Jenis Pajak

Jenis Pajak

Jumlah Pajak Air Bawah Tanah dengan perhitungan :

1. Mei 7.792 m3 = 20% x NPA = 20% x Rp. 660.774.240. Rp. 132.154.848

2. Juni 7.069 m3 = 20% x NPA = 20% x Rp. 575.662.680. Rp. 115.132.536

3. Juli 7.848 m3 = 20% x NPA = 20% x Rp. 667.366.560 Rp. 133.473.312

4. Agus. 6.419 m3 = 20% x NPA = 20% x Rp. 499.144.680 Rp. 99.828.936

5. Sep 8.432 m3 = 20% x NPA = 20% x Rp. 736.115.040 Rp. 147.223.008

6. Okt 8.891 m3 = 20% x NPA = 20% x Rp. 790.148.520 Rp. 158.029.704

7. Nop 6.771 m3 = 20% x NPA = 20% x Rp. 776.022.120 Rp. 155.204.424

8. Des 9.275 m3 = 20% x NPA = 20% x Rp. 835.353.000 Rp. 167.070.600

Jumlah pokok pajak

Rp.1.108.117.368

- Jumlah ketetapan Pokok + Denda

Denda 20% per bulan

Rp.1.108.117.368 Data dari DinasPengelolaan Keuangan

yang berkaitan semestinya terbuka untuk dan aset (DPKAD) Lombok Barat.

publik. Keterbukaan informasi juga me-

Transparansi adalah masalah berikut- mungkinkan partisifasi masyarakat yang lebih besar.

nya. Di Lombok Barat, petugas menutup rapat dokumen-dokumen yang berkaitan

Sebagaimana diungkapkan oleh Alex- dengan air tanah. Peneliti telah berupaya andra Gilies, peneliti Universitas Cam-

melalui prosedur birokrasi yang rumit bridge, 59 Inggeris industri ektraktif mem- untuk mendapatkan data tersebut. Bahkan peroleh keuntungan dinegara kaya sumber setalah mendapatkan surat izin penelitian daya alam yang korup. Kontrak yang me- dari kampus, petugas dan pihak PT. Nara- nguntungkan bisa didapat hanya dengan mada Awet Muda tetap menolak untuk menyuap pejabat setempat. Untuk me - membuka informasi. Bagaimana mungkin ngurangi ini, diperlukan transparansi segala karut-marut ini bisa dibenahi jika dalam pengelolaan sumber daya alam. transparansi tidak ada.

Tetapi trans paransi saja tidak cukup.

Sulit bagi masyarakat untuk mengetahui Masya rakat juga harus diberi akses ter-

hadap keterbukaan informasi yang luas. secara persis berapa potensi yang hilang,

serta penyimpangan-penyimpangan yang mungkin terjadi. Air adalah sumber daya

59 ayang amat vital sehingga segala informasi Yang dikutip oleh Ahmad Arief harian kompas

tanggal 23oktober 2010.

Kajian Hukum dan Keadilan IUS 235

J UrnAl IUS | Vol II | Nomor 5 | Agustus 2014 | hlm 219~239

Dengan transparansi dan akses ter- stitutif yang menjadi dasar dalam dan deri- hadap informasi yang memadai, publik vasi dari sistem hukum positif. Elemen

bisa memantau dan mewacanakan persoa- konstitutif ini yang mengarahkan se kaligus lan-persoalan pengelolaan sumber daya me ngoreksi regulasi dan kebija kan pe- alam. Dengan demikian korupsi bisa di- ngelolaan sumber daya air. Dengan kata cegah, sehingga kekayaan sumber daya lain regulasi dan kebijakan yang mengatur yang memakmurkan rakyat bisa diwujud- sumber daya air tidak boleh bertentangan kan.

dengan elemen konsti tutif. Dari hasil penelitian, Undang-undang Nomor 7 Ta-

SIMPULAN

hun 2004 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air yang membuka ruang privatisasi

Berdasarkan pembahasan di atas maka dan mengkooptasi air dari sum ber ke- dapat disimpulkan bahwa Untuk menguji hidupan kolektif menjadii komer sialistik validitas hukum, perlu dilihat apakah ele- tidak koheren dengan elemen kon stitutif men-elemen hukum itu koheren. Kekohe- yang mengatur tentang “keber lanjutan ren sian hukum terdiri dari tiga elemen hidup kolektif ” dan “sebesar-besarnya ke- yaitu a) Konsistensi; (b) Komprerhensif; mak muran rakyat”. (c) Elemen-elemen itu saling mendukung bagian satu dengan bagian yang lainnya,

Air adalah sumber daya kolektif, bukan saling menegasikan. Secara nor- karena tidak ada satupun mahluk hidup

matif salah satu elemen konstitutif yang yang bisa melanjutkan kehidupannya mengatur keberlanjutan kehidupan ber- tanpa air. Jika dalam pendekatan berpikir sama dapat ditemukan dalam UUD NRI sistem maka air sebagai tanda keber- 1945 pasal 28 (H.1), yang mewajibkan lanjutan kehidupan yang menjadi identitas negara menjamin lingkungan hidup yang living system. Pada titik ini keberlanjutan baik dan sehat bagi setiap warganya.. kehidupan kolektif itu adalah nilai Sementara Pasal 33 ayat (3) UUD 1945, tertinggi dan meta-norma yang meng arah- menjadi landasan konstitusional mengenai kan berbagai pertaturan hukum yang penguasaan atas sumber daya alam yang menjadi turunannya. Mengikuti panda- mengatur : “Bumi dan air dan kekayaan ngan demikian, semua norma hukum, alam yang terkandung di dalamnya di- bah kan tujuan hukum (kepastian, keman- kuasai oleh negara dan dipergunakan untuk faatan, keadilan), harus diabdikan untuk

sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”. menjaga dan memelihara keberlanjutan sumberdaya kolektif.

Pasal 28 (H.1) dan pasal 33 ayat (3) UUD NRI 1945 menjadi elemen kon-

Dokumen yang terkait

PERLINDUNGAN HUKUM HAK-HAK MASYARAKAT DALAM RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA MATARAM BERDASARKAN PERDA NOMOR 12 TAHUN 2011 THE LEGAL PROTECTION OF COMMUNITY RIGHTS IN AREA SPATIAL PLANNING OF MATARAM CITY BASE ON THE LOCAL REGULATION NUMBER 12 YEAR 2011

0 0 14

KONSEP NEGARA HUKUM DALAM HUBUNGAN KEKUASAAN FREISS ERMERSSEN DALAM WELFARE STATE CONCEPT OF RULE OF LAW IN RELATED TO FREISS ERMERSSEN AUTHORITY ON WELFARE STATE

0 0 10

KEIDENTIKAN MAKNA KONSTITUSI DENGAN UUD DALAM SISTEM KETATANEGARAAN THE IDENTICAL VALUE BETWEEN CONSTITUTION AND CONSTITUTIONAL LAW IN THE CONSTITUTIONAL SYSTEM

0 0 17

PELAKSANAAN TRANSAKSI E-COMMERCE BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 THE PRACTICE of E-COMMERCE IS REGULATED UNDER LAW NUMBER 11 YEAR 2008

1 1 11

PENYELESAIAN SENGKETA KEPEGAWAIAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 1999 DARI ASPEK HUKUM KEPEGAWAIAN DAN SISTEM PERADILAN ADMINISTRASI THE EMPLOYMENT DISPUTE SETTLEMENT ACCORDING TO LAW NUMBER 43 OF 1999 ANALYZED FROM THE EMPLOYMENT AND ADMINISTRA

0 0 18

KAJIAN TERHADAP PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM TATA RUANG KOTA MATARAM STUDYING TO PROTECT AND MANAGE ENVIRONMENT IN MATARAM TOWN

0 3 18

EKSISTENSI KOALISI DALAM SISTEM PEMERINTAHAN PRESIDENSIIL DI INDONESIA MENURUT UUD 1945 COALITION EXISTENCE IN PRESIDENTIAL SYSTEM IN INDONESIA ACCORDING TO THE CONSTITUTION OF REPUBLIC OF INDONESIA 1945

0 0 11

DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 53 TAHUN 2010 DITINJAU DARI ASPEK HUKUM KEPEGAWAIAN DI INDONESIA CIVIL SERVICE DISCIPLINE BASED ON THE GOVERNMENT REGULATION NUMBER 53 YEAR 2010 VIEWED FROM THE PERSONEL LAW ASPECT IN IN

0 0 13

KEBIJAKAN PROGRAM BANTUAN LANGSUNG SEMENTARA MASYARAKAT DITINJAU DARI KONSEP NEGARA WELFARE STATE POLICY OF TEMPORARY DIRECT AID PROGRAM ANALYZED FROM WELFARE STATE CONCEPT

0 2 19

KEBIJAKAN FORMULASI PIDANA MATI DALAM TINDAK PIDANA NARKOTIKA DI INDONESIA THE DEATH PENALTY FORMULATION POLICY ON THE NARCOTICS CRIME ACT IN INDONESIA

0 1 20