Analisis pengaruh pemilihan sekuritas, market timing, tingkat risiko, umur reksa dana dan ukuran reksa dana terhadap kinerja reksa dana campuran berbentuk kontrak investasi kolektif

(1)

ANALISIS PENGARUH PEMILIHAN SEKURITAS,

MARKET

TIMING

, TINGKAT RISIKO, UMUR REKSA DANA DAN

UKURAN REKSA DANA TERHADAP KINERJA REKSA

DANA CAMPURAN BERBENTUK KONTRAK INVESTASI

KOLEKTIF

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Persyaratan Untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Disusun oleh :

SAURAHMAN

NIM : 1111081000019

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(2)

i

ANALISIS PENGARUH PEMILIHAN SEKURITAS, MARKET TIMING, TINGKAT RESIKO, UMUR REKSA DANA DAN UKURAN REKSA

DANA TERHADAP KINERJA REKSA DANA CAMPURAN BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Persyaratan Untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh SAURAHMAN NIM : 1111081000019

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Indo Yama Nasaruddin, SE., MAB Amalia, SE., MSM NIP : 19741127 200112 1 002 NIP : 19740821 200901 2 005

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(3)

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari ini Senin, 9 Maret 2015 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa:

1. Nama : Saurahman

2. NIM : 1111081000019

3. Jurusan : Manajemen

4. Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Pemilihan Sekuritas, Market Timing, Tingkat Risiko, Umur Reksa Dana Dan Ukuran Reksa Dana Terhadap Kinerja Reksa Dana Campuran Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses Ujian Komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 7 April 2015

1. Ali Rama, SE., M. Ec ( )

NIP : Ketua

2. Deni Pandu Nugraha, M. Sc ( )

NIP : Sekretaris

3. Murdiyah Hayati, S.Kom., MM ( )


(4)

iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari ini Senin, 26 Mei 2015 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:

1. Nama : Saurahman

2. NIM : 1111081000019

3. Jurusan : Manajemen

4. Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Pemilihan Sekuritas, Market Timing, Tingkat Risiko, Umur Reksa Dana Dan Ukuran Reksa Dana Terhadap Kinerja Reksa Dana Campuran Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses Ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 7 April 2015

1. Dr. Amilin, SE,Ak, M.Si ( ) NIP : 19730615 200501 1 009 Ketua

2. Dr. Muniaty Aisyah, Ir., MM ( ) NIP : 19780307 201101 2 003 Sekretaris

3. Titi Dewi Warninda, SE.,M.Si ( ) NIP : 19731221 200501 2 002 Penguji Ahli

4. Dr. Indo Yama Nasaruddin, SE., MAB ( ) NIP : 1974127 200112 1 002 Pembimbing I

5. Amalia, SE., MSM ( ) NIP : 19740821 200901 2 005 Pembimbing II


(5)

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini :

1. Nama : Saurahman

2. NIM : 1111081000019

3. Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

4. Jurusan : Manajemen

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi, saya :

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggungjawabkan.

2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain.

3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa izin pemilik karya.

4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.

5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya ini.

Apabila di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya dan telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa telah melanggar pernyataan diatas, maka saya siap untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.


(6)

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama : Saurahman

2. Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta/ 23 Maret 1993

3. Jenis Kelamin : Laki - Laki

4. Agama : Islam

5. Tempat Tinggal Sekarang : Jl. Tanah Seratus No. 18 Rt 02/12, Ciledug, Tangerang

6. No Handphone/ : 087885025717

7. Email : saurahman77@gmail.com

II. PENDIDIKAN FORMAL

1. 1999-2005 : SD Negeri 4 Sudimara Jaya Ciledug

2. 2005-2008 : SMP PGRI 1 Karang Tengah

3. 2008-2011 : SMA Negeri 3 Tangerang

4. 2011-2015 : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis

III. PENGALAMAN ORGANISASI

1. Menjadi anggota Karate FORKI Karang Tengah 2. Menjadi anggota KOPMA UIN


(7)

ABSTRACT

The purpose of this research is to analyze how stock selection, market timing ability, risk level, fund age and fund size influence mutual fund performance. Performance of mutual fund itself measured by using the Treynor index. The data used in this research are monthly data on Net Asset Value (NAV), SBI, IHSG, yearly data of prospectus of 10 discretionary mutual fund that were sampled during this research report from 2010-2013.

The data were analyzed using multiple linear regression. As a research methodology, i used assumption classic test, there are normality test, multicolinearity test , heteroscedasticity test, and autocorrelation test also i used F test and t test to examine research’s hypothesis. The result of the F test shows that the stock selection, market timing ability, risk level, fund age and fund size have influence simultaneously. The t-test result is that stock selection, risk level, fund age and fund size have an influence toward discretionary mutual fund’s performance, while market timing ability does not have an influence toward discretionary mutual fund’s performance.

Keyword : stock selection, market timing ability, risk level, fund age, fund size, mutual fund’s performance


(8)

vii ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa bagaimana pemilihan sekuritas, market timing ability, tingkat risiko, umur reksa dana dan ukuran reksa dana terhadap kinerja reksadana campuran. Kinerja reksa dana itu sendiri diukur dengan menggunakan indeks Treynor. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data bulanan Nilai Aktiva Bersih (NAB), data bulanan SBI, data bulanan IHSG, dan data tahunan dari prospektus 10 reksa dana campuran yang dijadikan sampel dengan periode penelitian selama tahun 2010 – 2013.

Data dari penelitian dianalisis dengan menggunakan uji regresi linier berganda. Metode penelitian ini menggunakan uji asumsi klasik yaitu uji normalitas, uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi selain itu, saya juga menggunakan uji F dan uji t untuk menguji hipotesis penelitian. Hasil dari uji F yang dilakukan menunjukkan bahwa pemilihan sekuritas, market timing ability, tingkat risiko, umur reksa dana dan ukuran reksa dana berpengaruh secara simultan terhadap kinerja reksa dana campuran. Hasil dari uji t menyatakan bahwa pemilihan sekuritas, tingkat risiko, umur reksa dana dan ukuran reksa dana memiliki pengaruh terhadap kinerja reksa dana campuran sedangkan market timing ability tidak memiliki pengaruh terhadap kinerja reksa dana campuran. Kata Kunci: Pemillihan Sekuritas, market timing ability, tingkat risiko, umur reksa dana, ukuran reksa dana, kinerja reksa dana campuran


(9)

KATA PENGANTAR

Bismilahirrahmanirrahiim Assalamu’alaikum Wr. Wb

Alhamdulilliahirabbi alamiin, Segala Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul ”Pengaruh Pemilihan Sekuritas, Market Timing, Tingkat Risiko, Umur Reksa Dana dan Ukuran Reksa Dana Terhadap Kinerja Reksadana Campuran Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif”. Shalawat serta salam tidak lupa penulis panjatkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta para sahabatnya yang telah membawa Agama Islam sebagai Rahmatan lilalamin.

Tujuan utama dari penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi dari Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada :

1. Kedua orang tua yang saya hormati Bapak Muchlis dan Ibu Ambarwati atas segala dukungan dan doa-doa yang tak henti-hentinya kepada Illahi Rabbi Allah SWT. Serta kedua saudara saya Hendra Adiansyah dan Rama Primadyaz Silva yang selalu memberikan dukungan tiada habisnya.

2. Bapak Arief Mufraini, Lc., M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatulah Jakarta.

3. Ibu Ir. Muniaty Aisyah, MM., selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatulah Jakarta.

4. Bapak Dr. Indo Yama Nasarudin, SE., MAB selaku pembimbing I, terima kasih untuk semua waktu dan masukannya, untuk semua motivasi dan solusi dalam penelitian ini.


(10)

ix

5. Ibu Amalia, SE. MSM selaku Pembimbing II, terima kasih atas waktu dan masukannya dan selalu memberikan motivasi dan solusi dalam penelitian. 6. Para Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan ilmu

kepada semua mahasiswanya tak terkecuali penulis.

7. Seluruh staf Keuangan, Jurusan, Akademik dan Kemahasiswaan yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan pelayanan yang maksimal. 8. Para sahabat seperjuangan Manajemen, terima kasih untuk semua

dukungan dan waktu yang telah kita lalui selama ini.

9. Pihak-pihak lain yang yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang turut membantu terselesaikannya Skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis segala bentuk saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak.

Jakarta, 27 Maret 2015


(11)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ... i

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ... ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ... iii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ... iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... v

ABSTRACT ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GRAFIK ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Perumusan Masalah ... 10

C. Tujuan Penelitian ... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 13

A. Landasan Teori ... 13


(12)

xi

C. Pengaruh Variabel Indepeden Terhadap Variabel Dependen ... 53

D. Kerangka Pemikiran ... 58

E. Hipotesis ... 59

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 60

A. Ruang Lingkup Penelitian ... 60

B. Metode Penentuan Sampel ... 60

C. Metode Pengumpulan Data ... 63

D. Metode Analisis Data ... 64

1. Uji Statistik Deskriptif ... 64

2. Uji Asumsi Klasik ... 64

a. Uji Normalitas ... 64

b. Uji Multikolinieritas... 65

c. Uji Heteroskedastisitas... 66

d. Uji Autokorelasi ... 67

3. Uji Koefisien Determinasi ... 69

4. Uji Hipotesis ... 69

a. Uji Simultan (Uji F) ... 70

b. Uji Parsial (Uji t) ... 71

E. Operasional Variabel Penelitian ... 71

1. Variabel Terikat ... 71

2. Variabel Bebas ... 73

a. Pemilihan Sekuritas ... 74

b. Market Timing Ability ... 75

c. Tingkat Risiko ... 76

d. Umur Reksa Dana ... 77

e. Ukuran Reksa Dana ... 77

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 80

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 80


(13)

1. Analisis Statistik Deskriptif ... 81

2. Hasil Uji Asumsi Klasik ... 83

a. Uji Normalitas ... 83

b. Uji Multikolinieritas ... 86

c. Uji Heteroskedastisitas ... 86

d. Uji Autokorelasi ... 89

3. Uji Koefisien Determinasi ... 91

4. Hasil Uji Hipotesis ... 92

a. Uji Simultan (Uji F) ... 92

b. Uji Parsial (Uji t) ... 93

5. Interpretasi Hasil ... 95

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 100

A. Kesimpulan ... 100

B. Implikasi ... 101

C. Saran ... 102

DAFTAR PUSTAKA ... 104


(14)

xiii

DAFTAR TABEL

Nomor Keterangan Halaman

Tabel 1.1 Perkembangan NAB dan UP Reksa

Dana di Indonesia Tahun 2008-2013 ... 4

Tabel 2.1 Jenis Reksa Dana berdasarkan Sifatnya ... 22

Tabel 2.2 Jenis Reksa Dana berdasarkan Portofolio ... 25

Tabel 2.3 Penelitian Terdahulu ... 49

Tabel 3.1 Rincian Pemilihan Sampel Penelitian ... 61

Tabel 3.2 Sampel Reksa Dana Campuran ... 62

Tabel 3.3 Definisi Operasinal Variabel Penelitian ... 78

Tabel 4.1 Hasil Uji Statistik Deskriptif ... 81

Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Menggunakan One-Sample Kolmogorov-Smirnov test ... 84

Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolonieritas ... 86

Tabel 4.4 Uji Heteroskedastisitas Melalui Uji Park ... 88

Tabel 4.5 Uji Autokorelasi Melalui Durbin-Watson ... 89

Tabel 4.6 Uji Autokorelasi Melalui Run Test ... 90

Tabel 4.7 Hasil Uji Koefisien Determinasi ... 91

Tabel 4.8 Hasil Uji Simultan (Uji F) ... 92


(15)

DAFTAR GRAFIK

Nomor Keterangan Halaman

Grafik 4.1 Hasil Uji Normalitas Menggunakan

Normal P-P Plot ... 85 Grafik 4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas Melalui


(16)

xv

DAFTAR GAMBAR

Nomor Keterangan Halaman

Gambar 2.1 Mekanisme Kerja Reksa Dana... 32 Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran ... 58


(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Keterangan Halaman

Lampiran 1 Nilai Aktiva Bersih Reksadana Campuran

Periode Penelitian 2010 – 2013 ... 107 Lampiran 2 Return Nilai Aktiva Bersih Reksadana

Campuran Periode Penelitian 2010 – 2013 ... 109 Lampiran 3 Return IHSG Periode Penelitian ( Januari

2010 – Desember 2013) ... 111 Lampiran 4 Treynor Measure Periode Penelitian 2010

– 2013 ... 113

Lampiran 5 Hasil Olahan SPSS ... 117 Lampiran 6 Tabel Durbin-Watson ... 122


(18)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Perkembangan investasi di dalam beberapa tahun ini banyak investor yang tidak memiliki banyak waktu dalam mengelola dananya untuk investasi. Hal ini tidak terlepas dari terdapatnya berbagai kendala seperti minimnya pengetahuan investasi pada suatu instrumen tertentu, maupun tidak memiliki waktu untuk melakukan pengelolaan investasi secara personal. Hal ini bukanlah masalah yang besar bagi para investor untuk menghalangi melakukan investasi karena para calon investor dapat memberikan kepercayaan kepada manajer investasi untuk mengelola dana yang mereka miliki.

Investasi merupakan usaha bagi pemilik modal dalam meningkatkan kekayaannya sehingga kebutuhan akan investasi sangat umum sekarang ini. Setiap investor selalu mengharapkan keuntungan yang besar dari investasi yang dilakukannya. Namun,setiap keuntungan selalu disertai dengan risiko. Jadi, semakin tinggi keuntungan yang diharapkan maka akan semakin tinggi pula risiko yang harus dihadapi. Oleh karena itu, setiap investor perlu memperhatikan aspek risiko dan return dari setiap investasi yang akan dilakukannya. Untuk mengurangi risiko suatu investasi, investor dapat melakukan diversifikasi pada beberapa instrumen investasi.


(19)

Keinginan masyarakat untuk meningkatkan penghasilan agar kesejahteraan hidupnya semakin meningkat merupakan alasan utama bagi masyarakat untuk berinvestasi. Investasi adalah salah satu bentuk dari pengendalian keuangan untuk berjaga akan kebutuhan yang akan datang atau untuk memperoleh laba maksimal dari uang yang kita miliki. Investasi sektor riil atau mendirikan sebuah usaha adalah salah satu bentuk investasi yang memiliki keuntungan besar, namun juga memiliki risiko yang cukup besar.

Pengalokasian modal kepada pihak lain itu bisa disalurkan pada orang perorang yang bersifat individual atau disalurkan kepada lembaga atau badan usaha. Badan usaha yang dijadikan tempat investasi itu dapat berupa lembaga ekonomi maupun keuangan. Lembaga keuangan itu sendiri bisa berupa lembaga keuangan yang menyelenggarakan kegiatan perbankan atau kegiatan non perbankan. Sedangkan reksadana itu sendiri dapat dikategorikan lembaga keuangan non perbankan yang bisa dijadikan sebagai tempat investasi bagi para pemilik modal.

Reksa dana merupakan solusi untuk mengatasi tingginya biaya investasi langsung di pasar modal bagi investor yang memiliki modal yang relatif kecil. Selain itu, adanya reksa dana juga akan mendorong pertisipasi masyarakat untuk menanamkan modalnya di pasar modal. Dilihat dari sisi keamanannya, reksa dana tentu merupakan investasi yang terbilang aman mengingat dasar hukum pendiriannya melalui peraturan perundangan yang jelas. Sedangkan, dari sisi bisnis, reksa dana juga sangat menguntungkan. Bila


(20)

3 bicara soal return, setiap pelaku bisnis tentu mempertimbangkan tingkat pengembalian ini sebagai faktor dalam pemilihan reksa dana.

Reksa dana merupakan salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka (Darmadji, 2001: 147). Jadi reksa dana dirancang sebagai sarana untuk menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki modal, mempunyai keinginan untuk melakukan, namun hanya memiliki waktu dan pengetahuan yang terbatas (Darmadji, 2001: 147). Selain itu reksa dana juga diharapkan dapat meningkatkan peran pemodal lokal untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia (Darmadji, 2001: 147).

Terdapat tiga unsur penting dalam reksa dana, yaitu pertama, adanya dana dari masyarakat pemodal. Kedua, dana tersebut diinvestasikan dalam portofolio efek. Ketiga, dana tersebut dikelola oleh manajer investasi (Darmadji, 2001: 148). Portofolio efek itu sendiri adalah kumpulan surat berharga seperti saham, obligasi, SBI, deposito berjangka, surat berharga pemerintah, dan surat berharga pasar uang. Oleh karena itu reksa dana merupakan sarana investasi bagi investor untuk dapat berinvestasi ke berbagai instrumen investasi yang tersedia di pasar (Prasetya, 2010: 1).

Reksa dana mulai diperdagangkan di Indonesia sejak tahun 1995 dengan diterbitkan Undang-undang No. 8 tahun 1995 tentang pasar modal. Adanya kemudahan investasi membuat perkembangan reksa dana semakin pesat sampai tahun 1997. Pengertian reksadana menurut undang-undang pasar


(21)

modal No. 8 Tahun 1995 pasal 1 ayat 27, Reksa Dana adalah wadah yang digunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manager investasi.

Tabel 1.1

Perkembangan NAB dan UP Reksa Dana di Indonesia Tahun 2008-2013

No. Tahun IDR

Total NAB Jumlah Unit

1 2008 73.259.964.417.955,25 60.837.794.453,64

2 2009 109.050.523.922.678,70 69.708.202.522,26

3 2010 93.113.000.389.068,65 58.335.573.927,48

4 2011 163.124.028.249.957,91 98.519.792.701,06

5 2012 182.567.875.953.169,78 112.799.247.919,70

6 2013 185.206.340.958.430,28 119.751.985.769,16

Total 807.230.733.891.285,00 519.952.597.293,30

Sumber : www.ojk.go.id

Seperti yang tertera pada tabel 1.1 di atas, jumlah Nilai Aktiva Bersih (NAB) beserta jumlah unit yang dihasilkan oleh keseluruhan jenis reksa dana di Indonesia telah mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Hal ini tidak terlepas dari perhatian masyarakat kepada reksa dana sebagai peluang investasi yang menarik. Karena reksa dana mampu memberikan return yang lebih tinggi dibandingkan pasar apabila investor memilih reksa dana secara tepat sesuai dengan tujuan investasinya.

Pertumbuhan reksa dana di Indonesia semakin berkembang pesat hingga saat ini. Hal ini terjadi seiring dengan meningkatnya perekonomian di Indonesia selepas masa krisis di tahun 2008. Dengan semakin berkembangnya instrumen reksa dana, maka masalah yang dihadapi oleh investor adalah bagaimana cara memilih alternatif reksa dana terbaik yang ada berdasarkan


(22)

5 kinerja portofolionya. Hal yang menjadi fokus utama disini adalah apakah portofolio yang telah diberikan oleh manajer investasi dapat memberikan perkiraan tingkat imbal hasil yang diharapkan. Oleh karena itu, pengukuran kinerja reksa dana beserta faktor yang mempengaruhi kinerja dari reksa dana itu sendiri merupakan hal utama yang dibahas di dalam penelitian ini.

Pertumbuhan reksa dana campuran di tahun 2009 ini juga cukup besar, meskipun masih berada dibawah reksa dana saham dan reksa dana pendapatan tetap, namun lebih tinggi dari reksa dana pasar uang. Reksa dana campuran tetap berhasil mencetak pertumbuhan yang signifikan dengan mengandalkan gabungan portofolio antara saham, obligasi, dan instrumen pasar uang. Reksa dana campuran di awal 2009 ini berhasil mencetak pertumbuhan NAB sebesar 20% selama periode Januari sampai Mei 2009, dari Rp. 10,195 trilliun pada bulan Januari menjadi Rp. 12,44 trilliun pada bulan Mei.

Terkait proyeksi kinerja indeks acuan yang masih optimis bertumbuh, kinerja Reksa Dana pun secara rata-rata juga masih berpeluang tumbuh yang tercermin pada proyeksi kinerja indeksnya masing-masing. Sepanjang 2013, kinerja indeks Reksa Dana saham diperkirakan tumbuh sekitar 11%-15%. Kinerja indeks Reksa Dana pendapatan tetap diperkirakan juga masih tetap tumbuh meskipun sedikit konservatif sekitar 5.5%-7%. Untuk kinerja kinerja indeks Reksa Dana campuran diperkirakan tumbuh sebesar 8.5%-11.5% atau berada di antara kinerja jenis saham dan pendapatan tetap karena sifat basis alokasi portofolio reksa dananya yang cenderung tersebar pada berbagai jenis instrumen investasi, seperti Saham, Obligasi, dan Pasar Uang.


(23)

Mengandalkan gabungan portofolio antara saham, obligasi dan instrumen pasar uang, reksa dana campuran memiliki tingkat risiko yang relatif lebih kecil bila jika dibandingkan jenis reksa dana lainnya. Return yang ditawarkan cenderung lebih stabil sebanding dengan risiko yang kecil sehingga sangat cocok untuk investor pemula dan konservatif.

Reksa dana campuran merupakan alternatif pilihan untuk investor menginginkan bentuk investasi yang terdiri dari efek ekuitas dan efek hutang. Tingkat pengembalian dan risiko menerima risiko yang tinggi, reksa dana campuran merupakan alternatif untuk reksa dana campuran berada ditengah – tengah antara reksa dana saham dan reksa dana pendapatan tetap. Untuk para investor yang kurang berani untuk investasi pengganti reksa dana saham.

Reksa dana campuran dapat melakukan investasinya baik pada efek hutang maupun equitas dengan proporsi alokasi aset yang lebih fleksibel (Pratomo, 2001: 74). Perbandingan alokasi aset pada reksa dana campuran ini tidak termasuk ke dalam kategori reksa dana saham dan reksa dana pendapatan tetap yang telah memiliki alokasi aset yang telah ditetapkan. Dari sisi pengelolaan investasi, fleksibilitas reksa dana campuran ini dapat dimanfaatkan untuk berpindah - pindah pengalokasian aset dari saham ke deposito ataupun obligasi atau sebaliknya tergantung pada keadaan pasar dengan melakukan aktivitas trading atau disebut juga market timing ability.

Market timing memang merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan hasil


(24)

7 makro ekonomi Indonesia saat ini sangat stabil dan ini bisa dijadikan acuan bagi para investor yang ingin berinvestasi di reksa dana campuran.

Manajer Investasi dalam mengelola dana antara reksa dana yang satu dengan yang lainnnya berbeda-beda. Literatur investasi umumnya menyatakan bahwa market timing sangat sulit dilakukan, sehingga manajer investasi lebih sering mengandalkan kemampuan pemilihan saham untuk mendapatkan return yang abnormal (superior). Menurut Treynor dan Mazuy (1966) bahwa ketika nilai (a) atau alpha positif berarti menunjukan adanya kemampuan selectivity dan ketika nilai (c) atau market timing positif berarti menunjukan adanya kemampuan market timing, maka hal ini mengindikasikan bahwa manajer investasi menghasilkan excess return portofolio reksa dana yang lebih besar dibandingkan dengan excess return market (Gumilang dan Subiyantoro, 2008). Menurut penelitian yang dilakukan oleh Keith Cuthbertson dan Dirk Nitzsche (2012) dimana dari 555 reksa dana terdapat 6 reksa dana saham yang berkemampuan stock selection yang positif, 150 reksa dana berkemampuan negatif dan sisanya tanpa kemampuan stock selection. Sedangkan pada market timing ability, 40-75 reksa dana memiliki kemampuan market timing dan adanya penurunan antara 150 hingga 95 reksadana yang tidak memiliki kemampuan market timing.

Pengukuran risiko dari reksa dana akan membantu investor dalam menentukan jenis reksa dana yang akan diinvestasikan, sehingga investor diharapkan dapat terhindar dari kerugian berinvestasi yang disebabkan oleh kinerja yang buruk dari reksa dana serta Manajer Investasi dapat memberikan


(25)

return yang diharapkan oleh investor. Hal ini dikarenakan adanya faktor eksternal yang tidak dapat dikendalikan. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Prasetya dan Bandi (2010) menyatakan bahwa tingkat risiko memiliki pangaruh terhadap kinerja reksa dana, dimana semakin tinggi tingkat risiko, semakin tinggi pula tingkat return yang diperoleh sehingga meningkatkan kinerja reksa dana. Sedangkan menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Chen et, al., (2004) menyatakan bahwa tingkat risiko signifikan berpengaruh negatif terhadap kinerja reksa dana.

Umur reksa dana, semakin tua umur reksa dana semakin baik kinerjanya karena pengalaman yang dimiliki cukup untuk dapat dipercaya sebagai instrumen dan pengelola dana investor sehingga memberikan return yang diharapkan. Reksa dana yang memiliki umur yang lebih lama akan memiliki track record yang lebih panjang, maka dari itu akan dapat memberikan gambaran kinerja yang lebih baik kepada para investornya (Rao, 2000, dalam Akbarini, 2004). Penelitian yang dilakukan oleh Otten dan Bams (2002) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh usia reksa dana dengan kinerja reksa dana yang dimana tingkat pengembalian reksa dana usia lebih muda cenderung lebih rendah dibandingkan dengan reksa dana dengan usia yang lebih tua. Namun tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh See dan Jusoh (2012) yang menyatakan bahwa usia reksa dana tidak memiliki pengaruh terhadap kinerja reksa dana.


(26)

9 Ukuran reksa dana mencerminkan bahwa semakin besar aset yang dikelola manajer investasi, maka makin efisien pengelolaan dananya dan potensi imbal hasilnya juga makin baik. Semakin besar ukuran aset yang dikelola akan memberikan fleksibilitas, meningkatkan bargaining power serta memudahkan terciptanya economies of scale yang dapat berdampak pada penurunan biaya sehingga akan berdampak positif terhadap kinerja (Chan et, al., 2009). Besar kecilnya ukuran suatu reksa dana akan mempresentasikan jumlah kapitalisasi pasar reksa dana. Dalam banyak penelitian yang dilakukan untuk menginvestigasi pengaruh ukuran terhadap excess return mengindikasikan bahwa ukuran yang lebih besar akan menyebabkan risiko yang dihadapi oleh perusahaan akan lebih kecil dibandingkan dengan risiko yang dihadapi oleh perusahaan yang lebih kecil (Elton and Gruber, 2014: 118). Penelitian yang dilakukan oleh Chen et, al., (2004) menyatakan bahwa ukuran reksa dana memiliki pengaruh terhadap kinerja reksa dana. Sedangkan menurut Dalquist M. et, al., (2000) fund size tidak memiliki pengaruh terhadap kinerja reksa dana.

Berdasarkan uraian diatas, penelitian ini dilakukan dengan fokus utama kegiatan yang dilakukan oleh manajer investasi dalam mengelola kinerja reksa dana, terutama pada kebijakan pemilihan sekurirtas, market timing, tingkat resiko, umur reksa dana dan ukuran reksa dana. Sehingga mendorong saya sebagai penulis ingin membuat karya tulis berupa skripsi dengan judul “Analisis Pengaruh Pemilihan Sekuritas, Market Timing, Tingkat Resiko,


(27)

Umur Reksa Dana dan Ukuran Reksa Dana Terhadap Kinerja Reksa Dana Campuran Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan tersebut, maka perumusan masalah di dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah pemilihan sekuritas, market timing ability, tingkat risiko, umur reksa dana dan ukuran reksa dana memiliki pengaruh terhadap kinerja reksa dana campuran secara simultan.

2. Apakah pemilihan sekuritas, market timing ability, tingkat risiko, umur reksa dana dan ukuran reksa dana memiliki pengaruh terhadap kinerja reksa dana campuran secara parsial.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang diajukan, adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

a. Menganalisis pengaruh pemilihan sekuritas, market timing ability, tingkat risiko, umur reksa dana dan ukuran reksa dana memiliki pengaruh terhadap kinerja reksa dana campuran secara simultan. b. Menganalisis pengaruh pemilihan sekuritas, market timing ability,

tingkat risiko, umur reksa dana dan ukuran reksa dana memiliki pengaruh terhadap kinerja reksa dana campuran secara parsial.


(28)

11 2. Manfaat Penelitian

Hasil dari dilakukannya penelitian ini diharapkan memberikan manfaat antara lain adalah :

a. Bagi penulis

Penelitian ini berguna untuk menambah wawasan dan pengetahuan terhadap reksadana secara teoritis maupun dalam dunia nyata, serta pengaplikasian pengetahuan yang selama ini didapat selama masa perkuliahan.

b. Bagi investor dan calon investor

Hasil penilaian kinerja yang disajikan dalam penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat sebagai bahan pertimbangan bagi investor dalam menentukan pilihannya berinvestasi melalui Reksadana.

c. Bagi Manajer Investasi

Hasil penelitian ini juga memberikan informasi kepada Manajer Investasi bagaimana pengaruh variable – variable dalam penelitian ini terhadap kinerja reksa dana campuran yang mereka kelola sehingga Manajer Investasi dapat mengetahui langkah selanjutnya untuk meningkatkan kinerja reksa dana campuran dengan meningkatkan return dan memperkecil risiko.


(29)

d. Bagi Akademisi

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan hasil yang bermanfaat dalam pengembangan ilmu pengetahuan ilmiah, sehingga dapat dijadikan bahan referensi bagi penelitian selanjutnya serta diharapkan penelitian ini dapat melengkapi penelitian terdahulu.


(30)

13 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori 1. Investasi

Investment is an area of finance focuses on the behavior of financial markets and the pricing of securities. An investment manager’s task, for example, may include valuing common stocks, selecting securities for a pension fund, or measuring a portfolio’s performance (Fabozzi dan Peterson, 2003: 3).

Investasi adalah komitmen saat ini atas uang atau sumber daya lain dengan harapan untuk mendapatkan keuntungan dimasa depan (Bodie, 2014: 1). Istilah investasi bisa berkaitan dengan berbagai macam aktivitas. Menginvestasikan sejumlah dana pada aset riil maupun aset finansial.

Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan return dimasa-masa yang akan datang. Keputusan penanaman modal tersebut dapat dilakukan oleh individu atau suatu entitas yang mempunyai kelebihan dana (Sunariyah, 2006: 4).

Ada tiga hal utama yang mendasari perlunya melakukan investasi (Pratomo, 2001: 6), yaitu :


(31)

a. Adanya kebutuhan masa depan yang belum mampu untuk dipenuhi sehingga uangnya diinvestasikan terlebih dahulu untuk mendapatkan return.

b. Adanya keinginan untuk menambah nilai aset, adanya kebutuhan untuk melindungi nilai aset yang sudah dimiliki.

c. Karena adanya inflasi.

Setiap investasi selain diharapkan memberikan return, juga memberikan risiko. Dalam konteks manajemen investasi, risiko merupakan besarnya penyimpangan antara tingkat pengembalian yang diharapkan (expected return) dengan tingkat kembalian yang dicapai secara nyata (actual return). Semakin besar penyimpangannya berarti semakin besar tingkat risikonya (Halim, 2009: 73).

Berdasarkan teori portofolio oleh Markowitz (1927), portfolio berkaitan dengan estimasi yang dilakukan investor terhadap ekspektasi risiko dan return yang diberikan. Portofolio mengidentifikasi diversifikasi sebagai cara untuk menyebar risiko (Bodie, 2014: 388). Diversifikasi adalah portofolio yang mengkombinasikan aset dengan beragam instrumen investasi untuk meminimalkan risiko tanpa mengurangi return yang dihasilkan. Dengan adanya diversifikasi, portfolio akan lebih aman karena risiko tersebar pada beragam instrumen investasi, dengan mengumpulkan dana investor, perusahaan investasi memungkinkan investor memegang sebagian kecil dari banyak sekuritas yang berbeda (Bodie, 2014: 97).. Sehingga investor akan mendapatkan return seperti yang diharapkan. Cara


(32)

15 paling sederhana dan populer dalam menyesuaikan imbal hasil dengan risiko portofolio adalah membandingkan tingkat hasil dengan dana investasi lain yang memiliki karakteristik risiko serupa (Bodie, 2014: 361).

2. Pasar Modal

Pasar modal adalah pasar yang memperjual-belikan berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang, baik dalam bentuk utang maupun modal sendiri (Nasarudin dan Surya, 2004: 13).

Pasar modal memungkinkan perusahaan memperoleh sumber pembiayaan jangka panjang yang relatif murah dari instrumen-instrumen keuangan dalam berbagai surat berharga (sekuritas) (Nasarudin dan Surya, 2004: 14). Melakukan investasi di pasar modal setidaknya harus memperhatikan dua hal, yaitu: keuntungan yang akan diperoleh dan risiko yang mungkin terjadi. Para pelaku pasar (individu atau badan usaha) yang memiliki kelebihan dana melakukan investasi dengan membeli surat berharga yang ditawarkan oleh emiten di pasar modal. Sebaliknya, di tempat itu pula perusahaan yang membutuhkan dana, menawarkan surat berharga dengan cara listing terlebih dahulu pada badan otoritas di pasar modal sebagai emiten.

Investasi di pasar modal menurut Frank Fabozzi et.al., to seek maximize the expected return, given some level of risk they are willing to accept. Portfolio that satisfy this requirement are called efficient (or optimal) portfolios (Nasarudin dan Surya, 2004: 12).


(33)

Menurut Anoraga dan Pakarti (2006: 54) instrumen pasar modal sebagai “Semua surat-surat berharga (securities) yang diperdagangkan di bursa”. Instrumen pasar modal ini umumnya bersifat jangka panjang. Instrumen yang paling umum diperjual belikan melalui Bursa Efek di Indonesia saat ini adalah saham, obligasi, rights, opsi, dan warran.

Pasar modal (capital market) mempertemukan pemilik dana (supplier of fund) dengan menggunakan dana (user of fund) untuk tujuan investasi jangka menengah (middle-term investment) dan panjang (long-term investment). Kedua pihak melakukan jual beli modal yang berwujud efek. Pemilik dana menyerahkan sujumlah dana dan penerima dana (perusahaan terbuka) menyerahkan sejumlah dana dan pemilik dana menyerahkan surat bukti kepemilikan berupa efek (Nasarudin dan Surya, 2004: 10).

3. Reksa Dana

Mutual fund berasal dari kata fund dimana Giles (2003) menyatakan “Fund is a pool of money contributed by range of investors who may be individuals or companies or other organisations, which is managed and invested as a whole, on behalf of those investors.” (Manurung, 2007: 1)

Definisi reksa dana dari UU No. 8 tahun 1995 pasal 1 ayat 27 adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio


(34)

17 efek oleh Manajer Investasi. Pozen (1998) menyatakan bahwa “A mutual fund is an investment company that pool money from shareholders and invests in a diversified of securities.” (Manurung, 2007: 2)

Definisi yang telah diuraikan sebelumnya yang terdiri dari beberapa pengertian dapat dilihat reksa dana mempunyai beberapa karakteristik yaitu pertama, kumpulan dan pemilik, dimana pemilik reksa dana adalah berbagai pihak dari perorangan dan lembaga yang menginvestasikan atau memasukan dananya ke reksa dana dengan berbagai variasi. Kedua reksa dana dikelola oleh manajer investasi. Manajer investasi yang sebagai lembaga harus mempunyai izin perusahaan untuk mengelola dana, dimana izin tersebut diperoleh dari Bapepam (Badan Pengawasan Pasar Modal) bagi perusahaan yang bergerak dan berusaha di Indonesia. Perusahaan tersebut harus mempunyai orang yang mempunyai izin sebagai pengelola dana. Ketiga, diinvestasikan kepada efek yang dikenal dengan instrument investasi. Dana yang dikumpulkan dari masyarakat tersebut diinvestasikan ke dalam instrument investasi seperti rekening Koran, deposito, surat utang jangka pendek, surat utang jangka panjang, obligasi dan efek saham maupun efek yang berisiko tinggi seperi opsi, future, dan sebagainya. Manajer Investasi melakukan investasi pada masing-masing instrument tersebut mempunyai besaran yang sering disebut alokasi asset yang berbeda–beda sesuai dengan perhitungan manajer investasi untuk mencapai tujuan investasi yaitu tingkat pengembalian yang diharapkan. Keempat reksa dana merupakan investasi


(35)

jangka menengah dan panjang. Jangka menengah dan jangka panjang merupakan refleksi dari investasi reksa dana, karena umumnya reksa dana melakukan investasi kepada instrument investasi jangka panjang seperti obligasi dan saham. Dengan karakteristik ini reksa dana tidak dapat dianggap sebagai saingan dari deposito produk perbankan. Kelima, reksa dana merupakan produk investasi yang berisiko. Berisikonya reksa dana karena harga instrumen portofolionya yang berubah setiap waktu. Risiko reksa dana juga terkadang terjadi karena tidak kesengajaan, misalkan ada dana tunai yang masuk ke reksa dana dan Manajer Investasinya sedang rapat seharian dan lupa memasukan penempatan dana sehingga tingkat pengembalian reksa dana turun. (Manurung, 2007: 2)

a. Jenis – Jenis Reksa Dana

1) Reksa Dana Menurut Bentuknya

Seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 pasal 18 ayat 1, berdasarkan bentuknya reksa dana ada 2 jenis, yaitu :Reksadana Perseroan dan Reksadana Kontrak Investasi Kolektif. Kedua bentuk Reksadana ini sama-sama menghimpun dana dan menginvestasrikan dananya pada berbagai instrumen investasi baik yang diperdagangkan di pasar modal maupun di pasar uang.


(36)

19 (a) Reksa Dana Perseroan (corporate type)

Dalam bentuk reksadana ini, perusahaan penerbit reksadana menghimpun dana dengan menjual saham, dan selanjutnya dana dari hasil penjualan tersebut diinvestasikan pada berbagai jenis efek yang diperdagangkan di pasarkan di pasar modal maupun pasar uang. Reksadana bentuk perseroan dibedakan lagi berdasarkan sifatnya menjadi reksadana Perseroan yang tertutup dan reksadana Perseroan terbuka (Darmadji, 2001: 149). Reksa Dana perseroan memiliki ciri–ciri sebagai berikut: (1) Kekayaan Reksa Dana dikelola berdasarkan pada kontrak

antara Direksi Perusahaan dengan Manajer Investasi yang telah ditunjuk.

(2) Kekayaan Reksa Dana disimpan berdasarkan pada kontrak antara Manajer Investasi dengan Bank Kustodian.

(b)Reksa Dana Kontrak Investasi Kolektif (contractual type) Reksadana bentuk ini, merupakan kontrak antara Manajer Investasi dengan Bank Kusodian yang mengikat Pemegang unit penyeraan, di mana manajer investasi diberi wewenang untuk mengelola portofolio investasi kolektif dan bank kustodian diberi wewenang untuk melaksanakan penitipan kolektif. Bentuk inilah yang lebih populer dan jumlahnya semakin bertambah dibandingkan dengan reksadana yang berbentuk Perseroan


(37)

(Darmadji, 2001: 149), sebagaimana diatur dalam Penjelasan pasal 18 ayat (1) undang-undang nomor 8 tahun 1995 tentang pasar modal. Berdasarkan data badan pengawas pasar modal dan lembaga keuangan, seluruh reksadana yang ada di Indonesia saat ini berbentuk kontrak investasi kolektif. Reksa Dana bentuk ini mempunyai ciri–ciri sebagai berikut :

(a) Bentuk hukumnya adalah Kontrak Investasi Kolektif (KIK). (b) Manajer Investasi mengelola Reksa Dana berdasarkan

kontrak.

(c) Penyimpanan kekayaan investasi kolektif yang dilakukan Bank Kustodian dilakukan berdasarkan kontrak yang telah disepakati.

2) Reksa Dana Menurut Sifatnya

Seperti yang terdapat pada Undang-Undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 pasal 18 ayat 2, reksa dana memiliki dua sifat, yaitu :

(a) Reksa Dana Bersifat Tertutup (ClosedEnd Fund)

Reksa Dana Tertutup (Closed-End Fund) merupakan reksa dana yang menerbitkan saham/unit penyertaan dan menjualnya kepada investor namun tidak memiliki kewajiban untuk membeli saham/unit penyertaan yang telah dijualnya. Investor hanya dapat menarik investasinya dengan cara


(38)

21 menjual/mengalihkan saham/unit penyertaan yang dimilikinya kepada investor lain yang berminat. Apabila pemilik saham hendak menjual sahamnya, dal tersebut harus dilakukan melalui Bursa Efek tempat saham reksa dana tersebut dicatatkan (Darmadji, 2001: 150).

(b)Reksa Dana Bersifat Terbuka (OpenEnd Fund)

Reksa Dana Terbuka (Open-End Funds) merupakan Reksa Dana yang menerbitkan saham/unit penyertaan atau menawarkan dan menjualnya kepada investor sampai sejumlah kembali saham/unit penyertaan yang telah dijualnya. Reksa dana terbuka lebih likuid. Artinya, unit penyertaan lebih mudah diuangkan dengan pasar dari pada saham reksa dana tertutup. Pemegang saham jenis ini dapat menjual kembali saham/unit setiap saat. Manajer Investasi reksa dana melalui Bank Kustodian wajib membelinya sesuai dengan NAB per saham/unit saat itu (Darmadji, 2001: 150).


(39)

Tabel 2.1

Jenis Reksa Dana berdasarkan Sifatnya

PT. Reksa Dana Tertutup PT. Reksa Dana Terbuka

Menjual sahamnya pada penawaran umum perdana sampai batas modal dasar

Menjual sahamnya secara terus-menerus sepanjang ada pemodal yang membeli Saham reksa dana dicatatkan di bursa efek Saham reksa dana tidak perlu dicatat di

bursa efek Investor tidak dapat menjual kembali saham

yang dimilikinya kepada reksa dana, tetapi kepada investor lain melalui bursa

Investor dapat menjual kembali saham yang dimilikinya kepada reksa dana Harga jual/beli saham tergantung

penawaran dan permintaan antar investor di bursa

Harga jual/beli saham antara PT Reksa Dana dengan investor didasarkan atas Nilai Aktiva Bersih (NAB) per saham yang dihitung oleh Bank Kustodian Sumber : Pratomo, 2001: 46

3) Reksa Dana Menurut Portofolio Investasi

Dilihat dari portofolio investasinya, dari sisi peraturan Bapepam nomor IV.C.3 tentang pedoman pengumuman harian nilai, Reksa Dana di Indonesia berdasarkan potofolio terdiri dari empat kategori yaitu (Manurung, 2007: 298) :

(a) Reksa Dana Pasar Uang (Money Market Funds)

Reksa dana ini didefinisikan sebagai reksa dana yang melakukan investasi 100% pada efek pasar uang (Pratomo, 2001: 68). Reksadana yang investasinya ditanam pada efek bersifat hutang dengan jatuh tempo yang kurang dari satu tahun. Tujuannya adalah untuk menjaga likuiditas dari pemelihara modal (Darmadji, 2001: 150).


(40)

23 Secara umum, instrumen atau efek yang masuk dalam kategori ini meliputi deposito, SBI, Obligasi serta efek hutang lainnya dengan jatuh tempo kurang dari satu tahun (Pratomo, 2001: 68).

(b)Reksa Dana Pendapatan Tetap (Fixed Income Funds) Reksadana yang melakukan investasi sekurang-kurangnya 80% dari dana yang dikelola (aktivanya) dalam bentuk efek bersifat utang. (Darmadji, 2001: 151). Efek bersifat hutang umumnya memberikan penghasilan dalam bentuk bunga, seperti deposito, obligasi syariah, SBI, dan instrumen lain (Pratomo, 2001: 71). Reksa Dana Pendapatan Tetap merupakan salah satu upaya melakukan investasi yang paling baik dalam jangka waktu menengah atau jangka panjang (>3 tahun) dengan resiko menengah. Tujuannya adalah untuk menghasilkan tingkat pengembalian yang stabil (Darmadji, 2001: 151).

(c) Reksa Dana Saham (Equity Funds)

Reksa dana yang melakukan investasi sekurang-kurangnya 80% dari aktivanya dalam bentuk Efek bersifat Ekuitas (Darmaji, 2001: 151). Karena investasinya dilakukan pada saham, maka risikonya lebih tinggi dari jenis reksa dana


(41)

lainnya, namun menghasilkan tingkat pengembalian yang paling tinggi diantara reksa dana jenis lainnya. Berbeda dengan efek pendapatan tetap seperti deposito dan obligasi, dimana investor lebih berorientasi pada pendapatan bunga,efek saham umumnya memberikan potensi hasil yang lebih tinggi berupa capital gain melalui pertumbuhan harga-harga saham. Selain hasil dari capital gain, efek saham juga memberikan hasil lain berupa dividen. (Pratomo, 2001: 72).

(d)Reksa Dana Campuran (Discretionary Funds)

Reksa dana jenis ini melakukan investasi dalam Efek bersifat Ekuitas dan Efek bersifat Utang (Darmadji, 2001: 151). Tidak seperti RDPU, RDPT dan RDS yang mempunyai batasan alokasi investasi yang boleh dilakukan, reksa dana campuran dapat melakukan investasinya baik pada efek hutang maupun ekuitas dan porsi alokasi yang lebih fleksibel (Pratomo, 2001: 72). Reksa Dana campuran merupakan alternatif pilihan untuk investor untuk berinvestasi yang menginginkan berinvestasi yang sekaligus terdiri dari efek ekuitas dan efek utang. Tingkat pengembalian dan risiko Reksa Dana campuran berada ditengah–tengah antara Reksa Dana pendapatan tetap dan Reksa Dana saham. Untuk para investor yang kurang berani


(42)

25 menerima risiko yang tinggi, Reksa Dana campuran merupakan alternatif untuk investasi untuk pengganti Reksa Dana saham.

Tabel 2.2

Jenis Reksa Dana berdasarkan Portofolio

No. Klasifikasi Alokasi Investasi Tujuan Investasi Tingkat Risiko

Jangka Waktu 1 Reksa Dana

Pasar Uang

Melakukan alokasi investasi 100% dari keseluruhan dana yang dikelola di dalam instrument pasar uang

Liquiditas Mempertahanka n Modal

Rendah < 1 Tahun 2 Reksa Dana

Pasar Saham

Melakukan investasi sekurang-kurangnya 80% dari dana yang dikelolanya dalam efek bersifat ekuitas

Pertumbuhan Harga Saham/ Up dalam Jangka Panjang

Tinggi > 5 Tahun

3 Reksa Dana Pendapatan Tetap

Melakukan investasi sekurang-kurangnya 80% dari dana yang dikelola (aktivanya) dalam bentuk efek bersifat utang

Pendapatan Yang Stabil

Menengah 1 – 3 Tahun

4 Reksa Dana Campuran

Alokasi investasi pada efek ekuitas (saham) maupun efek utang (obligasi dan deposito) tanpa minimal alokasi dana.

Pertumbuhan Harga dan Pendapatan

Menengah

Tinggi

3 – 5 Tahun

Sumber : Pratomo, 2001: 68-79

4) Reksadana Dilihat dari Tujuan Investasi

Reksadana dilihat dari tujuan investasinya dapat dibedakan atas (Darmadji, 2001: 151):

(a) Growth Fund

Reksadana yang menekankan pada upaya mengejar pertumbuhan nilai dana. Reksadana jenis ini biasanya mengalokasikan dananya pada saham.


(43)

(b)Income Fund

Reksadana yang mengutamakan pendapatan konstan.Reksadana jenis ini mengalokasikan dananya pada surat hutang dan obligasi.

(c) Safety Fund

Reksadana yang mengutamakan keamanan daripada pertumbuhan.Reksadana jenis ini umumnya mengalokasikan danannya di pasar uang, seperti deposito berjangka, sertifikat deposito dan surat hutang jangka pendek.

b. Pengelolaan Reksadana

Terdapat dua pihak yang terlibat langsung dalam pengelolaan reksadana. Pertama adalah Manajer investasi. Manajer investasi merupakan pihak yang berperan penting dalam kegiatan investasi reksadana. Manajer Invstasi yang dimaksud adalah sebuah perusahaan yang kegiatan usahanya mengelola portofolio efek milik investor. Manajer Investasi harus memiliki ijin dari Bapepam dengan memenuhi syarat – syarat yang diajukan (Pratomo, 2001: 42). Salah satunya adalah ada seorang direksi dan seorang staf perusahaan yang telah mendapat ijin perorangan sebagai wakil manajer investasi yang baru diperoleh setelah calon wakil manajer investai tersebut mengikuti ujian


(44)

27 yang diadakan oleh asosiasi standar profesi pasar modal. (Pratomo, 2001: 42).

Manajer investasi memiliki beberapa hal yang harus diperhatikan meliputi kewajiban dan larangan yang dijabarkan sebagai berikut (Darmadji, 2001: 155):

1) Kewajiban Manajer Investasi

Manajer Investasi selain memiliki wewenang penuh dalam pengelolaan reksadana, memiliki kewajiban yang telah ditentukan Bapepam, antara lain (Darmadji, 2001: 155):

(a) Membuat catatan yang menyimpan segala pertimbangan dalam mengambil keputusan dalam melakukan investasi dalam portofolio reksadana seperti yang telah ditetapkan dalam kebijakan investasi yang telah dimuat dalam kontrak, sesuai dengan perundang undangan pasar modal.

(b) Memperhatikan dan mematuhi Pedoman Pengelolaan Reksadana (peraturan nomor IV.A.3 dan nomor IV.B.1)

(c) Menyampaikan hal yang sebenarnya kepada masyarakat menyangkut kinerja dan informasi reksadana yang dikelola. (d) Menghitung nilai pasar wajar dari efek dalam portofolio

reksadana dan menyampaikan kepada bank Kustodian sesuai dengan peraturan nomor IV.C.2 kerja selambat-lambatnya pada pukul 17.00 setiap hari kerja.


(45)

(e) Mematuhi ketentuan kepemilikan unit penyertaan untuk setiap pemegang unit penyertaan yang ditetapkan dalam kontrak, kecuali semata-mata untuk kepentingan manajer Investasi sendiri.

(f) Dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan tugas sebaik mungkin semata-mata untuk kepentingan pemegang unit penyertaan reksadana serta bertanggung jawab penuh atas kerugian yang timbul karena tidak melaksanakan kewajibannya.

(g) Memisahkan harta kekayaan reksadana dari harta kekayaan Manajer Investasi.

(h) Terus-menerus meningkatkan sistem pengawasan intern dengan mengevaluasi system prosedur kegiatan.

(i) Mengutamakan dan mendahulukan kepentingan pemegang unit penyertaan, sehubungan dengan pengelolaan reksadana.

(j) Menjaga kerahasiaan pemegang unit penyertaan, kecuali diwajibkan lain oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2) Larangan Bagi Manajer Investasi

Dalam menjalankan aktivitasnya, sesuai dengan peraturan Bapepam, Manajer Investasi dibatasi atau dilarang dalam beberapa hal yaitu (Darmadji, 2001: 156):


(46)

29 (a) Memilki saham/unit penyertaan untuk kepentingan dan atas

nama pihak lain.

(b) Memungut komisi atau biaya dari reksadana yang lebih tinggi dari perantara perdagangan efek yang tidak terealiasi, dalam hal manajer investasi atau afiliasinya bertindak sebagai pengantara perdagangan efek.

(c) Menerima imbalan dalam bentuk apapun, baik langsung maupun tidak langsung, yang dapat mempengaruhi manajer investasi yang bersangkutan. Atau pihak afiliasi untuk membeli atau menjual efek untuk reksadana. Apabila melanggar diancam dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan denda paling banyak Rp 1 Miliar.

(d) Membeli efek yang tidak melalui penawaran umum (IPO), kecuali untuk efek pasar uang.

(e) Membeli efek yang sedang ditawarkan dalam penawaran umum dimana manajer investasi bertindak sebagai isinya.

3) Bank Kustodian

Bank kustodian adalah bagian dari kegiatan usaha suatu bank dalam bidang penyimpanan surat berharga serta administrasinya (Pratomo, 2001: 43). Bank kustodian meliputi penyelesaian transaksi dengan broker atau bank, registrasi dan pendaftaran efek, dan sebagainya, yang telah mendapat persetujuan


(47)

dari bapepam dan tidak diperbolehkan terafiliasi dengan manajer investasi, artinya tidak boleh ada hubungan istimewa antara bank kustodian dengan manajer investasi seperti yang dimaksud dalam pasal 25 ayat (2) undang-undang pasar modal no. 8 tahun 1995.

Sebagai pengelola reksadana, bank kustodian memiliki kewajiban yang harus dipenuhi sebagai berikut (Darmadji, 2001: 156):

(a) Melakukan pembukuan sesuai dengan pedoman akuntansi reksadana (peraturan bapepam nomor VIII.g.8).

(b) Mengasuransikan seluruh portofolio reksadana dengan biaya sendiri.

(c) Menghitung nilai aktiva bersih (NAB)/unit penyertaan setip hari bursa berdasarkan nilai pasar wajar dari efek yang termasuk dalam portofolio reksadana dan mengumumkannya. (d) Menyiapkan laporan kepada Bapepam dan manajer investasi

sesuai dengan tata cara pelaporan, sesuai dngan peraturan Bapepam nomor X.D.1.

(e) Dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan tugas sebaik mungkin untuk kepentingan pemegang Unit penyertan reksadana serta bertanggung jawab penuh atas kerugian yang timbul karena tidak melaksanakan kewajibannya.


(48)

31 (f) Memisahkan harta kekayaan reksadana dari harta kekayaan

Bank Kustodian.

(g) Mendaftarkan/mencatatkan portofolio efek reksadana dalam daftar pemegang efek emiten atas nama bank Kustodian untuk kepentingan pemegang Unit Penyertaan Reksadana.

(h) Terus-menerus meningkatkan system pengawasan intern dengan mengevaluasi sistem prosedur kegiatan.

(i) Mengutamakan dan mendahulukan kepentingan para pemegang unit penyertaan, sehubungan dengan pengelolaan kekayaan reksadana.

(j) Menjaga kerahasiaan pemegang unit penyertaan, kecuali diwajibkan lain oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku.

c. Mekanisme Kerja Reksa Dana

Mekanisme kerja yang terjadi dalam reksa dana, selain melibatkan Manajer Investasi, Bank Kustodian dan investor juga melibatkan pelaku (perantara) di pasar modal (broker, underwriter) serta di pasar uang (bank) serta pengawasan yang dilakukan oleh Bapepam. Gambar 2.1 menjelaskan mekanisme kerja dalam reksa dana berbentuk KIK (Pratomo, 2001: 43).


(49)

Gambar 2.1

Mekanisme Kerja Reksa Dana

Sumber : Pratomo, 2001: 43

Keterangan:

1. Permohonan pembelian (investasi) atau penjualan kembali (pencairan) Unit Penyertaan.

2. Penyetoran dana pembelian unit penyertaan atau pembayaran hasil penjualan kembali.

3. Perintah transaksi investasi. 4. Eksekusi transaksi investasi. 5. Konfirmasi transaksi.

6. Perintah penyelesaian transaksi

7. Penyelesaian transaksi dan penyimpanan harta BAPEPAM

INVESTOR PERANTARA PASAR MODAL

& PASAR UANG PENGAWASAN

MANAJER INVESTASI

BANK KUSTODIAN REKSA DANA 10

8

2 1

6 7

3

5 9

4 LAPORAN BULANAN


(50)

33 8. Informasi Nilai Aktiva Bersih/Unit secara harian melalui media

massa.

9. Laporan valuasi harian dan bulanan. 10.Laporan bulanan kepada Bapepam.

d. Keuntungan dan Risiko Reksa Dana

Dalam berinvestasi di Reksa Dana setiap investor mengharapkan return yang tinggi dan risiko yang kecil. Reksa Dana terus dicari oleh para investor untuk mengganti investasi dari instrumen lain. Reksa Dana memberikan tingkat pengembalian yang lebih tinggi dari deposito. Di dalam Reksa dana terdapat resiko dan tidak terjaminya tingkat pengembalian.

1) Keuntungan Berinvestasi di Reksa Dana

Reksadana memberikan keuntungan bagi investor. Beberapa keuntungan yang didapat dari investasi reksadana antara lain sebagai berikut (Sunariyah, 2006: 246):

(a) Mendapat dividen dan bunga

Investasi pada saham kemungkinan memberikan pendapatan berupa dividen, sedangkan bunga merupakan hasil investasi seperti deposito dan obligasi.


(51)

(b) Distribusi laba capital

Merupakan keuntungan yang dibayarkan kepada pemegang reksadana untuk setiap lembar saham Reksadana yang dimiliki.

(c) Diversifikasi investasi dan penyebaran risiko

Diversifikasi portofolio suatu reksadana akan mengurangi risiko karena kekayaan reksadana diinvestasikan pada berbagai jenis efek, sehingga risikonya juga tersebar, tidak sebesar seseorang yang membeli dua jenis saham atau efek secara individual.

(d) Biaya Rendah

Reksadana merupakan kumpulan dari banyak pemodal dan dikelola secara profesional, maka sejalan dengan besarnya kemampuan untuk melakukan investasi maka akan menghasilkan biaya transaksi yang efisien. Biaya transaksi akan lebih rendah dibandingkan dengan investor individu yang melakukan transaksi sendiri pada bursa.

(e) Harga reksa dana tidak begitu tergantung dengan harga saham di bursa. Apabila harga saham di bursa mengalami penurunan secara umum maka Manajer Investasi akan mengalihkan ke instrumen investasi lain, misalnya pasar uang, untuk menjaga agar investasi pemodal selalu menguntungkan.


(52)

35 (f) Likuiditas terjamin pemodal dapat mencairkan kembali saham atau unit penyertaan setiap saat sesuai ketetapan yang dibuat masing – masing reksadana sehingga memudahkan investor mengelola kasnya. Terbuka wajib membeli kembali saham/unit penyertaannya sehingga sifatnya sangat likuid.

(g) Pengelolaan Portofolio yang Profesional

Pengelolaan portofolio suatu reksadana dilakukan oleh Manajer Investasi yang memang mengkhususkan keahliannya dalam pengelolaan dana. Peran manajer investasi sangat penting mengingat pemodal individual pada umunya mempunyai keterbatasan waktu, sehingga mungkin tidak dapat melakukan riset secara langsung dalam menganalisis efek serta mengakses informasi di pasar modal.

2) Risiko Berinvestasi Melalui Reksadana

Seperti halnya pada investasi lainnya, reksa dana disamping mempunyai beberapa keuntungan juga mempunyai beberapa risiko yang perlu dipertimbangkan. Risiko yang terkandung dalam setiap tipe reksadana besarnya berbeda-beda (Sunariyah, 2006: 251). Semakin tinggi return yang diharapkan semakin tinggi pula risikonya. Risiko yang terkandung dalam reksadana perlu mendapatkan pertimbangan para pemodal. Risiko tersebut antara lain (Sunariyah, 2006: 251) :


(53)

(a) Berkurangnya unit penyertaan. Risiko ini dipengaruhi oleh turunnya harga dari efek yang menjadi bagian dari portofolio reksa dana yang mengakibatkan turunnya nilai unit penyertaan. (b) Risiko likuiditas. Penjualan kembali (redemption) sebagian

besar unit penyertaan oleh pemilik kepada mnajer investasi secara bersamaan dapat menyulitkan dalam penyediaan uang tunai bagi pembayaraan tersebut.

(c) Risiko politik dan ekonomi. Perubahan kebijakan di bidang politik dan ekonomi dapat mempengaruhi kinerja perusahaan, tidak terkecuali perusahaan yang telah listing di bursa efek. Hal tersebut jelas akan mempengaruhi harga efek yang termasuk dalam portofolio reksadana.

(d) Aset perusahaan tidak dilindungi. Aset perusahaan reksadana sebagian besar adalah sekuritas yang terdiri dari hak dan klaim hukum terhadap perusahaan yang menerbitkan. Hak yang bersifat intangible, tidak memiliki wujud fisik sekalipun pemilikan bisa dibuktikan oleh surat-surat berharga yang disimpan pada bank kustodian. Perlindungan terhadap aset reksadana dari risiko pencurian, kehilangan, penyalahgunaan adalah sangat penting.

(e) Nilai aset perusahaan tidak bisa ditetapkan secara tepat sehingga NAV harian suatu saham reksadana tidak bisa dihitung dengan akurat.


(54)

37 (f) Manajemen perusahaan melibatkan orang-orang yang tidak jujur. Kejujuran dalam pengelolaan perusahaan reksadana, terutama kejujuran dalam hal informasi yang diberikan kepada masyarakat. Para calon pemodal reksadana harus diberikan informasi yang sejujurnya tentang kebijakan dan risiko-risiko investasi reksadana.

(g) Perusahaan reksadana dikelola menurut kepentingan dari pemegang saham tertentu/kelompok. Tujuan utama didirikannya perusahaan reksadana adalah untuk kepentingan para pemodal reksadana, bukan untuk para pemegang saham tertentu/kelompok. Dalam rangka menghilangkan adanya risisko tersebut maka dibuat peraturan reksadana untuk memberikan sepenuhnya pada investor.

e. Nilai Aktiva Bersih (NAB)

Nilai Aktiva Bersih (NAB) atau Net Asset Value (NAV) merupakan alat ukur kinerja reksa dana. Nilai aktiva bersih berasal dari nilai portofolio reksa dana yang bersangkutan. Kekayaan reksa dana dapat berupa kas, deposito, SBI, saham, obligasi, right dan efek lainya. Sedangkan kewajiban reksa dana dapat berupa fee manajer investasi yang belum dibayar, fee broker yang belum dibayar serta pembelian efek yang belum dilunasi (Akbarini, 2004).


(55)

NAB mencerminkan keuntungan dan kerugian yang diterima investor dari portofolio yang dibentuk manajer investasi dalam reksadana, peningkatan NAB menunjukan bertambahnya nilai investasi pemegang unit penyertaan atau saham (Bodie, 2014). Sebaliknya, penurunan NAB menunjukan berkurangnya nilai investasi yang dimiliki para investor. Berdasarkan informasi NAB yang transparan kepada umum, setiap orang dapat menghitung tingkat pengembalian reksadana selama satu periode pengamatan. Dalam Bodie Keane (2014: 98) rumus untuk menghitung NAB reksadana adalah sebagai berikut:

f. Pengukuran Kinerja Reksa Dana

Banyaknya reksa dana yang beredar akan memaksa investor untuk menilai kinerja reksa dana sebelum melakukan investasi. Terdapat beberapa metode untuk menilai kinerja reksa dana mengingat bukan hanya tingkat return yang dilihat, namun juga tingkat risiko yang diambil untuk memperoleh return tersebut. Setiap metode yang digunakanpun memiliki kriteria yang berbeda satu sama lain. Metode pengukuran kinerja reksa dana antara lain :


(56)

39 1) Sharpe Ratio (Reward to Variability Ratio/RVAR)

Rasio ini diperkenalkan oleh William F. Sharpe pada tahun 1966. Ia menjelaskan bahwa reward-to-variability ratio adalah salah satu metode pengukuran kinerja portofolio dengan memasukkan unsur risiko dan mendasarkan perhitungannya pada konsep garis pasar modal (capital market line) sebagai patok duga. Rasio ini diperoleh dengan cara membagi premi risiko (risk premium) portofolio dengan risiko totalnya yang diwakili oleh standar deviasi ( ). Metode ini menghitung hasil dari pertukaran (trade off) volatilitas (total) (Bodie, 2014: 362).

Premi risiko adalah perbedaan (selisih) antara rata-rata kinerja yang dihasilkan portofolio dengan rata-rata kinerja investasi bebas risiko ( – Rf). Sedangkan standar deviasi merupakan risiko fluktuasi portofolio akibat berubah-ubahnya return yang dihasilkan selama periode tertentu. Pada dasarnya, Sharpe Ratio mengukur seberapa besar penambahan hasil investasi (kompensasi) yang diperoleh untuk setiap unit risiko yang diambil. Semakin besar nilai Sharpe Ratio mengindikasikan semakin besar pula kompensasi yang akan diterima oleh investor atas setiap unit risiko yang diambil. Formulasi metode ini yaitu membagi risk premium dengan standar deviasi (Pratomo, 2001: 195) :


(57)

Dimana :

= Nilai dari Sharpe Ratio

= rata-rata kinerja Reksa Dana sub periode tertentu

= rata-rata kinerjainvestasi bebas risiko sub periode

tertentu

= Standar deviasi Reksa Dana untuk sub periode tertentu Investasi bebas risiko diasumsikan merupakan investasi pada Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Karena risiko yang muncul saat berinvestasi, reksa dana diharapkan memberikan return yang lebih besar dibandingkan kinerja investasi yang bebas risiko. Sedangkan standar deviasi merupakan risiko total dari suatu reksa dana.

2) Treynor Index (Reward to Volatility/RVOL)

Metode pengukuran ini diperkenalkan oleh Jack Treynor pada tahun 1965 yang seringkali disebut juga dengan reward to volatility ratio. Berbeda dengan Sharpe Ratio, indeks ini menggunakan konsep garis pasar sekuritas (security market line) sebagai patok duga. Treynor Index membedakan antara risiko total dengan risiko sistematis, yang secara sederhana mengasumsikan bahwa apabila suatu portofolio telah terdiversifikasi dengan baik maka risiko individual telah terhapus sehingga risiko yang


(58)

41 dianggap relevan pada portofolio tersebut adalah risiko sistematis atau beta ( ). Treynor Index mneghasilkan kelebihan imbal hasil (excess return) per unit risiko, namun menggunakan risiko sistematis dan bukan risiko total (Bodie, 2014: 362). Semakin besar nilai Treynor Index mengindikasikan semakin besar pula kompensasi yang akan diterima pada setiap terjadinya satu unit fluktuasi pasar. Pengukuran kinerja reksa dana dengan menggunakan metode pengukuran Treynor adalah (Pratomo, 2001: 196):

Dimana:

= Nilai dari rasio Treynor

= rata-rata kinerja Reksa Dana sub periode tertentu

= rata-rata kinerja investasi bebas risiko sub periode

tertentu

β = Slope persamaan garis hasil regresi linier

Pengukuran kinerja dengan model Sharpe dan Treynor bersifat komplementer, karena memberikan informasi yang berbeda. Portofolio reksa dana yang tidak terdiversifikasi akan mendapat peringkat yang tinggi untuk Treynor namun


(59)

peringkatnya lebih rendah untuk pengukuran Sharpe (Pratomo, 2001: 196).

Portofolio reksa dana yang terdiversifikasi dengan baik akan mempunyai ranking yang sama untuk kedua jenis pengukuran. Perbedaan peringkat pada kedua pengukuran di atas menunjukkan perbedaan baik dan buruknya diversifikasi portofolio tersebut relatif terhadap portofolio sejenis (Pratomo, 2001: 197).

3) Jensen Alpha (Differential Return Measures)

Ukuran kinerja portofolio ini diperkenalkan oleh Michael C. Jensen pada tahun 1967. Jensen Alpha menunjukkan selisih antara tingkat return aktual yang diperoleh portofolio dengan return portofolio pasar. Jensen merumuskan differential return

measures yang dilandasi oleh konsep CAPM. Metode Jensen

adalah rata-rata imbal hasil portofolio di luar hasil prediksi CAPM, menggunakan beta-portofolio dan rata-rata imbal hasil pasar (Bodie, 2014: 362). Sama halnya dengan Treynor Index, metode ini juga menggunakan security market line sebagai patok duga.

Metode Jensen Alpha sendiri dapat diukur dengan persamaan lain yang memiliki tujuan sama dalam mengukur kinerja reksa dana yaitu dengan rumus (Pratomo, 2001: 197):


(60)

43 Dimana:

= Nilai dari rasio Treynor

= rata-rata kinerja Reksa Dana sub periode tertentu

= rata-rata kinerjainvestasi bebas risiko sub periode

tertentu

= kinerja pasar

β = Slope persamaan garis hasil regresi linier

Metode pengukuran alpha untuk periode waktu sampel adalah:

Dimana:

= Nilai dari rasio Treynor

= rata-rata kinerja Reksa Dana sub periode tertentu

= rata-rata kinerjainvestasi bebas risiko sub periode

tertentu

= kinerja pasar

β = Slope persamaan garis hasil regresi linier

Metode ini mengestimasikan return portofolio sebagai fungsi linear dari risiko sistematis, return nyata pada portfolio pasar, return bebas risiko dan random error. Metode pengukuran


(61)

Jensen Alpha menggunakan data return dan return bebas risiko setiap periode dari waktu ke waktu.

Nilai alpha yang positif dan signifikan menunjukkan kinerja portofolio yang superior, sebaliknya apabila nilai alpha negatif dan signifikan menunjukkan kinerja portofolio yang inferior. Nilai alpha bisa juga tidak signifikan berbeda dengan nol, yang artinya kinerja portofolio sama dengan kinerja portofolio pasar. Berbeda dengan pengukuran pada metode Treynor yang menggunakan rata-rata kinerja untuk sub periode tertentu (misalnya bulanan atau tahunan), metode Jensen menggunakan data setiap periode (dalam hal ini mingguan) dari waktu ke waktu (time series) (Pratomo, 2001: 198).

Hasil pengukuran Jensen dalam bentuk positif yang semakin tinggi menunjukkan kinerja reksa dana yang semakin baik. Informasi mengenai kinerja yang disertai pengukuran risiko lebih bermanfaat bagi investor, karena setiap investor memiliki toleransi risiko yang berbeda-beda, sehingga dalam memilih reksa dana, investor tersebut dapat menyesuaikan dengan tingkat risiko yang dimilikinya (Pratomo, 2001: 198).

g. Pemilihan Sekuritas

Selectivity is an ability to pick stocks that outperform the overall stock market (Hirschey, 2008: 141). Menurut Corrado (2002:


(62)

45 56) security selection is selection of specific securities wihin a particular class.

Pemilihan sekuritas merupakan kemampuan manajer investasi untuk memilih sekuritas yang tepat dalam portofolionya sehingga mampu memberikan imbal hasil yang tinggi, literatur manajemen inventasi menyatakan bahwa kemampuan market timing sangat sulit dilakukan sehingga pemilihan sekuritas dari manajer investasi sangat diandalkan untuk mendapatkan return yang superior (Gumilang dan Subiyantoro, 2008: 11).

h. Market Timing Ability

Market timing is an investment style that atemps to buy into the stock market before a bull market move and sell before a bear market move (Hirschey, 2008: 141). Pengertian lebih lanjut market timing is an investment decision you must make is wheather you will try to buy and sell in anticipation of the future direction of the overall market (Corrado, 2002: 55).

Market timing ability merupakan kemampuan Manajer

Investasi dalam melakukan penyesuaian portofolio aset instrumen investasi dengan membeli atau menjual saham secara tepat waktu untuk mengantisipasi perubahan harga pasar. Menurut Treynor dan Mazuy (1966) bahwa ketika nilai (a) atau alpha positif berarti menunjukan adanya kemampuan selectivity dan ketika nilai (c) atau


(63)

market timing positif berarti menunjukan adanya kemampuan market timing, maka hal ini mengindikasikan bahwa manajer investasi menghasilkan excess return portofolio reksa dana yang lebih besar dibandingkan dengan excess return market (Gumilang dan Subiyantoro, 2008: 12). Dengan dimilikinya kemampuan tersebut, Manajer Investasi memiliki peluang untuk menghindar dari risiko sistematik yang dapat menurunkan nilai NAB reksa dana. Kemampuan ini berhubungan dengan realisasi portfolio di masa mendatang. Market timing dinilai berkontribusi positif karena Manajer Investasi akan mampu memprediksi kapan waktu yang tepat untuk menyesuaikan portofolio sahamnya sebagai antisipasi terhadap perubahan harga saham yang mungkin terjadi. Selain itu, adanya pengetahuan mengenai keadaan pasar yang sedang dalam keadaan bullish atau bearish akan membantu Manajer Investasi menjual dan membeli saham tepat waktu.

i. Tingkat Risiko

Risiko merupakan ketidakpastian atas apa yang akan terjadi di masa depan. Sesuatu yang tidak pasti dapat menimbulkan akibat yang merugikan. Risiko terjadi apabila adanya perbedaan antara tingkat pengembalian yang diharapkan (expected return) dengan tingkat kembalian yang dicapai secara nyata (actual return) (Halim, 2009: 73). Ada beberapa aspek yang menyebabkan Reksa Dana berisiko yaitu Pertama, dana yang diperoleh dari masyarakat diinvestasikan kepada


(64)

47 portofolio efek. Kedua, dengan adanya instrument yang bervariasi maka mempunyai tingkat pengembalian yang berbeda–beda. Ketiga, di dalam Reksa Dana mempunyai arus kas yang berubah–ubah setiap saat. Keempat, risiko di dalam Reksa Dana juga dipengaruhi oleh keahlian manajer investasi dalam mengelola reksa dana (Manurung, 2007: 59).

j. Umur Reksa Dana

Umur dari reksa dana mengindikasikan kapan suatu reksa dana mulai diperdagangkan di pasar modal. Banyak investor yang lebih menyukai reksa dana yang berumur lebih lama. Reksa dana yang memiliki umur yang lebih lama akan memiliki track record yang lebih panjang, maka dari itu akan dapat memberikan gambaran kinerja yang lebih baik kepada para investornya (Rao, 2000, dalam Akbarini, 2004). Umur reksa dana mencerminkan pengalaman dari manajer investasinya di dalam mengelola reksa dana tersebut. Semakin lama umur suatu reksa dana, maka manajer investasinya semakin berpengalaman di dalam mengelola portofolio bila dibandingkan dengan reksa dana yang berumur lebih muda.

Dalam berinvestasi reksadana sebaiknya memilih reksa dana yang dikeluarkan oleh manajer investasi yang memiliki pengalaman sekurangnya lima tahun, karena 5 tahun dianggap sebagai masa


(65)

rata-rata satu siklus industri di pasar modal (Cahyono, 2000, dalam Akbarini, 2004).

k. Ukuran Reksa Dana

Ukuran reksa dana merupakan presentasi dari jumlah kapitalisasi reksa dana, selain itu ukuran reksa dana merupakan suatu alat ukur dalam menentukan besar kecilnya reksa dana berdasarkan dana yang dikelolanya yang digambarkan oleh Total Net Asset. Dalam banyak penelitian yang dilakukan untuk menginvestigasi pengaruh ukuran terhadap excess return mengindikasikan bahwa ukuran yang lebih besar akan menyebabkan risiko yang dihadapi oleh perusahaan akan lebih kecil dibandingkan dengan risiko yang dihadapi oleh perusahaan yang lebih kecil (Elton and Gruber, 2014: 146).

Ada 2 macam pandangan investor dalam memandang besar kecilnya aset yang dikelola suatu reksa dana berkaitan dengan kinerjanya. Di satu sisi ada investor yang beranggapan reksa dana yang mengelola aset yang kecil memiliki kinerja yang lebih baik karena kefleksibilitasan sering menjadi keunggulan bersaingnya, sebab manajer investasi dapat dengan cepat mengantisipasi perubahan pasar, dapat pindah dari satu saham ke saham lainnya dengan mudah. Di sisi lain, ada investor yang beranggapan reksa dana yang mengelola asset besar memiliki kinerja yang lebih baik, karena selain menunjukkan tingkat kepercayaan investor yang besar terhadap reksa dana juga


(66)

49 memiliki sumber daya yang mampu memberikan pelayanan lebih baik serta memiliki kekuatan tawar menawar yang lebih kuat sehingga dapat menghasilkan return lebih tinggi (Chan et, al., 2009).

B. Penelitian Terdahulu

Tabel 2.3

Tabel Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul Penelitian

Metode Analisis Hasil 1 Michael V.

Panjaitan (2012)

“Analisis

Kemampuan Stock Selection

dan Market

Timing Manajer Investasi Pada

Reksa Dana

Saham di

Indonesia”

Metode Jensen Alpha, Metode Treynor-Mazuy dan Metode Henriksson-Merton

Variabel: Kinerja Reksa Dana,

Market Timing,

Stock Selection, Return Portfolio dan Return Pasar

Manajer Investasi di Indonesia kurang optimal atau kurang baik terhadap kemampuan stock selection maupun kemampuan

market timing dalam

kegiatan berinvestasi pada instrumen investasi sehingga tidak menambah value kinerja reksa dana saham.

2 Yong Pui See,

Ruzita Jusoh (2012)

“Fund

Characteristic s And Fund Performance: Evidence of Malaysian Mutual

Funds”

Model Jensen, Metode Regresi Linier Berganda Variabel: Kinerja reksa dana, Risk Ratio, Fund Size, Expense

Ratio,Turnover ratio dan Fund Age

Risiko signifikan berpengaruh positif terhadap kinerja reksa dana. Ukuran berpengaruh positif akan tetapi tidak signifikan. Biaya-biaya signifikan berpengaruh positif terhadap kinerja reksa dana.

Turnover berpengaruh

negatif terhadap kinerja reksa dana. Usia reksa dana berpengaruh negatif terhadap kinerja reksa dana


(1)

117

Lampiran 5

Hasil Olahan SPSS

Variables Entered/Removeda

Model

Variables Entered

Variables

Removed Method

1 Ukuran Reksa

Dana, Umur Reksa Dana, Pemilihan Sekuritas, Market Timing Ability, Tingkat Risikob

. Enter

a. Dependent Variable: Kinerja Reksa Dana b. All requested variables entered.

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 ,991a ,982 ,979 ,039281541 1,175

a. Predictors: (Constant), Ukuran Reksa Dana, Umur Reksa Dana, Pemilihan Sekuritas, Market Timing Ability, Tingkat Risiko

b. Dependent Variable: Kinerja Reksa Dana

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 2,802 5 ,560 363,125 ,000b

Residual ,052 34 ,002

Total 2,854 39

a. Dependent Variable: Kinerja Reksa Dana

b. Predictors: (Constant), Ukuran Reksa Dana, Umur Reksa Dana, Pemilihan Sekuritas, Market Timing Ability, Tingkat Risiko


(2)

118

Coefficientsa

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) ,244 ,153 1,592 ,121

Pemilihan Sekuritas 7,824 ,334 ,738 23,434 ,000

Market Timing Ability ,001 ,002 ,013 ,444 ,660

Tingkat Risiko -4,949 ,461 -,363 -10,733 ,000

Umur Reksa Dana ,014 ,002 ,174 6,025 ,000

Ukuran Reksa Dana ,030 ,010 ,068 2,886 ,007

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

Pemilihan Sekuritas ,546 1,833

Market Timing Ability ,599 1,669

Tingkat Risiko ,473 2,114

Umur Reksa Dana ,648 1,542


(3)

(4)

120

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 40

Normal Parametersa,b Mean ,0000000

Std. Deviation ,03667716

Most Extreme Differences Absolute ,063

Positive ,063

Negative -,054

Test Statistic ,063

Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.


(5)

121

Runs Test

Unstandardized Residual

Test Valuea -,00133

Cases < Test Value 20

Cases >= Test Value 20

Total Cases 40

Number of Runs 16

Z -1,442

Asymp. Sig. (2-tailed) ,149


(6)

122

Lampiran 6

Tabel Durbin-Watson

Durbin-Watson d Statistic: Significance Point for and at 0.05 Level of Significance

N

k=1 k=2 k=3 k=4 k=5

dL dU dL dU dL dU dL dU dL dU

6 0.6102 1.4002

0.4672 1.8964

0.3674 2.2866

0.2957 2.5881

0.2427 2.8217

7 0.6996 1.3564

8 0.7629 1.3324 0.5591 1.7771

9 0.8243 1.3199 0.6291 1.6993 0.4548 2.1282

10 0.8791 1.3197 0.6972 1.6413 0.5253 2.0163 0.3760 2.4137

11 0.9273 1.3241 0.7580 1.6044 0.5948 1.9280 0.4441 2.2833 0.3155 2.6446

12 0.9708 1.3314 0.8122 1.5794 0.6577 1.8640 0.5120 2.1766 0.3796 2.5061

13 1.0097 1.3404 0.8612 1.5621 0.7147 1.8159 0.5745 2.0943 0.4445 2.3897

14 1.0450 1.3503 0.9054 1.5507 0.7667 1.7788 0.6321 2.0296 0.5052 2.2959

15 1.0770 1.3605 0.9455 1.5432 0.8140 1.7501 0.6852 1.9774 0.5620 2.2198

16 1.1062 1.3709 0.9820 1.5386 0.8572 1.7277 0.7340 1.9351 0.6150 2.1567

17 1.1330 1.3812 1.0154 1.5361 0.8968 1.7101 0.7790 1.9005 0.6641 2.1041

18 1.1576 1.3913 1.0461 1.5353 0.9331 1.6961 0.8204 1.8719 0.7098 2.0600

19 1.1804 1.4012 1.0743 1.5355 0.9666 1.6851 0.8588 1.8482 0.7523 2.0226

20 1.2015 1.4107 1.1004 1.5367 0.9976 1.6763 0.8943 1.8283 0.7918 1.9908

21 1.2212 1.4200 1.1246 1.5385 1.0262 1.6694 0.9272 1.8116 0.8286 1.9635

22 1.2395 1.4289 1.1471 1.5408 1.0529 1.6640 0.9578 1.7974 0.8629 1.9400

23 1.2567 1.4375 1.1682 1.5435 1.0778 1.6597 0.9864 1.7855 0.8949 1.9196

24 1.2728 1.4458 1.1878 1.5464 1.1010 1.6565 1.0131 1.7753 0.9249 1.9018

25 1.2879 1.4537 1.2063 1.5495 1.1228 1.6540 1.0381 1.7666 0.9530 1.8863

26 1.3022 1.4614 1.2236 1.5528 1.1432 1.6523 1.0616 1.7591 0.9794 1.8727

27 1.3157 1.4688 1.2399 1.5562 1.1624 1.6510 1.0836 1.7527 1.0042 1.8608

28 1.3284 1.4759 1.2553 1.5596 1.1805 1.6503 1.1044 1.7473 1.0276 1.8502

29 1.3405 1.4828 1.2699 1.5631 1.1976 1.6499 1.1241 1.7426 1.0497 1.8409

30 1.3520 1.4894 1.2837 1.5666 1.2138 1.6498 1.1426 1.7386 1.0706 1.8326

31 1.3630 1.4957 1.2969 1.5701 1.2292 1.6500 1.1602 1.7352 1.0904 1.8252

32 1.3734 1.5019 1.3093 1.5736 1.2437 1.6505 1.1769 1.7323 1.1092 1.8187

33 1.3834 1.5078 1.3212 1.5770 1.2576 1.6511 1.1927 1.7298 1.1270 1.8128

34 1.3929 1.5136 1.3325 1.5805 1.2707 1.6519 1.2078 1.7277 1.1439 1.8076

35 1.4019 1.5191 1.3433 1.5838 1.2833 1.6528 1.2221 1.7259 1.1601 1.8029

36 1.4107 1.5245 1.3537 1.5872 1.2953 1.6539 1.2358 1.7245 1.1755 1.7987

37 1.4190 1.5297 1.3635 1.5904 1.3068 1.6550 1.2489 1.7233 1.1901 1.7950

38 1.4270 1.5348 1.3730 1.5937 1.3177 1.6563 1.2614 1.7223 1.2042 1.7916

39 1.4347 1.5396 1.3821 1.5969 1.3283 1.6575 1.2734 1.7215 1.2176 1.7886

40 1.4421 1.5444 1.3908 1.6000 1.3384 1.6589 1.2848 1.7209 1.2305 1.7859

41 1.4493 1.5490 1.3992 1.6031 1.3480 1.6603 1.2958 1.7205 1.2428 1.7835

45 1.4754 1.5660 1.4298 1.6148 1.3832 1.6662 1.3357 1.7200 1.2874 1.7762

50 1.5035 1.5849 1.4625 1.6283 1.4206 1.6739 1.3779 1.7214 1.3346 1.7708

55 1.5276 1.6014 1.4903 1.6406 1.4523 1.6815 1.4136 1.7240 1.3743 1.7681

60 1.5485 1.6162 1.5144 1.6518 1.4797 1.6889 1.4443 1.7274 1.4083 1.7671

65 1.5670 1.6294 1.5355 1.6621 1.5035 1.6960 1.4709 1.7311 1.4378 1.7673

70 1.5834 1.6413 1.5542 1.6715 1.5245 1.7028 1.4943 1.7351 1.4637 1.7683