SKRIPSI DAn Amanatul dan Mukaromah

MENGGUNA UNAKAN MODEL PEMBELAJARAN ARAN SNOWBA BALL THROWING PADA SISWA SWA KELAS AS X SMA NEGERI 1 KLIRONG G SKRIPSI

Disusun sebagai salah satu syarat D untuk m k memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Oleh: Amanatul Mukaromah

NIM 092150006

PROGRA OGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA KA FAKULTAS KEGU S KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIK DIKAN UNIVERSITA SITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJ WOREJO 2013

PERNYATAAN

Yang bertandatangan di bawah ini saya, Nama mahasiswa : Amanatul Mukaromah NIM

Program studi

: Pendidikan Fisika

Fakultas : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

: Universitas Muhammadiyah Purworejo dengan ini saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya sendiri, bukan plagiat karya orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Apabila terbukti/dapat dibuktikan bahwa skripsi ini adalah hasil plagiat, saya bersedia bertanggung jawab secara hukum yang diperkarakan oleh Universitas Muhammadiyah Purworejo.

Purworejo, Agustus 2013 Yang membuat pernyataan,

Amanatul Mukaromah

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

 “Man Jadda Wa Jadaa”, Barangsiapa bersungguh-sungguh akan mendapatkan apa yang diinginkan.  “Laa Tahzan, Innallooha Ma’anaa”. Jangan bersedih, sesungguhnya Alloh SWT bersama kita.  “Ashshobrun Jamiil”. Sabar itu indah. (Q.S. Yusuf: 83)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk:

1. Ibunda tercinta

2. Keluarga besar yang senantiasa

mendo’akan

3. Sahabat yang selalu memotivasi dan memberi dukungan.

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb. Alhamdulillaahirobbil’aalamiin, segala puji bagi Alloh SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya serta dengan doa, usaha dan tanggung jawab sehingga penyusun dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Peningkatan Kreativitas Belajar Fisika Menggunakan Model Pembelajaran Snowball Throwing Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Klirong” guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purworejo.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari dorongan, bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs.

H. Hartono, M.M, selaku Dekan FKIP Universitas Muhammadiyah Purworejo yang telah memberikan rekomendasi dan perijinan penelitian.

2. Bapak Eko Setyadi Kurniawan, M.Pd.Si, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika yang telah memberikan persetujuan dalam penelitian ini.

3. Bapak H. Arif Maftukhin, M.Pd. selaku Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, pengarahan, masukan dan saran dalam menyusun skripsi ini.

4. Ibu Siska Desy Fatmaryanti, M.Si. selaku Pembimbing II yang dengan sabar telah memberikan dukungan, bimbingan, pengarahan, masukan dan saran dalam menyusun skripsi ini.

5. Ibu Dra. Badingah, selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Klirong merangkap sebagai guru mata pelajaran fisika yang telah memberikan ijin dan bimbingan untuk melakukan penelitian.

6. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah Purworejo yang telah memberikan ilmu pengetahuan sehingga bermanfaat.

7. Rekan-rekan mahasiswa jurusan Pendidikan Fisika Angkatan 2013 yang telah mendorong saya untuk menyelesaikan skripsi ini.

8. Semua pihak yang tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Semoga amal baik yang telah diberikan kepada penyusun mendapat balasan yang setimpal dari Alloh SWT. Penyusun berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penyusun khususnya dan bagi pembaca umumnya serta pihak-pihak yang membutuhkan. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Purworejo, Agustus 2013 Penyusun,

Amanatul Mukaromah

ABSTRAK

Amanatul Mukaromah. Peningkatan Kreativitas Belajar Fisika Menggunakan Model Pembelajaran Snowball Throwing Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Klirong. Skripsi. Program Studi Pendidikan Fisika. FKIP, Universitas Muhammadiyah Purworejo. 2013

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pembelajaran yang berlangsung pada mata pelajaran fisika kurang menarik, membosankan dan belum dapat mengatasi kesulitan siswa dalam belajar fisika sehingga berpengaruh terhadap kreativitas belajar siswa yang juga berpengaruh terhadap keberhasilan proses pembelajaran. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kreativitas belajar fisika siswa menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing.

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Klirong yang beralamat di Desa Klirong, Kecamatan Klirong, Kabupaten Kebumen pada Bulan Mei sampai dengan Bulan Juni 2013. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X.2 SMA Negeri 1 Klirong Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 32 siswa terdiri dari 6 laki-laki dan 26 perempuan. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode: lembar observasi dan angket kreativitas belajar siswa yang dilakukan oleh guru mata pelajaran fisika dan teman sejawat saat proses pembelajaran berlangsung serta menggunakan soal tes hasil belajar sebagai data pendukung.

Hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian ini adalah dengan penggunaan Snowball Throwing dapat meningkatkan kreativitas belajar fisika siswa. Hal ini ditandai dengan meningkatnya rata-rata kreativitas dan nilai rata- rata siswa. Sebelum menerapkan model pembelajaran Snowball Throwing, rata- rata kreativitas belajar siswa SMA Negeri 1 Klirong sesuai lembar observasi hanya 47,50% kemudian meningkat menjadi 78,75% pada siklus I dan meningkat lagi menjadi 82,89% pada siklus II. Sedangkan pada angket, kreativitas belajar siswa awalnya hanya 48,75% pada pra siklus kemudian meningkat menjadi 73,75% pada siklus I dan pada siklus II meningkat menjadi 81,25%. Meningkatnya kreativitas belajar siswa memberi pengaruh pada meningkatnya hasil belajar siswa. Hal ini terlihat dari rata-rata nilai hasil belajar yang diperoleh siswa pada pra siklus sebesar 59,38% meningkat menjadi 68,75% pada siklus I dan meningkat lagi menjadi 87,50% pada siklus II.

Kata Kunci: Snowball Throwing, Kreativitas Belajar Fisika Siswa

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Zaman modern yang semakin berkembang saat ini menuntut berkembangnya aktivitas lain khususnya pada bidang pendidikan. Pendidikan merupakan hal yang penting dilaksanakan karena dapat memberikan dampak yang positif bagi kemajuan suatu bangsa. Bangsa yang baik adalah bangsa yang berpendidikan. Melalui pendidikan, kualitas manusia diubah ke arah yang lebih baik dan menjadikannya sumber daya yang berguna bagi diri sendiri maupun masyarakat. Pendidikan menuntut manusia untuk dapat meningkatkan kualitas diri, mengembangkan potensi yang dimiliki, berpikir secara cerdas, kreatif dan inovatif serta dapat meraih kesuksesan dan memahami tugas-tugas yang harus dilaksanakan pada berbagai bidang. Pendidikan memuat suatu proses pembelajaran. Pembelajaran adalah suatu proses penyampaian materi- materi yang berlangsung dalam proses belajar mengajar. Proses belajar terjadi pada setiap individu. Proses belajar yang terjadi pada individu merupakan sesuatu yang penting karena melalui belajar individu dapat mengenal dan menyesuaikan diri dengan lingkungan di sekitarnya.

Pembelajaran Fisika merupakan salah satu cara untuk mewujudkan tujuan pendidikan di bidang sains. Pembelajaran Fisika memegang peranan penting dalam proses pendidikan. Pada pembelajaran Fisika terjadi interaksi antara guru dan siswa. Guru menyampaikan materi-materi yang termuat dalam Mata Pelajaran Fisika sedangkan siswa menerima dan menguasai materi yang

disampaikan guru. Pada saat menyampaikan materi pembelajaran, guru menggunakan model pembelajaran yang diharapkan dapat membantu tersampaikannya materi kepada siswa dengan baik. Pemilihan model pembelajaran yang efektif sangat penting untuk mewujudkan keberhasilan proses pembelajaran. Setelah mengikuti proses pembelajaran siswa diharapkan mampu menyelesaikan persoalan yang diberikan oleh guru berkaitan dengan materi Fisika baik dengan cara yang dicontohkan maupun dengan caranya sendiri. Pada saat pembelajaran Fisika berlangsung, guru memberikan kebebasan kepada siswa untuk menyelesaikan persoalan dengan berpikir secara mandiri ataupun kelompok dan mewujudkan kreativitas masing-masing.

Nurla Isna A. (2012: 81-82) berpendapat bahwa kreativitas adalah kemampuan seseorang dalam melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, baik dalam bentuk karya baru maupun kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada, yang belum pernah ada sebelumnya. Selain itu juga tercermin dari kemampuannya dalam memecahkan atau menjawab suatu masalah.

Pendapat lain mengatakan bahwa kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi baru, atau melihat hubungan-hubungan baru antar unsur, data, atau hal-hal yang sudah ada sebelumnya. Belajar Fisika adalah suatu aktivitas mental (psikis) yang berlangsung dalam interaksi dengan lingkungan dan menghasilkan perubahan-perubahan, pemahaman serta kecakapan baru lainnya tentang Fisika. Dapat disimpulkan bahwa kreativitas belajar Fisika siswa merupakan suatu proses memikirkan berbagai gagasan Pendapat lain mengatakan bahwa kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi baru, atau melihat hubungan-hubungan baru antar unsur, data, atau hal-hal yang sudah ada sebelumnya. Belajar Fisika adalah suatu aktivitas mental (psikis) yang berlangsung dalam interaksi dengan lingkungan dan menghasilkan perubahan-perubahan, pemahaman serta kecakapan baru lainnya tentang Fisika. Dapat disimpulkan bahwa kreativitas belajar Fisika siswa merupakan suatu proses memikirkan berbagai gagasan

Berdasarkan wawancara pra siklus dengan salah satu guru Mata Pelajaran Fisika, Dra. Badingah diketahui bahwa pembelajaran Fisika di SMA Negeri 1 Klirong belum sepenuhnya dapat dikatakan berhasil. Buktinya sebagian siswa memperoleh nilai Fisika tidak lebih tinggi atau bahkan lebih rendah dari kompetensi kelulusan minimal yang telah ditentukan. Pada materi tertentu siswa masih merasa kesulitan dalam memahami dan menguasai materi Fisika yang disampaikan oleh guru pada saat pembelajaran di kelas. Penyampaian materi masih menggunakan model pembelajaran seperti ceramah yang cenderung membosankan. Kebanyakan siswa kesulitan untuk memahami materi yang begitu banyak dengan hanya mendengarkan penjelasan guru di depan kelas sehingga materi tidak dapat terserap oleh siswa dengan baik. Penggunaan model pembelajaran modern masih dalam tahap percobaan belum ke tahap pembiasaan. Selain itu, permasalahan lainnya siswa kurang begitu aktif, jarang bertanya dan menanggapi permasalahan yang diberikan oleh guru berkaitan dengan materi Fisika. Ketidakaktifan siswa menyebabkan kreativitas Berdasarkan wawancara pra siklus dengan salah satu guru Mata Pelajaran Fisika, Dra. Badingah diketahui bahwa pembelajaran Fisika di SMA Negeri 1 Klirong belum sepenuhnya dapat dikatakan berhasil. Buktinya sebagian siswa memperoleh nilai Fisika tidak lebih tinggi atau bahkan lebih rendah dari kompetensi kelulusan minimal yang telah ditentukan. Pada materi tertentu siswa masih merasa kesulitan dalam memahami dan menguasai materi Fisika yang disampaikan oleh guru pada saat pembelajaran di kelas. Penyampaian materi masih menggunakan model pembelajaran seperti ceramah yang cenderung membosankan. Kebanyakan siswa kesulitan untuk memahami materi yang begitu banyak dengan hanya mendengarkan penjelasan guru di depan kelas sehingga materi tidak dapat terserap oleh siswa dengan baik. Penggunaan model pembelajaran modern masih dalam tahap percobaan belum ke tahap pembiasaan. Selain itu, permasalahan lainnya siswa kurang begitu aktif, jarang bertanya dan menanggapi permasalahan yang diberikan oleh guru berkaitan dengan materi Fisika. Ketidakaktifan siswa menyebabkan kreativitas

Model pembelajaran Snowball Throwing merupakan salah satu model pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan pendekatan kontekstual. Snowball Throwing yang menurut asal katanya berarti ‘bola salju bergulir’ diartikan sebagai model pembelajaran dengan menggunakan bola pertanyaan dari kertas yang digulung bulat berbentuk bola kemudian dilemparkan secara bergiliran di antara sesama anggota kelompok. Kegiatan melempar bola pertanyaan ini akan membuat kelompok menjadi dinamis, karena kegiatan siswa tidak hanya berpikir, menulis, bertanya, atau berbicara. Akan tetapi mereka juga melakukan aktivitas fisik yaitu menggulung kertas dan melemparkannya pada siswa lain. Dengan demikian, tiap anggota kelompok akan mempersiapkan diri karena pada gilirannya mereka harus menjawab pertanyaan dari temannya yang terdapat dalam bola kertas (Renni, 2010).

Menurut Rusman, dkk (2012) model pembelajaran Snowball Throwing termasuk dalam pembelajaran kooperatif yang dapat meningkatkan kreativitas belajar karena model pembelajaran ini menekankan siswa untuk selalu aktif dan kreatif, mulai dari melihat, memperhatikan, menulis, bertanya, menjawab dan sebagainya. Setiap siswa mempunyai kesempatan dan peluang yang sama untuk mencapai hasil belajar yang maksimal. Proses pembelajaran dengan memanfaatkan model Snowball Throwing menjadikan siswa sebagai pusat Menurut Rusman, dkk (2012) model pembelajaran Snowball Throwing termasuk dalam pembelajaran kooperatif yang dapat meningkatkan kreativitas belajar karena model pembelajaran ini menekankan siswa untuk selalu aktif dan kreatif, mulai dari melihat, memperhatikan, menulis, bertanya, menjawab dan sebagainya. Setiap siswa mempunyai kesempatan dan peluang yang sama untuk mencapai hasil belajar yang maksimal. Proses pembelajaran dengan memanfaatkan model Snowball Throwing menjadikan siswa sebagai pusat

Penggunaan model pembelajaran Snowball Throwing diharapkan dapat mengatasi kesulitan siswa dalam belajar Fisika dan dapat menarik perhatian siswa untuk meningkatkan kreativitas dalam pembelajaran di kelas. Meningkatnya kreativitas siswa akan meningkatkan hasil belajar siswa. Oleh karena itu, Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Peningkatan Kreativitas Belajar Fisika Menggunakan Model Pembelajaran Snowball Throwing Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Klirong”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasi masalah- masalah yang ada pada siswa sebagai berikut:

1. Siswa cenderung kurang aktif, jarang berpendapat ataupun menanggapi pendapat dari guru mengenai suatu permasalahan tertentu pada Mata Pelajaran Fisika.

2. Kurangnya kreativitas siswa untuk mencari jawaban atau informasi dari suatu permasalahan tertentu pada Mata Pelajaran Fisika.

3. Kurangnya latihan siswa dalam pemecahan suatu masalah yang berkaitan dengan Fisika.

4. Pembelajaran Fisika yang berlangsung cenderung membosankan dan belum dapat berjalan sesuai harapan dilihat dari hasil belajar yang dicapai.

5. Model Pembelajaran Fisika yang digunakan masih belum efektif untuk mengatasi rendahnya kreativitas dan hasil belajar Fisika siswa.

C. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini lebih mudah dilakukan akan dibatasi masalah sebagai berikut:

1. Penelitian berfokus pada penerapan model pembelajaran Snowball Throwing untuk meningkatkan kreativitas belajar Fisika siswa kelas X SMA Negeri 1 Klirong.

2. Sasaran penelitian adalah siswa kelas X.2 SMA Negeri 1 Klirong.

3. Proses pembelajaran dibatasi pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013 pokok bahasan Listrik Dinamis.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana meningkatkan kreativitas belajar Fisika menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Klirong?“

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kreativitas belajar Fisika menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Klirong.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

1. Bagi siswa, dapat menjadi motivator untuk terus belajar dan mendalami konsep Fisika khususnya pada konsep-konsep yang belum dikuasai sehingga dapat meningkatkan kreativitas dalam belajar dan dapat meningkatkan prestasi belajar.

2. Bagi guru, dapat menjadi masukan khususnya bagi guru-guru Fisika tentang keutamaan Penerapan Model Pembelajaran Snowball Throwing untuk meningkatkan kreativitas dan prestasi belajar Fisika siswa.

3. Bagi sekolah, dapat digunakan sebagai masukan untuk evaluasi proses pembelajaran yang telah berlangsung selama ini khususnya pembelajaran Fisika dan mengambil langkah yang tepat untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang dijalankan.

4. Bagi peneliti, dapat menjadi media belajar dalam usaha melatih diri menyatakan dan menyusun buah pikiran secara tertulis dan sistematis, sekaligus menenerapkan ilmu yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari.

BAB II KAJIAN TEORI, TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori

1. Definisi Belajar Belajar adalah aktivitas yang selalu dilakukan manusia dimanapun dan kapanpun berada. Untuk mencapai hasil belajar yang baik, maka proses belajar memegang peranan penting. Kegiatan belajar yang terus menerus memberikan pengaruh terhadap terbentuknya kemampuan, pemahaman, kecakapan, serta aspek lain yang dapat berkembang kearah yang lebih baik yakni memilki ilmu pengetahuan yang lebih luas. Terdapat beberapa defenisi yang dikemukakan oleh pakar pendidikan (Nurulwati, 2011):

a. Gange

Belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara alamiah.

b. Cronbach

Learning is shown by a change in behavior as a result of experience (Belajar adalah perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman).

c. Harold Spears

Learning is to observe, to read, to imitate, to try something themselves, to listen, to follow direction (Belajar adalah mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu, mendengar dan mengikuti arah tertentu).

d. Morgan

Learning is any relatively permanent change in begavior that is a result of past experience (Belajar adalah perubahan perilaku yang bersifat permanen sebagai hasil dari pengalaman).

Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses aktif yang dilakukan secara keseluruhan dengan kesadaran untuk memperoleh pengetahuan atau pengalaman baru yang ditandai dengan perubahan tingkah laku. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa jika setelah belajar tidak terjadi perubahan tingkah laku pada diri orang yang bersangkutan, maka tidak dapat dikatakan terjadi proses belajar. Begitu juga dengan proses pembelajaran yang terjadi di dalam kelas, apabila siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan baik, maka siswa tersebut akan mengalami perubahan tingkah laku yaitu meningkatnya kemampuan belajar termasuk di dalamnya kreativitas belajar yang dapat mendorong meningkatnya prestasi belajar.

2. Kreativitas dalam Belajar

a. Definisi Pada hakikatnya kreativitas merupakan sifat pribadi seseorang yang dapat tercermin dari kemampuannya menciptakan sesuatu yang baru dan merupakan suatu upaya manusia untuk membangun diri agar menjadi lebih baik. Menurut Buchori Alma dalam Dewi A. Sagitasari (2010), kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan a. Definisi Pada hakikatnya kreativitas merupakan sifat pribadi seseorang yang dapat tercermin dari kemampuannya menciptakan sesuatu yang baru dan merupakan suatu upaya manusia untuk membangun diri agar menjadi lebih baik. Menurut Buchori Alma dalam Dewi A. Sagitasari (2010), kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan

Nurla Isna A. (2012: 81-82) berpendapat bahwa kreativitas adalah kemampuan seseorang dalam melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, baik dalam bentuk karya baru maupun kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada, yang belum pernah ada sebelumnya. Selain itu juga tercermin dari kemampuannya dalam memecahkan atau menjawab suatu masalah. Menurut Fadiyah Suryani dan Fatkhulloh (2012) proses kreatif mengalir melalui lima tahap, yaitu: persiapan dengan mendefinisikan masalah, tujuan atau tantangan; inkubasi dengan mencerna fakta-fakta dan mengelolahnya dalam pikiran; iluminasi yaitu mendesak ke permukaan, gagasan-gagasan bermunculan; verifikasi dengan memastikan apakah solusi itu benar-benar memecahkan masalah; aplikasi.

Berdasarkan definisi-definisi di atas disimpulkan bahwa kreativitas adalah kemampuan seseorang dalam menciptakan atau memunculkan sesuatu yang baru baik berupa gagasan maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan sesuatu yang sudah ada atau merupakan kombinasi dari hal-hal yang ada sebelumnya sehingga dapat meningkatkan kualitas diri dalam memecahkan atau menjawab suatu masalah. Kreativitas itu sendiri diperlukan dalam belajar. Kreativitas dalam belajar merupakan hal yang penting dalam meningkatkan keberhasilan proses pembelajaran terutama pada pembelajaran Fisika.

Pada proses pembelajaran Fisika diperlukan adanya kreativitas belajar untuk mendukung hasil belajar siswa. Kreativitas belajar terdiri dari dua kata yaitu kreativitas dan belajar. Terdapat beberapa pendapat mengenai definisi kreativitas belajar. Riawan (2012) mendefinisikan kreativitas belajar dengan terlebih dahulu menjabarkan makna setiap kata. Kreativitas diartikan sebagai kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi baru, atau melihat hubungan-hubungan baru antar unsur, data, atau hal-hal yang sudah ada sebelumnya.

Belajar Fisika adalah suatu aktivitas mental (psikis) yang berlangsung dalam interaksi dengan lingkungan dan menghasilkan perubahan-perubahan, pemahaman serta kecakapan baru lainnya tentang Fisika sehingga disimpulkan bahwa kreativitas belajar Fisika siswa merupakan suatu proses memikirkan berbagai gagasan dalam menghadapi suatu masalah, sebagai proses “bermain” dengan gagasan- gagasan atau unsur-unsur dalam pikiran yang merupakan keasyikan dan penuh tantangan dalam diri siswa terhadap Fisika.

Dewi A. Sagitasari (2010) menjelaskan bahwa kreativitas adalah tindakan berpikir yang imajinatif melalui proses mental dari keinginan yang besar dan disertai komitmen yang menghasilkan gagasan-gagasan baru, bersifat asli, independen, dan bernilai. Kreativitas belajar siswa dapat ditingkatkan melalui pembelajaran Fisika yang menyenangkan. Adanya kreativitas belajar siswa yang tinggi diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar Fisika siswa.

Menurut Izzatul (2011) kreativitas adalah hasil sebuah latihan yang unik, berbeda, dan lebih baik serta bermanfaat. Sedangkan belajar diartikan sebagai suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh tingkah laku baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. Belajar mengandung pengertian terjadinya perubahan dan persepsi dan tingkah laku, termasuk juga perubahan perilaku. Jadi, kreativitas belajar adalah suatu keterampilan yang dihasilkan dari sebuah latihan-latihan (proses pembelajaran) yang diupayakan terus-menerus agar berkembang dan tidak terjadi kemunduran.

Berdasarkan definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kreativitas belajar Fisika adalah kemampuan seseorang untuk memunculkan gagasan-gagasan baru dari suatu masalah yang diperoleh dari latihan-latihan melalui pembelajaran Fisika sehingga dapat meningkatkan diri dalam memecahkan atau menjawab suatu masalah dan dapat dikembangkan dengan memberikan tindakan intensif secara terus- menerus. Kreativitas perlu ditingkatkan karena berperan penting dalam peningkatan prestasi belajar siswa.

b. Teori tentang Pembentukan Pribadi Kreatif Pembentukan pribadi kreatif banyak dijelaskan oleh teori-teori seperti yang ditulis oleh Utami Munandar (2012: 32-33). Teori yang akan dijelaskan adalah teori Psikoanalisis dan teori Humanistik sebagai berikut.

1) Teori Psikoanalisis

a) Teori Freud Sigmund Freud (1856-1939) menjelaskan proses kreatif dari mekanisme pertahanan , yang merupakan upaya tak sadar untuk menghindari kesadaran mengenai ide-ide yang tidak menyenangkan atau yang tidak dapat diterima.Sehingga biasanya mekanisme pertahanan merintangi produktivitas kreatif. Meskipun kebanyakan mekanisme pertahanan menghambat tindakan kreatif, namun mekanisme sublimasi justru merupakan penyebab utama dari kreativitas.

b) Teori Kris Ernes Kris (1900-1957) menekankan bahwa mekanisme pertahanan regresi (beralih ke perilaku sebelumnya yang akan memberi kepuasaan, jika perilaku sekarang tidak berhasil atau tidak memberi kepuasaan) juga sering muncul dalam tindakan kreatif.

c) Teori Jung Carl Jung(1875-1961) menjelaskan bahwa ketidaksadaran memainkan peranan yang amat penting dalam kreativitas tingkat tinggi. Alam pikiran yang tidak disadari dibentuk oleh masa lalu pribadi. Adanya ketidaksadaran kolektif menimbulkan penemuan, teori, seni, dan karya-karya baru lainnya. Proses inilah yang menyebabkan kelanjutan dari eksistensi manusia.

2) Teori Humanistik

a) Teori Maslow Menurut Abraham Maslow (1908-1970) manusia mempunyai naluri-naluri dasar yang menjadi nyata sebagi kebutuhan yang harus dipenuhi. Pemenuhan kebutuhan tersebut erat kaitannya dengan kreativitas.

b) Teori Rogers Menurut Carl Rogers (1902-1987) tiga kondisi dari pribadi kreatif adalah: (1) Keterbukaan terhadap pengalaman (2) Kemampuan untuk menilai situasi sesuai dengan patokan

pribadi seseorang (internal locus of evaluation) (3) Kemampuan untuk bereksperimen, bermain dengan konsep- konsep.

c. Dimensi-Dimensi Kreativitas

1) Faktor Internal Clark dalam Dewi A. Sagitasari (2010) mengemukakan dimensi- dimensi yang dianggap terkait dengan kreativitas meliputi: (a) Rasio/thinking yang bersifat kognitif dan rasional, terukur serta dapat dikembangkan melalui latihan secara sadar; (b) Bakat khusus talent cipta/sensing merupakan bentuk nyata keadaan bawaan yang membuat seseorang mampu mengkreasi sesuatu yang baru hingga dilihat dan didengar orang lain; (c) Perasaan/feeling sebagai bentuk 1) Faktor Internal Clark dalam Dewi A. Sagitasari (2010) mengemukakan dimensi- dimensi yang dianggap terkait dengan kreativitas meliputi: (a) Rasio/thinking yang bersifat kognitif dan rasional, terukur serta dapat dikembangkan melalui latihan secara sadar; (b) Bakat khusus talent cipta/sensing merupakan bentuk nyata keadaan bawaan yang membuat seseorang mampu mengkreasi sesuatu yang baru hingga dilihat dan didengar orang lain; (c) Perasaan/feeling sebagai bentuk

2) Faktor Eksternal Gardner dalam Dewi A. Sagitasari (2010) mencontohkan bahwa faktor yang menunjang munculnya kreativitas meliputi tiga elemen pokok yang saling terkait. Ketiga elemen tersebut adalah kemampuan tertentu, hubungan individu tersebut dengan pekerjaannya, serta interaksi antara individu dengan orang lain baik saudara, maupun kelompoknya.

d. Pribadi Kreatif Kelompok pakar psikologi (30 orang) menjelaskan bahwa 10 ciri- ciri pribadi kreatif (Utami Munandar, 2012: 36-37) adalah sebagai berikut:

1) Imajinatif

2) Mempunyai prakarsa

3) Mempunyai minat luas

4) Mandiri dalam belajar

5) Melit

6) Senang berpetualang

7) Penuh energi

8) Percaya diri

9) Bersedia mengambil resiko

10) Berani dalam pendirian dan keyakinan

Sedangkan menurut Nurla Isna A. (2012: 82-85) ciri-ciri pribadi kreatif adalah:

1) Berpikir lancar

2) Fleksibel dalam berpikir

3) Senang menjajaki lingkungannya

4) Banyak mengajukan pertanyaan

5) Rasa ingin tahunya tinggi

6) Berminat melakukan banyak hal

e. Skala Sikap Kreatif Utami Munandar (2012:70) menjelaskan bahwa sikap kreatif dioperasionalisasi dalam dimensi berikut

1) Keterbukaan terhadap pengalaman baru

2) Kelenturan dalam berpikir

3) Kebebasan dalam ungkapan diri

4) Menghargai fantasi

5) Minat terhadap kegiatan kreatif

6) Kepercayaan terhadap gagasan sendiri

7) Kemandirian dalam memberi pertimbangan Kreativitas menurut Utami Munandar (1982) dalam bukunya yang berjudul “Pemanduan Anak Berbakat” mempunyaiciri-ciri sebagai berikut:

1) Rasa ingin tahu yang luas dan mendalam

2) Sering mengajukan pertanyaan yang baik

3) Memberikan banyak gagasan atau usul terhadap satu masalah

4) Bebas dalam menyatakan pendapat

5) Mempunyai rasa keindahan yang dalam

6) Menonjol dalam salah satu bidang seni

7) Mampu melihat satu masalah dari berbagai segi

8) Mempunyai rasa humor yang luas

9) Mempunyai daya imajinasi

10) Orisinal dalam ungkapan gagasan dan dalam pemecahan masalah. (Munandar, 2012: 71) 10) Orisinal dalam ungkapan gagasan dan dalam pemecahan masalah. (Munandar, 2012: 71)

1) Tes yang mengukur kreativitas secara langsung

2) Tes yang mengukur unsur-unsur kreativitas

3) Tes yang mengukur ciri kepribadian kreatif

4) Pengukur potensi kreatif secara non-test

5) Pengamatan langsung terhadap kinerja kreatif. Kreativitas belajar Fisika dalam penelitian ini akan diukur secara non-test yaitu dengan pengisian angket dan lembar observasi kreativitas belajar siswa.

3. Model Pembelajaran Snowball Throwing Model pembelajaran Snowball Throwing merupakan salah satu model pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan pendekatan kontekstual. Snowball Throwing yang menurut asal katanya berarti ‘bola salju bergulir’ diartikan sebagai model pembelajaran dengan menggunakan bola pertanyaan dari kertas yang digulung bulat berbentuk bola kemudian dilemparkan secara bergiliran di antara sesama anggota kelompok. Kegiatan melempar bola pertanyaan ini akan membuat kelompok menjadi dinamis, karena kegiatan siswa tidak hanya berpikir, menulis, bertanya, atau berbicara. Akan tetapi mereka juga melakukan aktivitas fisik yaitu menggulung kertas dan melemparkannya pada siswa lain. Dengan demikian, tiap anggota kelompok akan mempersiapkan diri karena pada gilirannya 3. Model Pembelajaran Snowball Throwing Model pembelajaran Snowball Throwing merupakan salah satu model pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan pendekatan kontekstual. Snowball Throwing yang menurut asal katanya berarti ‘bola salju bergulir’ diartikan sebagai model pembelajaran dengan menggunakan bola pertanyaan dari kertas yang digulung bulat berbentuk bola kemudian dilemparkan secara bergiliran di antara sesama anggota kelompok. Kegiatan melempar bola pertanyaan ini akan membuat kelompok menjadi dinamis, karena kegiatan siswa tidak hanya berpikir, menulis, bertanya, atau berbicara. Akan tetapi mereka juga melakukan aktivitas fisik yaitu menggulung kertas dan melemparkannya pada siswa lain. Dengan demikian, tiap anggota kelompok akan mempersiapkan diri karena pada gilirannya

Pada Model pembelajaran Snowball Throwing ini siswa dituntut untuk aktif bekerjasama dengan kelompok. Siswa merumuskan pertanyaan dan jawaban, saling bertukar pertanyaan dan mencocokkan jawaban dengan teman dalam kelompok lain sehingga tercipta diskusi kelas yang baik pada saat pembelajaran berlangsung. Melalui diskusi yang baik, siswa dapat diperoleh manfaat diataranya membantu siswa untuk terbiasa mengemukakan pendapat, lebih mengenal dan mendalami suatu permasalahan, tercipta suasana yang lebih rileks, informal tetapi terarah dan menggali pendapat siswa yang cenderung pemalu dan jarang berbicara (Muchlas dan Hariyanto, 2012: 152).

Menurut Rusman, dkk (2012) model pembelajaran Snowball Throwing termasuk dalam pembelajaran kooperatif yang dapat meningkatkan kreativitas belajar karena model pembelajaran ini menekankan siswa untuk selalu aktif dan kreatif, mulai dari melihat, memperhatikan,menulis, bertanya, menjawab dan sebagainya. Setiap siswa mempunyai kesempatan dan peluang yang sama untuk mencapai hasil belajar yang maksimal. Proses pembelajaran dengan memanfaatkan model Snowball Throwing menjadikan siswa sebagai pusatbelajar, siswa aktif berdiskusi dan memecahkan masalah dari pertanyaan-pertanyaan yang diungkapkan selama proses pembelajaran serta mengerjakan tugas bersama kelompok masing-masing. Kelebihan model pembelajaran Snowball

Throwing yaitu melatih kesiapan dan kerjasama siswa dalam kelompok untuk saling memberikan pengetahuan. Sedangkan kekurangannya yaitu pengetahuan tidak luas hanya berkutat pada pengetahuan sekitar siswa dan membutuhkan waktu yang banyak.

Adapun langkah-langkah model pembelajaran Snowball Throwing menurut Agus Suprijono (2012: 128) adalah sebagai berikut:

a. Guru menyampaikan materi yang akan disajikan.

b. Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi.

c. Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing- masing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya.

d. Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kerja kerja untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok.

e. Kemudian kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibuat seperti bola dandilempar dari satu siswa ke siswa yang lain selama ± 15 menit.

f. Setelah siswa mendapatkan satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan kepadasiswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian.

g. Evaluasi.

h. Penutup.

Langkah-langkah pembelajaran yang telah diuraikan di atas dapat divariasi sesuai dengan kreativitas guru dan kondisi di sekolah. Setiap model pembelajaran tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan masing- masing. Kelebihan model pembelajaran Snowball Throwing dalam Aries Malik (2012) sebagai berikut:

a. Melatih kesiapan siswa dalam merumuskan pertanyaan dengan bersumber pada materi yang diajarkan serta saling memberikan pengetahuan.

b. Siswa lebih memahami dan mengerti secara mendalam tentang materi pelajaran yang dipelajari. Hal ini disebabkan karena siswa mendapat penjelasan dariteman sebaya yang secara khusus disiapkan oleh guru serta mengerahkan penglihatan, pendengaran, menulis dan berbicara mengenai materi yang didiskusikan dalam kelompok.

c. Dapat membangkitkan keberanian siswa dalam mengemukakan pertanyaan kepada teman lain maupun guru.

d. Melatih siswa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh temannya dengan baik.

e. Merangsang siswa mengemukakan pertanyaan sesuai dengan topik yang sedang dibicarakan dalam pelajaran tersebut.

f. Dapat mengurangi rasa takut siswa dalam bertanya kepada teman maupun guru.

g. Siswa akan lebih mengerti makna kerjasama dalam menemukan pemecahan suatu masalah.

h. Siswa akan memahami makna tanggung jawab.

i. Siswa akan lebih bisa menerima keragaman atau heterogenitas suku, sosial, budaya, bakat dan intelegensia.

j. Siswa akan terus termotivasi untuk meningkatkan kemampuannya. Kelebihan-kelebihan tersebut dapat memacu siswa untuk meningkatkan kreativitas dalam pembelajaran di kelas. Sedangkan kekurangan model pembelajaran Snowball Throwing adalah suasana kelas menjadi kurang kondusif dan ada siswa yang bergantung pada siswa lain.

4. Peningkatkan Kreativitas Belajar Fisika Setelah diterapkan model pembelajaran Snowball Throwing dalam pembelajaran Fisika diharapkan kreativitas belajar Fisika siswa dapat meningkat. Kreativitas yang diteliti dalam penelitian ini adalah kreativitas dalam kegiatan pembelajaran Fisika. Apabila siswa memiliki kreativitas yang tinggi dalam kegiatan pembelajaran Fisika, maka dapat diduga bahwa siswa tersebut akan mempunyai rasa ingin tahu yang lebih besar untuk memahami segala permasalahan yang ada dalam pelajaran Fisika. Siswa cenderung rajin mencari informasi dalam mempelajari Fisika secara luas dan mendalam. Siswa juga akan bertindak secara kreatif untuk menghadapi tugas-tugas pelajaran Fisika dengan baik dan benar sehingga kreativitas siswa meningkat.

Menurut Utami Munandar (2012) peningkatan kreativitas belajar Fisika diartikan sebagai peningkatan kemampuan atau proses memikirkan Menurut Utami Munandar (2012) peningkatan kreativitas belajar Fisika diartikan sebagai peningkatan kemampuan atau proses memikirkan

B. Tinjauan Pustaka

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hengki Saputra (2012) dengan penelitian yang berjudul “Meningkatkan Hasil Belajar dengan Menggunakan Model Pembelajaran Snowball Throwing pada Mata Pelajaran Sains Siswa Kelas IV SDN No. 91/VI Rantau Panjang VI" hasil penelitian menunjukan penerapan model Snowball Throwing dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dari hasil lembar observasi guru menunjukkan peningkatan dari setiap siklus. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata pada siklus I59,96 dan siklus II 88,6. Selain itu peningkatan pada hasil belajar siswa dengan rata-rata padasiklus I mencapai 57,5 dan pada siklus II meningkat menjadi 71,1. Maka dapat disimpulkan hasil penelelitian ini menunjukan peningkatan hasil belajar siswa setiap siklus, sesuai dengan hasil penelitian yang diperoleh dan dianalisis. Maka membuktikan bahwa penggunaan model Snowball Throwing dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran sains siswa kelas IV SDN No.91/VI Rantau Panjang VI.

Selanjutnya Rusman (2012) dengan penelitian yang berjudul “Pemanfaatan Model Snowball Throwing untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar IPA pada Siswa Kelas VIII E SMP Negeri 22 Purworejo” dapat disimpulkan bahwa dengan memanfaatkan model pembelajaran Snowball Throwing dalam pembelajaran IPA dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas VIII E SMP Negeri 22 Purworejo. Hal ini terlihat dari hasil observasi keaktifan belajar siswa sebesar 42,81% pada pra siklus, menjadi 53,91% pada siklus I dan meningkat lagi menjadi 72,27% pada siklus II. Sementara itu angket keaktifan belajar siswa pada siklus I sebesar 81,56% dan meningkat menjadi 86,87% pada siklus II. Peningkatan keaktifan belajar siswa ini berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar. Rata-rata nilai siswa dari 57,53 dengan ketuntasan 31,25% pada pra siklus meningkat menjadi 65,31 dengan ketuntasan 50,00% pada siklus I dan meningkat lagi menjadi 70,93 dengan ketuntasan 71,86% pada siklus II. Sehingga model pembelajaran Snowball Throwing dapat digunakan sebagai alternatif dalam pembelajaran yang mengupayakan peningkatan keaktifan belajar.

Selain itu penelitian dilakukan oleh Arum Yuniati (2012) yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Snowball Throwing untuk Meningkatkan Hasil Belajar Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup (K3LH) di SMK Negeri 6 Yogyakarta”, hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran Snowball Throwing dapat meningkatkan hasil belajar K3LH di SMK Negeri 6 Yogyakarta, dengan melihat: 1) peningkatan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran K3LH telah sesuai dengan target penelitian yang

ingin dicapai, terbukti padasiklus II rata- rata nilai hasil pengamatan aktivitas belajar meningkat sebesar 30% menjadi 97% dari siklus I yang masih di bawah indikator keberhasilan yaitu 75%, 2) Peningkatan hasil belajar K3LH siswa berdasarkan ranah kognitif telah memenuhi standar pencapaian Kriteria Ketuntasan Belajar (KKM). Terbukti, pada pra siklus pencapaian KKM hanya sebanyak 22 siswa (61,1%). Setelah dikenai tindakan, pada siklus I siswa tuntas meningkat sebanyak 31 siswa (86,1%). Untuk memantapkan hasil belajar tersebut maka dilaksanakan siklus II. Ketuntasan pada siklus II meningkat dari siklus I sebesar 13,9 % sebanyak 36 siswa (100%). Rata-rata kelas yang dicapai adalah 83,9. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa penerapan model pembelajaran Snowball Throwing dapat meningkatkan hasil belajar K3LH di SMK Negeri 6 Yogyakarta.

Mengacu pada penelitian-penelitian di atas peneliti akan melakukan penelitian yang berjudul “Peningkatan Kreativitas Belajar Fisika Menggunakan Model Pembelajaran Snowball Throwing Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Klirong”.

C. Kerangka Berfikir dan Hipotesis

Keberhasilan proses belajar mengajar pada pembelajaran Fisika dapat diukur dari keberhasilan siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran tersebut. Keberhasilan ini dipengaruhi oleh beberapa factor diantaranya adalah model mengajar sebagai pendekatan pembelajaran yang digunakan oleh guru untuk menyajikan materi tertentu. Pemilihan model pembelajaran yang sesuai dengan Keberhasilan proses belajar mengajar pada pembelajaran Fisika dapat diukur dari keberhasilan siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran tersebut. Keberhasilan ini dipengaruhi oleh beberapa factor diantaranya adalah model mengajar sebagai pendekatan pembelajaran yang digunakan oleh guru untuk menyajikan materi tertentu. Pemilihan model pembelajaran yang sesuai dengan

Selain itu, Materi yang dipelajari pada Mata Pelajaran Fisika tidak hanya dipelajari dengan menghafal saja, tapi harus pula dipahami dan dimengerti oleh siswa,misalnya saja materi Listrik Dinamis. Untuk menarik perhatian siswa agar aktif dan kreatif dalam pembelajaran, maka diperlukan adanya model pembelajaran yang tepat. Melalui Penggunaan Model Pembelajaran Snowball Throwing diharapkan mampu meningkatkan kreativitas belajar siswa dan dapat meningkatkan hasil belajarnya. Berdasarkan kerangka pemikiran di atas dapat dirumuskan hipotesis dari penelitian ini yaitu: Penggunaan model pembelajaran Snowball Throwing dapat meningkatkan kreativitas belajar Fisika siswa kelas X SMA Negeri 1 Klirong.

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang merupakan suatu pendekatan untuk meningkatkan pendidikan dengan melakukan perubahan ke arah perbaikan terhadap hasil pendidikan dan pembelajaran (Suharsimi Arikunto dalam Warodi, 2008: 105). Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan meningkatkan proses dan hasil pembelajaran, mengatasi masalah pembelajaran, meningkatkan motivasi belajar dan profesionalisme pendidik sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan yang dijalankan.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama Bulan Mei sampai Bulan Juni 2013 di SMA Negeri 1 Klirong Kecamatan Klirong Kabupaten Kebumen.

C. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X.2 SMA Negeri 1 Klirong yang berjumlah 32 terdiri dari 6 siswa putra dan 26 siswa putri.

D. Kehadiran Peneliti

Pada penelitian ini dilaksanakan proses belajar mengajar di dalam kelas. Kehadiran peneliti di dalam kelas adalah sebagai pengajar dan yang bertindak sebagai observer adalah peneliti, guru kelas serta rekan sejawat.

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Metode Observasi Metode observasi dilakukan untuk memperoleh data tentang kreativitas belajar siswa. Data tentang kreativitas belajar siswa diperoleh dengan cara siswa diminta untuk mengikuti pembelajaran sesuai dengan langkah- langkah Snowball Throwing termasuk di dalamnya siswa mengajukan dan menjawab pertanyaan dalam diskusi kelas. Selama siswa mengikuti proses pembelajaran observer melakukan observasi terhadap kegiatan siswa dalam pembelajaran tersebut. Pada tiap akhir siklus siswa diminta untuk mengisi angket kreativitas dan tanggapan siswa terhadap proses pembelajaran setelah dilakukan penerapan model pembelajaran Snowball Throwing dalam pembelajaran Fisika.

2. Metode Tes Metode tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar yang diraih oleh siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Snowball Throwing.

3. Dokumentasi Dokumentasi dilakukan untuk memperoleh dokumen-dokumen yang akan digunakan sebagai pendukung data-data hasil penelitian seperti nama siswa, jumlah siswa, dan data gambar berupa foto-foto kegiatan pembelajaran di kelas yang diperlukan dalam penelitian.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi kreativitas belajar siswa, angket tanggapan siswa terhadap proses pembelajaran dan soal tes hasil belajar siswa. Instrumen tersebut dikembangkan oleh peneliti dengan mengacu pada sumber.

a. Lembar Observasi Lembar observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi kreativitas belajar siswa yang terdiri dari 10 pernyataan. Lembar observasi ini digunakan untuk menuliskan jumlah siswa yang teramati oleh observer sesuai pernyataan yang ada dan dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung.

b. Angket Angket dalam penelitian ini adalah angket kreativitas belajar serta angket tanggapan siswa terhadap proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing. Angket ini digunakan untuk mengetahui seberapa efektifkah pelaksanaan pembelajaran Fisika dengan model pembelajaran Snowball Throwing untuk meningkatkan kreativitas dan b. Angket Angket dalam penelitian ini adalah angket kreativitas belajar serta angket tanggapan siswa terhadap proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing. Angket ini digunakan untuk mengetahui seberapa efektifkah pelaksanaan pembelajaran Fisika dengan model pembelajaran Snowball Throwing untuk meningkatkan kreativitas dan

c. Tes Soal tes pada siklus I dan siklus II terdiri dari 5 butir soal pre-test dan post-test berbentuk uraian yang dikembangkan berdasarkan teknik penilaian pada kurikulum yang digunakan.

Sebelum menyusun instrumen penelitian, akan disusun kisi-kisi instrumen dan teknik penskoran terlebih dahulu sehingga dapat digunakan untuk mengukur aspek-aspek yang diteliti. Kisi-kisi instrumen penelitian dan teknik penskoran ini disajikan pada tabel berikut.

Tabel 1

Kisi-kisi Lembar Observasi dan Angket Kreativitas Belajar Siswa

Aspek Banyak Nomor yang

Butir Butir Diteliti

Indikator

Soal Soal

Kognitif  Siswa antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran

 Siswa dapat memahami materi dengan lancar  Siswa aktif dalam menyusun pertanyaan

1, 2, 3, 4, 5 dengan mengacu pada materi

5  Siswa dapat menjawab pertanyaan dengan

lancar  Siswa

persoalan Afektif

 Siswa percaya diri dalam menyampaikan ide dan gagasan  Siswa aktif dalam bertanya

 Siswa aktif berpendapat sesuai dengan ide dalam pikiran sendiri

 Siswa berani dalam pendirian dan keyakinan untuk menghadapi persoalan  Siswa semangat dalam menampilkan hasil pekerjaan

Jumlah

Tabel 2

Pedoman Penskoran Angket Kreativitas Belajar Siswa

Alternatif Jawaban Skor

Ya 1 Tidak

Tabel 3

Kisi-kisi Soal Tes Siklus I

Jumlah Nomor Bentuk Kompetensi Dasar

Soal Soal

5.1 Memformulasi-  Siswa dapat 2 Uraian

1, 2 kan besaran-

memformulasikan

besaran listrik

besaran kuat arus

rangkaian

dalam rangkaian

tertutup

tertutup sederhana

2 Uraian 3,4 sederhana (satu

 Siswa dapat loop)

memformulasikan besaran hambatan dalam rangkaian seri

 Siswa dapat 1 Uraian

memformulasikan besaran tegangan dalam rangkaian tertutup sederhana dengan menggunakan Hukum II Kirchoff

Tabel 4

Kisi-kisi Soal Tes Siklus II

Jumlah Bentuk Nomor Kompetensi Dasar

Indikator

Butir Butir Soal

 Siswa dapat

2 Uraian 1, 2 kasi penerapan

mengidentifikasi

listrik AC dan

penerapan arus listrik

DC dalam

searah dalam kehidupan

 Siswa dapat

3 Uraian 3, 4, 5

mengidentifikasi penerapan arus listrik bolak-balik dalam kehidupan sehari-hari

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik persentase. Data yang dianalisis adalah semua data yang diperoleh dan dikumpulkan melalui observasi dan tes. Data tersebut dianalisis bersama observer sejak penelitian dimulai dan dikembangkan selama proses refleksi. Hasil analisis data disajikan dalam tabel dan grafik. Menurut Trianto (2011: 243) persentase hasil analisis data dapat dihitung menggunakan rumus:

H. Prosedur Penelitian