PENGAWASAN BIAYA OPERASIONAL PERUSAHAAN PENYIMPANGAN BIAYA OPERASIONAL

35 mendapatkan pengawasan yang baik terhadap biaya operasional perlu diperhatikan hal-hal berikut : a. Biaya yang dikeluarkan harus disetujui oleh pihak yang berwenang dan biaya tersebut memang benar-benar diperlukan. b. Biaya yang terjadi merupakan tanggung jawab pengawasan yang memberi wewenang.

E. PENGAWASAN BIAYA OPERASIONAL PERUSAHAAN

Untuk mendapatkan pengawasan yang baik terhadap biaya operasional PT PLN Persero Cabang Medan telah memperhatikan hal-hal berikut ini: a. Biaya yang dikeluarkan harus disetujui oleh pihak yang berwenang dan biaya tersebut memang benar-benar diperlukan. b. Biaya yang terjadi merupakan tanggung jawab pengawasan yang memberi wewenang. Pengawasan biaya operasional pada PT PLN Persero Cabang Medan diawasi oleh Manajer Cabang dan Bagian Keuangan dan tidak ada suatu sistem pengawasan khusus yang digunakan oleh PT PLN Persero Cabang Medan. Dalam pengawasannya, PT PLN Persero Cabang Medan menggunakan anggaran dimanas pada awal periode ditentukan jenis anggaran biaya operasional untuk setiap jenis yang kemudian didistribusikan untuk setiap jenis bagian yang fungsional. Dalam hal ini, PT PLN Persero Cabang Medan melakukan pengawasan melalui prosedur serta catatan yang berkaitan dengan pengamanan harta kekayaan dan catatan-catatan finansial lainnya. 36 Gambar 3.2 Proses Pengawasan Biaya Operasional Sumber : PT. PLN Persero Cabang Medan, 2015

F. PENYIMPANGAN BIAYA OPERASIONAL

Penyimpangan varians merupakan suatu sinyal. Varians yang besar baik menguntungkan maupun tidak menguntungkan sebaiknya diinvestigasi dan dianalisis. Suatu varians dapat disebabkan oleh kejadian acak yang tidak diharapkan akan terulang kembali, atau oleh masalah sistematis yang dapat diperbaiki. Analisa varians melibatkan penggunaan hubungan antara dua variabel yang masing-masing terdiri dari rangkaian data untuk memantau sebab-sebab terjadinya penyimpangan. Analisa varians digunakan secara luas dalam laporan TIM RKAP Rencana Kerja Anggaran Perusahaan PT.PLN Persero Cabang Medan PT. PLN Persero Wilayah Sumatra Utara FUNGSIONAL AHLI 37 keuangan dan sering diaplikasikan apabila terdapat penyimpangan antara realisasi tahun lalu, serta penyimpangan antara realisasi dengan anggaran, dimana anggaran diperlakukan sebagai dasar perbandingan. Penyimpangan biaya operasional dapat diartikan sebagai perbedaan yang diperoleh dari perbandingan antara perencanaan anggaran dengan realisasi biaya operasional yang terjadi. Penyimpangan tersebut dapat terjadi dalam dua kemungkinan, yaitu : a. Penyimpangan yang menguntungkan Farorable Variance Penyimpangan yang menguntungkan terjadi apabila perencanaan biaya lebih besar dibandingkan dengan realisasinya. b. Penyimpangan yang tidak menguntungkan Unfavorable Variance Penyimpangan yang tidak menguntungkan terjadi apabila realisasi biaya lebih besar dibandingkan dengan perencanaanya. Tabel 3.2 Biaya Operasional PT PLN Persero 2012-2015 dalam jutaan rupiah Beban Usaha 2015 2014 2013 2012 Bahan bakar dan pelumas 107.782.838 65.559.977 63.401.080 37.355.450 Pembelian tenaga listrik 20.742.905 16.946.723 14.845.421 13.598.167 Pemeliharaan 7.619.854 7.269.142 6.629.065 6.511.004 Kepegawaian 8.344.224 7.064.316 6.719.746 5.508.067 Penyusutan aktiva tetap 11.372.849 10.716.237 10.150.985 9.722.315 Lain – lain 4.735.081 3.949.560 3.481.853 3.328.598 Jumlah Beban Usaha 160.597.751 111.505.955 105.228.150 76.023.601 Sumber : PT. PLN Persero Cabang Medan, 2015 Dari tabel 3.2 Biaya Operasional PT.PLN Persero 2012-2015 dapat dilihat beban biaya dari tahun 2012 sampai dengan 2015 mengalami kenaikan. Ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kenaikan pada bahan bakar dan pelumas 38 yang pada tahun 2012 masih Rp.37.355.350, sedangkan pada tahun 2015 sudah mencapai kenaikan sampai Rp.107.782.838, kenaikan yang signifikan ini dipengaruhi oleh penambahan unit dari sektor pembangkit dan pergantian mesin yang menggunakan bahan bakar yang lebih mahal. Pembelian tenaga listrik pada tahun 2012 sebesar Rp. 13.598.167, sedangkan pada tahun 2015 sudah menjadi Rp.20.742.905, ini dipengaruhi oleh kenaikan yang diterapkan beberapa perusahaan yang bekerja saman dengan pihak PLN Persero. Kepegawaian, dengan dibukanya cabang – cabang baru mengingat perlunya perluasan aliran listrik maka PT.PLN Persero dengan gencar melakukan rekrutmen untuk pegawai baru. Ini berdampak pada anggaran yang pada tahun 2012 sebesar Rp.5.508.067, sedangkan pada tahun 2015 meningkat sebesar Rp.8.344.244, Penyusutan aktiva tetap, dengan dibukanya cabang – cabang baru dan beberapa perluasan kantor PLN, maka ini berpengaruh pada beban penyusutan aktiva tetap. Ini dapat dilihat anggaran yang dikeluarkan pada tahun 2012 Rp.9.722.315, mengalami kenaikan pada tahun 2015 menjadi Rp.11.372.081, Semua kenaikan anggaran dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2015 tidak lepas dari anggaran yang direncanakan oleh tim RKAP Rencana Kerja Anggaran Perusahan yang bekerja sama dengan fungsional ahli untuk membuat anggaran baik untuk wilayah maupun area. 39

G. PENYIMPANGAN BIAYA OPERASIONAL PERUSAHAAN