28
sendiri, pimpinan dapat mendelegasikannya kepada bawahan yang berkompeten. Tetapi pada dasarnya, pimpinan tetap harus mengawasi dan membimbing
bawahannya dalam menetapkan biaya operasional tersebut.
C. PERENCANAAN BIAYA OPERASIONAL PERUSAHAAN
Pada PT. PLN Persero Cabang Medan, untuk melaksanakan kegiatan operasionalnya, terlebih dahulu melakukan perencanaan terhadap biaya yang
mungkin terjadi di lapangan yang ditujukan pada masing-masing bagian yang akan menggunakan biaya tersebut. Penyusunan perencanaan ini dipimpin oleh
Manajer dan Tim RKA Rencana Kerja Anggaran. Perencanaan ini dimulai dengan mengambil keputusan apa yang disajikan
dan dibutuhkan oleh tiap bagian dalam perusahaan yang dilakukan dengan mengumpulkan data-data perusahaan mengenai situasi dan kondisi di masa yang
akan datang dengan melihat hasil operasional lalu. Kemudian rencana tersebut dilanjutkan dengan pembuatan anggaran biaya
operasi untuk satu periode akuntansi yang dilaksanakan oleh bagian keuangan dan pembukuan untuk kemudian disahkan oleh Manajer. Selanjutnya, rencana tersebut
diajukan ke PT PLN Persero Wilayah Sumatera Utara untuk dapat disetujui oleh Kepala Wilayah dalam hal ini General Manajer. Biaya yang telah disetujui
tersebut merupakan besarnya biaya yang dialokasikan perusahaan sebagai pedoman kinerja perusahaan.
Dalam merencanakan beban operasional PT PLN Persero Cabang Medan telah memperhatikan faktor-faktor berikut ini:
a. Pengetahuan tentang tujuan dan kebijaksanaan umum perusahaan.
29
b. Informasi mengenai data-data tahun yang lalu
c. Kemungkinan perkembangan kondisi ekonomi
d. Pengetahuan tentang teknik, strategi pesaing dan gerak-gerak pesaing
e. Kemungkinan adanya perubahan kebijaksanaan pemerintah.
f. Penelitian untuk pengembangan perusahaan.
Berdasarkan analisa yang dilakukan oleh penulis terhadap data yang telah diinformasikan oleh manajemen perusahaan berkaitan dengan perencanaan biaya
operasional, penulis beranggapan perusahaan telah melakukan perencanaan biaya operasional dengan baik. Hal ini dapat dilihat pada laporan laba-rugi perusahaan
dimana PT PLN Persero Cabang Medan telah menetapkan perencanaannya melalui biaya operasional guna mencapai sasaran yang diinginkan. Penyusunan
perencanaan tersebut dilakukan dengan cermat dan teliti agar perusahaan dapat berjalan sebagaimana yang diinginkan dan hasil-hasil yang akan dicapai dapat
direalisasikan.
30
Tabel 3.1 Contoh
BIAYA OPERASIONAL PT. PLN PERERO AREA MEDAN PERIODE I TANGGAL 01 MEI SD 07 MEI 2015
No. BULAN
TAHUN URAIAN
MUTASI SALDO
AKHIR DEBET
KREDIT SALDO AWAL BANK
Rp. - Rp
- Rp. -
1 01-05-2015
Penarikan dari ATM MEI 2015
Rp. 1.000.000
Rp - Rp.
1.000.000 2
02-05-2015 Penarikan dari ATM MEI
2015 Rp.
1.500.000 Rp
- Rp. 2.500.000
Rp. Rp
- Rp. 2.500.000
02-05-2015 Penerimaan Droping untuk
Petty Cash Periode I Rp.
- Rp 2.500.000 Rp.
SALDO AKHIR BANK Rp.
- Rp - Rp.
- SALDO AWAL KAS
1 03-05-2015
Droping dari ATM u Petty Cash Periode I Mei 2015
Rp. 2.500.000 Rp.
- Rp. 2.500.000
2 04-05-2015
Pembayaran Perbaikan Perlengkapan Kantor Bulan
Mei 2015 Rp.
- Rp. 61.000 Rp.
2.439.000
3 04-05-2015
Pembayaran Retribusi Sampah Mei 2015
Rp. 130.000 Rp.
2.309.000 4
05-05-2015 Pembayaran Konsumsi Bulan
Mei 2015 Rp.
- Rp. 1.644.000 Rp.
665.000 5
05-05-2015 Pembelian ATK Bulan Mei
2015 Rp.
- Rp. 565.000 Rp.
100.000 7
06-05-2015 Pembayaran BBM Bulan April
2015 Rp.
- Rp. 100.000 Rp.
-
Rp. 2.500.000 Rp.
2.500.000 Rp. -
Sumber : PT. PLN Persero Cabang Medan, 2015
Dari ilustrasi tabel 3.1 diketahui bahwa beban biaya operasional pada PT.PLN Persero Area Medan selama periode I tanggal 01 mei sampai dengan 07
mei 2015 adalah sebesar Rp.2.500.000, dengan rincian pada tanggal 01 mei 2015 penarikan dari ATM dilakukan oleh staf bagian keuangan sebesar Rp.1.000.000,
lalu penarikan kedua dilakukan pada tanggal 02 mei 2015 sebesar Rp.1.500.000, dengan total saldo Rp.2.500.000 dimana keseluruhan penarikan dipergunakan
31
untuk biaya operasional, diantaranya seperti pada tanggal 04 mei 2015 dilakukan pembayaran untuk perbaikan perlengkapan kantor sebesar Rp.61.000, dan
pembayaran untuk retribusi sampah sebesar Rp.130.000. Pada tanggal 05 mei 2015 dilakukan pembayaran konsumsi sebesar Rp.1.644.000, dan pembelian ATK
sebesar Rp.565.000. Pada tanggal 07 mei 2015 dilakukan pembayaran untuk BBM sebesar Rp.100.000, dengan total keseluruhan beban biaya operasional
sebesar Rp.2.500.000, sesuai dengan anggaran yang di realisasikan dari pusat.
Gambar 3.1 PROSES PERENCANAAN BIAYA OPERASIONAL PADA
PT.PLNPersero
Sumber : PT. PLN Persero Cabang Medan, 2015 MANAGER CABANG
MEDAN
PT.PLN Persero Wilayah Sumatera Utara
Tim RKAP Rencana Kerja Anggaran
Perusahaan
32
D. PENGAWASAN BIAYA OPERASIONAL