Pengujian Pasir Cetak

6. Pengujian Pasir Cetak

Keberhasilan dalam menghasilkan produk coran yang baik dapat juga ditentukan oleh pemilihan bahan cetakan dan teknik pembuatan cetakan yang tepat. Pada industri pengecoran logam, secara umum cetakan terbuat dari pasir. Untuk menghasilkan cetakan yang baik perlu dilakukan beberapa pengujian terhadap pasir cetak seperti: kekuatan, kadar lempung, permeabilitas, dan lain-lain.

Pasir cetak yang akan digunakan harus memiliki beberapa ketentuan standar untuk dapat digunakan pada proses pengecoran antara lain stabil pada temperatur tinggi, memiliki permeabilitas yang baik, memiliki kekuatan yang baik, mampu bentuk yang baik, dan dapat digunakan berulang-ulang. Oleh karena itu untuk mengetahui apakah pasir tersebut memenuhi persaratan-persaratan di atas maka pasir cetak harus mengalami pengujian sebagai parameternya. Dalam menentukan kualitas pasir cetak perlu sekali diketahui:

- Kandungan lempung (clay) - Distribusi ukuran dan bentuk butir pasir (AFS – GFN) - Titik sinter - Prosentase kalsium karbonat - Prosentase non-silicious materials

- Kandungan air - Stabilitas thermal - Penetuan karakteristik pada kandungan air optimum, diantaranya:

a. Densitas

b. Permeabilitas

c. Kekuatan tekan basah

d. Kekuatan geser basah

e. Flowability

f. Hardness

g. Kekuatan tarik basah

h. Kekuatan tekan kering

i. Dll. Persyaratan pasir cetak:

a. Sifat mampu bentuk dan kekuatan yang baik

b. Permeabilitas yang sesuai sehingga memungkinkan gas-gas yang terbentuk keluar dari produk

c. Ukuran dan bentuk butir yang sesuai

d. Tahan panas (memiliki stabilitas thermal dan dimensioal yang baik pada temperatur tinggi) dan tidak bersatu dengan logam (tidak mengalami reaksi kimia terhadap logam cair)

e. Dapat dipakai berulang-ulang

f. Komposisi kimia yang cocok dan tidak mudah berubah

g. Murah

h. Mampu ambruk yang baik

Gambar. 14 Continous Clay Washer.

Pengujian pasir cetak yang harus dilakukan antara lain pengujian kekuatan dengan mesin uji kekuatan pasir universal, pengujian distribusi ukuran partikel pasir dengan menggunakan mesin ayakan penggetar, pengujian kadar lempung dengan alat uji continous clay washer yang dilanjutkan dengan penimbangan untuk mengetahui selisih kadar lempung pasir awal dan setelah dicuci, pengujian permebilitas gas dengan menggunakan alat uji permeabilitas pasir, dan melakukan analisa bentonit aktif untuk kalibrasi kadar bentonit aktif yang terkandung dalam pasir cetak dengan analisa titrasi

metelin blue (C 16 H 18 ClN 3 S.xH 2 O). Jika pengujian selesai dilakukan maka untuk mengetahui kelayakanya harus dilakukan komparasi dengan standar seperti dari AFS (american foundrymen’s society) atau standar pengujian pasir lainya. Pasir cetak untuk cetakan pasir, memerlukan sifat-sifat yang harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. Mempunyai sifat mampu bentuk sehingga mudah dalam pembuatan cetakan dengan kekuatan yang cocok, cetakan yang dihasilkan harus kuat sehingga tidak rusak karena dipindah-pindahkan dan mampu menahan berat logam cair pada saat penuangan. Oleh karena itu kekuatan pada temperatur kamar dan kekuatan panasnya merupakan sifat yang sangat diperlukan.

b. Mempunyai daya salur (permeabilitas) udara yang cocok. Untuk mengurangi cacat tuang seperti rongga penyusutan, gelembung gas atau kekasaran permukaan. Dengan adanya rongga-rongga di antara butir-butir pasir, maka udara atau gas dapat disalurkan keluar dari cetakan.

c. Mempunyai distribusi besar butir yang tepat.

d. Mempunyai sifat tahan panas terhadap temperatur logam cair yang dituangkan.

e. Mampu dipakai lagi atau dapat dipakai berulang-ulang supaya ekonomis.

f. Pasir cetak, harus mudah didapat.

Tabel. Persyaratan fisik pasir cetak untuk berbagai jenis dan ukuran benda cor.

Ukuran Kehalusan

Jenis dan Ukuran

Ukuran

% kadar

butir rata-rata

benda coran

Baja: Besar & menengah

12 - 16 Besi cor: Besar

50 - 70

Diatas 100

15-20 Menengah

40-70

50-150

12-18 Kecil

70-100

50-80

12-18 Paduan Tembaga: Besar

100-140

20-50

15-20 Menengah

90-110

25-50

12-18 Kecil

100-120

20-40

12-18 Aluminium: Besar

Dibawah 140

15-30

15-20 Menengah/kecil

6.1 Pengujian Kadar Air dan Lempung

Pasir yang terlalu basah akan mempunyai daya salur udara yang kecil dan pasir yang terlalu kering akan kurang kekuatannya. Pemeriksaan kadar air ini dilakukan dengan menggunakan rumus dibawah ini.

Berat Awal-Berat Akhir % kadar air = -------------------------------- x 100 %

Berat Awal

Prosedur pengujian kadar air:

1. Siapkan pasir cetak sebanyak 50 gram.

2. Letakkan dalam alat pemanas.

3. Lanjutkan pengujian dengan memanaskan pasir dalam oven pada temperatur 100- 150 o C selama15 menit.

4. Dinginkan dan timbang.

5. Kadar air didapatkan dari selisih berat pasir cetak yang dinyatakan dalam persen.

6. Keringkan lagi selama 5 menit.

7. Dinginkan dan timbang lagi.

8. Ulangi lagi (pengeringan selama 5 menit), sampai berat pasir tidak berubah lagi.

Timbang campuran pasir 50 gram dan keringkan dalam tungku pengering pada temperatur 100-110  C untuk satu atau dua jam. Spesimen yang telah dikeringkan itu didinginkan pada temperatur kamar dalam dalam sebuah desikator untuk kemudian dilakukan kembali pengukuran beratnya. Harga kadar air bebas yang tercatat, menyatakan

perbedaan antara berat mula dan berat akhir pada temperatur kamar, serta menyatakan perbandingan antara harga tersebut dengan berat mula dalam prosentasi.

Daya rekat antar butir pasir, sangat bergantung pada kadar lempung dalam pasir. Untuk suatu persentase kadar lempung tertentu, diperlukan sejumlah kadar air tertentu pula sehingga akan didapatkan kekuatan pasir yang maksimum. Kekuatan tersebut juga dipengaruhi oleh bentuk dan besarnya butir-butir pasir

Pasir yang terdapat di bumi akan bercampur dengan lmpung atau tanah liat. Dalam pengertian untuk cetakan pasir, maka pasir ini terbagi atas:

1. pasir alam

2. pasir sintetis Pasir alam adalah pasir yang mengandung kadar lempung sekitar 15-25% dan dalam proses pengecoran pasir ini seringkali langsung digunakan tanpa penambahan lempung lagi. Pasir sintetis adalah pasir murni dengan penambahan lempung menurut kebutuhan. Penambahan tersebut biasanya sekitar 20%. Lempung yang baik, dapat dikenal dari daya serap airnya cukup dengan penambahan sekitar 8-10%. Sedangkan bentonit sudah cukup baik dengan penambahan 5%.

Lempung membutuhkan air untuk mengikat butir pasir. Sehingga kadar air yang dibutuhkan untuk pasir sintetis dengan lempung, dengan sendirinya akan lebih rendah dibanding kadar air yang dibutuhkan untuk pasir alam.

Lempung atau tanah liat (clay) adalah kumpulan dari pada mineral tanah liat yang mempauanyai kristal sangat kecil, umumnya berbentuk pipih (flake). Ukuran dari butir- butir tanah liat adalah sekitar 0,005 mm sampai 0,02 mm.

Lempung sebagai komponen kedua dalam pasir cetak harus mempunyai sifat-sifat yang diperlukan yaitu:

a. Menghasilkan daya ikat yang tinggi.

b. Menjadi liat bila basah, sehingga mudah diberi bentuk.

c. Menjadi keras setelah dikeringkan.

Untuk itu, mineral lempung yang umum dipergunakan orang untuk bahan pengikat dalam pasir cetak ialah montmoriollit (bentonit), lempung tahan api (fireclay), halloysit dan illit. Jenis pertamalah yang sering digunakan orang. Pemeriksaan kadar lempung ini dilakukan dengan menggunakan rumus dibawah ini.

Berat Awal-Berat Akhir

% kadar lempung = ------------------------- x 100 %

Berat Awal

Metoda yang digunakan untuk analisa kadar lempung adalah dengan jalan pencucian, yaitu dengan menggunakan alat Continous Clay washer tipe PKA seperti yang ditunjukkan pada Gambar berikut ini:

Prosedur pengujian kadar lempung:

1. Timbang pasir kering seberat 50 gram.

2. Masukkan ke dalam beker gelas kapasitas 800 ml.

3. Isi dengan air sebanyak 400 ml.

4. Tambahkan 10 ml dari 5% larutan Natrium pirofosfat (Na 4 P 2 O 7 .10H 2 O).

5. Didihkan selama 3-5 menit di atas pemanas (hot plate).

6. Dinginkan sampai temperatur kamar.

7. Aduk selama 5 menit.

8. Atur kecepatan air sesuai dengan temperatur air yang digunakan seperti tertera pada tabel di bawah ini:

Water Temperature ( o C)

Flow (ml/min)

9. Isi tabung gelas pada Continous Clay Washer dengan air setengahnya.

10. Tambahkan kristal-kristal Natrium Pirofosfat sebanyak 2 sendok makan.

11. Masukkan pasir ke dalam tabung gelas pada alat.

12. Pasang kembali tutup karet pada tabung.

13. Biarkan terus air mengalir pada tabung dengan kecepatan yang diperlukan, hingga air dalam tabung menjadi betul-betul jernih.

14. Setelah air betul-betul jernih, keluarkan pasir dan ditampung pada beker gelas.

15. Diamkan selama 10 menit.

16. Air didekantasi keluar.

17. Saring pasir melalui kertas saring yang telah diketahui beratnya.

18. Keringkan (pasir + kertas saring), hingga beratnya konstan.

19. Berat akhir pasir (gr) = (berat pasir + berat kertas saring) – (berat kertas saring).

Prosedur pengujian kadar lempung dengan cara lain:

1. Siapkan pasir sisa uji kadar air.

2. Masukkan pasir kedalam gelas kimia yang berisi larutan NaOH 2% lakukan hal ini hingga pasir benar-benar bersih.

3. keringkan pasir hasil pencucian tersebut pada 100-150 o C selama 60 menit.

4. Hitung selisih beratnya, nyatakan kadar lempung dalam persen.

Pengaruh kadar adar air dan lempung terhadap kekuatan pasir pasir cetak.

6.2 Pemeriksaan Distrib stribusi Ukuran Butir Pasir

Suatu cara untuk uk menyatakan ukuran besarnya butir pasir di ditunjukkan dengan GFN (Grain Fineness Num umber) merupakan ukuran kehalusan rata-rata ata butir pasir. Makin tinggi angkanya, maka pasi asir semakin halus dan daya salur udaranya (pe (permeabilitas) relatif rendah.

Pada umumnya pasi pasir tidak terdiri dari butiran-butiran dengan ukur ukuran sama. Untuk mengetahui distribusi dari dari butir-butir pasir yang mempunyai besar but butir yang berbeda- beda, maka dilakukan anal nalisa ayak (Sieve analysis).

Distribusi ukuran butir pasir dapat dibagi dalam empat jenis:

a. Distribusi ukuran butir sempit, artinya susunan ukuran butir hanya terdiri dari kurang lebih dua fraksi saja.

b. Distribusi ukuran butir sangat sempit, 90 persen dari ukuran besar butir terdiri dari satu fraksi.

c. Distribusi ukuran butir lebar, artinya susunan ukuran butir terdiri dari lebih kurang tiga fraksi.

d. Distribusi ukuran butir sangat lebar, susunan ukuran butir terdiri dari lebih dari tiga fraksi.

Distribusi butir sempit akan memberikan permeabilitas yang lebih tinggi, dan sebaliknya. Distribusi ukuran butir berpengaruh juga pada kekuatan cetakan. Distribusi ukuran butir lebar akan memberikan kekuatan pasir cetak yang lebih tinggi.

Prosedur pengujian kehal halusan pasir cetak:

1. Siapkan pasir cetak tak kering yang akan diuji sebanyak 50 gram.

2. Susun ayakan pada da mesin pengguncang (ro-tap) secara berurutan. utan.

3. Masukkan kedalam am alat ayak.

4. Ayak selama 15 me menit, dengan memutar penyetel waktu yang te terdapat pada alat.

5. Timbang butir-buti butir pasir yang tertinggal pada tiap-tiap fraksi.

6. Berat butir-butir pa pasir yang tertinggal pada tiap-tiap fraksi dikal kalikan dengan suatu faktor perkalian ter tertentu, menghasilkan suatu produk.

7. AFS Grain Finene ness Number adalah jumlah dari hasil perkalia lian tersebut (jumlah produk) dibagi den dengan jumlah berat butir-butir pasir yang terti ertinggal pada semua fraksi dari 50 gram am pasir uji.

50 gram sampel pel pasir yang benar-benar kering di masukka sukkan dalam mesin pengguncang pasir dengan gan ayakan sesuai urutan dari yang paling ka kasar sampai yang halus, hal ini berlangsung sung slama 15 menit. Ayakan kemudian dike dikeluarkan dan pasir ditimbang menurut besar ar butir pasir. Distribusi berdasarkan prosent ntase dapat dihitung dengan rumus:

Persentase ntase (%)  x 100 % %

berat pasir pada ayakan (gr)

berat sampel (gr)

Nomor kehalusan butir da dapat dilakukan dengan memasukkan data pa pada kolom seperti contoh berikut (AFS * fine ineness number ):

Tabel. 6 6 Contoh perhitungan AFS fineness number. er.

Tabel. . 7 Hasil uji pasir untuk beberapa material.

Al Alat ayak pasir laboratory sifter type PSA-E.

Nomor kehalusan butir dihitung dengan rumus: ∑ (W n .S n )

GFN = -------------- ∑ (W n )

GFN = Nomor kehalusan butir W n = Berat pasir didapat dari tiap ayakan (gr) S n = Faktor pengali

6.3 Pemeriksaan Daya Salur Udara (Permeabilitas)

Sifat yang sangat mempengaruhi terhadap hasil benda coran adalah daya salur udara (permeabilitas) dari pasir cetak yang digunakan sebagai cetakan pasir. Pasir cetak yang telah dipadatkan harus dapat dilalui oleh gas-gas sewaktu dilakukan penuangan ke dalam cetakan.

Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan sebuah alat yang berfungsi meniupkan udara pada specimen uji berukuran ø 50 mm x 50 mm yang telah mengalami pemadatan dalam silinder pemadat pasir. Pengujian dilakukan dengan mencari perbedaan waktu dan tekanan yang diperlukan untuk melewatkan 2000 cc udara.

Permeabilitas ini tergantung pada beberapa faktor, diantaranya adalah ukuran besar butir pasir, bentuk butir pasir, kadar air dan kadar lempung. Permeabilitas ini dihitung melalui persamaan berikut:

Q.L P = ------------- p.A.t

P= Permeabilitas Q= Volume udara yang lewat melalui spesimen L= Panjang spesimen (5 cm)

A= Luas irisan spesimen (19,625 cm 2 ) P= Tekanan udara (gr/cm 2 )

t= Waktu yang diperlukan untuk melewatkan volume udara Q melalui spesimen (menit)

Prosedur Pemeriksaan permeabilitas pasir cetak:

6.3.1 Persiapan Pasir

- Masukkan pasir yang telah ditimbang ke dalam pengaduk (mixer) yang khusus digunakan untuk pengujian-pengujian. - Masukkan bahan pengikat sesuai dengan jumlah yang diperlukan. - Aduk selama 5 menit. - Keluarkan Pasir dari mixer dan telah siap untuk pembuatan batang percobaan.

Alat Pengaduk Pasir laboratory Mixer type PLK.

6.3.2 Pembuatan Batang Percobaan

Batang percobaan ini mempunyai garis tengah 50 mm dan tinggi 50 mm. Untuk pembuatannya diperlukan sejumlah pasir yang setelah mendapat pukulan tiga kali pada alat pemadat (sand rammer), harus mencapai tinggi 50 mm dan kemudian ditimbang.

Berdasarkan pengalaman maka dapat ditentukan bahwa beratnya terletak antara 145 dan 170 gram. Adapun jumlah berat yang sebenarnya harus ditentukan dengan percobaan.

Setelah ditimbang pasir selanjutnya dimasukkan dalam silinder tekan, kemudian ditempatkan pada meja alat pemadat.

Pemukul dari ala alat pemadat beserta stang dan pemberatdi ratdinaikkan dengan memutarkan keping eksent ksentris sebelah kiri dan setelah silinder tekan ya yang telah diisi tadi diletakkan di bawahnya, a, dengan perlahan-lahan diturunkan kembali bali. Pemadatan pasir dikerjakan dengan memuta utar engkol yang kecil pada sebelah kanan hingga hingga membuat alat pemadat yang lepas dapa pat memberi pukulan. Pukulan ini dikerjakan kan hingga tiga kali berturut-turut.

Setelah pukulan ya yang ketiga maka batang percobaan yang telah lah dipadatkan harus sedemikian panjangnya hingg hingga tanda garis dari batang pemadat terleta etak di tengah-tengah atau di antara lubang pada da standar alat pemadat.

Ini menandakan ba bahwa batang percobaan pasir telah mencapa ncapai tinggi 50 mm dengan toleransi 1 mm. Bil Bila hal tersebut tak tercapai, maka percobaan ha n harus diulangi lagi, bila perlu ditambah atau d ikurangi dengan beberapa gram.

Pada umumnya pem pemeriksaan pasir dikerjakan hingga tiga kali ne i nerturut-turut untuk kemudian ditentukan hasil sil rata-ratanya.

Alat pemadat pasir (sand rammer).

6.3.3 Pemeriksaan Perme meabilitas

- Pemeriksaan daya ya salur udara dilakukan terhadap batang ng percobaan yang berbentuk silinder, nder, dengan menggunakan alat ”permeability met meter”. - Putar tutup pada da kedudukan ”A” angkat (tarik) pengapung pung ke atas hingga didapatkan penghi ghisapan sejumlah udara kedalam ruangan. n. Putar katup pada kedudukan ”E”.

- Batang percobaan an setelah ditumbuk tiga kali, ditempatkan pa pada sumbat karet denagn kedudukan dudukan terbalik, yaitu ruang kosong yang lebih be h besar dari silinder terhadap pentil (ori (orifice), sedemikian hingga sumbat karet dap dapat tertutup dengan rapat, dalam keadaa daan demikian katup harus pada kedududkan ”E ”E”.

- Putar katup pada da kedududkan ”B”, ini berarti bahwa alat se sedang bekerja dan pengukuran dapat di pat dibaca. - Setelah selesai pem pembacaan, katup diputar lagi pada kedududkan dududkan ”E”, yang berarti alat telah berhenti da nti dan siap untuk digunakan lagi.

Permeability meter type PU-E.

6.4 Pemeriksaan Kekuatan Tekan Basah

Bila menuang logam ke dalam cetakan terutama cetakan yang besar, tekanan yang ada pertama pada dasar, kemudian pada dinding-dinding samping, bila penuangan telah selesai pada bagian atas (atap) dari cetakan, lihat Gambar berikut ini.

Kekuatan pada suatu cetakan.

Kekuatan pasir cetak dipengaruhi juga oleh bentuk butir pasir. Bentuk butir pasir seperti Gambar di bawah ini yang terbagi atas:

Atas kiri: lancip (angular) Atas kanan: bulat (rounded) Bawah kiri: setengah bulat (sub angular) Bawah kanan: bergumpal (coumpound)

Bentuk pasir menurut AFS.

Bentuk butir yang bulat (rounded) cenderung membentuk kekuatan tekan yang rendah dengan permeabilitas yang tinggi. Sedangkan bentuk yang lain, sebaliknya yaitu akan membentuk kekuatan tekan tinggi dengan permeabilitas rendah.

Untuk menghindari perubahan bentuk cetakan, kekuatan cetakan tekan harus mempunyai suatu harga minimum tertentu 700 gr/cm 2 (0,07 MPa).

Pengujian kekuatan tekan dilakukan dengan menggunakan alat Universal Strength Machine , yang dapat dilihat pada Gambar berikut ini:

Universal Strength Machine.

Prosedur Pengujian Kekuatan Tekan:

Batang percobaan berbentuk silinder setelah diperiksa daya salur udara dengan menggunakan suatu batang pendorong dikeluarkan dari tabung pembuat batang percobaan, kemudian ditempatkan antara kedua batang dari alat percobaan tekan hingga rata pada sisi-sisinya.

Dengan perlahan-lahan pemutar diputar dan batang percobaan akan tertekan terus hingga retak/pecah. Bersamaan dengan retaknya batang percobaan ini maka jarum manometer akan turun kembali, akan tetapi tegangan tekannya tetap ditunjuk oleh jarum pengikut.

Kemampuan manometer tekan rendah (kanan) hanya sampai pada penunjukkan 2000 gr/cm 2 (0,2 Mpa). Pada manometer,

angka-angka hasil percobaan dapat dibaca pada skala paling luar, yaitu pada manometer tekanan rendah dalam gram per cm 2 , dan angka-angka hasil pada skala tersebut masih

harus dikalikan dengan 100, sedangkan pada skala manometer tekanan tinggi, angka- angka dinyatakan dalam kg/cm 2 . Spesimen standar ukuran ø 50 mm x 50 mm diletakkan

pada mesin uji kekuatan pasir, kemudian diberi beban hingga spesimen patah. Kekuatan tekan dihitung berdasarkan rumus:

Kekuatan tan tekan (kgf/cm )  2 Luas 2 irisan spesimen (cm )

2 Beban ( kgf )

Kekuatan tekan be an beberapa jenis pasir cetak pada berbagai tem temperatur.

6.5 Pemeriksaan Kekuat uatan Geser Basah

Sifat ini sangat pent penting gunanya untuk mencegah pecahnya pasi pasir pada saat model diangkat dari cetakan, lihat hat Gambar di bawah ini.

Kek ekuatan geser dan tarik dalam pasir cetak.

Seperti ditunjukkan dalam gambar tersebut, pasir cenderung untuk menempel pada bagian sudut-sudutnya. Bila rangka diangkat, kekuatan geser menjadi besar hingga memungkinkan terjadi pecahnya cetakan. kekuatan geser basah yang dianjurkan,

minimum 200 gr/cm 2 (0,02 MPa).

Prosedur pengujian kekuatan geser:

Pengujian kekuatan geser dikerjakan sama seperti pada pengujian kekuatan tekan, dengan perbedaan bahwa keping penekan untuk pengujian kekuatan geser ini harus diganti dengan keping yang dapat menggeserkan batang percobaan pada penampang membujur (untuk pengujian kekuatan tekan menggunakan keping dengan permukaan rata, sedang untuk pengujian kekuatan geser menggunakan keping dengan setengah

permukaan menonjol). Pada pengujian kekuatan geser sampai dengan 1600 gr/cm 2 (0,16 Mpa).

Pembacaan hasil pengujian pada manometer tekanan rendah (kanan), sedang untuk penguijian kekuatan geser di atas 1600 gr/cm 2 pembacaan hasil pengujian pada

manometer tekanan tinggi (kiri). Seperti pada pengujian kekuatan tekan, pada pengujian kekuatan geser penunjukkan manometer masih harus dikalikan dengan 100 (manometer tekanan rendah)

untuk mendapatkan besarnya tegangan tekan dalam gr/cm 2 . Angka pada skala manometer tekanan tinggi dinyatakan dalam kg/cm 2 . Pembacaan manometer pada skala yang tengah

(nomor dua dari luar).

Keping untuk pengujian kekuatan tekan.

Keping untuk pengujian kekuatan geser.

Kiri: pengukur tekanan tinggi Kanan: pengukur tekanan rendah

A: kekuatan tekan (kg/cm2)

B: kekuatan geser (kg/cm2)

C: kekuatan tarik (kg/cm2)

D: kekuatan tekan (gr/cm2) pembacaan x100

E: kekuatan geser (gr/cm2) pembacaan x100

Manometer pada Universal Strength Machine.

6.6 Pemeriksaan Kemampuan Mengalir (Flowability)

Flowability adalah sifat yang memungkinkan pasir menutupi seluruh model dengan baik, terutama pada dinding yang vertikal dan pada sudut-sudut, seperti dalam Gambar di bawah ini.

Cetakan jelek yang diakibatkan oleh pasir cetak dengan flowability rendah.

Flowability sangat banyak dipengaruhi oleh kadar air dalam pasir. Biasanya flowability terletak antara 45-55%.

Prosedur pengujian flowability:

Batang percobaan berbentuk silinder yang memenuhi syarat, artinya setelah mendapat pukulan tiga kali berturut-turut pada sand rammer, tinggi batang percobaan tersebut 50 mm (tanda garis dari batang pemadat terletak di antara lubang pada standar alat pemadat), ditimbang untuk mengetahui beratnya. Timbang pasir (yang belum dipadatkan) seberat batang percobaan tersebut, masukkan kedalam alat penguji flowability , kemudian ditempatkan pada meja alat pemadat. Lakukan pemadatan/pukulan tiga kali berturut-turut seperti pada pembuatan batang percobaan berbentuk silinder. Setelah pukulan yang ketiga, baca penunjukkan pada skala tangkai rammer, dan padukan dengan diagram flowability.

Alat bantu sand rammer untuk pengujian flowability.

Diagram flowability.

6.7 Pemeriksaan Kekerasan Cetakan

Suatu sifat yang penting mendekati tegangan tekan dan geser adalah kekerasan cetakan. Penentuan kekerasan ini memberikan gambaran mengenai pemadatan pada permukaan dari beberapa tempat cetakan. Terutama pada pembuatan cetakan dengan tangan, maka penentuan kekerasan akan menunjukkan tempat dimana perlu diadakan pemedatan tambahan.

Pada mesin cetak getaran, penentuan kekerasan akan dapat menunjukkan apakah jumlah pukulan dari meja sudah cukup atau belum. Pengujian kekerasan cetakan basah dapat dilakukan dengan menggunakan alat yang disebut Green Hardness tester.

Prosedur pengujian kekerasan:

Sebelum alat digunakan, pen pengunci ditekan kekiri sehingga jarum penunjuk dengan bebas dapat digerak-gerakkan. Pengujian dilakukan dengan menekan bola logam yang terdapat pada bagian bawah alat pada permukaan cetakan, jarum akan bergerak sesuai dengan arah perputaran jarum jam, sampai berhenti. Bila jarum sudah berhenti pen Sebelum alat digunakan, pen pengunci ditekan kekiri sehingga jarum penunjuk dengan bebas dapat digerak-gerakkan. Pengujian dilakukan dengan menekan bola logam yang terdapat pada bagian bawah alat pada permukaan cetakan, jarum akan bergerak sesuai dengan arah perputaran jarum jam, sampai berhenti. Bila jarum sudah berhenti pen

Untuk pemeriksaan kekerasan permukaan cetakan di laboratorium dengan membuat cetakan dari kayu yang berukuran panjang 13 cm, lebar 13 cm dan tinggi 5 cm, seperti ditunjukkan pada Gambar berikut ini:

Cetakan kayu untuk memeriksa kekerasan permukaan cetakan.

Green hardness tester.

6.8 Pemeriksaan Titik Sinter

Titik sinter dari pasir cetak adalah sifat yang sangat penting untuk menentukan apakah suatu jenis pasir dapat dipergunakan sebagai cetakan pasir. Bila logam mengisi rongga cetakan, maka logam cair akan menyentuh pasir dan memanaskannya. Pasir cetak ini tidak boleh meleleh atau menjadi lemah di bawah pengaruh panas itu, sebab kualitas permukaan benda cor akan sangat kasar. Makin besar ukuran butir-butir pasir, makin Titik sinter dari pasir cetak adalah sifat yang sangat penting untuk menentukan apakah suatu jenis pasir dapat dipergunakan sebagai cetakan pasir. Bila logam mengisi rongga cetakan, maka logam cair akan menyentuh pasir dan memanaskannya. Pasir cetak ini tidak boleh meleleh atau menjadi lemah di bawah pengaruh panas itu, sebab kualitas permukaan benda cor akan sangat kasar. Makin besar ukuran butir-butir pasir, makin

Pasir murni pada o da umumnya mempunyai titik leleh kuran kurang lebih 1705 C, sedangkan pasir alam mem o empunyai titik leleh antara 1327-170 C.

Pemuaian panas beberapa jenis pasir. P