Analisis Perbandingan Kinerja Reksa Dana Syariah dan Reksa Dana Konvensional di Indonesia

(1)

SKRIPSI

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA REKSA DANA KONVENSIONAL DAN REKSA DANA SYARIAH DI INDONESIA

OLEH

JEPRYANSYAH PUTRA 100501158

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2014


(2)

ABSTRAK

Reksa dana merupakan salah satu bentuk investasi yang sedang berkembang saat ini. Pada perkembangannya mulai muncul reksa dana yang menerapkan prinsip syariah dalam kebijakan investasinya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana perbedaan kinerja antara reksa dana yang dikelola secara konvensional dengan reksa dana yang dikelola secara syariah. variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sharpe Ratio, Treynor Ratio, dan

Jensen Ratio.

Populasi dalam penelitian ini adalah reksa dana yang dikelola oleh Manajer Investasi yang mengelola kedua sub kategori reksa dana konvensional dan syariah. Metode analisis yang digunakan adalah uji beda rata-rata dengan menggunakan Independent Sample T-test dan Mann-Whitney U Test. Jenis penelitian ini adalah penelitian komparatif. Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari laporan publikasi Bapepam-LK, PT Infovesta, dan Bank Indonesia.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa reksa dana syariah memiliki return yang lebih besar dan risiko yang lebih kecil dibandingkan dengan reksa dana konvensional. Sedangkan pada pengujian hipotesis pada reksa dana saham kinerja kedua reksa dana memang berbeda namun tidak signifikan diukur dengan sharpe ratio dan treynor ratio. sedangkan pengujian pada jensen ratio menunjukkan ada perbedaan signifikan diantara kinerja kedua reksa dana. Pengujian pada reksa dana pendapatan tetap menunjukkan bahwa kinerja kedua reksa dana memang berbeda namun tidak signifikan diukur dengan sharpe ratio, treynor ratio, dan

jensen ratio. Pengujian pada reksa dana campuran menunjukkan bahwa kinerja reksa dana memang berbeda namun tidak signifikan diukur dengan sharpe ratio, treynor ratio, dan jensen ratio.

Kata Kunci: Reksa dana, Sharpe ratio, Treynor ratio, Jensen ratio, Independent sample t-test, Mann whitney u-test


(3)

ABSTRACT

Mutual Fund is one of investment media that is being developed at this time. In this development mutual fund began to apply Islamic principles in its investment policy. This research aims to assess how the performance between Conventional mutual fund and Sharia mutual fund. Variables that are used in this research are sharpe ratio, treynor ratio, and jensen ratio.

The samples in this study are the mutual funds managed by Investment Manager that manage two sub categories of conventional and sharia. The analytical method used is the average difference using Independent Sample t-Test and Mann-Whitney U Test. This research is a comparative research. The data used are secondary data obtained through public report in Bapepam-Lk, PT Infovesta, and Bank Indonesia.

The result showed sharia mutual funds have a greater return and less risk than conventional mutual funds. Hypothesis test on equity fund performance is different but not significant measured by sharpe ratio and treynor ratio, but while testing by jensen ratio showed significant difference. Hypothesis test on fixed income fund is different but not significant measured by sharpe ratio, jensen ratio, and jensen ratio. Hypothesis test on mixed mutual fund is different but not significant measured by sharpe ratio, treynor ratio, and jensen ratio.

Keywords: Mutual fund, Sharpe ratio, Treynor ratio, Independent sample t-test, Mann whitney u-test


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat, dan anugerah-Nya, penyusunan skripsi yang berjudul “Analisis Perbandingan Kinerja Reksa Dana Syariah dan Reksa Dana Konvensional di Indonesia” dapat diselesaikan dengan baik. Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi, dan doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Orang tua penulis, Ayahanda Raya Oktaviano Ambarita dan Ibunda Dearta Purba yang selalu mendoakan penulis serta menjadi motivasi terbesar bagi penulis untuk lebih maju dan selalu berusaha memberikan yang terbaik. 2. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac.Ak, CA selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec selaku Ketua Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Bapak Drs. Syahrir Hakim Nasution, M.Si selaku Sekretaris Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Irsyad Lubis, SE, M.Soc, Sc, Ph.D selaku Ketua Program Studi S1 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Bapak Paidi Hidayat, SE, M.Si selaku Sekretaris Program Studi S1 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

5. Bapak Syarief Fauzie, SE, M.Ak, Ak selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam memberikan bimbingan penulisan skripsi ini.

6. Bapak Drs. Coki Ahmad Syahwier Hsb, MP dan Ibu Dra. Raina Linda Sari, M.Si selaku Dosen Penguji yang telah meluangkan waktu untuk memberikan saran dan kritikan dalam penyempurnaan skripsi ini.

7. Seluruh Bapak/ Ibu Dosen Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(5)

8. Seluruh Staff Akademik Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

9. Herlina Adelia Manullang kekasih yang selalu mendukung dan memberi semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini

10. Sahabat seperjuangan terbaik yang saling memberikan doa, dorongan dan bantuan yaitu Julien, Atin, Maria, Ingrit, Inggrid, Gusrani, Christian, Lasondi, Gea, Mikhael, dan teman-teman stambuk 2010 yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu

Penulis menyadari masih terdapat kekurangan-kekurangan dalam penyusunan skripsi ini, namun penulis berharap skripsi ini dapat memberikan kontribusi yang bermanfaat para pembaca dan di bidang akademik.

Medan, Mei 2014

Jepryansyah Putra


(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1 Uraian Teoritis ... 8

2.1.1 Pengertian Investasi ... 8

2.1.2 Proses Manajemen Investasi ... 9

2.1.3 Pengertian Reksa Dana ... 10

2.1.4 Klasifikasi Reksa Dana ... 11

2.1.5 Pengelola Reksa Dana ... 17

2.1.6 Hubungan Return dan Risiko Reksa Dana ... 18

2.2 Pengukuran Kinerja Reksa Dana ... 19

2.2.1 Metode Sharpe ... 19

2.2.2 Metode Treynor ... 20

2.2.3 Metode Jensen ... 21

2.3 Kinerja Pasar (Benchmark) ... 21

2.4 Penelitian Terdahulu ... 23

2.5 Kerangka Konseptual. ... 26

2.6 Hipotesis. ... 26

BAB III METODE PENELITIAN ... 28

3.1 Jenis Penelitian ... 28

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 28

3.3 Batasan Operasional ... 28

3.4 Definisi Operasional ... 29

3.5 Pengolahan Data ... 30

3.6 Populasi dan Sampel ... 30

3.7 Jenis Dan Sumber Data ... 31

3.8 Metode Pengumpulan Data ... 32

3.9 Teknis Analisis Data ... 32

3.9.1 Analisis Penentuan Kinerja ... 35

3.9.2 Uji Hipotesis ... 35


(7)

4.1 Deskripsi Objek Penelitian ... 37

4.1.1 Perkembangan Reksa Dana di Indonesia ... 37

4.1.2 Deskripsi umum sampel ... 38

4.2 Deskripsi Data ... 39

4.2.1 Perhitungan return reksa dana ... 39

4.2.2 Perhitungan return benchmark dan risk free ... 42

4.2.3 Perhitungan standar deviasi dan beta reksa dana ... 43

4.3 Analisis Deskriptif ... 44

4.4 Analisis Data ... 46

4.4.1 Analisis Kinerja dengan Sharpe ratio ... 45

4.4.2 Analisis Kinerja dengan Treynor ratio ... 49

4.4.3 Analisis Kinerja dengan Jensen ratio ... 53

4.4.4 Analisis Kinerja reksa dana terbaik... 57

4.5 Hasil Penelitian ... 61

4.5.1 Pengujian Normalitas ... 61

4.5.2 Pengujian Hipotesis ... 63

4.6 Pembahasan ... 65

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 68

DAFTAR PUSTAKA ... 71


(8)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

1.1 Perbandingan Jumlah Reksa Dana dan Total NAB

Reksa Dana Syariah dan Reksa Dana Konvensional ... 3

4.1 Sampel yang akan diteliti ... 38

4.2 Perhitungan Return Rata-Rata Reksa Dana ... 39

4.3 Perhitungan Return Benchmark Reksa Dana ... 42

4.4 Tingkat Bunga Risk Free ... 43

4.5 Standar Deviasi dan Beta Reksa Dana ... 43

4.6 Hasil Perhitungan Statistik Deskriptif ... 45

4.7 Sharpe Ratio Reksa Dana Saham Konvensional ... 46

4.8 Sharpe Ratio Reksa Dana Saham Syariah ... 46

4.9 Sharpe Ratio Reksa Dana Pendapatan Tetap Konvensional .. 47

4.10 Sharpe Ratio Reksa Dana Pendapatan Tetap Syariah ... 48

4.11 Sharpe Ratio Reksa Dana Campuran Konvensional ... 48

4.12 Sharpe Ratio Reksa Dana Campuran Syariah ... 49

4.13 Treynor Ratio Reksa Dana Saham Konvensional ... 50

4.14 Treynor Ratio Reksa Dana Saham Syariah ... 50

4.15 Treynor Ratio Reksa Dana Pendapatan Tetap Konvensional 51 4.16 Treynor Ratio Reksa Dana Pendapatan Tetap Syariah ... 51

4.17 Treynor Ratio Reksa Dana Campuran Konvensional ... 52

4.18 Treynor Ratio Reksa Dana Camuran Syariah ... 53

4.19 Jensen Ratio Reksa Dana Saham Konvensional ... 53

4.20 Jensen Ratio Reksa Dana Saham Syariah ... 54

4.21 Jensen Ratio Reksa Dana Pendapatan Tetap Konvensional... 54

4.22 Jensen Ratio Reksa Dana Pendapatan Tetap Syariah... 55

4.23 Jensen Ratio Reksa Dana Campuran Konvensional ... 56

4.24 Jensen Ratio Reksa Dana Campuran Syariah ... 56

4.25 peringkat Reksa Dana Saham konvensional ... 57

4.26 Peringkat Reksa Dana Saham Syariah ... 58

4.27 Peringkat Reksa Dana Pendapatan Tetap Konvensional ... 58

4.28 Peringkat Reksa Dana Pendapatan Tetap Syariah ... 59

4.29 Peringkat Reksa Dana Campuran Konvensional ... 60

4.30 Peringkat Reksa Dana Campuran Syariah ... 60

4.31 Uji Normalitas ... 61

4.32 Alat Uji Beda Rata-rata Kinerja Reksa Dana ... 62

4.33 Uji Beda Rata-rata Reksa Dana Saham ... 63

4.34 Uji Beda Rata-rata Reksa Dana Pendapatan Tetap ... 64


(9)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Hubungan return dan risiko dalam reksa dana ... 18 2.2 Kerangka Pemikiran ... 26 4.1 Perkembangan Reksa Dana di Indonesia ... 37  


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

1 Return Reksa Dana ... 74

2 Return Pasar (Benchmark) ... 116

3 Tingkat bunga Risk Free (SBI) ... 118

4 Uji Normalitas Data ... 119


(11)

ABSTRAK

Reksa dana merupakan salah satu bentuk investasi yang sedang berkembang saat ini. Pada perkembangannya mulai muncul reksa dana yang menerapkan prinsip syariah dalam kebijakan investasinya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana perbedaan kinerja antara reksa dana yang dikelola secara konvensional dengan reksa dana yang dikelola secara syariah. variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sharpe Ratio, Treynor Ratio, dan

Jensen Ratio.

Populasi dalam penelitian ini adalah reksa dana yang dikelola oleh Manajer Investasi yang mengelola kedua sub kategori reksa dana konvensional dan syariah. Metode analisis yang digunakan adalah uji beda rata-rata dengan menggunakan Independent Sample T-test dan Mann-Whitney U Test. Jenis penelitian ini adalah penelitian komparatif. Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari laporan publikasi Bapepam-LK, PT Infovesta, dan Bank Indonesia.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa reksa dana syariah memiliki return yang lebih besar dan risiko yang lebih kecil dibandingkan dengan reksa dana konvensional. Sedangkan pada pengujian hipotesis pada reksa dana saham kinerja kedua reksa dana memang berbeda namun tidak signifikan diukur dengan sharpe ratio dan treynor ratio. sedangkan pengujian pada jensen ratio menunjukkan ada perbedaan signifikan diantara kinerja kedua reksa dana. Pengujian pada reksa dana pendapatan tetap menunjukkan bahwa kinerja kedua reksa dana memang berbeda namun tidak signifikan diukur dengan sharpe ratio, treynor ratio, dan

jensen ratio. Pengujian pada reksa dana campuran menunjukkan bahwa kinerja reksa dana memang berbeda namun tidak signifikan diukur dengan sharpe ratio, treynor ratio, dan jensen ratio.

Kata Kunci: Reksa dana, Sharpe ratio, Treynor ratio, Jensen ratio, Independent sample t-test, Mann whitney u-test


(12)

ABSTRACT

Mutual Fund is one of investment media that is being developed at this time. In this development mutual fund began to apply Islamic principles in its investment policy. This research aims to assess how the performance between Conventional mutual fund and Sharia mutual fund. Variables that are used in this research are sharpe ratio, treynor ratio, and jensen ratio.

The samples in this study are the mutual funds managed by Investment Manager that manage two sub categories of conventional and sharia. The analytical method used is the average difference using Independent Sample t-Test and Mann-Whitney U Test. This research is a comparative research. The data used are secondary data obtained through public report in Bapepam-Lk, PT Infovesta, and Bank Indonesia.

The result showed sharia mutual funds have a greater return and less risk than conventional mutual funds. Hypothesis test on equity fund performance is different but not significant measured by sharpe ratio and treynor ratio, but while testing by jensen ratio showed significant difference. Hypothesis test on fixed income fund is different but not significant measured by sharpe ratio, jensen ratio, and jensen ratio. Hypothesis test on mixed mutual fund is different but not significant measured by sharpe ratio, treynor ratio, and jensen ratio.

Keywords: Mutual fund, Sharpe ratio, Treynor ratio, Independent sample t-test, Mann whitney u-test


(13)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pasar modal merupakan pasar untuk bermacam instrumen keuangan jangka panjang. Peran pasar modal sangat besar dalam perekonomian karena pasar ini menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Fungsi ekonomi pasar modal adalah menyediakan fasilitas yang mempertemukan antara pihak yang kelebihan dana (investor) dengan pihak yang memerlukan dana (issuer). Sedangkan pasar modal dikatakan memiliki fungsi keuangan karena memberikan kemungkinan memperoleh imbal hasil bagi pemilik sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilih. Di banyak negara, terutama di negara-negara yang menganut sistem ekonomi pasar, pasar modal menjadi salah satu sumber kemajuan ekonomi, sebab pasar modal menjadi sumber dana alternatif bagi perusahaan (Widoatmodjo, 2009: 12).

Salah satu instrument yang diperdagangkan di pasar modal adalah reksa dana. Menurut Undang-Undang No. 8 tahun 1995 pasal 1 ayat 27 tentang pasar modal, reksa dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi. Reksa dana hadir sebagai sarana untuk menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki modal dan mempunyai keinginan untuk melakukan investasi, tetapi hanya memiliki waktu dan pengetahuan yang terbatas.

Perkembangan produk reksa dana sangat dinamis hal ini ditandai dengan semakin banyak jenis reksa dana yang dikeluarkan oleh satu manajer investasi,


(14)

salah satunya adalah jenis reksa dana syariah. Reksa dana syariah pertama kali muncul di Indonesia tahun 1998 oleh PT Dana Reksa Investment Management. Reksa dana syariah bertujuan untuk memandu investor yang ingin menginvestasikan dananya secara syariah. Reksa dana syariah sebagaimana diatur dalam Peraturan Bapepam dan LK Nomor IX.A.13 didefinisikan sebagai reksa dana yang pengelolaannya tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah di pasar modal. Sehingga reksa dana syariah hanya berinvestasi pada perusahaan dengan kategori halal.

Perbedaan antara reksa dana syariah dan konvensional yang paling tampak dalam operasionalnya adalah adanya proses screening dalam konstruksi portofolio. Sehingga saham, obligasi, dan efek yang masuk dalam portofolionya adalah yang sudah sesuai dengan prinsip syariah. Proses screening sendiri saat ini tidak sulit dilakukan karena sudah ada Daftar Efek Syariah (DES) yang diterbitkan oleh BAPEPAM-LK. Selain itu juga ada proses cleansing yaitu mengeluarkan pendapatan/keuntungan yang dianggap diperoleh dari kegiatan yang sifatnya tidak sesuai dengan prinsip syariah, pendapatan dikeluarkan tadi selanjutnya akan disumbangkan kepada lembaga amal yang telah disepakati. Berikut ini adalah tabel perbandingan reksa dana syariah dan reksa dana konvensional.


(15)

Tabel 1.1

Perbandingan Jumlah Reksa Dana dan Total NAB Reksa Dana Syariah dan Reksa Dana Konvensional

Tahun

Perbandingan Jumlah Reksa Dana

Perbandingan NAB (Rp. Milyar)

Reksa dana Syariah

Reksa dana

Konvensional %

Reksa dana Syariah

Reksa dana

Konvensional %

2003 4 182 2,15% 66.94 69,380.06 0.10%

2004 11 235 4,47% 592.75 103,444.25 0.57%

2005 17 311 5,18% 559.10 28,846.63 1.90%

2006 23 380 5,71% 723.40 50,896.68 1.40%

2007 26 447 5,50% 2,203.09 89,987.54 2.39%

2008 36 531 5,97% 1,814.80 72,251.01 2.45%

2009 46 564 7,54% 4,629.22 108,354.13 4.10%

2010 48 564 7,84% 5,225.78 143,861.59 3.51%

2011 50 596 7,74% 5,564.79 162,672.10 3.31%

2012 58 596 7,69% 8,050.07 204,541.97 3.79%

2013(juni) 63 721 8,04% 9,437.78 249.227.26 3.65%

Sumber: bapepam (diolah)

Kenaikan Total Nilai Aktiva Bersih (NAB) seiring dengan kenaikan jumlah reksa dana menunjukkan bahwa minat masyarakat akan reksa dana sebagai alternatif investasi semakin besar. Jika dilihat dari nominal maupun persentase total reksa dana syariah memang masih jauh tertinggal jika dibandingkan reksa dana konvensional. Namun jika dilihat dari pertumbuhan jumlah maupun NAB reksa dana syariah mengalami pertumbuhan yang menjanjikan. Hingga semester pertama tahun 2013 tercatat reksa dana ini sudah mengelola dana lebih dari Rp 9.43 Triliun yang tersebar di enam puluh tiga reksa dana syariah. Pesatnya pertumbuhan reksa dana baik konvensional maupun syariah menghadapkan investor kepada masalah bagaimana memilih alternatif reksa dana yang ada berdasarkan kinerja portofolio.


(16)

Memilih reksa dana yang tepat sebagai alternatif investasi memerlukan analisa dan cara pandang yang tepat. Karena dengan analisa yang tepat bisa diketahui reksa dana yang memberikan tingkat pengembalian yang tinggi serta memperkecil risiko yang ada. Ada beberapa pertimbangan sebelum memilih reksa dana, pertimbangan itu diantaranya kinerja reksa dana, besarnya dana kelolaan, tinggi rendahnya harga reksa dana, laporan investasi, dan biaya-biaya apa saja yang dikeluarkan.

Kinerja reksa dana berarti kemampuan reksa dana dalam menghasilkan

return. Kinerja ini tercermin dari Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksa dana tersebut, NAB adalah seluruh jumlah portofolio investasi dikurangi dengan segala biaya dan kewajiban. NAB sangat dipengaruhi oleh kinerja aset yang membentuk portofolionya, apabila harga pasar dari aset tersebut turun maka secara otomatis NAB akan turun, begitu juga sebaliknya. Tetapi pengukuran melalui NAB hanya sesuai untuk membandingkan reksa dana tersebut dari waktu ke waktu, bukan membandingkan reksa dana tersebut dengan reksa dana lain. Pengukuran kinerja reksa dana yang dapat dibandingkan dengan reksa dana lain harus memperhatikan aspek risiko.

Beberapa ukuran kinerja yang sudah memasukkan faktor resiko adalah

Sharpe Ratio, Treynor Ratio, dan Jensen Ratio (Tendelin 2001: 324), semakin besar angka rasionya maka kinerja reksa dana tersebut makin baik atau optimal. Meskipun demikian evaluasi kinerja merupakan penilaian kinerja di masa lalu. Tidak ada jaminan bahwa kinerja masa lalu yang baik akan terulang kembali di masa mendatang. Kinerja masa lalu dapat dijadikan referensi sebagai salah satu


(17)

pertimbangan dalam reksa dana, namun bukan satu-satunya (Rudiyanto, 2013:118).

Bangkitnya ekonomi Islam beberapa tahun terakhir menjadi fenomena menarik dan menggembirakan terutama bagi penduduk Indonesia yang sebagian besar beragama Islam, sehingga pengembangan produk pasar modal yang berbasis syariah perlu ditingkatkan. Kemunculan reksa dana syariah memberi pilihan investasi yang lebih banyak bagi masyarakat khususnya para pemodal muslim. Namun masih ada kekhawatiran reksa dana syariah tidak mampu memberikan imbal hasil (return) yang menguntungkan dibandingkan dengan reksa dana konvensional. Keraguan itu muncul karena adanya dugaan kurang optimalnya pengalokasian dalam portofolio investasinya, akibat adanya proses screening yang membatasi investasi produk hanya pada yang sesuai dengan syariat Islam, sedangkan produk investasi syariah sendiri di Indonesia masih sangat terbatas jumlahnya. Dipihak lain masyarakat pada umumnya menghindari risiko (Risk Adverse) terhadap produk-produk baru yang belum kelihatan kinerjanya.

Dilatarbelakangi hal tersebut penulis bermaksud melakukan penelitian dengan judul “ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA REKSA DANA KONVENSIONAL DENGAN REKSA DANA SYARIAH DI INDONESIA”. Dalam penelitian ini penulis akan membandingkan kinerja reksa dana konvensional dan reksa dana syariah baik reksa dana campuran, reksa dana pendapatan tetap, dan reksa dana saham.


(18)

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis merumuskan permasalahannya menjadi:

1. Bagaimana perbedaan kinerja reksa dana konvensional dan reksa dana syariah dilihat dari return dan risikonya?

2. Bagaimana perbedaan kinerja reksa dana saham konvensional dan reksa dana saham syariah diukur dengan Sharpe Ratio, Treynor Ratio, dan Jensen Ratio? 3. Bagaimana perbedaan kinerja reksa dana pendapatan tetap konvensional dan

reksa dana pendapatan tetap syariah diukur dengan Sharpe Ratio, Treynor Ratio, dan Jensen Ratio?

4. Bagaimana perbedaan kinerja reksa dana campuran konvensional dan reksa dana campuran syariah diukur dengan Sharpe Ratio, Treynor Ratio, dan

Jensen Ratio? 1.3 Tujuan Penelitian

Dengan melihat rumusan permasalahan di atas, penelitian ini memiliki beberapa tujuan yaitu:

1. Mengetahui perbedaan kinerja reksa dana konvensional dan reksa dana syariah di Indonesia dilihat dari return dan risikonya

2. Mengetahui perbedaan kinerja reksa dana saham konvensional dan reksa dana saham syariah di Indonesia dilihat dari Sharpe Ratio, Treynor Ratio, dan


(19)

3. Mengetahui perbedaan kinerja reksa dana pendapatan tetap konvensional dan reksa dana pendapatan tetap syariah di Indonesia dilihat dari Sharpe Ratio, Treynor Ratio, dan Jensen Ratio

4. Mengetahui perbedaan kinerja reksa dana campuran konvensional dan reksa dana campuran syariah di Indonesia dilihat dari Sharpe Ratio, Treynor Ratio,

dan Jensen Ratio

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat: 1. Bagi calon investor

Sebagai masukan untuk memilih reksa dana apa yang akan dipilih dalam investasinya.

2. Bagi manajer investasi

Sebagai informasi tambahan mengenai perbandingan kinerja reksa dana sehingga bisa dikemudian hari bisa lebih memaksimalkan kinerja reksa dana yang dikelolanya.

3. Bagi peneliti

Sebagai pengembangan wawasan mengenai alternatif produk investasi keuangan khususnya reksa dana dan aplikasi dari ilmu pengetahuan yang didapat selama perkuliahan.

4. Bagi peneliti selanjutnya

Sebagai tambahan referensi dan bahan perbandingan untuk penelitian mengenai perbandingan kinerja reksa dana konvensional dan reksa dana syariah.


(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis

2.1.1 Pengertian Investasi

Menurut Tendelin (2001: 3) investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan harapan memperoleh sejumlah keuntungan di masa mendatang. Investasi bisa berkaitan dengan penanaman sejumlah dana pada aset nyata seperti tanah, emas, dan bangunan, maupun aset finansial seperti deposito, saham, dan obligasi.

Pihak – pihak yang melakukan investasi disebut sebagai investor. Investor pada umumya dibagi menjadi dua, yaitu investor individual dan investor institusional. Investor individual terdiri dari individu-individu yang melakukan aktivitas investasi. sedangkan investor institusional biasanya terdiri dari perusahaan asuransi, lembaga penyimpan dana (bank dan lembaga simpan pinjam), lembaga dana pensiun, maupun perusahaan investasi. (Tendelin 2001:4)

Menurut Tendelin (2001:4) tujuan investasi adalah untuk meningkatkan kesejahteraan investor. Kesejahteraan yang dimaksud adalah penjumlahan pendapatan saat ini ditambah nilai saat ini dari pendapatan di masa mendatang. Sedangkan secara khusus, alasan orang untuk melakukan investasi antara lain adalah:

1. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik di masa mendatang 2. Mengurangi pengaruh inflasi atas kekayaan


(21)

2.1.2 Proses Manajemen Investasi

Tanpa melakukan pembedaan terhadap investor, Fabozzi (1999: 2) membagi proses manajemen investasi menjadi lima yaitu:

1. Menetapkan sasaran investasi

Sasaran yang ingin dicapai tergantung institusi itu sendiri. Ada tiga hal yang harus dipertimbangkan dalam melakukan investasi yaitu: tingkat pengembalian (return), risiko (risk), dan ketersediaan jumlah dana.

2. Membuat kebijakan investasi

Penetapan kebijakan dimulai dengan keputusan alokasi aktiva/aset. Investor akan memutuskan bagaimana mendistribusikan dana kepada kelompok-kelompok aktiva utama. Kelompok aktiva utama umumnya meliputi saham, obligasi, real estat, dan sekuritas-sekuritas luar negeri.

3. Pemilihan strategi investasi

Strategi portofolio dapat dibedakan menjadi strategi aktif dan pasif. Strategi portofolio aktif menggunakan informasi-informasi yang tersedia dan tehnik-tehnik peramalan untuk memperoleh kinerja yang lebih baik dibandingkan portofilio yang hanya dideversifikasikan secara luas. Portofolio pasif adalah strategi yang melibatkan input ekspektasional minimal dan sebagai gantinya bergantung pada diversifikasi untuk mencocokkan kinerja dari beberapa indeks pasar.

4. Memilih aktiva

Proses ini membutuhkan evaluasi dari masing-masing sekuritas. Pada tahap ini manajer investasi harus berusaha mencanangkan portofolio yang efisien


(22)

(portofolio yang memberikan pengembalian yang diharapkan terbesar untuk tingkat resiko tertentu atau tingkat resiko terendah untuk tingkt pengembalian tertentu).

5. Mengukur dan mengevaluasi kinerja

Ini merupakan langkah terakhir dalam proses manajemen investasi, Langkah ini meliputi pengukuran kinerja portofolio dan selanjutnya mengevaluasi kinerja tersebut secara relatif terhadap patok duga (benchmark). Patok duga merupakan kinerja dari serangkaian sekuritas yang telah ditentukan, diperoleh untuk tujuan perbandingan.

2.1.3 Pengertian Reksadana

Dilihat dari asal katanya, reksa dana berasal dari kata reksa yang artinya jaga atau pelihara dan dana yang artinya uang atau kumpulan uang. Jadi, reksa dana bisa diartikan sebagai kumpulan uang yang dipelihara bersama untuk suatu kepentingan. Uang yang ada dalam instrument reksa dana merupakan uang yang dikumpulkan dari sejumlah investor. Umumnya, reksa dana diartikan sebagai wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat investor untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi (Darmadji dan Fakhruddin, 2006: 209).

Menurut Undang-undang Pasar Modal nomor 8 Tahun 1995 pasal 1, Ayat (27): “Reksa dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi”.


(23)

Dari kedua definisi tersebut, maka setidaknya dalam pengertian reksa dana terdapat unsur-unsur berikut:

1. Wadah untuk menampung dana 2. Masyarakat pemodal (investor) 3. Portofolio efek

4. Manajer investasi

2.1.4 Klasifikasi Reksa Dana

Darmadji dan Fakhrudin (2006: 211) membedakan reksa dana dengan melihat dari sudut pandang diantaranya: (1) bentuk, (2) sifat, (3) portofolio investasi, (4) tujuan investasi. Penelitian ini membahas mengenai perbandingan kinerja antara reksa dana konvensional dan reksa dana syariah. Oleh karena itu penjelasan mengenai kedua sub reksa dana tersebut juga akan ditambahkan dalam klasifikasi reksa dana.

Dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal pasal 18 ayat (1), reksa dana dapat diklasifikasikan dalam dua bentuk yaitu:

1. Reksa dana berbentuk perseroan (corporate type)

Dalam bentuk reksa dana ini, perusahaan penerbit reksa dana menghimpun dana dengan menjual saham, dan selanjutnya dana dari hasil penjualan tersebut diinvestasikan pada berbagai jenis efek yang diperdagangkan di pasarkan di pasar modal maupun pasar uang. Reksa dana bentuk perseroan dibedakan lagi berdasarkan sifatnya menjadi reksa dana Perseroan tertutup dan reksa dana Perseroan terbuka.


(24)

2. Reksa dana berbentuk kontrak investasi kolektif (contractual type)

Reksa dana bentuk ini, merupakan kontrak antara Manajer Investasi dengan Bank Kustodian yang mengikat pemegang unit penyertaan, dimana manajer investasi diberi wewenang untuk mengelola portofolio investasi kolektif dan Bank Kustodian diberi wewenang untuk melaksanakan penitipan kolektif. Bentuk ini yang lebih populer dan jumlahnya semakin bertambah dibandingkan dengan reksa dana yang berbentuk Perseroan. Berdasarkan data Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan, seluruh reksa dana yang ada di Indonesia saat ini berbentuk Kontrak Investasi Kolektif.

Dilihat dari sifatnya, reksa dana dapat dibedakan menjadi (Darmadji dan Fakhruddin, 2006: 213):

1. Reksa dana bersifat Tertutup (close-end fund)

Merupakan reksa dana yang tidak dapat membeli kembali unit penyertaan yang telah dijual kepada investor. Artinya, pemegang saham tidak dapat menjual kembali unit mereka kepada manajer investasi. Apabila investor hendak menjual unti miliknya, maka penjualan tersebut harus dilakukan melalui Bursa Efek tempat unit reksa dana tersebut dicatatkan.

2. Reksa dana bersifat Terbuka (open-end fund)

Merupakan reksa dana yang unit penyertaan si investor dapat ditawarkan atau dibeli kembali hingga mencapai hitungan modal yang telah dikeluarkan. Pemegang unit jenis ini dapat menjual kembali unit penyertaannya setiap saat. Manajer Investasi Reksa dana, melalui Bank Kustodian, wajib membelinya sesuai dengan NAB per unit penyertaan pada saat itu.


(25)

Dilihat dari portofolio investasinya reksa dana dibedakan menjadi (Darmadji dan Fakhruddin, 2006: 214):

1. Reksa Dana Pasar Uang

Reksa dana jenis ini merupakan reksa dana yang hanya melakukan investasi pada efek bersifat utang dengan jatuh tempo kurang dari 1 (satu) tahun. Tujuannya adalah untuk menjaga likuiditas dan pemeliharaan modal. Jenis ini sangat cocok untuk investor yang bersifat sangat konservatif

2. Reksa Dana Pendapatan Tetap

Merupakan reksa dana yang menginvestasikan dananya minimal 80% dari aktivanya dalam bentuk efek bersifat utang. Reksa dana ini memiliki risiko yang relatif lebih besar dari reksa dana pasar uang. Tujuannya adalah untuk menghasilkan pengembalian yang stabil. Jenis ini cocok untuk investor yang bersifat konservatif

3. Reksa Dana Saham

Merupakan reksa dana yang menginvestasikan dananya minimal 80% dari aktivanya dalam bentuk efek bersifat ekuitas. Karena investasinya dilakukan pada saham, maka risikonya lebih tinggi dari dua jenis reksa dana sebelumnya, namun menghasilkan tingkat pengembalian yang tinggi. Jenis ini cocok untuk investor yang bersifat moderat

4. Reksa Dana Campuran

Merupakan reksa dana yang melakukan investasi dalam efek bersifat ekuitas dan efek bersifat utang. Jenis ini sangat cocok untuk investor yang bersifat agresif


(26)

Dilihat dari tujuan investasinya dapat dibedakan atas (Darmadji dan Fakhruddin, 2006: 214):

1. Growth Fund

Reksa dana yang menekankan pada upaya mengejar pertumbuhan nilai dana. Reksa dana jenis ini biasanya mengalokasikan dananya pada saham.

2. Income Fund

Reksa dana yang mengutamakan pendapatan konstan. Reksa dana jenis ini mengalokasikan dananya pada surat hutang dan obligasi.

3. Safety Fund

Reksa dana yang mengutamakan keamanan daripada pertumbuhan. Reksa dana jenis ini umumnya mengalokasikan danannya di pasar uang, seperti deposito berjangka, sertifikat deposito dan surat hutang jangka pendek.

Berdasarkan hukum reksa dana dibagi atas dua yaitu (Gemala Dewi dkk dalam Pasaribu, 2011: 9):

1. Reksa Dana Konvensional

Reksa dana konvensional merupakan reksa dana yang pengelolaannya tidak berlandaskan prinsip-prinsip syariah atau syariat Islam. Unsur-unsur yang dikandung oleh reksa dana konvensional yang tidak sesuai dengan syariat Islam antara lain dari segi akad, operasi, investasi, transaksi dan pembagian keuntungannya. Reksa dana konvensional bebas berinvestasi di berbagai instrumen investasi yang dikeluarkan oleh perusahaan dari berbagai bidang termasuk bidang perjudian, pelacuran, pornografi, makanan dan minuman haram, lembaga keuangan ribawi, dan lain-lain yang tidak sesuai dengan


(27)

prinsip prinsip syariah. Meskipun demikian, dalam reksa dana konvensional terdapat akad muamalah yang diperbolehkan dalam Islam, yaitu jual beli dan bagi hasil (mudharabah/ musyarakah). Dan di sana terdapat banyak manfaat seperti memajukan perekonomian, meminimalkan risiko dalam pasar modal dan sebagainya.

2. Reksa Dana Syariah

Dalam Peraturan Bapepam dan LK Nomor IX.A.13 Reksa Dana syariah adalah reksa dana sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang pasar modal dan peraturan pelaksanaannya, yang pengelolaannya tidak bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal. Yang membedakan reksa dana syariah dan reksa dana konvensional adalah reksa dana syariah memiliki kebijakan investasi yang berbasis pada portofolio dengan kategori halal. Dikatakan halal apabila perusahaan yang menerbitkan instrumen investasi tersebut tidak melakukan usaha yang bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Selain itu, dalam pengelolaannya, reksa dana ini tidak mengijinkan strategi investasi yang menjurus ke arah spekulasi. Selanjutnya, hasil keuntungan investasi tersebut dibagihasilkan diantara para investor dan Manajer Investasi sesuai dengan proporsi modal yang dimiliki.

Dewan Syariah Nasional telah mengeluarkan fatwa No.20/DSN/-MUI/VI/2001. Fatwa tersebut memuat antara lain (Sutedi, 2013:10):


(28)

1. Dalam reksa dana konvensional, masih terdapat unsur-unsur yang bertentangan dengan syariah,baik dari segi akad, pelaksana investasi, maupun dari segi pembagian keuntungan.

2. Investasi hanya dapat dilakukan pada instrumen keuangan yang sesuai dengan syariah, yang meliputi saham yang sudah melalui penawaran umum dan pembagian deviden didasarkan pada tingkat laba usaha, penempatan pada deposito dalam bak umum syariah dan surat utang sesuai syariah.

3. Jenis usaha emiten haruslah sesuai dengan syariah, antara lain tidak boleh melakukan usaha perjudian dan sejenisnya, usaha pada lembaga ribawi, usaha memproduksi, mendistribusi serta memperdagangkan makanan dan minuman haram serta barang-barang atau jasa-jasa merusak modal dan membawa keburukan. Pemilihan dan pelaksanaan investasi harus dilaksanakan dengan prinsip kehati-hatian dan tisak boleh ada unsur yang tidak jelas (gharar). Diantaranya tidak boleh melakukan penawaran palsu, penjualan barang yang belum dimiliki, insider trading-menyebarkan informasi yang salah dan menggunakan informasi orang dalam untuk keuntungan transaksi yang dilarang, serta melakukan investasi pada perusahaan yang tingkat hutangnya lebih dominan dari modalnya.

4. Emiten dinyatakan tidak layak diinvestasikan dalam reksa dana syariah jika struktur hutang terhadap modal sangat bergantung pada pembiayaan dari hutang, yang pada intinya merupakan pembiayaanyang mengandung unsur ribawi. Emiten memiliki nisbah hutang terhadap modal lebih dari 82%


(29)

(hutang 45%, modal 55%), manajemen emiten diketahui bertindak melanggar prinsip usaha yang Islami.

5. Mekanisme operasioanl reksa dana syariah terdiri dari: Wakalah antara Manajer Investasi dan pemodal; serta Mudharabah antara Manajer Investasi dengan penggunaan investasi.

6. Karakteristik mudharabah adalah sebagai berikut: (1) pembagian keuntungan antara pemodal (yang diwakili oleh Manajer Investasi) dan pengguna investasi berdasarkan pada proporsi yang ditentukan dalam akad yang telah dibuat bersama dan tidak ada jaminan atas hasil investasi tertentu kepada si pemodal, (2) pemodal menaggung risiko sebesar dana yang telah diberikan, (3) Manajer Investasi sebagai wakil pemodal tidak menanggung risiko kerugian atas investasi yang dilakukannya sepanjang bukan karena kelalaiannya.

7. Penghasilan investasi yang dapat diterima dalam reksa dana syariah adalah (1) penghasilan dari saham berupa dividen, rights, dan capital gain. (2) penghasilan dariobligasi yang sesuai syariah. (3) penghasilan dari Surat Berharga Pasar Uang. (4) penghasilan dari deposito.

2.1.5 Pengelola Reksa dana

Pengeloaan reksa dana dilakukan oleh manajer investasi. Manajer investasi merupakan perusahaan yang mendapat izin dari pemerintah (BAPEPAM) untuk melakukan kegiatan pengelolaan dana melalui investasi di pasar modal. Perorangan yang bekerja di perusahaan ini wajib lulus ujian Wakil Manajer Investasi (WMI) yang diselenggarakan pemerintah (Rudiyanto, 2013:23)


(30)

Pihak selanjutnya yang terlibat dalam pengelolaan reksa dana adalah Bank Kustodian. Bank kustodian memiliki wewenang dan tanggung jawab dalam hal menyimpan, menjaga, dan mengadministrasikan kekayaan, baik dalam pencatatan maupun penjualan kembali suatu reksa dana sesuai dengan kontrak investasi yang telah ditetapkan dengan manajer investasi.

Undang-undang pasar modal pasal 25 ayat 1 menyebutkan bahwa kekayaan reksa dana tidak boleh dipegang langsung oleh manajer investasi tetapi wajib disimpan dalam Bank Kustodian yang tidak terafiliasi langsung dengan manajer investasi. Hal ini untuk menghindari adanya kecurangan dalam pengelolaan kekayaan tersebut.

Berbeda dengan manajer investasi, izin Bank Kustodian hanya berlaku untuk perusahaan. Tidak ada izin khusus untuk perorangan bekerja dalam Bank Kustodian (Rudiyanto, 2013:25). Saat ini ada 18 bank yang mendapat izin untuk menjalankan usaha sebagai bank kustodian.

2.1.6 Hubungan return dan risiko reksa dana

Pada umumnya tujuan investor berinvestasi adalah memperoleh keuntungan (return), tanpa melupakan risiko yang mungkin dihadapi. Hubungan return dengan risiko merupakan hubungan yang searah dan linier. Artinya, makin tinggi risiko suatu aset maka makin tinggi pula return atas aset itu, begitu juga sebaliknya (Tendelin, 2001:7). Untuk lebih jelasnya mengenai hubungan antara


(31)

Sumber: Ru Da maka risik risiko pali reksa dan reksa dan lainnya (A dananya p 2.2 Pengu 2.2.1 Meto Me dengan R

apa yang selisih ant Rendah Sedang Tinggi Penge udiyanto (2013 Hubu ari gambar d

ko yang dih ing kecil di na ini meng na saham m

Agresif) ka pada saham.

ukuran Kin ode Sharpe etode Sharp

Reward to V

disebut pre tara rata-rat Pasar embalian Oblig Saha Sangat Kon 3: 37) ungan retu diatas bisa d hadapi juga antara jenis ginvestasika memiliki risi arena reksa nerja Reksa e pe dikemban Variability emium atas a kinerja ya

Uang

Re gasi

m

nservatif Ko

Gambar urn dan risi dilihat bahw a makin tin s reksa dana

an dananya iko yang p a dana sah

a Dana

ngkanoleh W

Ratio. Shar s risiko atau

ang dihasilk eksa dana Pas

(100% Pasar U

onservatif M

r 2.1

iko dalam r wa makin ti nggi. Reksa a yang lain a 100% pa paling tingg ham mengi

William Sha rpe mendas u risk prem

kan reksa da (m Reksa dana (min sar Uang Uang) Moderat reksa dana nggi pengem dana pasar (sangat kon da pasar u gi diantara j

investasikan

arpe dan ser sarkan perhi

mium. Risk p

ana dengan Reksa Ca max 79% Saham

Uan Pendapatan T 80% Obligasi)

Agresif

a

embalian (re

ar uang mem nservatif) k uang. Sedan

jenis reksa n minimal

ring juga di itungannya

premium a n rata-rata ki

ampuran m, Obligasi, Pasar

ng) Tetap

Risiko Reksa Sah (min 80% Sah

eturn) miliki karena ngkan dana 80% isebut pada adalah inerja ham ham)


(32)

investasi bebas risiko (risk free asset). Investasi bebas risiko dalam penelitian ini diasumsikan sebagai tingkat bunga rata-rata Sertifikat Bank Indonesia (SBI).

Pengukuran sharpe dalam Tendelin (2001: 324) diformulasikan sebagai ratio risk premium terhadap standar deviasinya yaitu:

Dimana :

Si = indeks Sharpe

Ri = rata-rata return reksa dana i selama periode pengamatan

Rf = rata-rata return investasi bebas resiko selama periode pengamatan

σi = standar deviasi return reksa dana i selama periode pengamatan

Semakin besar angka rasio sharpe maka kinerja reksa dana tersebut makin baik. 2.2.2 Metode Treynor

Metode Treynor merupakan ukuran kinerja porofolio yang dikembangkan oleh Jack Treynor dan indeks ini sering disebut juga dengan reward to volatility ratio. Sama halnya seperti indeks Sharpe, pada indeks Treynor kinerja portofolio dilihat dengan cara menghubungkan tingkat return portofolio dengan besarnya resiko dari portofolio tersebut. Perbedaan dengan indeks Sharpe adalah risiko yang digunakan bukanlah risiko total portofolio atau standar deviasi melainkan risiko sistematis (diukur dengan beta) atau lebih dikenal dengan risiko pasar.

Metode pengukuran Treynor dalam Tendelin (2001: 327) diukur dengan beta, yang merupakan parameter yang menunjukkan volatilitas relatif dari pengembalian portofolio terhadap pengembalian pasar. Rasio Treynor dirumuskan sebagai berikut:


(33)

Dimana :

Ti = indeks Treynor

Ri = rata-rata return reksa dana i selama periode pengamatan

Rf = rata-rata tingkat return investasi bebas resiko selama periode pengamatan

βi = beta portofolio investasi

Semakin besar angka rasio Treynor maka kinerja reksa dana tersebut makin baik.

2.2.3 Metode Jensen

Metode Jensesn diciptakan oleh Michael C. Jensen metode ini didasarkan pada Capital Asset Pricing Model (CAPM). Seperti Treynor yang dipertimbangkan dalam metode ini adalah resiko sistematis. Jensen berpendapat bahwa kinerja reksa dana yang baik adalah kinerja reksa dana yang melebihi kinerja pasar sesuai dengan resiko sistematis yang dimilikinya. Metode Jensen sering juga disebut Jensen alpha dalam Tendelin (2001: 330)dirumuskan sebagai berikut:

Dimana :

Jα = indeks Jensen

rp = pengembalian (return) portofolio rm = pengembalian (return) pasar rf = risk free rate

Semakin besar angka rasio Jensen maka kinerja reksa dana tersebut makin baik. 2.3 Kinerja Pasar (Benchmark)

Kinerja pasar adalah ukuran tingkat pengembalian (return) dan risiko yang dihasilkan dari suatu portofolio pasar. Penggunaan tolak ukur atau pembanding dalam perhitungan kinerja reksa dana adalah untuk melihat apakah kinerja suatu reksa dana yang dikelola manajer investasi lebih baik (outperform) atau lebih buruk (underperform) dibanding kinerja pasar. Penelitian ini menggunakan indeks


(34)

pembanding yang berbeda-beda untuk masing-masing reksa dana (multiple benchmark index) yaitu:

1. Untuk reksa dana saham benchmark yang peneliti gunakan adalah IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) untuk reksa dana saham Konvensional dan JII (Jakarta Islamic Index) untuk reksa dana saham Syariah

2. Untuk reksa dana pendapatan tetap benchmark yang peneliti gunakan adalah Indeks Obligasi yang dikembangkan oleh tim riset Infovesta. Ada 3 indeks yang dikembangkan PT Infovesta (Rudiyanto, 2013: 183), yaitu:

1) Infovesta Government Bond Index (IGBI) yang mencerminkan pergerakan Obligasi Pemerintah berbasis Kupon Tetap

2) Infovesta Corporate Bond Index (ICBI) yang mencerminkan pergerakan harga Obligasi Korporasi berbasis Kupon Tetap

3) Infovesta Syariah Bond Index (ISBI) yang mencerminkan pergerakan harga Obligasi Korporasi Syariah berbasis Kupon Tetap

Untuk reksa dana pendapatan tetap Konvensional yang digunakan adalah Indeks Obligasi yaitu rata-rata dari ketiga indeks diatas. Sedangkan untuk reksa dana pendapatan tetap Syariah yang digunakan adalah ISBI

3. Untuk reksa dana campuran benchmark yang peneliti gunakan adalah rata-rata dari kedua indeks diatas. Untuk reksa dana campuran Konvensional peneliti merata-ratakan IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) dan Indeks Obligasi, sedangkan untuk reksa dana campuran Syariah penulis merata-ratakan JII (Jakarta Islamic Index) dan ISBI (Infovesta Syariah Bond Index)


(35)

2.3 Penelitian Terdahulu

Berikut ini adalah beberapa penelitian-penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh Penulis dan merupakan acuan atau pembanding dengan penelitian yang akan dilakukan:

1. Vince Ratnawati dan Ningrum Khairani (2012) melakukan penelitian dengan judul “Perbandingan Kinerja Reksa Dana Syariah dan Reksa Dana Konvensional”. Penelitian ini ingin melihat perbandingan kinerja reksa dana pendapatan tetap dan reksa dana campuran dilihat dari return dan resikonya serta melalui Sharpe, Treynor, dan Jensen Ratio. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja reksa dana syariah dan konvensional memang berbeda tetapi tidak signifikan.

2. Iin Qarina Pasaribu (2011) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Perbandingan Kinerja Reksa Dana Syariah dengan Reksa Dana Konvensional”. Penelitian ini membandingkan kinerja reksa dana pendapatan tetap, campuran, dan saham. Hasil penelitian ini menunjukkan pada (α) 5% tidak ada perbedaan kinerja reksa dana syariah dan reksa dana konvensional baik diukur dengan rasio Sharpe, rasio Treynor, maupun rasio Jensen.

3. Dariyus (2012) melakukan penelitian dengan judul “Apakah Kinerja dan Resiko Reksa Dana Syariah Lebih Baik dibandingkan dengan Reksa Dana Konvensional?”. Penelitian ini mendasarkan pengukurannya pada kinerja dan resiko masing-masing reksa dana. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa reksa dana konvensional memiliki resiko yang lebih tinggi dan kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan reksa dana syariah.


(36)

4. Abdul Gani Yazir dan Suhardi (2013) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Perbandingan Risiko dan Tingkat Pengembalian Reksadana Syariah dan Reksa dana Konvensional”. Hasil penelitian ini menunjukkan, risiko reksa dana syariah lebih kecil dan return reksa dana syariah lebih menguntungkan dibanding reksa dana konvensional. Reksa dana syariah juga memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan reksa dana sepanjang tahun 2008-2010.

5. Arief Dwi P, Adi Susilo Jahja, dan Mohammad Yamin (2012) melakukan penelitian dengan judul “Perbandingan Kinerja Reksa Dana Syariah dan Konvensional di Indonesia Periode 2001-2010”. Penelitian ini membandingkan kinerja reksa dana PNM Syariah dengan reksa dana Anggrek selama 10 tahun. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat perbedaan kinerja antara kedua reksa dana tersebut. Dari analisis tren terlihat bahwa kinerja reksa dana syariah lebih stabil dibandingkan reksa dana konvensional.

6. Neuneung Ratna Hayati (2006) melakukan penelitian dengan judul “Perbandingan Kinerja Reksa Dana Pendapatan Tetap (Konvensional dan Syariah) Sebagai Suatu Evaluasi Portofolio Investor di Pasar Modal”. Hasil penelitian ini menunjukkan reksa dana pendapatan tetap baik konvensional dan syariah sama-sama memiliki risiko diaatas risiko pasar namun return

serta kinerja reksa dana syariah masih lebih baik dibandingkan dengan reksa dana konvensional.

7. Miranti Kartika Dewi dan Ilham Reza Ferdian (2012) melakukan penelitian dengan judul “Evaluating Performance of Islamic Mutual Funds in Indonesia


(37)

and Malaysia”. Hasil penelitian ini menunjukkan kinerja reksa dana syariah di Malaysia lebih baik jika dibandingkan dengan kinerja reksa dana syariah di Indonesia bahkan pada saat krisis ekonomi global dan kemampuan manajer investasi syariah dikedua negara tidak dapat meningkatkan return reksa dana. 8. A.F. Hartono, S. Soekarno dan S.M. Damayanti (2013) melakukan penelitian

dengan judul “Indonesian Islamic and Conventional Equity Fund Performance Measurement Using Sharpe, Modified Snail Trail and Morningstar Rating Groundwork”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja reksa dana saham syariah tidak berbeda secara signifikan dengan kinerja reksa dana saham konvensional, namun kinerja reksa dana saham konvensional memiliki peringkat kinerja yang lebih tinggi dari reksa dana saham syariah.

9. Ali Ridho (2008) melakukan penelitian dengan judul “Perbandingan Kinerja Reksa Dana Konvensional dan Syariah Dengan Menggunakan Indeks Sharpe, Treynor, dan Jensen”. Hasil penelitian ini menunjukkan pada (α) 5% tidak ada perbedaan signifikan kinerja reksa dana syariah dan reksa dana konvensional baik diukur dengan indeks Sharpe, indeks Treynor, maupun indeks Jensen.

10. Ricke Yuliarti (2013) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Komparatif Kinerja Reksadana Saham Konvensional dengan Reksadana Saham Syariah dengan Menggunakan metode Sharpe, Treynor, dan Jensen

pada Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2010-2012”. Hasil penelitian ini menunjukkan pada (α) 5% tidak ada perbedaan kinerja reksa dana syariah dan


(38)

reksa dana konvensional baik diukur dengan rasio Sharpe, rasio Treynor, maupun rasio Jensen.

2.4 Kerangka Konseptual

Kinerja reksa dana dapat diukur dengan beberapa metode antara lain

Sharpe Ratio, Treynor Ratio, dan Jensen Ratio. Untuk itu kerangka pemikiran yang menjadi dasar penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran 2.5 Hipotesis

Hipotesis menyatakan jawaban sementara yang menjelaskan hubungan antara dua variabel atau lebih. Berdasarkan latar belakang masalah, tinjauan teoritis dan penelitian terdahulu maka hipotesis dalam penelitian ini adalah :

Hipotesis 1

Ho: Tidak ada perbedaan kinerja reksa dana Saham konvensional dan syariah diukur dengan Sharpe Ratio, Treynor Ratio, dan Jensen Ratio

Ha: Ada perbedaan kinerja reksa dana Saham konvensional dan reksa dana saham syariah diukur dengan Sharpe Ratio, Treynor Ratio, dan Jensen Ratio

H1 H2 H3  

 

Reksa Dana Konvensional Reksa Dana Syariah

Sharpe Ratio Treynor Ratio Jensen Ratio


(39)

Hipotesis 2

Ho: Tidak ada perbedaan kinerja reksa dana Pendapatan Tetap konvensional dan syariah diukur dengan Sharpe Ratio, Treynor Ratio, dan Jensen Ratio

Ha: Ada perbedaan kinerja reksa dana Pendapatan Tetap konvensional dan syariah diukur dengan Sharpe Ratio, Treynor Ratio, dan Jensen Ratio

Hipotesis 3

Ho: Tidak ada perbedaan kinerja reksa dana Campuran konvensional dan syariah diukur dengan Sharpe Ratio, Treynor Ratio, dan Jensen Ratio

Ha: Ada perbedaan kinerja reksa dana Campuran konvensional dan syariah diukur dengan Sharpe Ratio, Treynor Ratio, dan Jensen Ratio


(40)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Berdasarkan tujuannya penelitian ini termasuk penelitian terapan. Penelitian terapan dilakukan degan tujuan menerapkan, menguji, dan mengevaluasi suatu teori yang diterapkan dalam memecahkan masalah-masalah praktis. Selain itu berdasarkan tingkat eksplanasinya penelitian ini termasuk penelitian komparatif karena penelitian ini akan membandingkan kinerja reksa dana konvensional dan reksa dana syariah.

3.2 Tempat dan waktu Penelitian

Penelitian ini bertempat di Bapepam-LK melalui situs resminya di

www.bapepam.go.id. Waktu penelitian dilakukan dari februari 2014 sampai dengan maret 2014.

3.3 Batasan Operasional

Batasan operasional penelitian ini adalah:

1. Reksa dana yang diteliti adalah reksa dana berbasis konvensional dan reksa dana syariah dari kategori campuran, saham, dan pendapatan tetap yang aktif sejak 2010.

2. Periode waktu yang digunakan dalam mengukur kinerja reksa dana dalam penelitian ini adalah tahun 2011-2013

3. Metode yang digunakan untuk mengukur kinerja reksa dana adalah Sharpe Ratio, Treynor ratio, dan Jensen Ratio.


(41)

3.4 Definisi Operasional Variabel

Berikut ini adalah definisi operasional variabel yang digunakan dalam penelitian ini:

1. Tingkat return Reksa dana Konvensional dan Syariah

Merupakan tingkat pengembalian yang mampu diberikan reksa dana:

/ /

/

2. Tingkat Risiko Reksa dana Konvensional dan Syariah\

Risiko reksa dana adalah kemungkinan terjadinya variabilitas tingkat hasil yang diperoleh dari suatu aset.

∑ 3. Return Risk Free

Merupakan return rata-rata investasi bebas risiko yang dalam penelitian ini diasumsikan sebagai Sertifikat Bank Indonesia (SBI) pada suatu periode tertentu.

∑ ∑ 4. Beta (β)

Merupakan risiko sistematis atau biasa disebut risiko pasar. Menghitung risiko pasar dapat menggunakan regresi linier atau model indeks tunggal dengan cara berikut:


(42)

5. Sharpe Ratio

Merupakan metode yang digunakan untuk mengukur kinerja reksa dana yang didasarkan pada seberapa besar penambahan hasil investasi yang diperoleh untuk setiap unit risiko yang diambil. Metode ini dihitun dengan cara:

6. Treynor Ratio

Pengukuran Treynor Ratio sama hal nya dengan Sharpe Ratio tetapi dalam pembaginya digunakan Beta (β) yang merupakan risiko sistematisnya. metode ini dihitung dengan cara:

7. Jensen Ratio

Jensen ratio digunakan untuk menilai kinerja manajer investasi apakah mampu memberikan kinerja diatas kinerja pasar sesuai risiko yang dimilikinya. Metode ini dihitung dengan cara:

3.5 Pengolahan Data

Data penelitian yang diperoleh dalam penelitian ini akan diolah dengan

software Microsoft Excel dan SPSS (Statistical Package for Social Science) versi 22, SPSS adalah program yang digunakan pengolahan data dalam uji statistik.

3.6 Populasi dan Sampel

Populasi yang diambil sebagai objek penelitian ini adalah seluruh reksa dana konvensional dan reksa dana syariah baik dari jenis pendapatan tetap,


(43)

saham, dan campuran yang dikelola oleh 21 perusahaan manajemen investasi. Sedangkan sampel yang digunakan dalam penelitian ini diambil berdasarkan

purposive sampling, yaitu pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu sehingga layak dijadikan sebagai sampel.

Reksa dana yang dijadikan sampel adalah reksa dana yang sudah aktif sejak tahun 2010 dan memenuhi kriteria berikut:

1. Reksa dana konvensional dan reksa dana syariah yang dipilih adalah yang dikeluarkan oleh perusahaan manajemen investasi yang sama.

2. Reksa dana konvensional yang dipilih adalah yang aktif selama periode penelitian (2011-2013).

3. Reksa dana syariah yang dipilih adalah yang aktif selama periode penelitian (2011-2013).

4. Informasi yang digunakan berasal dari publikasi laporan daftar reksa dana aktif yang diposting di situs BAPEPAM.

3.7 Jenis dan Sumber Data

Data dalam penelitian ini merupakan data sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada (Hasan, 2004: 19). Data diperoleh dari situs Bapepam-LK, situs resmi Bank Indonesia, serta situs resmi PT Infovesta sebagai pihak swasta yang menyediakan informasi instrumen keuangan khususnya reksa dana. Berikut adalah data beserta sumber data yang dipakai dalam penelitian ini:

1. Daftar reksa dana aktif selama periode penelitian (2011-2013) yang diperoleh dari situs Bapepam-LK


(44)

2. Return NAB/bulan selama periode penelitian (2011-2013) yang diperoleh dari situs Bapepam-LK

3. Data bunga SBI selama periode penelitian yang diperoleh dari situs Bank Indonesia

4. Data Indeks Saham (IHSG dan JII) dan Indeks Obligasi (IGBI, ICBI, dan ISBI) selama periode penelitian yang diperoleh dari situs Infovesta

3.8 Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini penulis melakukan pengumpulan data melalui studi pustaka berupa literatur, jurnal, penelitian terdahulu, dan laporan-laporan yang dipublikasikan untuk mendapat gambaran dari masalah yang akan diteliti, serta melalui data sekunder berupa laporan-laporan yang dipublikasikan oleh Bapepam-LK, Bank Indonesia, dan PT Infovesta.

3.9 Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan analisa kuantitatif dari data yang tersedia. Penilaian kinerja reksa dana yang akan dilakukan menggunakan metode Sharpe Ratio, Treynor Ratio, dan Jensesn Ratio. Untuk mencapai tujuan dalam penelitian ini maka teknik analisis yang akan dilakukan melalui beberapa tahap:

Analisis Penilaian dengan metode Sharpe Ratio

1. Menentukan return rata-rata tahunan (annual average return) dari masing-masing reksa dana

x ... (1)

Dimana:

Ri= Actual Return dari Reksa dana i n= Jumlah data


(45)

2. Menentukan standar deviasi tahunan ∑

x √ ... (2)

Dimana:

= standar deviasi reksa dana i n= Jumlah data

3. Menentukan return investasi bebas risiko ∑

∑ ……... (3) Dimana:

RRF = Return Investasi Bebas Risiko ∑SBI= Jumlah suku bunga SBI periode t

∑periode= Jumlah periode pengamatan

4. Menentukan kinerja dengan menggunakan metode Sharpe Ratio

..……... (4) Dimana :

Si = indeks Sharpe

= rata-rata tahunan return reksa dana i selama periode pengamatan = rata-rata return investasi bebas resiko selama periode pengamatan = standar deviasi tahunan reksa dana

Semakin besar Sharpe Ratio maka semakin baik kinerja reksa dana tersebut. 5. Membandingkan Sharpe Ratio masing-masing reksa dana dengan sharpe

ratiobenchmark masing-masing reksa dana Analisis Penilaian dengan metode Treynor Ratio

1. Menentukan return masing–masing reksa dana dan kinerja investasi bebas risiko menggunakan rumus (1) dan (3).

2. Menghitung risiko sistematis (beta=β)

Dengan meregresikan return reksa dana sebagai variabel dependen dan return

benchmark yang digunakan sebagai variabel dependen atau menggunakan fungsi slope pada microsoft Excel


(46)

... (5) 3. Menentukan kinerja dengan metode Treynor Ratio

... (6) Dimana :

Ti = indeks Treynor

Ri = rata-rata return reksa dana i selama periode pengamatan

Rf = rata-rata tingkat return investasi bebas resiko selama periode pengamatan

βi = beta portofolio investasi

Semakin besar Treynor Ratio maka semakin baik kinerja reksa dana tersebut. 4. Membandingakn Treynor Ratio masing-masing reksa dana dengan Treynor

Ratio Benchmark masing-masing reksa dana Analisis Penilaian dengan metode Jensen Ratio

1. Menentukan return masing–masing reksa dana dan kinerja investasi bebas risiko menggunakan rumus (1) dan (3).

2. Menghitung risiko sistematis (beta=β) menggunakan rumus (5) 3. Menentukan kinerja dengan Jensen ratio

̅ ̅ ̅ ̅ ... (7) Dimana :

Jα = indeks Jensen

r̅i = rata-rata tahunan return reksa dana i selama periode pengamatan

r̅m = rata-rata tahunan return pasar selama periode pengamatan

r̅f = risk free rate

Semakin besar Jensen Ratio maka semakin baik kinerja reksa dana tersebut. 4. Melihat angka Jensen ratio dari masing-masing reksa dana, apakah angkanya


(47)

3.9.1 Analisis Penentuan Kinerja

Untuk menentukan bagaimana kinerja dari masing-masing reksa dana dengan Sharpe ratio dan Treynor ratio maka digunakan standar nilai pembanding (benchmark) dengan kriteria penilaian:

1. Jika nilai kinerja reksa dana berada diatas nilai kinerja pasarnya (SRD > SM) maka reksa dana tersebut berkinerja baik

2. Jika nilai kinerja reksa dana berada dibawah nilai kinerja pasarnya (SRD < SM) maka reksa dana tersebut berkinerja buruk

Sedangkan untuk Jensen ratio, baik tidaknya kinera reksa dana dapat diketahui dengan melihat positif tidaknya angka alpha yang dihasilkan (positif= baik, negatif= kurang baik)

Untuk membandingkan kinerja reksa dana satu dengan reksa dana lain tinggal melihat angka dari indeks yang dihasilkan, semakin besar angkanya maka kinerjanya semakin baik.

3.9.2 Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan untuk menentukan hipotesis yang telah dibuat diterima atau ditolak. Pengujian yang akan dilakukan adalah pengujian perbedaan kinerja Reksa dana Konvensional dan Reksa dana Syariah yang diukur dengan metode Sharpe ratio, Treynor ratio, dan Jensen ratio. Sebelum menentukan uji statistik yang akan dipakai terlebih dahulu dilakukan Uji Normalitas data. Uji Normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak. Jika data berdistribusi normal maka pengujian dilakukan dengan uji statistik parametrik independent sample t-test. Sebaliknya jika data tidak


(48)

berdistribusi normal maka pengujian dilakukan dengan uji statistik non parametrik

Mann-Whitney-U test (Ghozali, 2006: 101).

Dalam penelitian ini uji normalitas data dilakukan dengan uji Kolmogorov Smirnov pada tingkat kesalahan 5%. Jika nilai signifikansi lebih besar dari 5% maka dapat disimpulkan data berdistribusi normal, sedangkan jika signifikansi lebih kecil dari 5% maka data tidak berdistribusi normal.

1. Independent sample t-test

independent sample t-test atau uji t digunakan untuk melihat apakah terdapat perbedaan yang signifikan diantar kedua sampel yang saling bebas pada tingkat (α) 5% dengan asumsi data berdistribusi normal. Kedua sampel dikatakan berbeda signifikan apabila nilai signifikansinya lebih kecil dari 5%. Selain itu dapat pula dibandingkan nilai thitung dengan ttabel pada derajat kebebasan/ degree of freedom (df) sebesar n1+ n2- 2, apabila:

a) -ttabel < thitung < ttabel, maka hipotesis null diterima yang artinya tidak ada perbedaan signifikan;

b) thitung > ttabel atau thitung < -ttabel, maka hipotesis null ditolak yang artinya terdapat perbedaan signifikan

2. Uji Mann-Whitney-U

Uji Mann-Whitney-U digunakan untuk menganalisis apakah terdapat perbedaan yang siginifikan diantara dua sampel yang saling bebas dan tidak berdistribusi normal pada tingkat signifikasi (α) 5%. Sama halnya dengan uji t kedua sampel dikatakan berbeda signifikan jika nilai signifikasi lebih kecil dari 5%


(49)

4.1 Deskr 4.1.1 Perk Re reksa dan sendiri be mendoron kemuncula Namun se mengalam tahun 201 Sumber: bap 182 4 0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 2003 HAS ripsi Objek kembangan eksa dana p na syariah b ertujuan unt ng perdaga

annya reksa ejak tahun mi pertumbu

3 tercatat re

pepam (diolah P 2 235 31 11 1

3 2004 20 Syariah

Konvensional

SIL PENEL

k Penelitian n Reksa Da pertama kali baru hadir d

tuk memob angan surat a dana mem

2003 dim uhan yang eksa dana su

h) erkembang 11 380 4 7 23

005 2006 2

BAB I LITIAN D

n

ana di Indo i diluncurka di Indonesi bilisasi dan

t-surat ber mang tidak mana keadaa sangat sign udah menge Gambar gan Reksa 447 531 26 36 2007 2008 IV AN PEMB onesia an di Indon ia tahun 19 a dari sem rharga di

mencatat p an ekonom nifikan. Bah elola dana h

r 4.1 Dana di In

564 564 46 48 2009 2010 BAHASAN nesia tahun 998. Pelunc ua lapisan pasar mod perkembang mi mulai st

hkan pada hingga Rp. 2

ndonesia 596 596 50 58 2011 2012 1996 sedan curan reksa masyaraka dal. Pada gan yang be tabil reksa kuartal per 249,22 T 6 694 72 58 6 2 2013 (Mar) 20 (Ju ngkan dana at dan awal erarti. dana rtama 21 63 013 un)


(50)

4.1.2 Deskripsi Umum Sampel

  Penelitian ini menggunakan sampel reksadana dari 21 perusahaan manajemen investasi yang menerbitkan reksa dana konvensional sekaligus reksa dana syariah, sehingga totalnya ada 42 jenis reksa dana. Reksa dana tersebut terdiri dari jenis reksa dana campuran, reksa dana pendapatan tetap, dan reksa dana saham. Penetapan sampel tersebut dilakukan dengan cara menetapkan kriteria-kriteria tertentu, yaitu:

1. Reksa dana Konvensional dan Reksa dana Syariah yang dipilih merupakan reksa dana yang berasal dari perusahaan manajemen investasi yang sama

2. Reksa dana yang dipilih merupakan reksa dana yang sudah aktif sejak tahun 2010

3. Periode penelitian yang dipilih untuk penilaian kinerja adalah tahun 2011-2013 Berdasarkan kriteria-kriteria tersebut, maka diperoleh sampel penelitian berikut ini:

Tabel 4.1

Sampel yang Akan Diteliti Kategori

Reksa Dana Nama Perusahaan

Nama Reksa Dana Konvensional

Nama Reksa Dana Syariah

Saham

PT. Batavia Prosperindo

Aset Manajemen Batavia Dana Saham

Batavia Dana Saham Syariah

PT. CIMB-Principal Asset Management CIMB-Principal Equity Aggressive CIMB-Pincipal Islamic Equity Growth Syariah PT. Mandiri Manajemen

Investasi Mandiri Investa Atraktif

Mandiri Investa Atraktif-Syariah PT. Ciptadana Asset

Management Rencana Cerdas Cipta Syariah Equity PT. Manulife Aset

Manajemen Indonesia Manulife Dana Saham

Manulife Syariah Sektoral Amanah

Pendapatan Tetap

PT. PNM Investment

Management PNM Dana Sejahtera II

PNM Amanah Syariah PT. MNC Asset

Management MNC Dana Likuid MNC Dana Syariah PT. Mega Capital Investama Mega Dana Pendapatan Mega Dana Obligasi


(51)

PT. Mandiri Manajemen Investasi

Mandiri Investa Dana Utama

Mandiri investa Dana Syariah

PT Samuel Aset Manajemen Dana Obligasi Stabil SAM Sukuk Syariah Sejahtera

PT. Trimegah Asset

Management TRIM Kapital TRIM Syariah Saham

Campuran

PT. Danareksa Investment

Management Danareksa Anggrek

Danareksa Syariah Berimbang PT. Mandiri Manajemen

Investasi Mandiri Investa Aktif

Mandiri Investa Syariah Berimbang PT. Andalan Artha

Advisindo Sekuritas AAA Balanced Fund

AAA Amanah Syariah Fund PT. Kresna Graha

Sekurindo, Tbk. IPB Kresna IPB Syariah PT. Trimegah Asset

Management Trim Kombinasi 2

Trim Syariah Berimbang PT. BNP Paribas Investment

Partners BNP Paribas Spektra

Syariah BNP Paribas Pesona Amanah PT. Ciptadana Asset

Management Cipta Balance

Cipta Syariah Balance PT Schroder Investment

Management Ind.

Schroder Providence Fund

Schroder Syariah Balanced Fund PT Samuel Aset Manajemen Reksadana SAM Dana

Berkembang

SAM Syariah Berimbang PT. BNI Asset Management Dana Berbunga Tiga BNI Dana Syariah Sumber: bapepam (diolah)

4.2 Deskriptif Data

4.2.1 Perhitungan Return Reksa Dana

Perhitungan return rata-rata tahunan (annual average return) reksa dana. Tabel 4.2

Perhitungan Return Rata-Rata Reksa Dana

Jenis Nama Reksa Dana 2011 2012 2013

SAHAM

TRIM Kapital 11.37% 15.63% -9.13% TRIM Syariah Saham 8.91% 18.36% -5.10% Batavia Dana Saham -0.38% 8.40% 6.11% Batavia Dana Saham Syariah -3.84% 15.87% 1.82% CIMB-Principal Equity Aggressive 0.42% 4.94% -7.10% CIMB-Pincipal Islamic Equity Growth

Syariah

-3.51% 7.29% -2.99% Mandiri Investa Atraktif -0.59% 9.52% -10.32% Mandiri Investa Atraktif Syariah -2.41% 8.04% -12.19% Rencana Cerdas 3.02% 7.02% -8.30% Cipta Syariah equity 7.18% 17.05% 3.13% Manulife Dana Saham -0.35% 12.14% -3.39% Manulife Syariah Sektoral Amanah 0.71% 15.11% -1.18%


(52)

Lanjutan Tabel 4.2

PENDAPATAN TETAP

Dana Berbunga Tiga 9.15% 6.55% 0.79% BNI Dana Syariah 9.50% 7.16% -0.84% PNM Dana Sejahtera II 4.45% 3.17% -2.42% PNM Amanah Syariah 7.54% 4.50% 1.15% MNC Dana Likuid 8.48% 7.15% 3.92% MNC Dana Syariah 8.70% 6.97% 3.18% Mega Dana Pendapatan Tetap 9.87% -24.36% -27.43% Mega Dana Obligasi Syariah 9.18% 5.72% -6.71% Mandiri Investa Dana Utama 31.50% 10.84% 0.22% Mandiri Investa Dana Syariah 46.11% 8.11% 3.47% Dana Obligasi Stabil 7.92% 7.26% 11.18% SAM Sukuk Syariah Sejahtera 13.81% 11.90% -3.98%

CAMPURAN

Danareksa Anggrek 8.65% 4.81% -6.55% Danareksa Syariah Berimbang 4.39% 11.90% -8.27% Mandiri Investa Aktif 0.57% 7.12% -1.18% Mandiri Investa Syariah Berimbang -1.10% 4.97% -2.80% AAA Balance Fund 2.25% 9.76% 3.76% AAA Amanah Syariah Fund 0.80% 8.86% 1.66% IPB Kresna -9.05% -4.02% -23.78% IPB Syariah -7.73% 4.66% -23.61% TRIM Kombinasi 2 0.56% 24.44% -6.90% Trim Syariah Berimbang 11.13% 14.80% -4.13% BNP Paribas Spektra 2.50% 6.61% -4.59% BNP Paribas Pesona Syariah 5.43% 17.57% 0.60%

CIPTA Balance 4.04% 4.90% 3.52%

Cipta Syariah Balance 8.22% 11.21% -1.30% Schroder Providence Fund 6.07% 6.37% 1.81% Schroder Syariah Balanced Fund 4.75% 12.16% 2.38% SAM Dana Berkembang -10.17% 20.81% 1.22% SAM Syariah Berimbang 4.17% 23.66% 5.80% Sumber: Data Olahan Excel, Lampiran 1

Pada tahun 2011 untuk jenis reksa dana campuran, return rata-rata tahunan tertinggi dimiliki oleh TRIM Syariah Berimbang sebesar 11.13% sedangkan

return terendah dimiliki oleh SAM Dana Berkembang sebesar -10.17%. Untuk jenis reksa dana pendapatan tetap return tertinggi dimiliki oleh Mandiri Investa Dana Syariah sebesar 46.11% sedangkan return terendah dimiliki oleh PNM Dana


(53)

Sejahtera II sebesar 4.45%. Untuk jenis reksa dana saham return tertinggi dimiliki oleh TRIM Kapital sebesar 11.37 sedangkan return terendah dimiliki oleh reksa dana Batavia Dana Saham sebesar -3.84%.

Pada tahun 2012 untuk jenis reksa dana campuran, return tertinggi dimiliki oleh reksa dana TRIM Kombinasi 2 sebesar 24.44% sedangkan return

terendah dimiliki oleh reksa dana IPB Kresna sebesar -4.02%. Untuk jenis reksa dana pendapatan tetap return tertinggi dimiliki oleh reksa dana SAM Sukuk Syariah Sejahtera sebesar 11.90%. sedangkan return terendah dimiliki oleh reksa dana Mega Dana Pendapatan Tetap sebesar -24.36%. Untuk jenis reksa dana saham, return tertinggi dimiliki oleh reksa dana TRIM Syariah Saham sebesar 18.36%. Sedangkan return terendah dimiliki oleh reksa dana CIMB-Principal Equity Aggressive sebesar 4.94%.

Pada tahun 2013 untuk jenis reksa dana campuran, return tertinggi dimiliki oleh reksa dana SAM Syariah Berimbang sebesar 5.80%. Sedanngkan

return terendah dimiliki oleh reksa dana IPB Kresna sebesar -23.78%. Untuk jenis reksa dana pendapatan tetap, return tertinggi dimiliki oleh reksa dana Dana Obligasi Stabil sebesar 11.18%. Sedangkan return terendah dimiliki oleh reksa dana Mega Dana Pendapatan Tetap sebesar 11.18%. Untuk jenis reksa dana saham, return tertinggi dimiliki oleh reksa dana Batavia Dana Saham sebesar 6.11%. sedangkan return terendah dimiliki oleh reksa dana Mandiri Investa Attraktif Syariah sebesar -12.19%.


(54)

4.2 Perhitungan Return Pasar (Benchmark) dan Risk Free

Berikut adalah perhitungan return pasar untuk masing-masing reksa dana. Untuk reksa dana saham, benchmark yang digunakan adalah IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) untuk reksa dana konvensional dan JII (Jakarta Islamic Index) untuk reksadana syariah. Sedangkan untuk reksa dana pendapatan tetap konvensional penulis mengembangkan IOG (Indeks Obligasi Gabungan) yang merupakan rata-rata dari ketiga indeks Obligasi yang dikembangkan oleh tim riset PT Infovesta yaitu Infovesta Government Bond Index (IGBI), Infovesta Corporate Bond Index (ICBI), dan Infovesta Syariah Bond Index (ISBI). ISBI merupakan benchmark untuk reksa dana pendapatan tetap syariah. Untuk reksa dana campuran, benchmark yang digunakan adalah kombinasi benchmark yang digunakan pada reksa dana saham dan reksa dana pendapatan tetap. Untuk reksa dana konvensional menggunakan Indeks Campuran Konvensional (ICK) yang merupakan kombinasi IHSG dan IOG, sedangkan reksa dana syariah menggunakan Indeks Campuran Syariah (ICS) yang merupakan kombinasi JII dan ISBI.

Tabel 4.3

Perhitungan Return Benchmark Reksa Dana

Jenis Reksa Dana Klasifikasi Benchmark 2011 2012 2013

Reksa Dana Saham Konvensional IHSG 4.79% 13.00% 0.36%

Syariah JII 2.54% 11.31% -0.69%

Reksa Dana Pendapatan Tetap

Konvensional IGBI + ICBI +ISBI

= IOG

12.68% 8.52% -1.09%

Syariah ISBI 13.06% 7.85% 3.75%

Reksa Dana Campuran

Konvensional IHSG + IOG = ICK 7.96% 10.84% -0.50%

Syariah JII + ISBI = ICS 10.63% 8.36% 2.75%

Sumber: Data olahan Excel, Lampiran 2  


(55)

Perhitungan Risk Free (Investasi Bebas Risiko)

  Instrumen yang dipakai sebagai tolak ukur risk free dalam penelitian ini adalah tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) 9 bulan. Perhitungan risk free atau tingkat bunga investasi bebas risiko dalam penelitian ini merupakan rata-rata tingkat SBI selama setahun.

Tabel 4.4

Tingkat Bunga Risk Free

Tahun 2011 2012 2013

SBI 6.51% 4.41% 5.79%

Sumber: Bank Indonesia (data olahan Excel), Lampiran 3 4.3 Perhitungan Standar Deviasi dan Beta Reksa Dana

Standar deviasi merupakan selisih return reksa dana dengan rata-rata return yang dihasilkannya atau dengan kata lain disebut juga risiko total reksa dana. Koefisien Beta merupakan ukuran sensitifitas atau kepekaan reksa dana terhadap pergerakan pasarnya

Tabel 4.5

Standar Deviasi dan Beta Reksa Dana

Nama Reksa Dana Standar Deviasi Beta

2011 2012 2013 2011 2012 2013

TRIM Kapital 24.38% 16.38% 18.11% 1.27 1.17 1.04 TRIM Syariah Saham 21.56% 18.28% 19.45% 1.08 0.98 1.18 Batavia Dana Saham 20.76% 14.42% 18.30% 1.10 1.10 1.02 Batavia Dana Saham Syariah 18.47% 17.56% 19.56% 0.93 0.92 1.16 CIMB-Principal Equity Aggressive 19.49% 13.38% 23.02% 1.03 1.03 1.28 CIMB-Pincipal Islamic Equity

Growth Syariah 19.02% 13.54% 17.64% 0.97 0.83 1.14 Mandiri Investa Atraktif 20.37% 14.14% 22.26% 1.07 1.09 1.23 Mandiri Investa Atraktif Syariah 18.29% 13.65% 20.41% 0.93 0.86 1.26 Rencana Cerdas 21.88% 15.43% 19.90% 1.15 1.17 1.05 Cipta Syariah equity 22.84% 13.23% 13.36% 1.15 0.81 0.69 Manulife Dana Saham 19.64% 12.55% 16.51% 1.04 0.96 0.95 Manulife Syariah Sektoral Amanah 19.07% 15.37% 16.07% 0.97 0.95 1.07 PNM Dana Sejahtera II 6.58% 8.03% 3.69% 1.19 1.71 0.28


(56)

Lanjutan Tabel 4.5

Dana Berbunga Tiga 4.37% 1.06% 5.41% 1.01 -0.11 1.22 BNI Dana Syariah 1.54% 0.74% 4.79% 0.50 0.38 0.81 PNM Amanah Syariah 0.64% 0.68% 2.68% 0.18 0.41 0.61 MNC Dana Likuid 0.18% 0.21% 2.46% -0.01 0.02 0.54 MNC Dana Syariah 0.51% 0.34% 2.76% 0.07 0.12 0.60 Mega Dana Pendapatan Tetap 3.79% 31.64% 20.45% 1.05 1.70 4.92 Mega Dana Obligasi Syariah 3.15% 1.86% 8.37% -0.45 0.65 2.32 Mandiri Investa Dana Utama 24.71% 4.49% 5.81% 2.13 1.24 1.40 Mandiri Investa Dana Syariah 41.85% 0.87% 2.66% -4.74 -0.25 0.93 Dana Obligasi Stabil 2.01% 1.19% 6.28% 0.48 0.28 0.01 SAM Sukuk Syariah Sejahtera 3.54% 5.37% 11.50% 0.49 1.38 3.57 Danareksa Anggrek 13.31% 8.54% 15.27% 1.12 0.96 1.35 Danareksa Syariah Berimbang 15.98% 11.59% 15.24% 3.43 3.66 3.87 Mandiri Investa Aktif 15.67% 9.86% 14.41% 1.34 1.20 1.24 Mandiri Investa Syariah Berimbang 13.84% 8.60% 12.07% 2.92 2.69 2.97 AAA Balance Fund 11.19% 11.22% 13.83% 0.92 1.33 1.21 AAA Amanah Syariah Fund 10.37% 10.10% 9.85% 2.14 3.21 2.69 IPB Kresna 20.86% 15.51% 26.37% 1.58 1.56 2.09 IPB Syariah 14.36% 14.45% 28.03% 3.06 4.61 5.69 TRIM Kombinasi 2 15.10% 13.90% 15.44% 1.25 1.36 1.35 Trim Syariah Berimbang 17.19% 14.10% 12.80% 3.57 4.06 3.32 BNP Paribas Spektra 19.89% 13.53% 15.59% 1.67 1.63 1.31 BNP Paribas Pesona Syariah 20.54% 13.62% 18.26% 4.39 4.46 4.72 CIPTA Balance 15.37% 10.58% 10.35% 1.30 1.25 0.59 Cipta Syariah Balance 17.54% 10.52% 13.15% 3.69 3.14 3.06 Schroder Providence Fund 16.01% 11.15% 15.34% 1.37 1.35 1.31 Schroder Syariah Balanced Fund 11.72% 8.22% 12.51% 2.49 2.68 3.10 SAM Dana Berkembang 19.73% 11.43% 18.72% 1.63 1.21 1.62 SAM Syariah Berimbang 16.22% 11.87% 16.83% 3.45 2.61 4.04 Sumber: Data olahan Excel

4.3 Analisis Deskriptif

Data yang digunakan berjumlah 42 reksa dana dengan time series selama 3 tahun sehingga diperoleh sampel sebanyak 126. Variable yang digunakan dalam penelitian ini adalah sharpe ratio, treynor ratio, dan Jensen ratio. Berikut ini disajikan tabel deskripsi penelitian kinerja reksa dana selama 3 tahun.


(57)

Tabel 4.6

Hasil Perhitungan Statistik Deskriptif

Jenis Reksa Dana N Average

Return

Average STDV (Risk)

Saham Konvensional 6 2.17% 18.38%

Syariah 6 4.01% 17.63%

Pendapatan Tetap

Konvensional 6 3.79% 7.14%

Syariah 6 7.53% 5.42%

Campuran Konvensional 9 1.98% 14.75%

Syariah 9 4.08% 14.06%

Sumber: Data olahan Excel

Berikur ini adalah penjelasan dari data deskriptif yang telah diolah:

1. Pada tabel diatas dapat dilihat return dan risiko reksa dana saham selama periode 2011-2013. Return reksa dana syariah lebih tinggi yaitu sebesar 4.01% dibandingkan return reksa dana konvensional yang hanya 2.17%. Selain itu reksa dana syariah juga memiliki risiko yang lebih rendah

2. Pada tabel diatas dapat dilihat return dan risiko reksa dana pendapatan tetap selama periode 2011-2013. Return reksa dana syariah lebih tinggi yaitu sebesar 7.53% dibandingkan return reksa dana konvensional yang hanya sbesar 3.79%. Selain itu reksa dana syariah juga memiliki risiko yang lebih rendah

3. Pada tabel diatas dapat dilihat return dan risiko reksa dana canpuran selama periode 2011-2013. Return reksa dana syariah lebih tinggi yaitu sebesar 4.08% dibandingkan return reksa dana konvensional yang hanya sebesar 1.98%. Selain itu reksa dana syariah juga memiliki risiko yang lebih rendah.

4. Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa reksa dana syariah memiliki return

yang lebih baik jika dibandingkan reksa dana konvensional. Selain return


(58)

pendapatan tetap, dimana menghasilkan return yang paling tinggi diantara reksa dana jenis lain dan memiliki risiko yang lebih kecil.

4.4 Analisis Data

4.4.1 Analisis Kinerja Reksa Dana dengan Sharpe Ratio 1) Reksa dana saham

Tabel 4.7

Sharpe Ratio Reksa Dana Saham Konvensional

No Nama Reksa Dana

Konvensional

SHARPE Keterangan

2011 2012 2013 2011 2012 2013

1 TRIM Kapital 0.20 0.68 -0.82 Out Out Under 2 Batavia Dana Saham -0.33 0.28 0.02 Under Under Out 3 CIMB-Principal Equity

Aggressive

-0.31 0.04 -0.56 Under Under Under 4 Mandiri Investa Atraktif -0.35 0.36 -0.72 Under Under Under 5 Rencana Cerdas -0.16 0.17 -0.71 Under Under Under 6 Manulife Dana Saham -0.35 0.62 -0.56 Under Under Under

  Market IHSG -0.09 0.67 -0.32      

Sumber: Data olahan Excel

Berdasarkan perhitungan kinerja reksa dana saham konvensional dengan

sharpe ratio, untuk tahun 2011 dan 2012 hanya reksa dana TRIM Kapital yang kinerjanya mengungguli kinerja pasarnya (outperform) sedangkan reksa dana lainnya kinerjanya berada dibawah kinerja pasarnya (underperform). Untuk tahun 2013 reksa dana yang kinerjanya outperform hanya reksa dana Batavia Dana Saham, sedangkan reksa dana lainnya underperform

Tabel 4.8

Sharpe Ratio Reksa Dana Saham Syariah

No Nama Reksa Dana

Syariah

SHARPE Keterangan

2011 2012 2013 2011 2012 2013

1 TRIM Syariah Saham 0.11 0.76 -0.56 Out Out Under 2 Batavia Dana Saham Syariah -0.56 0.65 -0.20 Under Out Out 3 CIMB-Pincipal Islamic Equity

Growth Syariah

-0.53 0.21 -0.50 Under Under Under 4 Mandiri Investa Atraktif -0.49 0.27 -0.88 Under Under Under


(1)

Lampiran 3

Tingkat Bunga Sertifikat Bank Indonesia (

Risk Free

)

Date 2011

2012

2013

Jan

6.5

4.88

4.84

feb

6.71 3.82

4.86

Mar

6.72

3.83

4.87

Apr

7.18 3.93

4.89

May

7.36

4.24

5.02

Jun

7.36 4.32

5.28

Jul

7.28

4.46

5.52

Aug

6.78 4.54

5.86

Sep

6.28

4.67

6.96

Oct

5.77 4.75

6.97

Nov

5.22

4.77

7.22


(2)

Lampiran 4

Uji Normalitas Data

Reksa Dana Saham

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Sharpe .134 36 .100 .950 36 .102

Treynor .147 36 .046 .948 36 .092

Jensen .127 36 .149 .928 36 .022

a. Lilliefors Significance Correction

Reksa Dana Pendapatan Tetap

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Sharpe .220 36 .000 .770 36 .000

Treynor .410 36 .000 .351 36 .000

Jensen .318 36 .000 .565 36 .000

a. Lilliefors Significance Correction

Reksa Dana Campuran

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Sharpe .109 54 .158 .946 54 .016

Treynor .124 54 .039 .934 54 .005

Jensen .083 54 .200* .982 54 .587

*. This is a lower bound of the true significance. a. Lilliefors Significance Correction


(3)

Lampiran 5

Uji Beda Rata-Rata

Reksa dana saham

Group Statistics

Jenis N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Sharpe Konvensional 18 -.139722 .4586764 .1081111

Syariah 18 -.053961 .5428883 .1279600

Jensen Konvensional 18 -.038939 .0473962 .0111714

Syariah 18 .000628 .0524629 .0123656

Independent Samples Test Levene's Test for Equality

of Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig. (2-tailed)

Mean Difference

Std. Error Difference

95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper Sharpe Equal variances

assumed .721 .402 -.512 34 .612 -.0857611 .1675165 -.4261955 .2546733

Equal variances not

assumed -.512 33.078 .612 -.0857611 .1675165 -.4265455 .2550233

Jensen Equal variances

assumed 1.057 .311 -2.374 34 .023 -.0395667 .0166646 -.0734332 -.0057001

Equal variances not


(4)

Mann-Whitney U Test

Ranks

Jenis N Mean Rank Sum of Ranks

Treynor Konvensional 18 17.56 316.00

Syariah 18 19.44 350.00

Total 36

Reksa dana Pendapatan Tetap

Mann-Whitney U Test

Ranks

Jenis N Mean Rank Sum of Ranks

Treynor Konvensional 18 17.56 316.00

Syariah 18 19.44 350.00

Total 36

Test Statisticsa

Treynor

Mann-Whitney U 145.000

Wilcoxon W 316.000

Z -.538

Asymp. Sig. (2-tailed) .591 Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .606b

a. Grouping Variable: Jenis b. Not corrected for ties.

Test Statisticsa

Sharpe Treynor Jensen

Mann-Whitney U 147.000 153.000 152.000 Wilcoxon W 318.000 324.000 323.000

Z -.475 -.285 -.316

Asymp. Sig. (2-tailed) .635 .776 .752 Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .650b .791b .767b


(5)

Reksa Dana Campuran

Group Statistics

Jenis N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Sharpe Konvensional 27 -.157041 .6011685 .1156949

Syariah 27 -.040956 .6619500 .1273923

Jensen Konvensional 27 -.042522 .0780882 .0150281

Syariah 27 -.067081 .0996540 .0191784

Independent Samples Test Levene's Test for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig. (2-tailed)

Mean Difference

Std. Error Difference

95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper Sharpe Equal variances

assumed .602 .441 -.675 52 .503 -.1160852 .1720875 -.4614041 .2292337

Equal variances not

assumed -.675 51.525 .503 -.1160852 .1720875 -.4614799 .2293095

Jensen Equal variances

assumed 2.667 .108 1.008 52 .318 .0245593 .0243650 -.0243328 .0734513

Equal variances not


(6)

Mann-Whitney U Test

Ranks

Jenis N Mean Rank Sum of Ranks

Treynor Konvensional 27 23.37 631.00

Syariah 27 31.63 854.00

Total 54

Test Statisticsa

Treynor

Mann-Whitney U 253.000 Wilcoxon W 631.000

Z -1.929

Asymp. Sig. (2-tailed) .054

a. Grouping Variable: Jenis