Membran sintetik dapat dibedakan menjadi membran organik dan anorganik. Membran organik adalah membran dengan bahan penyusun utamanya polimer
organik seperti selulosa, selulosa nitrat, polisulfon, poliamida, kitin, kitosan dan polimer sintetis lainnya. Membran anorganik adalah membran dengan
bahan penyusun utamanya adalah logam seperti membran plat logam tipis yang terbuat dari palladium, perak dan campuran keduanya, gelas seperti
Pyrex dan Vycor yang mengandung SiO
2
, B
2
O
3
dan Na
2
O, atau campuran keduanya, yang disebut sebagai keramik atau non logam, seperti
siliciumcarbide, zirconiumoxide dan titaniumoxide.
B. Struktur atau morfologi membran
Berdasarkan strukturnya, membran dikelompokkan menjadi 2, yaitu: 1.
Membran simetri adalah membran yang mempunyai ukuran dan kerapatan pori yang homogen pada ke dua sisi membran. Ketebalan membran ini sekitar 10
– 200 µm.
2. Membran asimetri adalah membran yang mempunyai ukuran pori lebih kecil
dan distribusi pori lebih rapat pada lapisan permukaan, sedangkan pada lapisan pendukung, ukuran porinya lebih besar atau membesar dan distribusi porinya
lebih renggang. Ketebalan lapisan permukaan membran ini adalah 0,1 - 0,5 µm, sedangkan ketebalan lapisan pendukung adalah 50
– 150 µm. Membran ini dapat berasal dari satu jenis bahan polimer atau bisa juga dari dua atau lebih
polimer yang dikenal sebagai membran komposit.
C. Prinsip pemisahan menggunakan membran
Berdasarkan prinsip pemisahannya, membran dapat dikelompokkan menjadi 3, Mulder, 1996 yaitu:
1. Membran berpori, adalah membran yang melakukan pemisahan berdasarkan
perbedaan ukuran partikel. Membran tersebut digunakan dalam teknik ultrafiltrasi dan mikrofiltrasi. Selektivitas membran terutama ditentukan oleh
ukuran pori terhadap ukuran partikel yang akan dipisahkan. Jenis bahan
pembuat membran tidak memberikan pengaruh yang begitu besar pada pemisahan tersebut.
2. Membran non pori. Membran jenis ini mampu memisahkan molekul yang
berukuran hampir sama. Proses pemisahan terjadi melalui perbedaan daya kelarutan atau difusi. Dalam hal ini sifat intrinsik material sangat menentukan
tingkat selektivitas dan permeabilitas membran. Membran ini digunakan dalam pervaporasi dan pemisahan gas.
3. Membran cair berbentuk emulsi, di mana di dalam membran terdapat zat
pembawa yang menentukan selektivitasnya terhadap komponen tertentu yang akan dipisahkan. Pemisahan menggunakan membran cair sering dilakukan
dengan teknik difusi, yang dapat dilakukan dengan memilih jenis emulsi dan zat pembawa yang spesifik untuk zat tertentu.
D. Sifat listrik membran
Berdasarkan sifat listriknya, membran sintetik dikelompokkan menjadi 2 Nuwair, 2009 yaitu:
1. Membran bermuatan tetap
Membran bermuatan tetap adalah membran dimana molekul-molekul ioniknya menempel pada kisi lattice membran secara kimia. Ion-ion tidak dapat berpindah
dan membentuk lapisan tipis bermuatan pada membran. Membran ini dapat dilalui oleh ion-ion tertentu sehingga disebut sebagai membran pertukaran ion ion-
exchange membrane. Membran ini dibagi menjadi tiga jenis, yaitu: a.
Membran penukar kationCation Exchange Membran CEM adalah membran bermuatan negatif anion yang hanya dapat dilewati oleh kation.
b. Membran Penukar AnionAnion Exchange Membran AEM adalah membran
bermuatan positif kation yang hanya dapat dilewati oleh anion. c.
Double Fixed Charge Membran DFCM adalah membran bermuatan yang memiliki muatan anion dan kation pada bagian lattice tertentu, sehingga jenis
membran ini dapat dilewati oleh kation maupun anion.
2. Membran tidak bermuatan tetap
Membran tidak bermuatan tetap disebut juga membran netral. Membran ini terbuat dari polimer yang tidak mengikat ion-ion sebagai ion tetap dan bersifat selektif
terhadap larutan kimia. Selektivitas membran netral ditentukan oleh unsur-unsur penyusun, ikatan kimia, ukuran pori-pori, daya tahan terhadap tekanan dan suhu,
resistivitas dan konduktansi, serta sifat listrik lainnya.
2.3 Kitin dan Kitosan