ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Tabel V.8 Receivable Turnover PT. Sona Topas Tourism Industry Tbk
(dalam ribuan rupiah)
Tahun Penjualan Netto Piutang Rata-rata Rasio 2004 296.487.048 8.538.093,5 34.73 2005 310.307.508 4.170.880,5 74.40 2006 282.901.269 5.414.203,5 52.25
Receivable turnover dipakai untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mengelola dana yang tertanam dalam piutang yang berputar pada suatu periode waktu. Tabel V.8 menunujukkan angka rasio dari PT. Sona Topas Tourism Industry Tbk masing- masing 34,73 ditahun 2004, 74,40 ditahun 2005 dan 52,25 ditahun 2006. Dari tabel diatas diketahui bahwa angka rasio perusahaan ini dari tahun ke tahun terus mengalami kenaikan, hal ini berarti perusahaan mampu dalam mengelola piutangnya. Dari tabel Receivable turnover dipakai untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mengelola dana yang tertanam dalam piutang yang berputar pada suatu periode waktu. Tabel V.8 menunujukkan angka rasio dari PT. Sona Topas Tourism Industry Tbk masing- masing 34,73 ditahun 2004, 74,40 ditahun 2005 dan 52,25 ditahun 2006. Dari tabel diatas diketahui bahwa angka rasio perusahaan ini dari tahun ke tahun terus mengalami kenaikan, hal ini berarti perusahaan mampu dalam mengelola piutangnya. Dari tabel
(4) Fixed asset tunover
Penjualan Netto
Fixed Asset Turnover =
Aktiva Tetap Netto
Tabel V.9 Fixed asset Turnover PT. Sona Topas Tourism Industry Tbk
(dalam ribuan rupiah)
Tahun Penjualan Netto Aktiva Tetap Netto Rasio 2004 296.487.048 229.060.807 1.29 2005 310.307.508 259.509.900 1.20 2006 282.901.269 258.735.705 1.09
Fixed asset turnover digunakan untuk mengukur perputaran aktiva tetap dalam perusahaan. Tabel V.9 menunujukkan angka rasio dari PT. Sona Topas Tourism Industry Tbk masing-masing 1,29 ditahun 2004, 1,20 ditahun 2005 dan 1,09 ditahun 2006. Pada tahun 2004 rasio perusahaan ini sebesar 1,29 yang berarti kinerja perusahaan dalam menggunakan aktiva tetapnya sudah efisien. Pada tahun-tahun berikutnya angka rasio dari perusahaan ini tidak banyak berubah, yaitu 1,20 ditahun 2005 dan 1,09 ditahun 2006. hal ini disebabkan oleh tidak adanya peningkatan pada penjualan netto yang signifikan. Semakin besar angka rasio ini semakin baik Fixed asset turnover digunakan untuk mengukur perputaran aktiva tetap dalam perusahaan. Tabel V.9 menunujukkan angka rasio dari PT. Sona Topas Tourism Industry Tbk masing-masing 1,29 ditahun 2004, 1,20 ditahun 2005 dan 1,09 ditahun 2006. Pada tahun 2004 rasio perusahaan ini sebesar 1,29 yang berarti kinerja perusahaan dalam menggunakan aktiva tetapnya sudah efisien. Pada tahun-tahun berikutnya angka rasio dari perusahaan ini tidak banyak berubah, yaitu 1,20 ditahun 2005 dan 1,09 ditahun 2006. hal ini disebabkan oleh tidak adanya peningkatan pada penjualan netto yang signifikan. Semakin besar angka rasio ini semakin baik
d. Analisis rasio Profitabilitas Analisis profitabilitas disebut juga analisis rentabilitas yaitu analisis yang menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya. Rasio-rasio yang digunakan dalam analisis profitabilitas adalah: (1) Net Profit Magin
Laba Bersih Setelah Pajak (EAT) Net Profit Magin =
Penjualan Netto
Tabel V.10 Net Profit Margin
PT. Sona Topas Tourism Industry Tbk
(dalam ribuan rupiah)
Tahun EAT Penjualan Netto Rasio 2004 -7.385.054 296.487.048 -0.03 2005 4.057.746
Net Profit Magin digunakan untuk mengukur keuntungan netto atau laba bersih per rupiah penjualan. Tabel V.10 menunujukkan angka rasio dari PT. Sona Topas Tourism Industry Tbk masing-masing -0.03 ditahun 2004, 0,01 ditahun 2005 dan Net Profit Magin digunakan untuk mengukur keuntungan netto atau laba bersih per rupiah penjualan. Tabel V.10 menunujukkan angka rasio dari PT. Sona Topas Tourism Industry Tbk masing-masing -0.03 ditahun 2004, 0,01 ditahun 2005 dan
(2) Rate of Return on Total Assets (ROA)
EBIT
ROA = Total Aktiva
Tabel V.11 ROA PT. Sona Topas Tourism Industry Tbk
(dalam ribuan rupiah)
Tahun EBIT Total Aktiva Rasio 2004 40.439.057 137.633.385 0.11 2005 33.655.559 141.300.493 0.08 2006 23.909.721 131.509.357 0.06
Rate of return on total assets digunakan untuk mengukur kemampuan menejemen perusahaan dalam mengelola keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan. Tabel V.11 menunujukkan angka rasio dari PT. Sona Topas Tourism Industry Tbk masing- masing 0,11 ditahun 2004, 0,08 ditahun 2005 dan 0,06 ditahun 2006. Dari tabel diketahui bahwa perusahaan sudah mampu menghasilkan keuntungan dari pengelolaan aktiva perusahaan.
perusahaan, yang berarti perusahaan mampu mengelola keseluruhan aktiva untuk menghasilkan laba.
(3) Rate of Return on Equity (ROE)
Laba Bersih Setelah Pajak (EAT)
ROE =
Jumlah Modal Sendiri
Tabel V.12 ROE
PT. Sona Topas Tourism Industry Tbk
(dalam ribuan rupiah)
Jumlah Modal Sendiri Rasio 2004 -7.385.054 117.480.489 -0.06 2005 4.057.746 121.638.235 0.03 2006 7.784.991 129.423.227 0.06
Tahun
EAT
Rate of return on equity digunakan untuk mengukur kemampuan dari modal sendiri dalam menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham. Tabel V.12 menunujukkan angka rasio dari PT. Sona Topas Tourism Industry Tbk masing-masing -0,06 ditahun 2004, 0,03 ditahun 2005 dan 0,06 ditahun 2006. Untuk tahun 2004 diketahui bahwa angka rasio perusahaan ini negatif, hal ini dikarenakan perusahaan pada tahun 2004 adalah mengalami kerugian sebesar Rp 7.385.054. Sedangkan tahun 2005 dan 2006 perusahaan mampu menghasilkan laba dari modal sendiri dengan angka rasio 0,03 dan 0,06. Semakin besar angka rasio ini semakin baik bagi perusahaan, yang berarti perusahaan semakin baik dalam mengelola modal sendiri untuk menghasilkan laba.
(4) Rate of Return on Investment (ROI)
Laba Bersih Setelah Pajak
ROI =
Jumlah Aktiva
Tabel V.13 ROI PT. Sona Topas Tourism Industry Tbk
(dalam ribuan rupiah)
Tahun EAT Jumlah Aktiva Rasio 2004 -7.385.054 137.633.385 -0.02 2005 4.057.746 141.300.493 0.01 2006 7.784.991 131.509.357 0.02
Rate of return on investment digunakan untuk mengukur kemampuan modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bersih. Tabel V.13 menunujukkan angka rasio dari PT. Sona Topas Tourism Industry Tbk masing- masing -0,02 ditahun 2004, 0,01 ditahun 2005 dan 0,02 ditahun 2006. Untuk tahun 2004 diketahui bahwa angka rasio perusahaan ini negatif, hal ini dikarenakan perusahaan pada tahun 2004 adalah mengalami kerugian sebesar Rp 7.385.054. Sedangkan tahun 2005 dan 2006 prusahaan mampu menghasilkan laba dari modal sendiri dengan angka rasio 0,01 dan 0,02. Semakin besar angka rasio ini semakin baik bagi perusahaan, yang berarti perusahaan semakin baik dalam modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan laba.
2. Kinerja Keuangan PT. Anta Express Tour & Travel Service Tbk
a. Analisis rasio likuiditas Analisis likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya. Analisis likuiditas dapat dihitung melalui sumber informasi tentang modal kerja yaitu pos-pos aktiva lancar dan hutang lancar. Rasio-rasio yang digunakan dalam analisis likuiditas adalah: (1) Current Ratio
Aktiva Lancar
Current Ratio =
Utang Lancar Tabel V.14
Current Ratio
PT. Anta Express Tour & Travel Service Tbk
(dalam ribuan rupiah)
Tahun Aktiva Lancar Utang Lancar Rasio 2004 171.496.022
Current ratio menunjukkan seberapa besar kemampuan perusahaan untuk membayar utang lancarnya dengan aktiva lancar yang dimilikinya. Tabel V.14 menunjukkan bahwa PT. Anta Express Tour & Travel Service Tbk mempunyai current ratio pada tahun 2004 sebesar 1,34, tahun 2005 sebesar 1,38 dan tahun 2006 sebesar 1,37. hal ini menunjukkan bahwa tahun 2004 setiap Rp 1,00 utang lancar dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp 1,34. Pada Current ratio menunjukkan seberapa besar kemampuan perusahaan untuk membayar utang lancarnya dengan aktiva lancar yang dimilikinya. Tabel V.14 menunjukkan bahwa PT. Anta Express Tour & Travel Service Tbk mempunyai current ratio pada tahun 2004 sebesar 1,34, tahun 2005 sebesar 1,38 dan tahun 2006 sebesar 1,37. hal ini menunjukkan bahwa tahun 2004 setiap Rp 1,00 utang lancar dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp 1,34. Pada
(2) Cash Ratio
Kas + Efek
Cash Ratio =
Kewajiban Lancar Tabel V.15
Cash Ratio
PT. Anta Express Tour & Travel Service Tbk
(dalam ribuan rupiah)
Tahun Kas Efek Utang lancar Rasio 2004 60.728.329 0 127.890.977 0.48 2005 43.429.053 0 134.746.076 0.32 2006 62.620.379 0 155.965.198 0.40
Cash ratio digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan membayar utang lancarnya dengan aktiva yang lebih likuid untuk membayar kewajiban yang harus segera dipenuhi dengan kas yang tersedia dan efek (surat berharga) yang dapat segera dapat segera dicairkan. Tabel V.15 menunjukkan bahwa PT. Anta Express Tour & Travel Service Tbk mempunyai Cash ratio pada tahun 2004 sebesar 0,48, tahun 2005 sebesar 0,32 dan tahun 2006 sebesar 0,40. Hal ini menunjukkan bahwa pada tahun 2004 Cash ratio digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan membayar utang lancarnya dengan aktiva yang lebih likuid untuk membayar kewajiban yang harus segera dipenuhi dengan kas yang tersedia dan efek (surat berharga) yang dapat segera dapat segera dicairkan. Tabel V.15 menunjukkan bahwa PT. Anta Express Tour & Travel Service Tbk mempunyai Cash ratio pada tahun 2004 sebesar 0,48, tahun 2005 sebesar 0,32 dan tahun 2006 sebesar 0,40. Hal ini menunjukkan bahwa pada tahun 2004
b. Analisis rasio Leverage Analisis leverage menggambarkan hubungan antara hutang perusahaan terhadap modal maupun asset. Analisis ini dapat melihat seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh hutang atau pihak luar dengan kemampuan perusahaan yang digambarkan oleh modal (equity). Rasio- rasio yang digunakan dalam analisis leverage adalah: (1) Total Debt To Capital Assets Ratio
Utang Lancar + Utang Jangka Pendek Total Debt to equity ratio =
Jumlah Modal Sendiri
Tabel V.16 Total Debt To Capital Assets Ratio PT. Anta Express Tour & Travel Service Tbk
(dalam ribuan rupiah)
Tahun
Rasio 2004 146.906.501 218.018.206 0.67 2005 156.351.112 234.806.414 0.76 2006 179.023.636 264.668.939 0.59
total utang
Jmlh Aktiva
Total Debt To Capital Assets Ratio menunjukkan setiap
PT. Anta Express Tour & Travel Service Tbk masing-masing 0,67 ditahun 2004, 0,76 ditahun 2005 dan 0,59 ditahun 2006. Pada tahun 2004 rasio perusahaan ini sebesar 0,67, yang berarti tahun 2004 aset yang dimiliki perusahaan dibiayai dengan utang sebesar 0,67. Dari tabel diketahui bahwa perusahaan sudah baik dalam mengelola aktiva dalam kaitannya dengan keseluruhan utang perusahaan, karena angka rasio perusahaan ini dibawah angka maksimal 1. Rasio ini dikatakan semakin baik apabila semakin rendah angka rasio atau total aktiva semakin memiliki kemampuan untuk menjamin total utang perusahaan.
(2) Total Debt to equity ratio Utang Lancar + Utang Jangka Pendek
Total Debt to equity ratio = Jumlah Modal Sendiri
Tabel V.17 Total Debt To Capital equity Ratio PT. Anta Express Tour & Travel Service Tbk
(dalam ribuan rupiah)
Tahun Total Utang Jumlah Modal Sendiri Rasio 2004 146.906.501 70.930.457
Total Debt To Capital Equity Ratio menunjukkan seberapa besar modal sendiri dijadikan jaminan untuk keseluruhan utang. Tabel V.17 menunujukkan angka rasio dari PT. Anta Express Tour & Travel Service Tbk masing-masing 2,07 ditahun 2004, 2,30 Total Debt To Capital Equity Ratio menunjukkan seberapa besar modal sendiri dijadikan jaminan untuk keseluruhan utang. Tabel V.17 menunujukkan angka rasio dari PT. Anta Express Tour & Travel Service Tbk masing-masing 2,07 ditahun 2004, 2,30
(3) Times Interest Earned Ratio EBIT
Times Interest Earned Ratio= Bunga Kewajiban Jangka Panjang
Tabel V.18 Times Interest Earned Ratio PT. Anta Express Tour & Travel Service Tbk
(dalam ribuan rupiah)
Tahun EBIT Bunga Utang Rasio Jangka Panjang 2004 2.828.960 137.830 20.53 2005 4.595.545 212.767 21.59 2006 6.285.167 174.330 36.05
Times Interest Earned Ratio digunakan untuk mengukur besar jaminan keuntungan yang digunakan untuk membayar bunga kewajiban jangka panjang. Tabel V.18 menunujukkan angka rasio dari PT. Anta Express Tour & Travel Service Tbk masing-masing 20,53 ditahun 2004, 21,59 ditahun 2005 dan 36,05 ditahun 2006. Pada tahun 2004 Times Interest Earned Ratio sebesar 20,53 hal ini Times Interest Earned Ratio digunakan untuk mengukur besar jaminan keuntungan yang digunakan untuk membayar bunga kewajiban jangka panjang. Tabel V.18 menunujukkan angka rasio dari PT. Anta Express Tour & Travel Service Tbk masing-masing 20,53 ditahun 2004, 21,59 ditahun 2005 dan 36,05 ditahun 2006. Pada tahun 2004 Times Interest Earned Ratio sebesar 20,53 hal ini
c. Analisis rasio Aktivitas Analisis aktivitas menggambarkan aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan dalam menjalankan operasinya baik dalam kegiatan penjualan, pembelian dan kegiatan lainnya. Rasio-rasio yang digunakan dalam analisis ini adalah: (1) Working Capital Turnover
Penjualan Netto Working Capital Turnover =
Aktiva Lancar - Utang Lancar
Tabel V.19 Working Capital Turnover PT. Anta Express Tour & Travel Service Tbk
(dalam ribuan rupiah)
Tahun Penjualan Netto Aktiva Lancar Utang lancar Rasio 2004 1.219.930.396 171.496.022 127.890.977 27.98 2005 1.413.607.896 185.893.264 134.746.076 38.47 2006 1.544.505.342 213.877.526 155.965.198 26.67
Working Capital Turnover menunjukan banyaknya penjualan (dalam rupiah) yang dapat diperoleh perusahaan untuk tiap rupiah modal kerja. Tabel V.19 menunujukkan angka rasio dari PT. Anta Express Tour & Travel Service Tbk masing-masing 27,98 ditahun 2004, 38,47 ditahun 2005 dan 26,67 ditahun 2006. pada tahun 2004 rasio perusahaan ini adalah 27,98 kali, yang berarti perusahaan dapat menjamin aktiva lancarnya terhadap hutang lancarnya. Pada tahun 2005 rasio ini mengalami peningkatan yang sangat tajam hal ini disebabkan karena meningkatnya penjualan netto dan utang lancar. Sedangkan pada tahun rasio ini mengalami penurunan dari 36,47 ditahun 2005 menjadi 26,67 ditahun 2006. Semakin besar rasio ini semakin baik bagi perusahaan, hal ini menunjukan perusahaan tersebut sudah memanfaatkan modal kerja dengan efisien dan efektif.
(2) Total Assets Turnover
Penjualan Netto
Total Assets Turnover =
Total Aktiva
Tabel V.20 Total Assets Turnover
PT. Anta Express Tour & Travel Service Tbk
(dalam ribuan rupiah)
Tahun Penjualan Netto Total Aktiva Rasio 2004 1.219.930.396
218.018.206 5.60 2005 1.413.607.896
234.806.414 6.02 2006 1.544.505.342
264.668.939 5.84
Total Assets Turnover digunakan untuk mengukur perputaran semua aktiva dalam perusahaan. Tabel V.20 menunujukkan angka rasio dari PT. Anta Express Tour & Travel Service Tbk masing-masing 5,60 ditahun 2004, 6,02 ditahun 2005 dan 5,84 ditahun 2006. Pada tahun 2004 rasio perusahaan ini sebesar 5,60 yang menunjukkan bahwa pada tahun kinerja perusahaan dalam menanfaatkan aktivanya sudah efisien. Pada tahun 2005 rasio perusahaan ini mengalami kenaikan, menjadi 6,02 dan mengalami penurunan pada tahun 2006 menjadi 5,84. Semakin besar rasio ini semakin baik bagi perusahaan, yang berarti semakin efisien perusahaan dalam menggunakan aktivanya.
(3) Receivable turnover
Penjualan Netto
Receivable turnover =
Piutang Rata - rata
TabelV.21 Receivable Turnover
PT. Anta Express Tour & Travel Service Tbk
(dalam ribuan rupiah)
Tahun Penjualan Netto Piutang Rata-rata Rasio 2004 1.219.930.396 70.559.137,5 17.30 2005 1.413.607.896 85.068.606
Receivable turnover dipakai untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mengelola dana yang tertanam dalam piutang yang berputar pada suatu periode waktu. Tabel V.21
Service Tbk masing-masing 17,30 ditahun 2004, 16,62 ditahun 2005 dan 15,51 ditahun 2006. Perusahaan ini sudah mampu mengelola sumber dananya yang tertanam dalam piutang yang berputar pada suatu periode, hal ini ditunjukkan dengan angka rasio diatas angka minimal 12 kali. Semakin besar angka rasio ini semakin baik bagi perusahaan, hal ini berarti perusahaan mampu dalam mengelola piutangnya.
(4) Fixed asset tunover
Penjualan Netto
Fixed Asset Turnover =
Aktiva Tetap Netto
Tabel V.22 Fixed asset Turnover PT. Anta Express Tour & Travel Service Tbk
(dalam ribuan rupiah)
Tahun Penjualan Netto Aktiva Tetap Netto Rasio 2004 1.219.930.396 22.746.694
Fixed asset turnover digunakan untuk mengukur perputaran aktiva tetap dalam perusahaan. Tabel V.22 menunujukkan angka rasio dari PT. Anta Express Tour & Travel Service Tbk masing- masing 53,63 ditahun 2004, 56,56 ditahun 2005 dan 62,03 ditahun 2006. Pada tahun 2004 rasio perusahaan ini sebesar 53,56 yang berarti kinerja perusahaan dalam menggunakan aktiva tetapnya sudah efisien. Pada tahun-tahun berikutnya angka rasio dari
62,03 ditahun 2006. Semakin besar angka rasio ini semakin baik bagi perusahaan karena perusahaan semakin efisien dalam menggunakan aktiva tetapnya.
d. Analisis rasio Profitabilitas Analisis profitabilitas disebut juga analisis rentabilitas yaitu analisis yang menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya. Rasio-rasio yang digunakan dalam analisis profitabilitas adalah: (1) Net Profit Magin
Laba Bersih Setelah Pajak (EAT) Net Profit Magin =
Penjualan Netto
Tabel V.23 Net Profit Margin
PT. Anta Express Tour & Travel Service Tbk
(dalam ribuan rupiah)
Tahun EAT Penjualan Netto Rasio 2004 6.383.717 1.219.930.396 0.0052 2005 7.351.153 1.413.607.896 0.0052 2006 8.786.715 1.544.505.342 0.0057
Net Profit Magin digunakan untuk mengukur keuntungan netto atau laba bersih per rupiah penjualan. Tabel V.23 menunujukkan angka rasio dari PT. Anta Express Tour & Travel Net Profit Magin digunakan untuk mengukur keuntungan netto atau laba bersih per rupiah penjualan. Tabel V.23 menunujukkan angka rasio dari PT. Anta Express Tour & Travel
(2) Rate of Return on Total Assets (ROA) EBIT
ROA = Total Aktiva
Tabel V.24 ROA
PT. Anta Express Tour & Travel Service Tbk
(dalam ribuan rupiah)
Tahun EBIT Total Aktiva Rasio 2004 2.828.960
Rate of return on total assets digunakan untuk mengukur kemampuan menejemen perusahaan dalam mengelola keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan. Tabel V.24 menunujukkan angka rasio dari PT. Anta Express Tour & Travel Service Tbk masing-masing 0.013 ditahun 2004, 0.020 ditahun 2005 dan 0.024 ditahun 2006. Dari tabel diketahui bahwa perusahaan mampu menghasilkan keuntungan dari pengelolaan aktiva perusahaan. Semakin besar Rate of return on total assets semakin baik bagi Rate of return on total assets digunakan untuk mengukur kemampuan menejemen perusahaan dalam mengelola keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan. Tabel V.24 menunujukkan angka rasio dari PT. Anta Express Tour & Travel Service Tbk masing-masing 0.013 ditahun 2004, 0.020 ditahun 2005 dan 0.024 ditahun 2006. Dari tabel diketahui bahwa perusahaan mampu menghasilkan keuntungan dari pengelolaan aktiva perusahaan. Semakin besar Rate of return on total assets semakin baik bagi
(3) Rate of Return on Equity (ROE)
Laba Bersih Setelah Pajak (EAT)
ROE =
Jumlah Modal Sendiri
Tabel V.25 ROE PT. Anta Express Tour & Travel Service Tbk
(dalam ribuan rupiah)
Jumlah Modal Sendiri Rasio 2004 6.383.717 70.930.457
Rate of return on equity digunakan untuk mengukur kemampuan dari modal sendiri dalam menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham. Tabel V.25 menunujukkan angka rasio dari PT. Anta Express Tour & Travel Service Tbk masing-masing 0.09 ditahun 2004, 0.10 ditahun 2005 dan 0.10 ditahun 2006. Untuk tahun 2004 diketahui bahwa angka rasio perusahaan ini sebesar 0,09 yang berarti setiap rupiah modal sendiri dapat menghasilkan laba sebesar Rp. 0,09. Dari tabel diketahui perusahaan mampu menghasilkan laba dari modal yang dimiliki perusahaan. Semakin besar angka rasio ini berarti perusahaan semakin baik dalam mengelola modal sendiri untuk menghasilkan laba.
(4) Rate of Return on Investment (ROI)
Laba Bersih Setelah Pajak
ROI =
Jumlah Aktiva
Tabel V.26 ROI
PT. Anta Express Tour & Travel Service Tbk
(dalam ribuan rupiah)
Tahun EAT Jumlah Aktiva Rasio 2004 6.383.717 218.018.206 0.03 2005 7.351.153 234.806.414 0.03 2006 8.786.715 264.668.939 0.03
Rate of return on investment digunakan untuk mengukur kemampuan modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bersih. Tabel V.26 menunujukkan angka rasio dari PT. Anta Express Tour & Travel Service Tbk dari tahun ketahun tetap yaitu sebesar 0,03 yang berarti setiap Rp. 1 aktiva mampu menghasilkan laba bersih sebesar Rp. 0,03. Dari tabel diketahui bahwa perusahaan mampu menghasilkan keuntungan bersih dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva. Semakin besar angka rasio ini semakin baik bagi perusahaan, hal ini berarti perusahaan semakin baik dalam modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan laba.
3. Kinerja Keuangan PT. Panorama Sentrawisata Tbk
a. Analisis rasio likuiditas Analisis likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya. Analisis likuiditas dapat dihitung melalui sumber informasi tentang modal kerja yaitu pos-pos aktiva lancar dan hutang lancar. Rasio-rasio yang digunakan dalam analisis likuiditas adalah: (1) Current Ratio
Aktiva Lancar
Current Ratio =
Utang Lancar Tabel V.27
Current Ratio
PT. Panorama Sentrawisata Tbk
(dalam ribuan rupiah)
Tahun Aktiva Lancar Utang Lancar Rasio
Current ratio menunjukkan seberapa besar kemampuan perusahaan untuk membayar utang lancarnya dengan aktiva lancar yang dimilikinya. Tabel V.27 menunjukkan bahwa PT. Panorama Sentrawisata Tbk mempunyai current ratio pada tahun 2004 sebesar 1,30, tahun 2005 sebesar 1,15 dan tahun 2006 sebesar 0,94. Hal ini menunjukkan bahwa tahun 2004 setiap Rp 1,00 utang lancar dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp 1,30. Pada tabel Current ratio menunjukkan seberapa besar kemampuan perusahaan untuk membayar utang lancarnya dengan aktiva lancar yang dimilikinya. Tabel V.27 menunjukkan bahwa PT. Panorama Sentrawisata Tbk mempunyai current ratio pada tahun 2004 sebesar 1,30, tahun 2005 sebesar 1,15 dan tahun 2006 sebesar 0,94. Hal ini menunjukkan bahwa tahun 2004 setiap Rp 1,00 utang lancar dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp 1,30. Pada tabel
(2) Cash Ratio
Kas + Efek
Cash Ratio =
Kewajiban Lancar Tabel V.28
Cash Ratio PT. Panorama Sentrawisata Tbk (dalam ribuan rupiah)
Tahun Kas Efek Utang lancar Rasio 2004 16.291.096 0 75.069.336 0.22 2005 25.999.251 0 109.651.663 0.24 2006 36.283.869 0 142.067.336 0.26
Cash ratio digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan menbayar utang lancarnya dengan aktiva yang lebih likuid untuk membayar kewajiban yang harus segera dipenuhi dengan kas yang tersedia dan efek (surat berharga) yang dapat segera dapat segera dicairkan. Tabel V.28 menunjukkan bahwa PT. Panorama Sentrawisata Tbk mempunyai Cash ratio pada tahun 2004 sebesar 0,22, tahun 2005 sebesar 0,24 dan tahun 2006 sebesar 0,26. Hal ini menunjukkan bahwa tahun 2004 setiap Rp 1
Rp 0,22. Dari tabel diketahui bahwa perusahaan kurang baik dalam mengelola utang lancar dan kas perusahaan, karena angka rasio perusahaan ini dibawah angka minimal 1. Semakin besar angka rasio ini semakin baik bagi perusahaan karena perusahaan semakin mampu menjamin utang lancarnya dengan aktiva yang lebih lancar yang dimiliki perusahaan.
b. Analisis rasio Leverage Analisis leverage menggambarkan hubungan antara hutang perusahaan terhadap modal maupun asset. Analisis ini dapat melihat seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh hutang atau pihak luar dengan kemampuan perusahaan yang digambarkan oleh modal (equity). Rasio- rasio yang digunakan dalam analisis leverage adalah: (1) Total Debt To Capital Assets Ratio
Total Utang
Total Debt To Capital Assets Ratio =
Jumlah Aktiva
Tabel V.29 Total Debt To Capital Assets Ratio PT Panorama Sentrawisata Tbk
(dalam ribuan rupiah)
Tahun
Jumlah Aktiva Rasio 2004 98.924.231 226.736.546 0.44 2005 153.201.450 279.803.228 0.55 2006 185.438.486 314.993.158 0.59
Total utang
Total Debt To Capital Assets Ratio menunjukkan setiap rupiah aktiva perusahaan yang dijadikan jaminan keseluruhan
PT. Panorama Sentrawisata Tbk masing-masing 0,44 ditahun 2004, 0,55 ditahun 2005 dan 0,59 ditahun 2006. Pada tahun 2004 rasio perusahaan ini sebesar 0,44, yang berarti tahun 2004 aset yang dimiliki perusahaan dibiayai dengan utang sebesar 0,44. Dari tabel diketahui bahwa perusahaan mampu menjamin keseluruhan utang perusahaan dengan aktiva yang dimiliki, hal ini dibukrikan dengan angka rasio perusahaan ini dibawah angka maksimal 1. Rasio ini dikatakan semakin baik apabila semakin rendah angka rasio atau total aktiva semakin memiliki kemampuan untuk menjamin total utang peusahaan.
(2) Total Debt to equity ratio Utang Lancar + Utang Jangka Pendek
Total Debt to equity ratio = Jumlah Modal Sendiri
Tabel V.30 Total Debt To equity Ratio PT Panorama Sentrawisata Tbk
(dalam ribuan rupiah)
Tahun Total Utang Jumlah Modal Sendiri Rasio 2004 98.924.231 121.544.570
Total Debt To Capital Equity Ratio menunjukkan seberapa besar modal sendiri dijadikan jaminan untuk keseluruhan utang. Tabel V.30 menunujukkan angka rasio dari PT. Panorama Sentrawisata Tbk masing-masing 0,81 ditahun 2004, 1,26 ditahun
sebesar 0,81 yang berarti setiap rupiah modal sendiri digunakan untuk menjamin keseluruhan utang sebesar Rp 0,81. Dari tabel diketahui bahwa pada tahun 2004 perusahaan mampu menjamin utang perusahaan dengan modal yang dimiliki perusahaan, hal ini ditunjukkan dengan angka rasio perusahaan yang kurang dari 1. Pada tahun 2004 dan 2005 perusahaan tidak mampu menjamin keseluruhan utang dengan modal yang dimiliki perusahaan, hal ini ditunjukkan dengan angka rasio perusahaan diatas angka maksimal, yaitu 1. Rasio ini dikatakan semakin baik apabila semakin rendah angka rasio sebab total utang perusahaan dapat dijamin dengan modal sendiri.
(3) Times Interest Earned Ratio EBIT
Times Interest Earned Ratio = Bunga Kewajiban Jangka Panjang
Tabel V.31 Times Interest Earned Ratio PT Panorama Sentrawisata Tbk
(dalam ribuan rupiah)
Tahun EBIT Bunga Utang Rasio
Jangka Panjang
2004 1.167.120 4.544.175 0.26 2005 4.799.713 1.162.597 4.13 2006 9.413.470 11.435.174 0.82
Times Interest Earned Ratio digunakan untuk mengukur besar jaminan keuntungan yang digunakan untuk membayar bunga
dari PT. Panorama Sentrawisata Tbk masing-masing 0,26 ditahun 2004, 4,13 ditahun 2005 dan 0,82 ditahun 2006. Pada tahun 2004 Times Interest Earned Ratio sebesar 0,26 hal ini menunjukkan bahwa perusahaan belum mampu membayar bunga dengan labanya. Pada tahun 2005 Times Interest Earned Ratio perusahaan ini mengalami kenaikan, hal ini menunjukan adanya peningkatan kinerja perusahaan sehingga laba perusahaan ikut mengalami kenaikan. Pada tahun 2004 dan 2006 perusahaan tidak mampu menjamin pembayaran bunga kewajiban aqngka panjangnya dengan keuntungan perusahaan, hal ini ditunjukkan dengan besarnya angka rasio pada tahun tersebut kurang dari angka minimal 2. Rasio ini dikatakan semakin baik apabila semakin tinngi angka rasio sebab perusahaan dapat menjamin bunga utang dengan laba usahanya.
c. Analisis rasio Aktivitas Analisis aktivitas menggambarkan aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan dalam menjalankan operasinya baik dalam kegiatan penjualan, pembelian dan kegiatan lainnya. Rasio-rasio yang digunakan dalam analisis ini adalah: (1) Working Capital Turnover
Penjualan Netto Working Capital Turnover =
Aktiva Lancar - Utang Lancar
Tabel V.32 Working Capital Turnover PT. Panorama Sentrawisata Tbk
(dalam ribuan rupiah)
Tahun Penjualan Netto Aktiva Lancar Utang lancar
Rasio 2004 597.825.462 97.965.671 75.069.336 26.11 2005 741.574.497 121.113.571 109.651.663 64.70 2006 889.918.488 132.965.577 142.067.336 -9.78
Working Capital Turnover menunjukan banyaknya penjualan (dalam rupiah) yang dapat diperoleh perusahaan untuk tiap rupiah modal kerja. Tabel V.32 menunujukkan angka rasio dari PT. Panorama Sentrawisata Tbk masing-masing 26,11 ditahun 2004, 64,70 ditahun 2005 dan -9,78 ditahun 2006. Pada tahun 2004 rasio perusahaan ini adalah 26,11 kali, yang berarti perusahaan dapat menjamin aktiva lancarnya terhadap hutang lancarnya. Pada tahun 2005 rasio ini mengalami peningkatan, hal ini disebabkan karena meningkatnya penjualan netto dan utang lancar. Sedangkan pada tahun rasio ini mengalami penurunan pada tahun 2006 menjadi 26,6. Semakin besar rasio ini semakin baik bagi perusahaan, hal ini menunjukan perusahaan tersebut sudah memanfaatkan modal kerja dengan efisien dan efektif.
(2) Total Assets Turnover
Penjualan Netto
Total Assets Turnover =
Total Aktiva
Tabel V.33 Total Assets Turnover PT. Panorama Sentrawisata Tbk
(dalam ribuan rupiah)
Tahun Penjualan Netto Total Aktiva Rasio 2004 597.825.462 226.736.546 2.64 2005 741.574.497 279.803.228 2.65 2006 889.918.488 314.993.158 2.83
Total Assets Turnover digunakan untuk mengukur perputaran semua aktiva dalam perusahaan. Tabel V.33 menunujukkan angka rasio dari PT. Panorama Sentrawisata Tbk masing-masing 2,64 ditahun 2004, 2,65 ditahun 2005 dan 2,83 ditahun 2006. Pada tahun 2004 rasio perusahaan ini sebesar 2,64 yang menunjukkan bahwa pada tahun kinerja perusahaan dalam menanfaatkan aktivanya sudah efisien. Pada tahun 2005 dan tahun 2006 rasio perusahaan ini hanya sedikit mengalami mengalami kenaikan, yaitu 2,65 pada tahun 2005 dan dan 2,83 pada tahun 2006. Semakin besar rasio ini semakin baik bagi perusahaan, hal ini berarti semakin efisien perusahaan dalam menggunakan aktivanya.
(3) Receivable turnover
Penjualan Netto
Receivable turnover =
Piutang Rata - rata
Tabel V.34 Receivable Turnover PT. Panorama Sentrawisata Tbk
(dalam ribuan rupiah)
Tahun Penjualan Netto Piutang Rata-rata Rasio 2004 597.825.462 41.822.146 14.29 2005 741.574.497 42.298.137 17.53 2006 889.918.488 48.446.626,5 18.37
Receivable turnover dipakai untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mengelola dana yang tertanam dalam piutang yang berputar pada suatu periode waktu. Tabel V.34 menunujukkan angka rasio dari PT. Panorama Sentrawisata Tbk masing-masing 14,29 ditahun 2004, 17,53 ditahun 2005 dan 18,37 ditahun 2006. Perusahaan ini sudah mampu mengelola dana yang tertanam dalam piutang, hal ini ditunjukkan dengan angka rasio perusahaan ini diatas angka minimal 12 kali. Semakin besar angka rasio ini semakin baik bagi perusahaan, hal ini berarti perusahaan mampu dalam mengelola piutangnya.
(4) Fixed asset tunover
Penjualan Netto
Fixed Asset Turnover =
Aktiva Tetap Netto
Tabel V.35 Fixed asset Turnover PT. Panorama Sentrawisata Tbk
(dalam ribuan rupiah)
Tahun Penjualan Netto Aktiva Tetap Netto Rasio 2004 597.825.462 96.749.380 6.18 2005 741.574.497 117.101.890 6.33
Fixed asset turnover digunakan untuk mengukur perputaran aktiva tetap dalam perusahaan. Tabel V.35 menunujukkan angka rasio dari PT. Panorama Sentrawisata Tbk masing-masing 6,18 ditahun 2004, 6,33 ditahun 2005 dan 7,10 ditahun 2006. Pada tahun 2004 rasio perusahaan ini sebesar 6,18 yang berarti kinerja perusahaan dalam menggunakan aktiva tetapnya sudah efisien. Pada tahun-tahun berikutnya angka rasio dari perusahaan ini terus meningkat, yaitu 6,33 ditahun 2005 dan 7,10 ditahun 2006. Hal ini disebabkan oleh peningkatan pada penjualan netto dari tahun ketahun. Semakin besar angka rasio ini semakin baik bagi perusahaan karena perusahaan semakin efisien dalam menggunakan aktiva tetapnya.
d. Analisis rasio Profitabilitas Analisis profitabilitas disebut juga analisis rentabilitas yaitu analisis yang menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya. Rasio-rasio yang digunakan dalam analisis profitabilitas adalah: (1) Net Profit Magin
Laba Bersih Setelah Pajak (EAT) Net Profit Magin =
Penjualan Netto
Tabel V.36 Net Profit Margin PT, Panorama Sentrawisata Tbk
(dalam ribuan rupiah)
Tahun EAT Penjualan Netto Rasio 2004 426.743
Net Profit Magin digunakan untuk mengukur keuntungan netto atau laba bersih per rupiah penjualan. Tabel V.36 menunujukkan angka rasio dari PT. Panorama Sentrawisata Tbk masing-masing 0.0007 ditahun 2004, 0.0003 ditahun 2005 dan 0.0028 ditahun 2006. Pada tahun 2004 angka rasio perusahaan ini adalah 0.0003 berarti Rp 1 penjualan dapat menghasilkan laba bershih sebesar Rp 0.0052. Dari tabel diketahui perusahaan mampu menghasilkan keuntungan bersih dari penjualan netto perusahaan meskipun presentase yang dihasilkan kecil. Semakin besar rasio ini berarti semakin baik bagi perusahaan, karena semakin besar keuntungan perusahaan yang didapatkan dari penjualan.
(2) Rate of Return on Total Assets (ROA)
EBIT
ROA = Total Aktiva
Tabel V.37 ROA PT. Panorama Sentrawisata Tbk
(dalam ribuan rupiah)
Tahun EBIT Total Aktiva Rasio
Rate of return on total assets digunakan untuk mengukur kemampuan menejemen perusahaan dalam mengelola keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan. Tabel V.37 menunujukkan angka rasio dari PT. Panorama Sentrawisata Tbk masing-masing 0.005 ditahun 2004, 0.017 ditahun 2005 dan 0.030 ditahun 2006. Dari tabel diketahui bahwa perusahaan mampu menghasilkan keuntungan dari aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Semakin besar Rate of return on total assets semakin baik bagi perusahaan, yang berarti perusahaan mapu mengelola keseluruhan aktiva untuk menghasilkan laba.
(3) Rate of Return on Equity (ROE)
Laba Bersih Setelah Pajak (EAT)
ROE =
Jumlah Modal Sendiri
Tabel V.38 ROE PT. Panorama Sentrawisata Tbk
(dalam ribuan rupiah)
Jumlah Modal Sendiri Rasio 2004 426.743 121.544.570
Rate of return on equity digunakan untuk mengukur kemampuan dari modal sendiri dalam menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham. Tabel V.38 menunujukkan angka rasio dari
2004, 0.0019 ditahun 2005 dan 0.0200 ditahun 2006. Untuk tahun 2004 diketahui bahwa angka rasio perusahaan ini sebesar 0,0035 yang berarti setiap rupiah modal sendiri dapat menghasilkan laba sebesar Rp. 0,0019. Dari tabel diketahui bahwa perusahaan mampu menghasilkan laba dari modal yang dimiliki perusahaan. Semakin besar angka rasio ini semakin baik bagi perusahaan, hal ini berarti perusahaan semakin baik dalam mengelola modal sendiri untuk menghasilkan laba.
(4) Rate of Return on Investment (ROI)
Laba Bersih Setelah Pajak
ROI =
Jumlah Aktiva
Tabel V.39 ROI PT. Panorama Sentrawisata Tbk
(dalam ribuan rupiah)
Tahun EAT Jumlah Aktiva Rasio 2004 426.743
Rate of return on investment digunakan untuk mengukur kemampuan modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bersih. Tabel V.39 menunujukkan angka rasio dari PT. Panorama Sentrawisata Tbk dari tahun ketahun tetap yaitu sebesar 0,0002 yang berarti setiap Rp. 1 aktiva mampu menghasilkan laba bersih sebesar Rp. 0,0002. Dari tabel Rate of return on investment digunakan untuk mengukur kemampuan modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bersih. Tabel V.39 menunujukkan angka rasio dari PT. Panorama Sentrawisata Tbk dari tahun ketahun tetap yaitu sebesar 0,0002 yang berarti setiap Rp. 1 aktiva mampu menghasilkan laba bersih sebesar Rp. 0,0002. Dari tabel
B. Penilaian Kinerja
Setelah melakukan analisis terhadap laporan keuangan dari masing- masing perusahaan, maka untuk menjawab permasalahan kedua dilakukan penilaian kinerja setiap perusahaan berdasarkan hasil analisis tersebut selama tahun 2004 sampai dengan tahun 2006. Cara melakukan penilaian dengan cara memberi rangking serta poin untuk masing-masing perusahaan.
Tabel V.40 Penilaian Kinerja Keuangan
PT Sona Topas Tourism Industry Tbk, PT. Anta Express Tour & Travel Service Tbk, PT. Panorama Sentrawisata Tbk
Tahun 2004
Jenis Rasio
Rangking Poin
Sona Topas Anta Express
1.Current Ratio
1.47 1.34 1.30 123321 2.Cash Ratio
0.64 0.48 0.22 123321 3.Working Capital to Total Asset Ratio
1.Total Debt to Capital Asset Ratio
0.69 0.67 0.44 321123 2.Total Debt to Equity Ratio
2.21 2.07 0.81 321123 3.Times Interest Earned Ratio
AKTIVITAS
1.Working Capital Turnover
6.74 27.98 26.11 312132 2.Total Asset Turnover
0.76 5.60 2.64 312132 3.Receivable Turnover
34.73 17.30 14.29 123321 4.Fixed Asset Turnover
1.Net Profit Margin
123123 3.ROE
0.09 0,0035 312312 4.ROI
0.03 0,0002 312132 TOTAL 24 34 26
1. Tabel V.40 menunjukkan bahwa pada tahun 2004 perusahaan yang memiliki kinerja keuangan terbaik berdasrkan analisis rasio keuangan adalah PT. Anta Express Tour & Travel Service Tbk. Perusahaan yang memiliki kinerja keuangan terbaik kedua adalah PT. Panorama Sentrawisata Tbk, dan perusahaan yang memiliki kinerja keuangan terburuk adalah PT Sona Topas Tourism Industry Tbk. Berdasarkan tabel
V.40 pada tahun 2004 tidak ada perusahaan yang dalam keadaan likuid, perusahaan yang memiliki rasio likuiditas tertinggi adalah PT Sona Topas Tourism Industry Tbk dan tingkat rasio likuiditas yang terendah adalah PT. Panorama Sentrawisata Tbk. Tingkat rasio likuiditas buruk menunjukkan bahwa perusahaan kurang bisa menjamin utang lancarnya dengan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan. Rasio Leverage yang terbaik adalah PT. Anta Express Tour & Travel Service Tbk dan PT. Panorama Sentrawisata Tbk. Dan perusahaan yang mempunyai kinerja keuangan terburuk berdasarkan rasio leverage adalah PT Sona Topas Tourism Industry Tbk, Perusahaan ini membuktikan bahwa pada tahun 2004 aktiva dan modal sendiri tidak bisa menjamin keseluruhan utang yang dimiliki perusahaan. Perusahaan yang paling baik dalam mengelola sumber dana yang dimiliki perusahaan selama tahun 2004 adalah PT. Anta Express Tour & Travel Service Tbk, hal ini dibuktikan dengan tingginya tingkat rasio aktivitas yang dapat dilihat dalam table V.40. Berdasarkan tingkat rasio profitabilitas selama tahun 2004 perusahaan yang memiliki V.40 pada tahun 2004 tidak ada perusahaan yang dalam keadaan likuid, perusahaan yang memiliki rasio likuiditas tertinggi adalah PT Sona Topas Tourism Industry Tbk dan tingkat rasio likuiditas yang terendah adalah PT. Panorama Sentrawisata Tbk. Tingkat rasio likuiditas buruk menunjukkan bahwa perusahaan kurang bisa menjamin utang lancarnya dengan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan. Rasio Leverage yang terbaik adalah PT. Anta Express Tour & Travel Service Tbk dan PT. Panorama Sentrawisata Tbk. Dan perusahaan yang mempunyai kinerja keuangan terburuk berdasarkan rasio leverage adalah PT Sona Topas Tourism Industry Tbk, Perusahaan ini membuktikan bahwa pada tahun 2004 aktiva dan modal sendiri tidak bisa menjamin keseluruhan utang yang dimiliki perusahaan. Perusahaan yang paling baik dalam mengelola sumber dana yang dimiliki perusahaan selama tahun 2004 adalah PT. Anta Express Tour & Travel Service Tbk, hal ini dibuktikan dengan tingginya tingkat rasio aktivitas yang dapat dilihat dalam table V.40. Berdasarkan tingkat rasio profitabilitas selama tahun 2004 perusahaan yang memiliki
77
Tabel V.41 Penilaian Kinerja Keuangan
PT Sona Topas Tourism Industry Tbk, PT. Anta Express Tour & Travel Service Tbk, PT. Panorama Sentrawisata Tbk
Tahun 2005
Jenis Rasio
Rangking Poin
Sona Topas Anta Express
1.Current Ratio
1.16 1.38 1.15 213231 2.Cash Ratio
0.47 0.32 0.24 123321 3.Working Capital to Total Asset Ratio
1.Total Debt to Capital Asset Ratio
0.71 0.76 0.55 231213 2.Total Debt to Equity Ratio
2.39 2.30 1.26 321123 3.Times Interest Earned Ratio
2.28 21.59 4.13 312132
AKTIVITAS
1.Working Capital Turnover
15.90 38.47 64.70 321123 2.Total Asset Turnover
0.75 6.02 2.65 312132 3.Receivable Turnover
74.40 16.62 17.53 132312 4.Fixed Asset Turnover
1.20 56.56 6.33 312132
PROFITABILITAS
1.Net Profit Margin
0,0003 123321 2.ROA
0.01 0.0052
123321 3.ROE
0.08 0.020
0,017
0.03 0.10 0,0019 213231 4.ROI
0.01 0.03 0,0008 213231 TOTAL 27 33 24
2. Tabel V.41 menunjukkan bahwa pada tahun 2005 perusahaan yang memiliki kinerja keuangan terbaik berdasrkan analisis rasio keuangan adalah PT. Anta Express Tour & Travel Service Tbk. Perusahaan yang memiliki kinerja keuangan terbaik kedua adalah PT. Sona Topas Tourism Industry Tbk dan perusahaan yang memiliki kinerja keuangan terburuk adalah. Panorama Sentrawisata Tbk. Berdasarkan table V.41 pada tahun 2005 tidak ada perusahaan yang dalam keadaan likuid, perusahaan yang memiliki rasio likuiditas tertinggi adalah PT. Anta Express Tour & Travel Service Tbk dan tingkat rasio likuiditas yang terendah adalah PT. Panorama Sentrawisata Tbk. Tingkat rasio likuiditas buruk menunjukkan bahwa perusahaan kurang bisa menjamin utang lancarnya dengan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan. Rasio Leverage yang terbaik pada tahun 2005 adalah PT. Panorama Sentrawisata Tbk, disusul oleh PT. Anta Express Tour & Travel Service Tbk, dan perusahaan yang mempunyai tingkat laverage terburuk adalah PT. Sona Topas Tourism Industry Tbk. Perusahaan yang paling baik dalam mengelola sumber dana yang dimiliki perusahaan selama tahun 2005 adalah PT. Anta Express Tour & Travel Service Tbk dan PT. Panorama Sentrawisata Tbk, hal ini dibuktikan dengan tingginya tingkat rasio aktivitas yang dapat dilihat dalam table
V.41. Sedangkan perusahaan yang mempunyai tingkat rasio aktivitas paling buruk adalah PT. Sona Topas Tourism Industry Tbk. Berdasarkan tingkat rasio profitabilitas selama tahun 2005 perusahaan yang memiliki V.41. Sedangkan perusahaan yang mempunyai tingkat rasio aktivitas paling buruk adalah PT. Sona Topas Tourism Industry Tbk. Berdasarkan tingkat rasio profitabilitas selama tahun 2005 perusahaan yang memiliki
80
Tabel V.42 Penilaian Kinerja Keuangan
PT Sona Topas Tourism Industry Tbk, PT. Anta Express Tour & Travel Service Tbk, PT. Panorama Sentrawisata Tbk
Tahun 2006
Jenis Rasio
Rangking Poin
Sona Topas Anta Express
1.Current Ratio
1.25 1.37 0.94 213231 2.Cash Ratio
0.23 0.40 0.26 312132 3.Working Capital to Total Asset Ratio
1.Total Debt to Capital Asset Ratio
0.68 0.59 0.59 321123 2.Total Debt to Equity Ratio
2.13 1.86 1.50 321123 3.Times Interest Earned Ratio
1.62 36.05 0.82 213231
AKTIVITAS
1.Working Capital Turnover
213231 2.Total Asset Turnover
15.90 26.67 -9.78
10.70 5.84 2.83 123321 3.Receivable Turnover
52.25 15.51 18.37 132312 4.Fixed Asset Turnover
1.09 62.03 7.10 312132
PROFITABILITAS
1.Net Profit Margin
0,0028 123321 2.ROA
0.03 0.0057
132312 3.ROE
0.06 0.024
0,030
0.06 0.10 0,0200 213231 4.ROI
0.02 0.03 0,0078 213231 TOTAL 28 34 22
3. Tabel V.42 menunjukkan bahwa pada tahun 2006 perusahaan yang memiliki kinerja keuangan terbaik berdasarkan analisis rasio keuangan adalah PT. Anta Express Tour & Travel Service Tbk. Perusahaan yang memiliki kinerja keuangan terbaik kedua adalah PT. Sona Topas Tourism Industry Tbk dan perusahaan yang memiliki kinerja keuangan terburuk adalah. Panorama Sentrawisata Tbk. Berdasarkan tabel V.42 pada tahun 2006 tidak ada perusaaan yang dalam keadaan likuid, perusahaan yang memiliki rasio likuiditas tertinggi adalah PT. Anta Express Tour & Travel Service Tbk dan tingkat rasio likuiditas yang terendah adalah PT. Panorama Sentrawisata Tbk. Tingkat rasio likuiditas buruk menunjukkan bahwa perusahaan kurang bisa menjamin utang lancarnya dengan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan. Rasio Leverage yang terbaik adalah PT. Anta Express Tour & Travel Service Tbk dan PT. Panorama Sentrawisata Tbk. Dan perusahaan yang mempunyai kinerja keuangan terburuk berdasarkan rasio leverage adalah PT Sona Topas Tourism Industry Tbk, Perusahaan ini membuktikan bahwa pada tahun 2006 aktiva dan modal sendiri tidak bisa menjamin keseluruhan utang yang dimiliki perusahaan. Perusahaan yang paling baik dalam mengelola sumber dana yang dimiliki perusahaan selama tahun 2006 adalah PT Sona Topas Tourism Industry Tbk dan PT. Anta Express Tour & Travel Service Tbk, hal ini dibuktikan dengan tingginya tingkat rasio aktivitas yang dapat dilihat dalam tabel
V.42. Sedangkan perusahaan yang mempunyai tingkat rasio aktivitas V.42. Sedangkan perusahaan yang mempunyai tingkat rasio aktivitas
Tabel V.43
Rangkuman Penilaian Kinerja Keuangan PT. Sona Topas Tourism Industry Tbk, PT. Anta Express Tour & Travel Service Tbk dan PT. Panorama Sentrawisata Tbk.
Selama Tahun 2004-2006
Jenis Rasio
Sona Topas
Anta Express
Berdasarkan table V.46 perusahaan yang mempunyai kinerja keuangan terbaik adalah PT. Anta Express Tour & Travel Service Tbk, Perusahaan yang mempunyai kinerja terbaik kedua adalah PT. Sona Topas Tourism Industry Tbk. Sedangkan perusahaan yang mempunyai kinerja keuangan terburuk adalah PT. Panorama Sentrawisata Tbk.