sosialisasi berbagai ketentuan peraturan tentang kerukunan dan program pemberdayaan masyarakat.
7. Apabila dipandang perlu dan sangat dibutuhkan, FKUB KabupatenKota
dapat menyarankan pembentukan FKUB Kecamatan sebagai perpanjangan tangan guna membantu melaksanakan tugas FKUB.
8. FKUB Kecamatan tidak berwenang memberikan rekomendasi pendirian
rumah ibadat. 9.
FKUB dapat memperluas wilayah jangkuan kegiatannya ke lapisan masyarakat terbawah, melalui kerjasama dengan seluruh pemuka
masyarakat dan budayawan setempat. 10.
Memberdayakan masyarakat untuk mengatasi persoalan kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan agar mereka memiliki ketahanan mental
di dalam menghadapi berbagai tantangan kehidupan global. 11.
Membangun partisipasi pemuka agama-agama secara bersama-sama untuk mengatasi berbagai problema ekonomi, pendidikan, politik, hukum dan
sebagainya untuk mewujudkan kerukunan sosial. 12.
Menggerakan partisipasi masyarakat untuk mengatasi berbagai dampak bencana alam, penyakit menular untuk menciptakan semangat
kebersamaan di masyarakat tanpa membedakan asal usul dan latar belakang agama, budaya, aliran politik dan suku.
13. Mengikutsertakan partisipasi pemuka agama, majelis agama dan pemuda
lintas agama dalam kegiatan-kegiatan keagamaan dan pemberdayaan masyarakat seperti penanggulangan bencana alam, penanggulangan
kemiskinan dan pelestarian lingkungan hidup. 14.
Melaksanakan program wawasan kebangsaan dan cinta tanah air bagi masyarakat dalam memperkokoh kerukunan umat beragama.
15. Mendorong masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam program
pembangunan demokrasi khususnya yang berkenaan dengan penggunaan hak-hak politik secara matang.
c. Hubungan FKUB dengan Instansi Terkait
1. FKUB dapat meminta dukungan pihak instansi keamanan apabila terjadi
gangguan ketertiban kehidupan umat beragama. 2.
FKUB dapat meminta pihak terkait untuk menetapkan Rencana Umum Tata Ruang Daerah sehingga dapat tergambar dengan jelas rencana lokasi
pendirian rumah ibadat. 3.
FKUB dapat berkonsultasi kepada instansi penyelenggara pemilupilkada untuk dapat menjaga wibawa pemuka agama dalam keterlibatan aktivitas
politik. 4.
FKUB bekerjasama dengan instansi terkait menjaga sepenuhnya agar kedudukan dan pengurusanggota FKUB agar tidak dalam kegiatan politik
praktis. 5.
FKUB dapat mengundang para camat, kepala dinas terkait, kepala desa maupun lurah untuk membahas pelaksanaan tugas masing-masing baik
dalam pendataan kependudukan umat beragama yang sahih maupun dalam tugas pemberian keterangan izin penggunaan bangunan bukan rumah
ibadat sebagai tempat ibadah sementara. 6.
FKUB dapat mengadakan pertemuan dengan instansi terkait berkenaan dengan pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat di bidang
ekonomi, pendidikan, kesadaran politik, hukum, budaya, keamanan, kesehatan, keluarga berencana dan lain sebagainya.
D. Komposisi Keanggotaan Forum Kerukunan Umat Beragama FKUB
Kabupaten Labuhanbatu
Menimbang: 1
Bahwa pemerintah berkewajiban melindungi setiap usaha penduduk melaksanakan ajaran agama dan ibadat pemeluk-pemeluknya sehingga
tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, tidak menyalahgunakan atau menodai agama serta tidak menganggu
ketentraman dan ketertiban umum;
2 Bahwa Kerukunan umat beragama adalah keadaan hubungan sesama umat
beragama yang dilandasi toleransi, saling menghormati, menghargai kesetaraan dalam pengamalan ajaran, bermasyarakat berbangsa dan
bernegara berdasarkan pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945; 3
Bahwa kerukunan umat beragama merupakan bagian penting dari kerukunan Nasional;
4 Bahwa pemeliharaan kerukunan umat beragama adalah upaya bersama
umat beragama dan pemerintah dibidang pelayanan,pengaturan dan pemberdayaan umat beragama
5 Bahwa Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dalam melaksanakan
tugas dan wewenangnya mempunyai tugas dan kewajiban memelihara ketentraman dan ketertiban masyarakat;
6 Bahwa untuk mempengaruhi sebagaimana dimaksud dalam huruf a, hurf
b, huruf, c, huruf d, huruf e, dipandang perlu ditetapkan komposisi keanggotaan Forum Kerukunan Umat Beragama FKUB Kabupaten
Labuhan Batu dengan Keputusan Bupati Labuhanbatu. Mengingat :
1 Undang-Undang penetapan Presiden Nomor 1 tahun 1965 tentang
pencegahan penyalahgunaan danatau penodaan Agama; 2
Undang-Undang nomor 8 tahun 1985 tentang organisasi kemasyarakatan; 3
Undang-Undang nomor 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia 4
Undang-Undang nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang nomor 8 Tahun 2005
tentang perubahan undang-undang nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah menjadi undang-undang;
5 Peraturan pemerintahan nomor 18 tahun 1986 tentang pelaksanaan
undang-undang nomor 8 tahun 1985 tentang organisasi kemasyrakatan; 6
Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 2006 dan nomor 8 Tahun 2006 tentang pedoman pelaksanaan
Tugas Kepala Daerah Wakil Kepala Daerah dalam pemeliharaan kerukunan umat beragama, pemberdayaan Forum Kerukunan Umat
Beragama dan pendiria rumah ibadat;
7 Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri nomor:
1BERMDN-MAG1969 tentang
pelaksanaan tugas
aparatur pemerintahan dalam menjamin ketertiban dan kelancaran pelaksanaan
pengembangan dan ibadat agama oleh pemeluk-pemeluknya; 8
Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor: 1BERMDN-MAG1979 tentang tata cara pelaksanaan penyiaran agama
dan bantuan luar negeri kepada lembaga keagamaan di Indonesia; 9
Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor 24 tahun 2006 tentang Forum Kerukunan Umat Beragama dan Dewan Penasehat Forum Kerukunan
Umat Beragama Provinsi dan KabupatenKota Sumatera Utara; 10
Keputusan musyawarah calon anggota pengurus FKUB Kabupaten Labuhanbatu pada tanggal 17 April 2007 tentang penambahan Bendahara
dalam Kepengurusan Harian FKUB sebagai upaya pencerminan Kerukunan Umat Beragama di Labuhanbatu.
Memutuskan : Kesatu :Komposisi keanggotaan Forum Kerukunan Umat Beragama FKUB
Kabupaten Labuhanbatu periode 2013-2018. Kedua:Dengan ditetapkannya keputusan ini maka keputusan Bupati Labuhanbatu
Nomor : 451 184 SOSIAL 2001 Tanggal 11 Mei 2001 tentang perubahan komposisi personalia Forum Komunikasi Pemuka Antar
Agama FKPA Kabupaten Labuhanbatu dinyatakan dicabut dan tidak berlaku lagi,
Ketiga:Segala biaya yang timbul akibat ditetapkannya Keputusan ini dibebankan pada APBD Labuhanbatu setiap tahun anggaran,
Keempat: Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan dengan ketentuan apabila terdapat kekeliruan didalamnya akan diadakan perbaikan
semestinya. Adapun Sekema Komposisi keanggotaan Forum Kerukunan Umat
Beragama FKUB Kabupaten Labuhanbatu Periode 2013-2018 :
Ketua
Drs. H. Ramlan Ritonga
E. Konflik dan penyelesaiannya
1. Pengertian Konflik