk penanaman modal sendiri. (Era Eropa: 139)
Pembagian Afrika dilakukan Ia Kolonial. Karena tingkat kecerdasan bangsa Neger belum dapat dikatakan tinggal, perlawanan yang mereka adakan terhadap penjajahan tak ada artinya. Ketiaka orang-orang Eropa asik melakukan perjalanan menemukan daerah baru itu, mereka telah mulai menduduki daerah pesisir Afrika, mula-mula bangsa portugis, kemudian diikuti oleh bangsa Belanda dan Inggris. Dlam pertengahan abad ke-17 bangsa Belanda telah menduduki daerah tersebut benua Afrika itu, yakni Tanjung Pengharapan. Koloni yang mereka adakan itu bukan sebagai pangkalan untuk menyerbu ke Afrika, melainkan sebagai tempat perhentian bagi kapal-kapal Kompeni Dagang Belanda. Dalam Pembagian Afrika dilakukan Ia Kolonial. Karena tingkat kecerdasan bangsa Neger belum dapat dikatakan tinggal, perlawanan yang mereka adakan terhadap penjajahan tak ada artinya. Ketiaka orang-orang Eropa asik melakukan perjalanan menemukan daerah baru itu, mereka telah mulai menduduki daerah pesisir Afrika, mula-mula bangsa portugis, kemudian diikuti oleh bangsa Belanda dan Inggris. Dlam pertengahan abad ke-17 bangsa Belanda telah menduduki daerah tersebut benua Afrika itu, yakni Tanjung Pengharapan. Koloni yang mereka adakan itu bukan sebagai pangkalan untuk menyerbu ke Afrika, melainkan sebagai tempat perhentian bagi kapal-kapal Kompeni Dagang Belanda. Dalam
Orang Boer, yakni koloni Bngasa Belanda, yang tak mau tunduk kepada Inggris mengungsi kedaerah utara dan mendirikan koloni Transvaal dan koloni Oranjevrijstaat. Menjelang akhir abad ke -19 ternyata didaerah itu ada emas dan berlian. Inggris mencari alasan untuk mendudukinya. Sesudah Perang Boer (1899-1902) kedua republik Boer bersama-sama dengan Kaap dan Natal dan menjadi Commonwealt Inggris, bernama Unie Afrika Selatan. Tahun 1830 Peranjis mendarat di Algeria (Afrika Utara) dan 50 tahun kemudian dapat menduduki Tunisia, yang berbatas dengan Algeria itu. Tahun 1882 bangsa Inggris telah berkuasa di Mesir.Sudan dan daerah terusan Suez,sedangkan kesultanan Marokko telah termasuk daerah pengaruhnya. Explorasi afrika Tengah oelh Livingstone dan Stanley merupakan langkah pertama bagi Inggris memasuki benua hitam hingga pengaruh inggris terbentang dari Cairo Lingga Kaapstd. Jerman mencaplok sebagian daerah Afrika tenggara dan Afrika Barat Daya. (era Eropa : 141)
Sejak kira-kira 1880 Imperialisme Eropa memperoleh bentuk Khusus, akibat tiga buah gejala dalam lapangan sosial ekonomi, jakni: pertama nasionalisme, yang berkobar-kobar setelah revolusi Perancis, kemudian Industrialisme dan terahir kaptalisme. Naisonalisme: Dalam bab 20 telah kita kemukaka , bahwa nasionalisme itu bertambah kuat setelah mendapat dukungan dari golongan Raja. Indiustrialisme dan kapitalisme mendorong nasionalisme, karen kedua-duanya menimbulkan kemungkinan orang mengadakan exkspansi ekonomi, yang menimbulkan iri hati dan persaingan antar bangsa –bangsa yang menghendaki kekuasaan dunia. (era-Eropa: 138-139)
Imperialisme Moderen. Inti dari Imperialisme ini ialah kemajuan dalam sektor ekonomi yang telah timbul setelah adanya Revolusi Industri besar-besaran akibat dari hal tersebut maka saat itu barang mentah sangat dibutuhkan dan juga pasar yang luas. Kemudian dicarilah jalan untuk mencari sumber barang mentah dan pasar untuk hasil-hasil Industri dan juga untuk menanamkan modal.
Dalam abad ke-19 itu terbentuk pula dua nasionalis, yang sebelumnya selam berabad- abad menjadi mangsa negara-negara tetangga atau raja-raja kecil dalam negara itu sendiri. Mazzini, seorang idealis, yang memimpikan Italia akan bergerak diantara negara-negara lain laksana seorang malaikat cahaya bersama-sama dengan Cavour seorang Politikkus yang realistis dan Garibaldi pejuang yang romantis itu, dalam tahun 1870 menggalang persatuan Italia dibawah dynasti Savoye. Karena usaha Von Bismarck ahli negara Prusia itu sesudah terjadi perang perancis-Jerman yang solah dipaksa kerajaan –kerajaan itu Dalam abad ke-19 itu terbentuk pula dua nasionalis, yang sebelumnya selam berabad- abad menjadi mangsa negara-negara tetangga atau raja-raja kecil dalam negara itu sendiri. Mazzini, seorang idealis, yang memimpikan Italia akan bergerak diantara negara-negara lain laksana seorang malaikat cahaya bersama-sama dengan Cavour seorang Politikkus yang realistis dan Garibaldi pejuang yang romantis itu, dalam tahun 1870 menggalang persatuan Italia dibawah dynasti Savoye. Karena usaha Von Bismarck ahli negara Prusia itu sesudah terjadi perang perancis-Jerman yang solah dipaksa kerajaan –kerajaan itu
Beberapa ahli seperti J.Romein,Parker Moon dan P.J.Bouman,berpendapat bahwa faktor nasionalism juga dapat membawa suatu negara melakukan impeiaalisme . Menurut P.J. Bouman,imperialisme modern adalah suatu istilah yang diperutukan bagi ekspansivitet negara-negara industri sesudah 1870 atau 1880Walaupun dalam phaase tersebut,penaklukan daerah-daerah erat sekali hubungannya dengan struktur ekonomi daripada kapitalisme keuangan namun imperialisme tidak hanya di sebabkan karena alasan- alasan ekonomi saja.Imperislisme juga berisi elemen politik yaitu tradisi kenegaraan.Setiap negara yang ingin mempertahankan otonominya,terpaksa melakukan penjamin diri sampai sejauh-jauhnya dan kadang-kadang tindakan ini dapat berubah menjadi tindakan agresif.Sejajar dengan agresivitas tersebut,faktor nasionalisme ikut berbicara.Tetapi walaupun imperialisme itu merupakan campuran elemen-elemen politik dan ekonommi namun elemen yang tersebut terakhir itulah yang sangat menentukan.Demikian pendapat Bouman
Bagi sejarah Eropa abad ke-19 adalah abad nasionalisme.Semangat nasionalisme itu menjadi sangat sangat tebal,sehingga sering kali semangat itu dibawanya keluar batas-batas negerinya.Dengan demikian maka suatu negara merasa mempunyai hak dan kewajiban untuk melindungi warga negaranya yang tinggal di negara orang lain.
Sesungguhnya hak melindungi warganegaranya yang tinggal di negeri orang lain itu,elah dilakukan oleh Lord Palmerston pada pertengahan abad ke-19,ketika terjadi peristiwa Don Pacifico.Pidato pembelaan terhadap pacifico oleh Pamerston,yang berisi bahwa nasionalitas Inggris harus memiliki nada yang sama dengan,Civis Romanu.Sum dalam zaman kuna,ternyata mendapat sambutan baik dari rakyat Inggris pada umumnya.Ucapan menteri tersebut sangat digemari rakyat dan dipakainya sebagai seloka.Terhadap luar negeri,maka adalah kewajiban setiap pemerintahnya,untuk mempertahankan tiap kepentingan warganegara Inggris harus diberi hak lebih daripada bangsa lain.
Jaminan akan pemberian perlindungan oleh pemerintahannya tersebut mengakibatkan makin bertambah beraninya orang-orang Inggris melakukan penyerbuan ke segala pelosok penjuru dunia.Cara memberi bantuan itu tidak selalu sama,tergatung kepada keaadaan dan kemampuan bangsa yang dihadapinya.Insiden pembunuhan terhadap seorang paderi,panglima perang ataupun warganegara Inggris lainnya oleh bangsa lain dapat di jadikan “casus belli”.
Pada zaman imperialisme modern kepentingan kaum kapitalis juga dilindungi oleh negaranya.Tuntutan sekelompok kapitalis akan daerah-daerah konsesi di negara lain biasanya disertai pula ancaman gerakan hanya untuk melindungi warganegaranya.tetapi juga perusahaan-perusahaan mereka.Biasanya disebut-sebut bahwa Angkatan Laut Inggris adaah alat untuk menjamin jalannya perdagangan laut dalam masa perang.Tetapi tidaklah keliru apabila orang berpendapat bahwa dalam masa damai agkatan laut itu dipergunakan untuk melindungi modal-modal Inggris yang ditanam di luar negeri.modal itu diberi sifat nasional,seakan-akan saham-saham mendapatkan hak-hak kewarganegaraan dan untuk obligasi-obligasi dapat dikenakan kata- kata Palmerston,”Civis Romanus Sum”
Tidak hanya angkatan angkatan laut saja yang dapat digerakan uuk membela ekoomi bangsanya yang berada di luar negeri,melainkan juga seluruh angkatan perangnya.Perang Boer (1899-1902) adalah perang yang berdasarkan alasa-alasan sosial-ekonomis,untuk membela kepentingan-kepentingan kaum kapitalis Inggris di daerah Afrika Selatan.ini berarti bahwa politik luar negri negara kapitalis itu ditujukan untuk memenuhi kebutuhan kaum muda kaum kapitalis di negeri orang lain itu tidak hanya dilakukan oleh Inggris saja,tetapi juga oleh negara-negara kapitalis lainnya.Tindakan Kaisar Wilhelm II di Maroko pada permulaan abad ke-20 ini adalah salah satu cara untuk melindung modal kaum kapitalis Jerman di negeri tersebut.
Disamping semangat nasionalisme yang meluap-luap di bawa ke luar batas negerinya,jug jingoisme dan chauvinisme dapat mengancam perdamaian dan mendorong dilakukannya tindakan imperialisme,dapat dilihat pada peristiwa Perang Rusia-Turki (1877-1878). Perang ini memberi kemungkinan besar bagi Rusia untuk mencapai cita-cita “hot-policy” di Balkan.Oleh karena adanya kemungkinan tersebut muncullah pertanyaan bagaimana sikap Inggris dalam menghadapi masalah Timur ini? Apakah inggris akan mengikuti politik Canning membantu bangsa-bangsa kecil untuk merintangi kekuasaan Turki dalam menghadapi Rusia?yang jelas ialah bahwa Inggris harus turun tangan,karena kedudukannya di laut Tengah bagian timur menjadi terancam.
Kemudian Lord Derby menteri luar negeri Inggris memperingatkan Czar tentang adanya ketentuan bahwa tiap perjanjian antara Rusia dan Turki,seperti halnya yang diadakan pada 1856 dan 1871,tidak akan berlalu sah,jika tanpa persetujuan negara-negara besar yang mempunyai bagian dalam perjanjian itu.Peringatan ini diperkuat dengan pengiriman Angkatan Laut inggris dari teluk Besika ke Dardanella.
Sebaliknya Rusia menjawab apabila kapal-kapal perang Inggris itu berlayar melalui Straits,Istambul akan di tembaki dengan alasan untuk melindungi warganegara Kristen
Orthodox.Akibatnya suasana menjadi sangat meruncing.Lebih-lebih lagi pada waktu itu timbul semangat jingoisme di inggris,Semangat menantang “Rusia berkorbar- kobar”,hingga di balai-balai musik di london terdengar lagu-lagu “Jingoes” bergema antara lain sebagai berikut:
“We don’t want to fight.But by jingo if we do We’ve got the men,we’ve got ships”We’ve got the money too.” Dapat di simpulkan bahwa nasionalisme Barat merupakan faktor yang memperkuat adanya nafsu bagi suatu negara untuk melakukan tindakan-tindakan imperialistis,sedang akar imperialisme terdapat pada dasar-dasar sosial-ekonomi.
2. Politik Sebetulnya pada awal tujuan imperialisme modern hanyalah tujuan ekonomi, tetapi seperti penjajah-penajajahan sebelumnya, yakni untuk menguasai ekonomi, akan lebh efektif jika kekuasaan negara yang dijajah itu, dikuasaai terlebih dahulu. itupun yang terjadi di negara-negara yang diduduki oleh imperialis modern. imperialis ini mengintervensi pemerintahan negara-negara yang dijajahnya. Meskipun rakyat yang dijajah melalui wakil-wakilnya diberi peran, tetapi peran itu hanyalah sebuah formalitas, dan akal-akalan dari imperialis agar melanggengkan kekuasaannya. Karena secara politis, imperialis tidak mau rugi dengan memberikan peran yang besar bagi rakyat yang dijajah. karena itu hanya akan menjadi bumerang bagi mereka.
Penjajahan itu menyebabkan kehancuran politik bangsa yang dijajahnya. Politi kapitalisme membuat bangsa yang dijajah mempunyai watak ingin mengeruk keuntungan tanpa menghiraukan penderitaan orang lain, rakyat kecil jadi tertindas. Paham komunisme yang menumbuhkan sikap yang menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan hingga merusak persatuan bangsa Indonesia, serta umat Islam.
Imperialisme politik. imperialis hendak mengusai segala-galnya dari suatu negara lain. Negara yang direbutnya itu merupakan jajahan dalam arti yang sesungguhnya. Bentuk imperialisme politik ini tidak umum ditemui pada zaman modern karena pada zaman modern paham nasionalisme sudah berkembang. Imperialisme politik ini biasanya bersembunyi dalam bentuk protectorate dan mandate.
1. Terciptanya tanah-tanah jajahan
2. Politik pemerasan
3. Berkorbarnya perang kolonial
4. Timbulnya politik dunia (wereldpolitiek)
5. Timbulnya nasionalisme
3. Kebudayaan Budaya yang disebarkan penjajah dapat merusak agama yang dimiliki bangsa yang dijajahnya; seperti minum arak, berjudi, pergaulan bebas dan budaya negatif lainnya yang disebarkan. Pelajar jauh dari agama, mereka dijauhkan dari agama. Di Indonesia, adanya PKI atas pengaruh paham komunisme. Fakta Sejarah yang Dapat Diambil sebagai Ibrah Ibrah yang dapat diambil dari peristiwa imperialisme dunia Barat ke dunia Islam, diantaranya: Kita harus dapat menata perekonomian bangsa dengan kuat. Kondisi perekonomian yang rapuh akan menimbulkan penderitaan bagi rakyatnya dan imperialisme akan dengan mudah menjajah bangsa kita. Kita harus membendung segala bentuk imperialisme dan mempertahankan tanah air kita. Kita harus menjaga dan melestarikan kebudayaan Islam.
Imperialisme modern sejak 1870 M didukung oleh penjajah yang menjajikan Protestan landasan gerakannya. Peristiwa ini terjadi setelah negara Gereja Vatikan diruntuhkan oleh gerakan Nasionalis Italia pada 1870 M. Imperialisme Modern ditandai dengan menjadikan tanah jajahan sebagai sumber bahan mentah ( raw material resources). Tanah jajahan dijadikan pula sebagai pasar ( market) dari produksi industri penjajah. Di Nusantara Indonesia, saat itu pemerintah kolonial Belanda sedang berupaya melumpuhkan ulama dan petani Muslim sebagai pendukungnya yang berada di wilayah pedalaman atau pedesaan melalui sistem tanam paksa, 1830-1919 M. (Suryanegara, 2013: 172-173)
Sejarah tumbuh dan dan perkembangan Imperialis Barat seperti itu perlu penulis tuturkan kembali. Dengan pertimbangan agar pembaca dapat memahami, mengapa para ulama dan santri melancarkan gerakan jihad dengan segenap harta dan tenaganya melawan imperialisme Barat. Dengan tujuan menegakkan kembali kemerdekaan politik dan ekonomi serta kemerdekaan beragama. (Suryanegara, 2013: 173)
Sebelum invasi dan agresi imperialis barat , Nusantara Indonesia sebagai negara produsen rempah-rempah serta hasil tambang lainnya merupakan negara kepulauan. Produksi rempah-rempah dan tambangnya tidak hanya untuk konsumsi dalam negeri, tetapi juga dipasarkan ke pasar dunia. Secara geografis kondisi fisik Nusantara Indonesia terpisah. Namun antar kepulauannya terhubungkan dengan laut. Jadi, merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan. (Suryanegara, 2013: 173)
Imperialis barat kuat karena memiliki kekuatan laut ( sea power) dengan armada perangnya. Dolengkapi dengan persenjataan berat dan dukungan modalnya. Berhasil menguasai pintu-pintu laut sebagai gerbang niaga laut yang terletak antara kesultanan
Turki di Timur Tengah dan negara-negara Asia Afrika lainnya. Adapun tenaga yang tidak heran jika mereka bertindak genocide (pembina bangsa-bangsa) yang lemah sistem persenjataannnya. Seperti hilangnya kerajaan Inca dan musnahnya bangsa Indian, serta rusaknya Aborigin di Australia. (Suryanegara, 2013: 173)
Dengan dikuasai secara sistematik, gerbang niaga laut di pulau-pulau yang terletak di mulut laut merah dan kepulauan lainnya di anak benua India. Penguasa ini bertujuan untuk mematahkan aktivitas niaga dari kesultanan Moghul di India dengan negara-negara Asia Afrika lainnya. Tujuan utamanya adalah memutuskan jaringan perniagaan antara kesultanan Turki dan negara Produsen rempah-rempah di India, Nusantara Indonesia, dan negara-negara Asia Tenggara lainnya. (Suryanegara, 2013: 173-174)
Fakta sejarah ini sebagai peringatan terhadap umat islam, yang kurang memperhatikan tetstemen kelautan dari Rasulullah Saw. Dalam Al- Qur’an terdapat 40 ayat yang berbicara tentang maritim atau kebaharian. Antara lain, Allah sebenarnya telah menyerahkan laut untuk umat Islam. (Suryanegara, 2013: 174)
Di bawah situasi dunia yang mulai dicengkram oleh penjajah barat protestan, saat itu sebenarnya kekuasaan politik Islam di Nusantara Indonesia, terbiasa berniaga secara aman dan damai. Tidak dimiliki armada perang dan senjata seperti yang dipunyai oleh imperialis barat. Walaupun demikian, umat islam Indonesia berani menjadi pelopor perlawanan terhadap kedua model imperialisme dan kapitalisme di atas. (Suryanegara, 2013: 174)
Dengan kata lain, islamlah sebagai pembangkit kesadaran nasional. Kesadarannya diletakan tidak hanya pada awal abad ke-20 M yang dalam sejarah Indonesia disebut sebagai periode kebangkitan kesadaran nasional. Melainkan sejak masuknya imperialis katolik ke Nusantara Indonesia pada abad ke-16 M atau tahun 1511 M. Umat islam sebagai pelopor terdepan melawan kedatangan imperialis katolik Portugis. (Suryanegara, 2013: 174)
Maksudnya, di Nusantara Indonesia, islamlah sebagai pembangkit kesadaran cinta tanah air, bangsa dan agama, serta cinta pada kemerdekaan karena keempat masalah itu dirusak oleh penjajah barat, baik dari katolik pada abad ke-16 M, ataupun dari protestan pada abad ke-17 M. Kemampuan Islam ini akibat pada saat parahara imperialis Barat tiba di Nusantara Indonesia, mayoritas bangsa Indonesia telah memeluk islam. rasa tidak aman oleh ancaman imperialis barat, mempercepat proses konversi agama, para raja dan bangsawan Hindu Budha masuk Islam. penjajah barat merusak iklim toleransi antar umat beragama. (Suryanegara, 2013: 174)
Apa buktinya jika kehidupan toleransi beragama di Nusantara Indonesia dirusak oleh imperialis kerajaan Protestan Belanda? Benarkah sejarahnya bahwa protestan pemersatu bangsa Indonesia seperti yang ditampilkan dalam diorama Monumen Nasional (Monas) di Jakarta? Realitas sejarah Imperialis barat di Eropa, berangkat dari perang agama antara salib, agama katolik kontra agama protestan dan Calvinisme. (Suryanegara, 2013: 174)
4. Pendidikan Dalam hal ini, imperialis melakukan perubahan orientasi dan sistem pendidikan juga diberlakukan di Tunisia contohnya. Di sini, sistem pendidikan Perancis dikembangkan oleh Alliance Franfaise dan gereja Katolik. Antara tahun 1882-1912, terdapat kurang lebih 3.000 warga Tunisia mengirimkan putera-puterinya ke Paris. Sebaliknya, Perancis juga terlibat dalam pendidikan Islam. Pada tahun 1898 M, pemerintah imperial Perancis berusaha untuk mereformasi perguruan Zaytuna dengan menambahkan sejumlah mata pelajaran modern dan beberapa metode pedagogis. (Kusdiana. 2012 : 326)
5. Bagi Dunia Islam Tidak bisa dipungkiri bahwa dunia Islam terkena dampak yang besar dari ulah tangan- tangan kotor imperialis. Imperialis selalu memberikan kerugian bagi rakyat yang dijajahnya, dari itu, tidak salah dalam pembukaan UUD 1945 Indonesia disebutkan bahwa “penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan”. Kembali ke dunia Islam yang juga terkena dampak dari imperialis
modern ini. Di antara dampak-dampaknya antara lain: Tanam Paksa di Dunia Islam, yakni di daerah Aljazair, singkatnya, ketika menduduki Aljazair, Perancis membawa kehancuran secara besar-besaran. setelah berhasil melakukan pendudukan, mererka memutuskan untuk mengambil alih pertanahan di Aljazair dalam skala besar-besaran. kebijakan ini mulai dilancarkan dengan merampas tanah-tanah milik para Dey Bey. Pihak Perancis juga telah melakukan kegiatan pemaksaan terhadap kelompok-kelompok suku yang diam di Aljazair untuk meninggalkan daerah-daerah yang dimilikinya atau memaksa mereka menempati wilayah yang lebih sempit, sehingga kelebihan tanah yang dirampas dapat menjadi milik tanah pertanian kolonial. kemudian eksploitasi sumber-sumber kekayaan alam dan sumberdaya manusia, asimilasi yang dipaksakan negeri-negeri muslim, perubahan orientasi dan sistem pendidikan di kalangan masyarakat pribumi adanya intervensi negara-negara Eropa terhadap kedaulatan kerajaan Turki Usmani dan Mughal.(Kusdiana. 2013 : 314)
6. Akibat sosial
1. Si imperialis hidup mewah sementara yang dijajah serba kekurangan
2. Si imperialis maju, yang dijajah mundur
3. Rasa harga diri lebih pada bangsa penjajah, rasa harga diri kurang pada bangsa yang dijajah
4. Segala hak ada pada si imperialis, orang yang dijajah tidak memiliki hak apa-apa Munculnya gerakan Eropa-isasi. Penjajah senantiasa membuat jurang pemisah antara kaum bangsawan dengan rakyat
kecil, sehingga diantara mereka tidak ada persatuan. Kaum agamis tidak diperbolehkan berpolitik. Penjajah khawatir jika ada orang-orang Islam menggerakkan organisasi untuk kemajuan umatnya. Rakyat kecil tidak diberi hak untuk sekolah, yang boleh sekolah hanya anak-anak pejabat saja.