Pengertian Wedding WEDDING CHAPEL DI KUTA SELATAN.

Bab II Pemahaman Wedding Chapel 6 BAB II PEMAHAMAN WEDDING CHAPEL

2.1 Pengertian Wedding

Wedding dalam bahasa indonesia artinya adalah pernikahan. Nikah, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti ikatan akad perkawinan yang dilakukan sesuai dengan ketentuan hukum dan ajaran agama. Di negara kita, hal-hal yang berkaitan tentang perkawinan sudah diatur dalam peraturan perundangan negara. Dalam bab 1 pasal 1 Undang-Undang RI nomor 1 tahun 1974 telah disebutkan bahwa “Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga atau rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.”. Disebutkan selanjutnya pada bab 1 pasal 2 bahwa “Perkawinan adalah sah apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agama dan kepercayaannya itu.” Sehingga sah atau tidaknya suatu pernikahan tidak hanya ditentukan oleh aturan hukum pemerintahan saja namun juga bergantung pada ajaran dan kepercayaan agama masing-masing. Pengesahan pernikahan secara hukum biasanya tertulis pada dokumen pernikahan negara dan ditanda tangani oleh pihak-pihak yang terkait. Bab II Pemahaman Wedding Chapel 7 Pencatatan perkawinan di Indonesia dicatat oleh Dinas Catatan Sipil di daerah masing-masing. Dalam hukum di Indonesia, pernikahan bisa dilakukan oleh sesama warna negara indonesia maupun oleh dua orang yang berbeda kewarganegaraan dan salah satu pihak adalah warga negara Indonesia. Pernikahan berbeda kewarganegaraan ini dicantumkan dalam UU nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan, yaitu pada bab XII bagian ketiga, pasal 57 mengenai Perkawinan Campuran, “ Yang dimaksud dengan perkawinan campuran dalam Undang-Undang ini ialah perkawinan antara dua orang yang di Indonesia tunduk pada hukum yang berlainan, karena perbedaan kewarga-negaraan dan salah satu pihak berkewarganegaraan Indonesia. ” Pengaplikasian hukum mengenai perkawinan campuran ini lebih banyak dilakukan oleh masyarakat di Bali. Mengingat Bali merupakan pulau yang banyak dikunjungi oleh wisatawan mancanegara yang mempunyai kewarganegaraan dan kebudayaan yang berbeda-beda. Para orang asing ini juga dikenal ramah dengan masyarakat setempat sehingga tidak sedikit hubungan ini berakhir pada jenjang pernikahan. Dalam agama kristen dan katolik, pernikahan merupakan sebuah ikatan suami istri yang menjadi satu kesatuan. Pengertian ini dilandasi sebuah ayat Alkitab, yaitu pada Efesus 5:31 yang berbunyi, “Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging.” Dari ayat tersebut dapat disimpulkan bahwa hubungan suami istri merupakan suatu kesatuan yang intim dan hubungan yang paling dekat. Esensi pernikahan kristiani adalah pernikahan yang dilandasi oleh kasih agape. Kasih agape lebih sering dikenal dengan kasih sejati, dimana kasih agape merupakan perbuatan kasih tanpa syarat yang tidak mementingkan diri sendiri, kasih yang peduli dan tanpa syarat. Kasih agape pada sesama merupakan peneladanan dari kasih Kristus yang juga ditulis di Alkitab dalam 1 Korintus 13:4 yang berbunyi, “Kasih itu sabar, kasih itu murah hati, ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong.” Atas dasar kasih inilah sebuah pernikahan Kristiani berlaku satu kali seumur hidup, artinya pernikahan yang kudus dan abadi tanpa perceraian. “Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan oleh Allah, tidak boleh diceraikan oleh manusia.” Bab II Pemahaman Wedding Chapel 8 Matius 19:6 dari ayat tersebut dapat dilihat bahwa adanya campur tangan Allah dalam pernikahan sehingga pernikahan kristiani adalah pernikahan tanpa perceraian. Menurut situs tentangbali.wordpress.com, ada tiga tipe pernikahan yang biasa dilaksanakan di Bali, yaitu: 2.1.1 Pernikahan Legal legal wedding ceremony Pernikahan legal adalah pernikahan yang mana disahkan dan dilegalkan dengan 2 sertifikat sertifikat religi dan sertifikat catatan sipil yang berlaku dan sah di semua negara. Ada lima agama yang disahkan di Indonesia, diantaranya adalah Islam, Kristen, Kaatolik, Hindu, dan Budha. Menikah secara legal di Bali dilakukan dengan 2 cara, yang pertama yaitu menikah secara agama dipimpin oleh pemuka agama, lalu dilanjutkan dengan menikah secara sipil oleh Kantor Catatan Sipil. Keduanya bisa dilakukan di satu lokasi maupun di dua lokasi sesuai dengan kesepakatan pasangan dan pihak terkait. 2.1.2 Pernikahan Religi Religious Ceremony Pernikahan Religi adalah pernikahan yang dilakukan oleh pemimpinpemuka agama untuk Protestan dilakukan oleh pastor, untuk Katolik dilakukan oleh room, untuk Hindu oleh Pemangku, untuk Budha oleh pendeta dan untuk Islam oleh Penghulu. Pernikahan religi hanya legal secara agama saja dengan bukti sertifikat religi. Pernikahan ini biasanya dilakukan oleh pasangan yang ingin menikah terlebih dahulu, ataupun pasangan yang sudah menikah secara legal tetapi ingin menikah lagi. 2.1.3 Renewal of Vow Renewal of Vows adalah pernikahan bagi pasangan yang ingin kembali mengulang ikrar janji perkawinan. Proses acara hampir sama dengan pernikahan religi dan tidak ada sertifikat legalnya hanya sertifikat Renewal of Vow. Pernikahan ini berlaku untuk pasangan yang beragama Kristen, Katolik, Budha dan Hindu. Pasangan beragama Muslim hanya diperbolehkan melakukan pernikahan secara legal. Bab II Pemahaman Wedding Chapel 9 2.2 Tahapan Pernikahan Pernikahan yang sah tidak hanya bergantung pada hukum negara namun juga tergantung pada agama dan kepercayaan masing-masing. Pencatatan pernikahan secara hukum negara didata oleh Dinas Catatan Sipil masing-masing daerah. Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1975 tentang Perkawinan Bab II Pasal 3 ayat 1 , disebutkan bahwa setiap orang yang akan melangsungkan perkawinan harus memberitahukan kehendaknya itu kepada Pegawai Pencatat di tempat perkawinan akan dilangsungkan. Pemberitahuan dan pengurusan administrasi negara mengenai pencatatan surat nikah tersebut dilakukan sekurang-kurangnya 10 hari kerja sebelum perkawinan dilangsungkan. Secara umum, biasanya penandatanganan surat nikah ini dilakukan setelah upacara pernikahan agama masing-masing berlangsung. Dalam agama Kristen dan Katolik sendiri, pernikahan biasanya diawali dengan pengisian formulir pemberkatan nikah yang diurus di sekretariat gereja masing-masing. Setelah melengkapi persyaratan administrasi, tahap selanjutnya yang harus dilakukan mempelai adalah mengikuti konseling pra-nikah. Pada tahap ini, calon pengantin akan diberi pelajaran mengenai kehidupan rumah tangga menurut iman Kristiani. Masa konseling bergantung pada gereja masing-masing. Tahapan terakhir adalah pemberkatan nikah yang dipimpin oleh pendeta, pastor atau romo. Sedangkan untuk pernikahan campuran, dimana calon mempelai mempunyai kewarganegaraan yang berbeda, dan salah satunya adalah warga negara Indonesia, maka Dinas Catatan Sipil memerlukan data administrasi persyaratan khusus menyangkut identitas mempelai, seperti surat keterangan imigrasi, surat keterangan tempat tinggal, surat izin menikah dari kedutaan, dsb.

2.3 Pengertian Chapel