Motif tambahan yang diterapkan pada batik Ceplok Kembang Kates yaitu dengan menambahkan putik yang diletakan pada bunga pepaya sehingga motif
utama pada batik Ceplok Kembang Kates akan menjadi lebih estetis dan terkesan padat berisi. Bentuk putik seperti bulatan kecil ada batang lurus yang
menyambung pada bulatan kecilnya sebagai hiasan pelengkap atau tambahan karena bunga pasti ada putiknya selain itu agar seimbang dan desain yang
diterapkannya nampak estetiknya, harmonis dan balance.
c. Isen-Isen
Isen-isen yang terdapat pada motif batik Ceplok Kembang Kates terdiri dari cecek-cecek, dan sawut.
1 Cecek-cecek
Cecek diterapkan pada bagian riningan bunga, riningan biji, daun yang mengelilingi biji, putik, dan cecek 10 yang melingkar sebagai penghubung motif 1
ke motif lainnya.
Gambar 20: Cecek–Cecek
Sumber: Digambar kembali oleh Putri Dewanti, Desember 2015
2 Sawut
Sawut diterapkan pada bagian bunga pepaya, bentuknya terdapat di luar bunga dan sedikit melengkung dari pangkal ke ujung membentuk seratan yang
memenuhi motif utama luar bunga.
Gambar 22: Sawut
Sumber: Digambar kembali oleh Putri Dewanti, Desember 2015
Dari beberapa unsur motif yang terdapat pada batik Ceplok Kembang Kates diantaranya motif utama terdiri dari biji dan bunga pepaya atau kates, motif
tambahan dengan menambahkan putik yang terdapat di bagian dalam bunga, sedangkan isen-isennya terdiri dari cecek-cecek dan sawut. Kemudian motif
tersebut dirancang dan disusun dengan teknik pengulangan, setiap masing-masing motif komposisi bentuk disusun secara diagonal sehingga penggunaannya agak
miring ke atas atau tidak sejajar. Ukuran motif batik tidak terlalu besar karena batik tersebut diciptakan untuk busana PNS Kabupaten Bantul.
D. Pola Batik Ceplok Kembang Kates
I Made Sukanadi wawancara 7 Oktober 2015 menegaskan, pembuatan pola pada batik Ceplok Kembang Kates menggunakan teknik selang-seling
repetition dan diawali dengan bantuan garis lurus diagonal. Pembuatan pola dengan bantuan garis ada bermacam-macam yaitu pola ulang sejajar, pola ulang
menyudut, pola ulang diagonal, pola ulang datar, pola ulang berpotongan, dan pola ulang melintang. Diantara macam-macam pola diatas, batik Ceplok
Kembang Kates menggunakan pola ulang diagonal dengan menggunakan garis diagonal atau miring ke kanan, penggambarannya dibuat serupa atau pun sama
dan mengesankan motif dalam keadaan yang dinamis dan seakan bergerak akan jatuh ke bawah. Garis diagonal memberikan karakter gerakan yang dinamis dan
gesit. Melambangkan kokoh dan kedinamisan. Fungsi pada pola batik ini agar memudahkan mengkomposisikan antara canting cap dengan pola yang sudah ada.
Pola Batik Ceplok Kembang Kates disusun dengan arah diagonal, artinya posisi motif semua motif utama dibuat diagonal dan disela-sela motif bunga diisi cecek
melingkar sebagai penghubung bunga satu ke bunga yang lainnya, untuk penyusunannya dibuat dengan pengulangan motif. Bentuk tersebut disusun secara
seimbang, selaras, dan harmonis sehingga menimbulkan kesan yang tidak monoton dan dan menjadi kesatuan yang utuh.
Gambar 23: Pola Ulang Diagonal
Sumber: Digambar Kembali oleh Putri Dewanti, Desember 2015 Pola ini disusun secara simetris yang berarti bentuk perwujudannya dibuat
secara teratur dan motifnya mengalami pengulangan. Dengan pengulangan motif yang teratur tercipta irama yang seimbang, selaras dan indah. Pola batik Ceplok
Kembang Kates merupakan hasil penggubahan dari biji dan bunga kemudian diterapkan di sehelai kain batik.
Gambar 24: Pola Batik Ceplok Kembang Kates
Sumber: Digambar kembali oleh Putri Dewanti, Desember 2015
E. Warna dan Makna Simbolik Batik Ceplok Kembang Kates
Menurut Arif Suharson wawancara 20 Oktober 2015 pada awalnya warna batik Ceplok Kembang Kates hanya dominan merah saja tetapi munculah
warna penambahan hijau dan biru untuk membedakan profesi dari PNS Bantul dan diproduksi oleh pengrajin batik bantul. Hingga saat ini jenis warna batik
Ceplok Kembang Kates hanya 3 yaitu merah, biru, dan hijau. Di dalam penciptaan batik Ceplok Kembang Kates pencipta hanya menggunakan warna sintetis karena
proses penciptaannya lebih cepat,mudah dan harganya terjangkau. Kini batik motif Ceplok Kembang Kates sudah banyak dikembangkan
oleh beberapa pengrajin batik Bantul salah satunya pengrajin batik dari Wijirejo Pandak Bantul Industri Batik Ayu dan Batik Topo, tetapi kekhasan batik motif
Ceplok Kembang Kates terlihat sangat jelas yang memiliki komposisi sesuai dengan bentuk tanaman pepaya atau kates, sedangkan warna aslinya juga terdiri
dari 3 varian yaitu merah hati, biru, dan hijau. Tetapi seiring perkembangannya mode trend kekinian warna pada batik Ceplok Kembang Kates menjadi beragam
sesuai kreatifitas dari pengrajin batik di Bantul dan sesuai dengan permintaan pemesan. Batik Ceplok Kembang Kates tidak hanya dibuat menjadi bahan
sandang saja, tetapi batik Ceplok Kembang Kates juga diterapkan pada kemeja, baju dress panjang, dan sepatu batik.
Namun Seiring berjalannya waktu, warna batik Ceplok Kembang Kates sudah banyak variasinya tergantung pada pengkombinasian warna oleh
pembuatnya. Warna-warna pada batik Ceplok Kembang Kates masing-masing mempunyai karakteristik, yaitu dari segi makna filosofi, ciri-ciri, sifat yang
dimiliki oleh setiap warna tersebut. Karena tidak hanya satu warna saja yang dipakai untuk mewarna batik Ceplok Kembang Kates maka dalam warna batik
tersebut mempunyai karakteristik yang berbeda-beda antara satu dengan warna yang lain. Berikut 3 jenis warna batik yang mempunyai karakter tersendiri:
1. Warna Merah
Ditegaskan oleh I Made Sukanadi wawancara 7 Oktober 2015 makna merah tanah berorientasi pada tanah atau ibu pertiwi bisa berkaitan dengan semangat
pengabdian terhadap bangsa ini dan semangat untuk mempertahankan. Identik dengan mempertahankan dan menjaga bumi ini agar selalu subur jangan semena-
mena dalam mengeksploitasi dengan bumi ini. Sehingga warna merah pada batik Ceplok Kembang Kates melambangkan sebagai semangat mempertahankan
pengabdian oleh PNS kepada bangsa ini. Warna merah pada batik Ceplok Kembang Kates diterapkan untuk seragam PNS kantor dinas pemerintahan.
Gambar 25: Warna Merah Pada Batik Ceplok Kembang Kates
Sumber: Dokumentasi Putri Dewanti, 11 Januari 2016