Pra Siklus

1. Pra Siklus

Tindakan pra siklus dalam penelitian ini yaitu sebelum dilaksanakan penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan observasi awal dengan guru mata pelajaran Fisika. Observasi awal dilakukan untuk mengetahui kondisi siswa dan pembelajaran Fisika yang dilakukan di sekolah sebelum dilakukan tindakan serta memberikan informasi kepada guru yang bersangkutan tentang penelitian yang akan dilaksanakan oleh peneliti. Selain itu juga untuk mengetahui beberapa permasalahan yang dihadapi oleh guru saat melaksanakan pembelajaran di kelas. Berdasarkan hasil observasi awal, diketahui bahwa pembelajaran yang dilakukan cenderung terpusat pada guru. Adapun model pembelajaran yang sering digunakan adalah model ceramah, siswa hanya mendengarkan penjelasan dari guru sehingga siswa merasa bosan dan sulit memahami materi yang disampaikan oleh guru. Penggunaan model pembelajaran yang bervariasi pun masih dalam tahap percobaan belum sampai pada tahap pembiasaan.

Kreativitas belajar siswa yang diperoleh saat belum dilakukan PTK masih rendah yaitu 48,75% sesuai dengan angket kreativitas belajar siswa dan 47,50% sesuai dengan hasil observasi yang dilakukan. Rendahnya kreativitas belajar siswa khususnya siswa kelas X.2 dikarenakan siswa kurang aktif dalam memunculkan gagasan-gagasan melalui pertanyaan Kreativitas belajar siswa yang diperoleh saat belum dilakukan PTK masih rendah yaitu 48,75% sesuai dengan angket kreativitas belajar siswa dan 47,50% sesuai dengan hasil observasi yang dilakukan. Rendahnya kreativitas belajar siswa khususnya siswa kelas X.2 dikarenakan siswa kurang aktif dalam memunculkan gagasan-gagasan melalui pertanyaan

Hasil belajar siswa yang diperoleh saat ulangan akhir sebelum diadakannya PTK secara klasikal sudah cukup baik tetapi masih belum mencapai KKM 70,00, rata-rata belajar siswa baru mencapai 67,47 dengan ketuntasan belajar 59,38%. Meskipun lebih dari 50% siswa sudah mencapai KKM tetapi hasil belajar siswa masih perlu ditingkatkan lagi. Berikut ini tabel rekapitulasi observasi dan angket kreativitas belajar siswa serta nilai hasil ulangan siswa.

a. Observasi Kreativitas Belajar Siswa

Observasi kreativitas belajar siswa dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung dengan cara melakukan pengamatan mengenai pelaksanaan pembelajaran dan kegiatan yang dilakukan siswa serta menuliskan jumlah anak yang teramati dalam lembar observasi yang telah disediakan. Observasi kreativitas belajar siswa disajikan pada tabel 5.

Tabel 5

Rekapitulasi Observasi Kreativitas Belajar Siswa Pra Siklus

No.

Aspek yang diteliti

Jumlah Persentase siswa

(%)

1 Siswa antusias dalam mengikuti kegiatan 30 92,19 pembelajaran.

2 Siswa dapat memahami materi dengan lancar. 5 14,06 3 Siswa aktif dalam menyusun pertanyaan

7 21,88 dengan mengacu pada materi.

4 Siswa dapat menjawab pertanyaan dengan 5 14,06 lancar.

5 Siswa mandiri dalam menyelesaikan soal. 19 57,81 6 Siswa percaya diri dalam menyampaikan ide

16 48,44 dan gagasan.

7 Siswa aktif dalam bertanya. 4 10,94 8 Siswa aktif berpendapat sesuai dengan ide

17 53,13 dalam pikiran sendiri.

9 Siswa berani dalam pendirian dan keyakinan 25 78,13 untuk menghadapi persoalan.

10 Siswa semangat dalam menampilkan hasil 27 84,38 pekerjaan.

Berdasarkan tabel observasi kreativitas belajar siswa di atas terlihat bahwa skor tertinggi ada pada pernyataan siswa antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Sedangkan nilai terendah ada pada pernyataan siswa dapat menjawab pertanyaan dengan lancar dan sisswa aktif dalam bertanya. Jadi disini terlihat bahwa siswa sudah antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran sebanyak 30 siswa dengan persentase tertinggi. Tetapi sebagian siswa belum dapat menjawab pertanyaan dan belum aktif bertanya. Kebanyakan siswa belum menguasai materi dan masih malu-malu apabila diminta untuk bertanya, memberikan pendapat atau menyimpulkan materi oleh guru saat

pembelajaran meskipun ada sebagian siswa yang aktif bertanya dan sudah menguasai materi. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa sebagian siswa sudah antusias dalam mengikuti pembelajaran Fisika hanya saja masih banyak siswa yang kurang aktif dan menguasai materi yang disampaikan pada pembelajaran. Kurangnya keaktifan siswa menunjukkan bahwa kreativitas belajar siswa masih rendah. Dikatakan demikian karena kreativitas akan muncul jika siswa aktif dalam pembelajaran baik di sekolah maupun di luar sekolah. Untuk itu perlu diadakan dan dikembangkan kembali model pembelajaran yang lebih menarik agar siswa dapat lebih aktif dan bebas berimajinasi sehingga kreativitas belajar siswa meningkat dan dapat lebih mudah memahami materi pada proses pembelajaran. Salah satunya yaitu dengan model pembelajaran Snowball Throwing.

Pada penggunaan model pembelajaran Snowball Throwing setiap siswa diminta untuk berimajinasi dengan merumuskan pertanyaan-pertanyaan sesuai dengan materi yang disampaikan. Pertanyaan tersebut kemudian ditukar dengan pertanyaan yang dibuat oleh siswa lain kemudian dijawab dan didiskusikan bersama. Melalui diskusi tersebut siswa aktif berpendapat dan menanggapi pendapat siswa lain secara terus-menerus sampai diperoleh suatu kesimpulan dari hasil diskusi. Kebiasaan tersebut dapat meningkatkan kreativitas belajar siswa terutama dalam merumuskan pertanyaan dan mencari Pada penggunaan model pembelajaran Snowball Throwing setiap siswa diminta untuk berimajinasi dengan merumuskan pertanyaan-pertanyaan sesuai dengan materi yang disampaikan. Pertanyaan tersebut kemudian ditukar dengan pertanyaan yang dibuat oleh siswa lain kemudian dijawab dan didiskusikan bersama. Melalui diskusi tersebut siswa aktif berpendapat dan menanggapi pendapat siswa lain secara terus-menerus sampai diperoleh suatu kesimpulan dari hasil diskusi. Kebiasaan tersebut dapat meningkatkan kreativitas belajar siswa terutama dalam merumuskan pertanyaan dan mencari

b. Angket Kreativitas Belajar Siswa

Angket yang digunakan pada penelitian ini yaitu angket kreativitas belajar siswa. Angket kreativitas belajar siswa digunakan untuk mengetahui kreativitas belajar siswa terhadap pembelajaran Fisika dan dikembangkan menurut kisi-kisi sesuai pada lampiran 2. Angket kreativitas belajar siswa secara lengkap disajikan dalam tabel 6.

Tabel 6

Rekapitulasi Angket Kreativitas Belajar Siswa Pra Siklus

Jumlah Persentase No.

Pernyataan

siswa (%)

Siswa antusias dalam mengikuti kegiatan 1

31 96,88 pembelajaran.

2 Siswa dapat memahami materi dengan lancar. 4 12,50 Siswa aktif dalam menyusun pertanyaan dengan

3 6 18,75 mengacu pada materi.

4 Siswa dapat menjawab pertanyaan dengan lancar. 3 9,38 5 Siswa mandiri dalam menyelesaikan soal.

19 59,38 Siswa percaya diri dalam menyampaikan ide dan

6 19 59,38 gagasan.

7 Siswa aktif dalam bertanya. 3 9,38 Siswa aktif berpendapat sesuai dengan ide dalam

8 19 59,38 pikiran sendiri.

Siswa berani dalam pendirian dan keyakinan 9

25 78,13 untuk menghadapi persoalan.

Siswa semangat dalam menampilkan hasil 10

27 84,38 pekerjaan.

Jumlah

156 847,50

Rata-rata

15,6 48,75

Berdasarkan tabel di atas persentase terendah dari angket kreativitas belajar terdapat pada pernyataan siswa dapat menjawab pertanyaan dengan lancar dan siswa aktif bertanya. Dimana hanya terdapat 3 siswa dengan persentase 9,38% yang mengakui bahwa sudah dapat menjawab pertanyaan dengan lancar dan 3 siswa lagi yang aktif bertanya. Ini menunjukkan siswa kurang begitu memahami materi yang disampaikan dan belum aktif bertanya tentang hal-hal yang belum dFisikahami pada pembelajaran. Namun, lebih dari 50% siswa sudah mandiri dalam menyelesaikan soal, percaya diri dalam menyampaikan ide dan gagasan dan aktif berpendapat sesuai dengan ide dalam pikiran sendiri, masing-masing sebanyak 19 siswa dengan persentase 59,38%. Selain itu, siswa berani dalam pendirian dan keyakinan untuk menghadapi persoalan sebanyak 25 siswa dengan persentase 78,13% dan 27 siswa semangat dalam menampilkan hasil pekerjaan dengan persentase 84,34% hanya saja kurang berlatih menyusun pertanyaan dengan mengacu pada materi yaitu sebanyak 6 siswa dengan persentase 18,75% sehingga siswa belum terbiasa menemukan solusi dari permasalahan yang dibuat sesuai dengan materi yang diajarkan. Berdasarkan tabel di atas, dapat dianalisis bahwa persentase angket kreativitas belajar siswa terhadap pembelajaran Fisika dengan metode ceramah secara klasikal sebesar 48,75%.

c. Hasil Belajar Siswa

Berdasarkan hasil ulangan materi sebelumnya yaitu pokok bahasan suhu dan kalor diperoleh nilai rata-rata kelas yaitu 67,47 di mana jumlah siswa yang tuntas belajar (KKM=70) yaitu 19 siswa dari

32 siswa sehingga persentase yang tuntas belajar hanya 59,38%. Secara lengkap hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel 7.

Tabel 7

Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Pra Siklus

Keterangan Pra siklus

Banyak siswa yang tuntas 19 Rata-rata

67,47 Persentase siswa yang tuntas belajar (%)

Berdasarkan data hasil belajar siswa di atas dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata ulangan harian siswa sebelum diterapkan model pembelajaran Snowball Throwing adalah 67,47 dengan ketuntasan belajar sebesar 59,38%. Jumlah siswa yang tuntas sudah 50% lebih dari total keseluruhan siswa. Kriteria ketuntasan minimal siswa 70,00 dan sudah cukup terpenuhi dengan baik namun perlu ditingkatkan. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa agar lebih baik lagi dilakukan dengan cara membuat proses pembelajaran lebih menarik sehingga membangkitkan semangat siswa pada mata pelajaran Fisika sehingga dapat meningkatkan pemahaman belajar Fisika salah satunya dengan Berdasarkan data hasil belajar siswa di atas dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata ulangan harian siswa sebelum diterapkan model pembelajaran Snowball Throwing adalah 67,47 dengan ketuntasan belajar sebesar 59,38%. Jumlah siswa yang tuntas sudah 50% lebih dari total keseluruhan siswa. Kriteria ketuntasan minimal siswa 70,00 dan sudah cukup terpenuhi dengan baik namun perlu ditingkatkan. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa agar lebih baik lagi dilakukan dengan cara membuat proses pembelajaran lebih menarik sehingga membangkitkan semangat siswa pada mata pelajaran Fisika sehingga dapat meningkatkan pemahaman belajar Fisika salah satunya dengan