Landasan Teori KAJIAN PUSTAKA

2 Reksa Dana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif Reksa Dana KIK. Reksa Dana Kontrak Investasi Kolektif KIK adalah perusahaan yang menerbitkan unit penyertaan bukan saham. Investor mempunyai hak kepemilikkan atas kekayaan bersih reksa dana KIK tersebut. Reksa dana KIK hanya dapat beroperasi secara terbuka. 4. Pengelola Reksa Dana Reksa dana dikelola oleh dua pihak Pratomo dan Nugraha, 2009:43, yaitu: a Manajer Investasi Manajer Investasi adalah pihak yang kegiatan usahanya mengelola portofolio Efek Kontrak Investasi Kolektif para nasabah yang meliputi analisa dan pemilihan jenis investasi, mengambil keputusan-keputusan investasi, memonitor pasar investasi, dan melakukan tindakan-tindakan yang dibutuhkan untuk kepentingan investor. b Bank Kustodian Bank Kustodian adalah pihak yang memberikan jasa penitipan Efek dan jasa lainnya, termasuk menerima deviden, bunga dan hak-hak lain, menyelesaikan transaksi Efek, dan mewakili pemegang rekening yang menjadi nasabahnya. Bank Kustodian bersifat independen tidak terkait dengan Manajer Investasi dan bertanggung jawab dalam administrasi investasi dan penyimpanan Efek investasi nasabah reksa dana. 5. Jenis-Jenis Reksa Dana Reksa dana terbagi ke dalam 5 jenis Pratomo dan Nugraha, 2009:68-83, yaitu: a Reksa Dana Pendapatan Tetap Reksa dana pendapatan tetap adalah reksa dana yang menginvestasikan dana yang terkumpul sekurang-kurangnya 80 dari portofolio ke dalam Efek bersifat utang seperti obligasi. Reksa dana jenis ini menawarkan potensi tingkat pengembalian yang lebih tinggi daripada deposito berjangka dengan penekanan pada stabilitas modal. b Reksa Dana Saham Reksa dana saham adalah reksa dana yang menginvestasikan dana yang terkumpul sekurang-kurangnya 80 dari portofolio ke dalam Efek bersifat ekuitas saham. c Reksa Dana Pasar Uang Reksa dana pasar uang adalah reksa dana yang menginvestasikan 100 dana yang terkumpul pada Efek utang yang memiliki jatuh tempo kurang dari satu tahun seperti deposito, Sertifikat Bank Indonesia SBI, dan obligasi. d Reksa Dana Campuran Reksa dana campuran adalah reksa dana yang menginvestasikan dana yang terkumpul pada Efek utang ataupun ekuitas dengan porsi alokasi dana yang lebih fleksibel dan proporsi portofolio Efeknya tidak termasuk ke dalam jenis reksa dana lainnya. e Reksa Dana Khusus Varian yang termasuk dalam reksa dana khusus yaitu Pratomo dan Nugraha, 2009:76 : 1 Reksa Dana Terproteksi Reksa dana terproteksi adalah reksa dana yang nilai pokok investasinya terproteksi bila dicairkan pada akhir periode perjanjian. Reksa dana terproteksi memberikan proteksi atas investasi awal, melalui mekanisme pengelolaan portofolio. Sebagian besar dana yang dikelola reksa dana terproteksi dialokasikan pada Efek bersifat utang yang masuk kategori kelayakan investasi investment grade sehingga nilai pokok investasinya tidak mengalami penurunan 2 Reksa Dana Dengan Penjaminan Reksa dana dengan penjaminan sebenarnya mirip dengan reksa dana terproteksi. Bedanya, dalam reksa dana dengan penjaminan harus ada pihak yang memberikan jaminan pihak ketiga yang tidak terdapat pada reksa dana terproteksi. 3 Reksa Dana Indeks Reksa dana indeks adalah reksa dana yang memuat instrumen atau Efek yang menjadi kontributor utama dari pergerakan indeks yang bersangkutan. 4 Reksa Dana Syariah Reksa dana syariah adalah reksa dana yang pengelolaan dan kebijakan investasinya mengacu pada prinsip syariah Islam. 5 Reksa Dana Valas Reksa dana valas adalah reksa dana yang menggunakan denominasi mata uang asing pada instrumen portofolionya. 6 Reksa Dana Sektoral Reksa dana sektoral adalah reksa dana yang portofolio investasinya difokuskan pada emiten-emiten atau indeks di sektor tertentu. 7 Reksa Dana ETF Exchange Trade Fund Reksa dana exchange trade fund ETF adalah reksa dana yang kinerjanya mengacu pada indeks tertentu dan diperjualbelikan seperti saham di bursa yang dapat dicermati pergerakannya. 6. NAB Nilai Aktiva Bersih Nilai aktiva bersih NAB merupakan suatu tolak ukur dalam menilai hasil portofolio reksa dana. NAB adalah total nilai investasi dan kas yang dipegang uninvested dikurangi biaya-biaya utang dari kegiatan operasional. NAB per unit penyertaan adalah harga wajar dari portofolio reksa dana setelah dikurangi biaya operasional kemudian dibagi dengan total unit penyertaan yang telah beredar dimiliki investor pada saat tertentu. NAB per unit penyertaan dihitung setiap hari oleh Bank Kustodian setelah mendapat data dari Manajer Investasi dan nilainya dapat dilihat setiap hari. Besarnya NAB dapat berfluktuasi, tergantung dari perubahan nilai Efek portofolio. Meningkatnya NAB mengindikasikan naiknya nilai investasi pemegang saham per unit pernyertaan dan sebaliknya, menurun berarti berkurangnya nilai investasi pemegang unit penyertaan Pratomo dan Nugraha, 2009:52. 7. Risiko Reksa Dana a Terdapat 2 jenis risiko dalam portofolio investasi Halim,2003:51, yaitu: 1 Risiko Sistematik systematic risk Risiko sistematik adalah risiko yang tidak dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi karena fluktuasi risiko ini dipengaruhi oleh faktor-faktor makro yang dapat mempengaruhi pasar secara keseluruhan, seperti adanya perubahan tingkat bunga, kurs valas, kebijakan Pemerintah dan lain sebagainya. 2 Risiko Tidak Sistematik unsystematic risk Risiko tidak sistematik adalah risiko yang dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi karena risiko ini hanya ada dalam satu perusahaan atau industri tertentu. Fluktuasi tiap saham akan berbeda- beda sehingga masing-masing saham memiliki tingkat sensitivitas berbeda terhadap setiap perubahan pasar, seperti faktor struktur modal, struktur aset, tingkat likuiditas dan lain sebagainya. b Terdapat 4 jenis risiko dalam investasi di reksa dana Pratomo dan Nugraha, 2009:93-94, yaitu : 1 Risiko Berkurangnya Nilai Aktiva Bersih Per Unit Penyertaan Risiko tersebut terjadi akibat fluktuasi harga Efek dan instrumen pasar uang di dalam portofolio reksa dana, termasuk berkurangnya nilai unit penyertaan yang disebabkan oleh pertumbuhan harga-harga Efek di dalam portofolio reksa dana yang lebih rendah dari besarnya biaya pembelian dan biaya penjualan kembali. Secara umum harga Efek utang akan naik pada saat tingkat bunga cenderung turun, dan begitu pula sebaliknya. 2 Risiko Likuiditas Risiko ini berkaitan dengan cepat lambatnya investor mencairkan investasinya dengan melakukan penjualan kembali redemption atas unit penyertaan yang dimilikinya. Risiko ini dapat menjadi lebih buruk ketika sebagian besar investor melakukan redemption yang menyebabkan Manajer Investasi kesulitan dalam menyediakan uang tunai dalam waktu yang singkat. 3 Risiko Wanprestasi Default Risiko ini merupakan risiko terburuk, dimana risiko ini timbul ketika emiten, penerbit surat berharga, atau pihak yang terlibat dalam pengelolaan reksa dana tidak dapat memenuhi kewajibannya wanprestasi membayar ganti rugi atau membayar lebih rendah dari nilai pertanggungan saat terjadi likuidasi atau kebangkrutan. 4 Risiko Perubahan Kondisi Politik dan Ekonomi Semua kebijakan politik dan hukum seperti perubahan Undang- Undang, kebijakan, dan Peraturan Pemerintah yang berkaitan dengan dunia usaha dapat mempengaruhi harga suatu Efek. Kinerja usaha industri dipengaruhi oleh kondisi perekonomian, kondisi peraturan, dan iklim usaha bagi sektor usaha tersebut. Keadaan ini dapat pula mempengaruhi harga Efek yang diterbitkan oleh penerbit Efek utang dan pihak ketiga lainnya. 8. Return Reksa Dana Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa return realisasi yang sudah terjadi atau return ekspektasi yang belum terjadi tetapi yang diharapkan akan terjadi dimasa mendatang. Berikut definisi dari kedua jenis return menurut Jogianto 2000:109 : a Return Realisasi Return realisasi merupakan return yang telah terjadi. Return realisasi digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan. Return realisasi dihitung berdasarkan data yang berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasi dan risiko dimasa mendatang. b Return Ekspektasi Return ekspektasi adalah return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa mendatang. Return realisasi yang sifatnya sudah terjadi, sedangkan return ekspektasi bersifat belum terjadi. 9. Value of Risk Adjusted Performance Value of Risk Adjusted Performance adalah suatu metode penilaian kinerja suatu reksa dana dengan memasukkan faktor risiko untuk dibandingkan dengan return yang dihasilkan. Metode yang termasuk dalam risk adjusted performance Tandelilin, 2001:324 adalah : a Metode Sharpe Metode Sharpe reward to variability ratio dikembangkan oleh William Sharpe. Indeks Sharpe mendasarkan perhitungan pada konsep garis pasar modal capital market line sebagai tolak ukur, yaitu dengan cara membagi premi risiko portofolio sama dengan selisih rata-rata tingkat keuntungan portofolio dengan rata-rata bunga bebas risiko dengan standar deviasinya risiko total. b Metode Treynor Metode Treynor reward to volatility ratio merupakan ukuran kinerja porofolio yang dikembangkan oleh Jack Treynor. Pada indeks Treynor kinerja portofolio dilihat dengan cara menghubungkan tingkat return portofolio dengan besarnya risiko dari portofolio tersebut. Perbedaan dengan indeks Sharpe adalah penggunaan garis pasar sekuritas security market line sebagai tolak ukur dan bukan garis pasar modal seperti indeks Sharpe. Asumsi yang digunakan oleh Treynor adalah bahwa portofolio sudah terdiversifikasi dengan baik sehingga risiko yang dianggap relevan adalah risiko sistematis diukur dengan beta. c Metode Jensen Metode ini didasarkan pada konsep security market line yang merupakan garis yang menghubungkan portofolio pasar dengan kesempatan investasi bebas risiko. Security market line memperlihatkan hubungan antara systematic risk dan expected return suatu portofolio pada saat pasar dalam keadaan ekuilibrium. Security market line merupakan kemiringan dari beta atau suatu garis regresi dengan intercept- nya Rf dan slopnya dinyatakan sebagai ßm. 10. Time Weighted Rate of Return Time Weighted Rate of Return adalah suatu perhitungan kinerja return dengan memperhitungkan periode investasi adanya efek compounding . Time Weighted Rate of Return digunakan dalam perhitungan kinerja investasi untuk tujuan perbandingan, misalnya dengan portofolio lain atau dengan tolok ukur. Kinerja reksa dana sebagaimana dimuat dalam Fund Fact Sheet dihitung dengan menggunakan metode ini. Kinerja reksa dana dengan menggunakan metode ini dinyatakan dalam satuan holding period return HPR mingguan Pratomo dan Nugraha, 2009:192-194. 11. Tolak Ukur Benchmark Benchmark adalah tolak ukur kinerja pasar untuk menilai dan membandingkan dengan kinerja reksa dana. Dalam penelitian ini, benchmark yang dipakai adalah obligasi Pemerintah yang dinilai melalui indeks Indonesia Government Securities Yield Curve IGSYC mingguan dengan tenor 5 tahun terbitan Indonesia Bond Pricing Agency IBPA. IGSYC merupakan kurva imbal hasil dari instrumen Surat Utang Negara SUN Indonesia. IBPA adalah Lembaga Penilaian Harga Efek LPHE independen di Indonesia yang fokus melakukan penilaian dan penetapan harga pasar wajar untuk instrumen Surat Utang Negara SUN, SUKUK dan Efek lain. IBPA memperoleh ijin LPHE dari Bapepam-LK pada Agustus 2009 dan menerbitkan harga pasar wajar baik untuk obligasi Pemerintah maupun obligasi korporasi yang diterbitkan dalam mata uang rupiah. 12. Obligasi Obligasi merupakan surat tanda utang kepada kreditor berupa perorangan atau lembaga seperti yang tertera pada surat obligasi yang di dalamnya tercantum bunga yang harus dibayarkan, termasuk ketentuan pengembalian pokok dan angsuran pinjaman pada saat jatuh tempo Harmono, 2009:50. Obligasi merupakan produk investasi jangka menengah yang memiliki jatuh tempo 3 sampai 10 tahun. Keuntungannya, investor mendapatkan bunga kupon yang dibayarkan setiap 1, 3, atau 6 bulan. Obligasi ditawarkan pada saat penerbitan perdana di pasar primer namun dapat diperjualbelikan sebelum jatuh tempo di pasar sekunder. Lisa Soemarto 2011:20 membagi obligasi ke dalam beberapa jenis, antara lain : a Obligasi Pemerintah : Surat Utang Negara SUN Undang-Undang No. 24 tahun 2002 tentang Surat Utang Negara Bab I Ketentuan Umun Pasal 1, Surat Utang Negara adalah surat berharga yang berupa surat pengakuan utang dalam mata uang rupiah maupun valuta asing yang dijamin pembayaran bunga dan pokoknya oleh Negara Republik Indonesia, sesuai dengan masa berlakunya. b Obligasi Korporasi atau Swasta Obligasi korporasi atau swasta merupakan surat utang yang diterbitkan oleh korporasi Indonesia baik BUMN maupun korporasi lainnya. c Obligasi Ritel Indonesia ORI Obligasi Ritel Indonesia ORI adalah obligasi Pemerintah yang dijual secara ritel kepada individu atau perorangan yang memiliki keterbatasan modal dengan harga yang relatif murah. d Obligasi Korporasi atau Swasta Syariah Obligasi Korporasi atau Swasta Syariah merupakan surat utang yang diterbitkan oleh korporasi Indonesia baik BUMN maupun korporasi lainnya yang berdasarkan prinsip syariah Islam. e Obligasi Sukuk Ritel SUKRI Obligasi Sukuk Ritel merupakan surat berharga negara yang diterbitkan berdasarkan prinsip syariah sebagai bukti atas bagian penyertaan terhadap aset surat berharga syariah negara, yang dijual kepada individu ritel atau perseorangan melalui agen penjual dengan volume minimum yang ditentukan. 13. Penilaian Kinerja Pasar Obligasi a Metode pengukuran kinerja obligasi Nilai obligasi adalah present value dari semua aliran kas yang diperoleh investor dari obligasi bunga dan pokok pinjaman. Yield obligasi merupakan ukuran return yang akan diterima investor obligasi yang cenderung bersifat tidak tetap, tergantung tingkat return yang disyaratkan investor. Menurut Deden Mulyana 2009, yield obligasi dapat dinilai dengan metode : 1 Nominal yield, ditunjukkan oleh besarnya kupon obligasi. 2 Current yield, ditunjukkan oleh rasio tingkat bunga obligasi terhadap harga pasar obligasi. 3 Yield to call YTC adalah ukuran tingkat return yang akan diterima investor jika membeli obligasi pada harga pasar saat ini dan menahan obligasi tersebut hingga waktu obligasi tersebut di- call. 4 Yield to maturity YTM adalah ukuran tingkat return yang akan diterima investor jika membeli obligasi pada harga pasar saat ini dan menahan obligasi tersebut hingga jatuh tempo. 5 Realized horizon yield adalah tingkat return yang diharapkan investor dari suatu obligasi, jika obligasi tersebut dijual kembali oleh investor sebelum waktu jatuh temponya. b Standar pemeringkatan kelayakan obligasi Untuk mengetahui tingkat kelayakan obligasi, penulis merujuk pada tiga perusahaan pemeringkat independen pada investasi obligasi, yaitu : 1 PEFINDO PT. PEFINDO atau PT Pemeringkat Efek Indonesia didirikan pada tanggal 21 Desember 1993 di Jakarta melalui inisiatif Badan Pengawas Pasar Modal BAPEPAM dan Bank Indonesia. Pada tanggal 31 Agustus 1994, PEFINDO memperoleh izin usaha dari BAPEPAM dengan nomor. 39PM-PI1994 dan menjadi salah satu lembaga penunjang Pasar Modal di Indonesia. Tugas utama PEFINDO adalah menyediakan suatu peringkat atas risiko kredit yang objektif, independen, serta dapat dipertanggung jawabkan atas penerbitan surat utang yang diperdagangkan kepada masyarakat luas. Selain itu, PEFINDO juga menerbitkan dan mempublikasikan informasi kredit sehubungan dengan pasar perdagangan Efek yang terdiri dari opini kredit atas perusahaan-perusahaan penerbit obligasi beserta sektor aset acuannya PEFINDO, 2010. http:new.pefindo.com Tabel II.1. : Rating Obligasi Menurut PEFINDO Rating Penjelasan AAA Menunjukkan kemampuan obligasi yang relatif superior dibandingkan entitas Indonesia lainnya dalam memenuhi kewajiban finansial jangka panjangnya. AA Menunjukkan kemampuan obligasi yang relatif sangat kuat dibandingkan entitas Indonesia lainnya dalam memenuhi kewajiban finansial jangka panjangnya. A Menunjukan kemampuan obligasi yang relatif kuat dibandingkan entitas Indonesia lainnya dalam memenuhi kewajiban finansial jangka panjangnya. BBB Menunjukan kemampuan obligasi yang relatif memadai dibandingkan entitas Indonesia lainnya dalam memenuhi kewajiban finansial jangka panjangnya. BB Menunjukan kemampuan obligasi yang relatif agak lemah dibandingkan entitas Indonesia lainnya dalam memenuhi kewajiban finansial jangka panjangnya. B Menunjukan kemampuan obligasi yang relatif lemah dibandingkan entitas Indonesia lainnya dalam memenuhi kewajiban finansial jangka panjangnya. CCC Menunjukan kemampuan obligasi yang relatif tidak mampu dibandingkan entitas Indonesia lainnya dalam memenuhi kewajiban finansial jangka panjangnya. D Menunjukan Efek utang yang macet atau emitennya sudah berhenti berusaha. Sumber : Pratomo dan Nugraha 2009:162 2 Moody’s Investor Services Moodys Investors Service adalah perusahaan yang menyediakan jasa analisis keuangan dan analisis risiko atas lembaga usaha dan lembaga pemerintah. Perusaahan ini juga memberikan peringkat atas kelayakan kredit dari peminjam dengan menggunakan peringkat standar. Perusahaan ini memiliki kontibusi sebesar 40 terhadap pangsa pasar pemeringkat kredit dunia. Pada bulan Januari 1977, Moodys melakukan akuisisi atas 99 saham PT Kasnic Rating Indonesia dan menjadikannya sebagai anak perusahaan Moodys Corporation dengan nama PT Moodys Indonesia, yang merupakan salah satu lembaga pemeringkat yang diakui oleh otoritas keuangan di Indonesia seperti Bank Indonesia dalam melakukan pemeringkatan atas surat utang perbankan yang digunakan sebagai standar kriteria dalam pengawasan perbankan Moodys Investors Service, Inc. 2013. disarikan oleh Wikipedia https:id.wikipedia.orgwikiMoodys . Tabel II.2. : Rating Obligasi Menurut Moody’s Rating Penjelasan Aaa Kualitas terbaik, risiko kecil, emiten dapat diandalkan. Aa Kualitas tinggi dengan risiko jangka panjang yang sedikit lebih tinggi. A Kualitas tinggi hingga menengah, agak rentan terhadap kondisi perekonomian. Baa Kualitas menengah, jangka pendek cukup memadai namun tidak untuk jangka panjang. Ba Ada unsur spekulatif dengan tingkat keamanan moderat tetapi tidak ada jaminan keamanan. B Mampu membayar sekarang namun dengan risiko macet di masa mendatang. Caa Kualitas rendah dengan kemungkinan gagal bayar di masa mendatang. Ca Kualitas rendah dengan spekulasi tinggi, kemungkinan gagal bayar sangat besar. C Urutan terendah, prospek pembayaran rendah meskipun masih mungkin terbayar. - Tidak mampu membayar bunga. Sumber : Pratomo dan Nugraha 2009:163 3 Standard Poor’s Standard Poors atau juga dikenal dengan sebutan SP adalah salah satu anak perusahaan dari McGraw-Hill, merupakan perusahaan pemeringkat atas saham dan obligasi. Standard Poors menjalankan kegiatan usahanya di bidang jasa keuangan dimana produk yang dihasilkannya berupa peringkat kredit, penelitian saham ekuitas, indeks SP, keuangan, solusi risiko, jasa kepatuhan, evaluasi, layanan data. SP merupakan salah satu dari 3 perusahaan besar dalam industri pemeringkatan Efek bersama Moodys dan Fitch Ratings Standard Poor’s Financial Services LLC. 2013. Disarikan oleh Wikipedia http:id.wikipedia.orgwikiStandard_and_Poors . Tabel II.3. : Rating Obligasi Menurut Standard and P oor’s Rating Penjelasan AAA Kualitas terbaik, risiko kecil, emiten dapat diandalkan. AA Kualitas tinggi dengan risiko jangka panjang yang sedikit lebih tinggi. A Kualitas tinggi hingga menengah, agak rentan terhadap kondisi perekonomian. BBB Kualitas menengah, jangka pendek cukup memadai namun tidak untuk jangka panjang. BB Ada unsur spekulatif dengan tingkat keamanan moderat tetapi tidak ada jaminan keamanan. B Mampu membayar sekarang namun dengan risiko macet di masa mendatang. CCC Kualitas rendah dengan kemungkinan gagal bayar di masa mendatang. CC Kualitas rendah dengan spekulasi tinggi, kemungkinan gagal bayar sangat besar. C Urutan terendah, prospek pembayaran rendah meskipun masih mungkin terbayar. K Tidak mampu membayar bunga. Sumber : Pratomo dan Nugraha 2009:163

B. Penelitian Terdahulu

Tinjauan penelitian terdahulu yang menjadi referensi tulisan ini antara lain: Tabel II.4. : Daftar Penelitian Terdahulu No Peneliti Judul Variabel Hasil 1 Niken Asli Suketi 2011 Analisa Perbandingan Return Reksadana Dengan Return Benchmarknya Berdasarkan Metode Sharpe, Treynor, dan Jensen Tingkat Return dan Tingkat Risiko Reksa dana saham memiliki kinerja return lebih tinggi dibandingkan reksa dana pendapatan tetap dan reksa dana campuran. Namun reksa dana pendapatan tetap memiliki tingkat risiko yang paling rendah diantara ketiganya 2 Siti Fatimah 2009 Studi Komparatif Pengukuran Kinerja Reksadana Syariah dengan Reksadana Konvensional Berdasarkan Tingkat Return dan Tingkar Risiko Tingkat Return dan Tingkat Risiko Tidak ada perbedaan return dan risiko yang signifikan antara reksadana syariah dengan reksa dana konvensional 3 Gumilang dan Subiyantoro 2008 Reksadana Pendapatan Tetap di Indonesia : Analisa Maket Timing dan Stock Selection NAB RDPT IDMA Indeks SBI 1 bulan Masing-masing produk reksa dana pendapatan tetap yang dikelola Manajer Investasi tidak ada satupun yang memiliki kemampuan melakukan stock selection ability dan market timing ability. 4 Neuneung Ratna Hayati 2006 Perbandingan Kinerja Reksadana Pendapatan Tetap Konvensional dan Syariah Sebagai Suatu Evaluasi Portofolio Investor di Pasar Modal Tingkat Return dan Tingkat Risiko Reksa dana pendapatan tetap syariah memiliki kinerja yang lebih baik daripada reksa dana pendapatan tetap konvensional. 5 Yohanes Babtista Eko Pramuji 2007 Analisa Kinerja Portofolio Reksadana Terproteksi Pertumbuhan NABUnit Indeks Sharpe, Treynor, Jensen Indeks Sharpe reksa dana terproteksi 0,4673, sedangkan reksadana pendapatan tetap 0,2314 Reksa dana terproteksi memberikan return yang lebih tinggi dari reksa dana pendapatan tetap Hasil indeks Sharpe, Treynor, dan Jensen yang tidak konsisten, menunjukan bahwa portofolio yang dikelola Manajer Investasi belum optimal 6 Deden Mulyana 2006 Pengaruh Kebijakan Alokasi Aset Dan Pemilihan Sekuritas Terhadap Kinerja Reksadana Terbuka Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif Kebijakan alokasi aset dan Pemilihan sekuritas Sebagian besar kinerja reksa dana saham dan reksa dana pendapatan tetap lebih tinggi daripada benchmarknya. Seluruh reksa dana campuran memiliki kinerja diatas benchmarknya 7 Harahap dan Pardomuan 2003 Analisa Perbandingan Kinerja Reksadana Syariah dengan Kinerja Reksa Dana Konvensional Tingkat Return dan Tingkat Risiko Kinerja reksa dana syariah Dana Reksa Syariah lebih baik daripada reksa dana konvensional Reksa Dana Mawar

C. Kerangka Konseptual Penelitian

Gambar II.1. : Konsep Penelitian dan Pengukuran Kinerja Reksa Dana Keterangan : 1. Risk adjusted performance dan digunakan untuk membandingkan kinerja reksa dana terproteksi dengan reksa dana pendapatan tetap. 2. Time weighted rate of return dan Indeks IGSYC digunakan untuk membandingkan kineja kedua reksa dana dengan benchmark -nya Tabel II.5. : Indikator Penilaian Kinerja Reksa Dana No Semakin besar Nilai Indikator Kinerja Reksa Dana Hubungan 1 Perubahan NABUnit positif Semakin baik kinerja Positif 2 Total Return Keuntungan Semakin baik kinerja Positif 3 Nilai standar deviasi dan Beta Risiko semakin tinggi Negatif 5 Indeks Rasio Sharpe Semakin baik Positif 6 Indeks Rasio Treynor Semakin baik Positif 7 Indeks Rasio Jensen nilai Alfa Semakin baik Positif 8 Indeks Holding Period Return Semakin baik Positif Persentase Yield Obligasi Pemerintah Metode Yield To Maturity Indeks IGSYC terbitan Standar Deviasi Beta Time Weighted Rate of Return Metode Sharpe Metode Metode Jensen HPR Reksa Dana RD Terproteksi RD Pendapatan Tetap NABU.P. Mingguan 42

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Menurut Kuncoro 2003, penelitian ini dapat dikategorikan ke dalam beberapa jenis, antara lain : 1. Menurut teknik pengumpulan datanya Penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian kepustakaan librabry research karena penelitian ini menggunakan data sekunder yang didapat melalui studi pustaka dan menggunakan literatur dari penelitian-penelitian sebelumnya. 2. Menurut tingkat eksplanasinya Penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian deskriptif descriptive research karena penelitian ini menjelaskan hasil penelitian yang telah dilakukan serta mengembangkan konsep pada bidang investasi di Pasar Modal, khususnya pada reksa dana. 3. Menurut metodenya Penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian evaluatif evaluative research karena penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan atau mendukung pengambilan keputusan berinvestasi di reksa dana. 4. Menurut jenis data dan analisisnya Penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian kuantitatif quantitative research karena penelitian ini menggunakan data eksak atau kuantitatif dalam menganalisa dan mengambil kesimpulan.

B. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Subjek penelitian adalah pihak-pihak yang dijadikan sebagai sampel dalam sebuah penelitian. Subjek dalam penelitian ini adalah PT Danareksa Investment Management DIM sebagai Manajer Investasi yang memiliki dan mengelola produk reksa dana terproteksi dan reksa dana pendapatan tetap yang aktif beroperasi selama periode penelitian. 2. Objek Objek penelitian adalah suatu hal yang akan diteliti untuk tujuan tertentu. Objek dalam penelitian ini adalah 11 reksa dana terproteksi dan 9 reksa dana pendapatan tetap yang dikelola oleh PT Danareksa Investment Management DIM yang aktif beroperasi selama periode penelitian.

C. Waktu dan Lokasi Penelitian

1. Waktu Penelitian ini dilakukan selama bulan April sampai dengan Mei 2013. 2. Lokasi Penelitian ini dilakukan di Kantor Danareksa Sekuritas, Sentra Investasi Danareksa SID Yogyakarta, Program Diploma Ekonomika dan Bisnis Sekolah Vokasi UGM. Alamat Jl. Prof. Dr. Mr. Drs. Notonegoro Yogyakarta 55281, Indonesia. Telpon 62-274 551 181 ext 105, fax 62-274 551 050.

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian merupakan atribut atau karakteristik dari subjek dan objek penelitian yang mempunyai variasi nilai tertentu yang diputuskan untuk diteliti. Dari rumusan masalah penelitian ini, dapat dikemukakan variabel penelitian sebagai berikut : 1. Tingkat risiko dan tingkat pengembalian reksa dana terproteksi. 2. Tingkat risiko dan tingkat pengembalian reksa dana pendapatan tetap. 3. Kinerja reksa dana terproteksi dan reksa dana pendapatan tetap berdasarkan value of risk adjusted performance. 4. Kinerja reksa dana terproteksi dan reksa dana pendapatan tetap berdasarkan time weighted rate of return. 5. Kinerja obligasi Pemerintah berdasarkan Yield to Maturity .

Dokumen yang terkait

Analisis Perbandingan Kinerja Reksa Dana Syariah dan Reksa Dana Konvensional di Indonesia

4 75 135

PERBANDINGAN KINERJA REKSA DANA SYARIAH DENGAN REKSA DANA KONVENSIONAL PADA PT BATAVIA PROSPERINDO ASSET MANAGEMENT TAHUN 2008-2012

0 8 52

Analisis pengaruh pemilihan sekuritas, market timing, tingkat risiko, umur reksa dana dan ukuran reksa dana terhadap kinerja reksa dana campuran berbentuk kontrak investasi kolektif

2 13 139

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA REKSA DANA SYARIAH BERDASARKAN METODE SHARPE, TREYNOR DAN JENSEN (Kategori Reksa Dana Pendapatan Tetap Tahun 2014)

0 5 78

EFISIENSI KINERJA REKSA DANA PENDAPATAN TETAP EFISIENSI KINERJA REKSA DANA PENDAPATAN TETAP DENGAN MENGGUNAKAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) PERIODE 2006-2010.

0 7 10

Analisis Perbandingan Kinerja Reksa Dana Konvensional dan Reksa Dana Syariah dengan Metode Pengukuran Sharpe, Treynor dan Jensen pada PT Danareksa Investment Management (Periode Januari 2010 - Juni 2013).

0 4 20

Studi komparatif kinerja reksa dana terproteksi dan reksa dana pendapatan tetap sebagai dasar pemilihan investasi di Indonesia (PT Danareksa Investment Management Tahun 2012).

1 1 138

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA REKSA DANA SAHAM DENGAN REKSA DANA TERPROTEKSI DI INDONESIA.

1 13 294

ANALISIS PENGARUH SENSITIVITAS IGBX, UKURAN REKSA DANA, DAN UMUR REKSA DANA TERHADAP KINERJA REKSA DANA PENDAPATAN TETAP TAHUN 2011-2015 - Perbanas Institutional Repository

0 0 20

ANALISIS PENGARUH SENSITIVITAS IGBX, UKURAN REKSA DANA, DAN UMUR REKSA DANA TERHADAP KINERJA REKSA DANA PENDAPATAN TETAP TAHUN 2011-2015 - Perbanas Institutional Repository

0 0 16