Ampas Tahu PENGARUH RANSUM YANG MENGANDUNG AMPAS TAHU DIFERMENTASI DENGAN Saccharomyces Sp. TERHADAP KOMPOSISI FISIK KARKAS BROILER UMUR 6 MINGGU.

sifat antara lain : ukuran badan besar, penuh daging yang berlemak, temperamen tenang, pertumbuhan badan cepat serta efisiensi penggunaan ransum tinggi Siregar et al. 1980. Menurut Rasyaf 1992 ayam pedaging adalah ayam jantan dan ayam betina muda yang berumur di bawah 6 minggu ketika dijual dengan bobot badan tertentu, mempunyai pertumbuhan yang cepat, serta dada yang lebar dengan timbunan daging yang banyak. Ayam broiler merupakan jenis ayam jantan atau betina yang berumur 6 sampai 8 minggu yang dipelihara secara intensif untuk mendapatkan produksi daging yang optimal. Scott et al., 1982, membedakan pemeliharan ayam broiler menjadi 3 fase, yaitu fase pre stater umur 0-2 minggu, fase stater, grower umur 2-6 minggu dan umur 6 minggu sampai dipasarkan fase finisher. Menurut Resya 2004, dalam beternak broiler dikenal 2 masa pemeliharaan awal atau stater umur 1-28 hari, yaitu masa DOC sampai anak ayam tersebut kuat untuk hidup layak. Masa pemeliharaan akhir dan finisher, merupakan saat terakhir kehidupan ayam broiler, dimana pada periode inilah ayam broiler siap untuk dijual atau siap untuk dipotong. Masa akhir ini meliputi umur lebih dari 28 hari.

2.2 Ampas Tahu

Ampas tahu merupakan limbah dari proses pengolahan kedelai menjadi tahu. Dalam keadaan basah bentuknya padat, namun lembek, berwarna putih. Baunya yang khas kacang kedelai segar. Keberadaan ampas tahu di Bali cukup melimpah, mengingat tahu menjadi menu sebagian besar masyarakat Indonesia karena harganya relatif murah. Ampas tahu merupakan limbah pembuatan tahu, masih mengandung protein dengan asam amino lisine dan metionin serta kalsium yang cukup tinggi. Akan tetapi, kandungan serat kasar dan air pada ampas tahu tinggi, sehingga menjadi faktor pembatas penggunaannya dalam ransum ayam Mahfudz, 1997. Oleh karena itu, untuk memberdayakannya ampas tahu perlu diberi perlakuan dan salah satunya adalah dengan fermentasi. Proses fermentasi dengan menggunakan ragi tape yang mengandung kapang Rhizopus oligusporus dan R. oyzae dapat menyederhanakan partikel bahan pakan, sehingga akan meningkatkan nilai gizi. Fermentasi ampas tahu dengan ragi akan mengubah protein menjadi asam-asam dan secara tidak langsung akan menurunkan kadar serat kasarnya Mahfudz et al., 1996. Teknologi probiotik dapat meningkatkan kualitas dari bahan pakan, khususnya yang memiliki serat kasar dan antinutrisi yang tinggi. Probiotik dapat meningkatkan kecernaan bahan pakan melalui penyederhanaan zat yang terkandung dalam bahan pakan oleh enzim yang dihasilkan oleh mikroba Bidura et al., 2008. Ampas tahu sebelum dipakai sebagai bahan pakan penyusun ransum, terlebih dahulu difermentasi dengan ragi yang mengandung kapang Rhizopus oligusporus dan R. oyzae. Ada tiga tahap pembuatan ampas tahu difermentasi, yaitu tahap persiapan ampas tahu melalui pencucian, pengepresan, dan pengukusan, inokulasi dengan kapang pencetakan dan inkubasi selama 40 jam dan pembuatan tepung yang dimulai mengiris tipis ampas tahu, menjemur dan menggiling. Menurut Mahfudz 2006, tepung ampas tahu difermentasi mengandung protein kasar 21,66, energi termetabolisme 2830 kkalkg, Ca 1,09, dan mineral fosfor 0,88. Dilaporkan juga bahwa penggunaan ampas tahu difermentasi dengan ragi pada level 10, 15 dan 20 dalam ransum ayam pedaging nyata meningkatkan konsumsi ransum, pertambahan berat badan dan efisiensi penggunaan ransum. Penggunaan ampas tahu terfementasi pada level 10 tidak berpengaruh nyata terhadap berat karkas dan persentase karkas, akan tetapi pada level 15 dan 20 nyata meningkatkan berat dan persentase karkas ayam. Proses fermentasi akan memecah protein dan karbohidrat menjadi asam amino, nitrogen, dan karbon terlarut yang diperlukan untuk sintesis protein Rahayu et al., 1989. Meningkatnya kecernaan protein juga mempermudah metabolism protein, sehingga secara langsung juga meningkatkan sintesis protein daging. Mahfudz et al. 1996 menyatakan bahwa meningkatnya nafsu makan dengan adanya penggunaan ampas tahu difermentasi dalam ransum disebabkan karena proses fermentasi dapat meningkatkan kandungan asam glutamat yang dapat meningkatkan nafsu makan ayam. Proses fermentasi akan memecah protein dan karbohidrat menjadi asam amino, N, dan karbon terlarut, yang diperlukan untuk sintesis protein Rahayu et al., 1989.

2.3 Karkas