Ruang Lingkup Keberatan. Pihak-Pihak Yang Berhak Mengajukan Keberatan. Syarat-Syarat Formal Keberatan.

• Menurut Dr. N. J. Feldman dalam Siti Resmi 2011:2 menyatakan pajak adalah prestasi yang dipaksakan sepihak oleh dan terutang kepada penguasa menurut norma-norma yang ditetapkannya secara umum, tanpa ada kontraprestasi, dan semata-mata digunakan untuk menutup pengeluaran-pengeluaran umum.

2. Keberatan. a. Pengertian Keberatan

Berdasarkan penjelasan Pasal 25 ayat 1 UU Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007, Surat Keberatan adalah suratyang diajukan oleh Wajib Pajak apabila Wajib Pajak berpendapat bahwa jumlah rugi,jumlah pajak, dan pemotongan atau pemungutan pajak tidak sebagaimana mestinya.

b. Ruang Lingkup Keberatan.

Berdasarkan Pasal 25 ayat 1 UU KUP, Wajib Pajak dapat mengajukan keberatanhanya kepada Direktur Jenderal Pajak atas suatu : 1 Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar; 2 Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan; 3 Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar; 4 Surat Ketetapan Pajak Nihil; 5 Pemotongan atau pemungutan oleh pihak ketiga berdasarkan ketentuanperaturan perundang-undangan perpajakan.

c. Pihak-Pihak Yang Berhak Mengajukan Keberatan.

Menurut Pasal 32 ayat 1 UU KUP, Wajib Pajak selain dapat mengajukan keberatannya sendiri juga dapat diwakilkan oleh wakilnya, dengan syarat-syarat sebagai berikut : 1 badan oleh pengurus; 2 badan yang dinyatakan pailit oleh kurator; 3 badan dalam pembubaran oleh orang atau badan yang ditugasi untuk melakukan pemberesan; 4 badan dalam likuidasi oleh likuidator; 5 suatu warisan yang belum terbagi oleh salah seorang ahli warisnya, pelaksanawasiatnya atau yang mengurus harta peninggalannya; atau 6 anak yang belum dewasa atau orang yang berada dalam pengampuan oleh waliatau pengampunya. Orang pribadi atau badan juga dapat menunjuk seorang kuasa dengan surat kuasa khusus untuk menjalankan hak dan memenuhi kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

d. Syarat-Syarat Formal Keberatan.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umumdan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang- UndangNomor 28 Tahun 2007, syarat-syarat pengajuan keberatan adalah : 1 diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia, 2 mengemukakan jumlah pajak yang terutang, jumlah pajak yang dipotong ataudipungut, atau jumlah rugi menurut penghitungan Wajib Pajak dengan disertaialasan yang menjadi dasar penghitungan, 3 harus diajukan dalam jangka waktu 3 tiga bulan sejak tanggal dikirim surat a. ketetapan pajak atau sejak tanggal pemotongan atau pemungutan pajak kecualiapabila Wajib Pajak dapat menunjukkan bahwa jangka waktu tersebut tidak dapatdipenuhi karena keadaan di luar kekuasaannya, 4 wajib melunasi pajak yang masih harus dibayar paling sedikit sejumlah pajakyang telah disetujui Wajib Pajak dalam pembahasan akhir hasil pemeriksaan,dalam hal Wajib Pajak mengajukan keberatan atas surat ketetapan pajak. Sedangkan syarat-syarat pengajuan keberatan yang diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 194PMK.032007 tentang Tata Cara Pengajuan dan Penyelesaian Keberatan adalah : a. diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia, b. mengemukakan jumlah pajak terutang atau jumlah pajak yang dipotong atau dipungut atau jumlah rugi menurut penghitungan Wajib Pajak dengan disertai alasan-alasan yang menjadi dasar penghitungan, c. 1 satu surat keberatan diajukan hanya untuk 1 satu surat ketetapan pajak, untuk1 satu pemotongan pajak, atau untuk 1 satu pemungutan pajak, d. Wajib Pajak telah melunasi utang pajak yang masih harus dibayar paling sedikitsejumlah yang telah disetujui Wajib Pajak dalam pembahasan akhir pemeriksaan, e. diajukan dalam jangka waktu 3 tiga bulan sejak tanggal dikirim surat ketetapan f. pajak atau sejak tanggal pemotongan atau pemungutan pajak oleh pihak ketiga kecuali Wajib Pajak dapat menunjukkan bahwa jangka waktu tersebut tidak dapatdipenuhi karena keadaan di luar kekuasaan Wajib Pajak force majeur, dansurat keberatan ditandatangani oleh Wajib Pajak, dan dalam hal surat keberatanditandatangani oleh bukan Wajib Pajak, surat keberatan tersebut harus dilampiri dengan surat kuasa khusus. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER – 01PJ.072007 tentang ProsedurPengajuan dan Penyelesaian Permohonan Pembetulan Ketetapan Pajak, Keberatan,Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi, dan Pengurangan atauPembatalan Ketetapan Pajak yang Tidak Benar Pajak Penghasilan, Pajak PertambahanNilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah mengatur tata cara pengajuankeberatan sebagai berikut. a. satu surat keberatan untuk satu ketetapan pajak atau satu bukti b. pemotonganpemungutan pajak, c. diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia, d. mengemukakan jumlah pajak yang terutang atau jumlah pajak yang dipotong atau dipungut, atau jumlah rugi menurut penghitungan Wajib Pajak,disertai dengan alasan-alasan yang jelas, e. diajukan paling lama 3 tiga bulan sejak tanggal surat ketetapan pajak atau tanggal pemotongan atau pemungutan pajak, kecuali karena keadaan di luar kekuasaan Wajib Pajak force majeur yang harus disertai bukti pendukung adanya keadaan luar biasa tersebut, dilampiri dengan surat kuasa khusus dalamhal surat keberatan ditandatangani bukan oleh Wajib Pajak sebagaimana diaturdalam Pasal 32 Undang-Undang KUP.

3. Pengambilan Keputusan.