Pengujian asumsi klasik model awal pada proses pembentukan

dapat digunakan untuk menjelaskan fenomena efek interaksi dua variabel proses pembentukan sikap beralih ke produk pangan organik. Ke dua jenjang model regresi yang diuji harus memenuhi 3 asumsi klasik agar diperoleh model yang Blue the best linier unbiased estimated , yaitu : 1 Tidak mengindikasikan adanya multikolinearitas sempurna perfect multicolinearity , 2 Tidak mengindikasikan adanya otokorelasi autocorrelation , 3 Tidak mengindikasikan adanya heteroskedatisitas heteroscedasticity Gujarati and Porter, 2009. Pengujian ini dimaksudkan untuk mendapatkan model prediksi yang efisien dan tidak bias.

a. Pengujian asumsi klasik model awal pada proses pembentukan

sikap beralih Berikut dijelaskan masing-masing hasil pengujian terhadap asumsi klasik dari kedua model regresi pembentuk sikap beralih. Pertama, pengujian terhadap pemenuhan asumsi tidak terdapat permasalahan multikolinieritas. Pengujian ini dimaksudkan untuk mendeteksi terjadi hubungan yang sempurna antar variabel independen perfect multicolinearity yang ditunjukkan dengan nilai korelasi antar variabel independen mendekati 1. Adanya persoalan multikolinieritas yang sempurna menyebabkan koefisienan regresinya menjadi tidak tertentu undeterminate dan standars errornya menjadi tidak terbatas infinite sehingga berdampak pada ketidakakuratan model dalam memprediksi suatu fenomena Gujarati and Porter, 2009. Hasil commit to user pengujian multikolinieritas ini menunjukkan bahwa masing-masing nilai koefisien korelasi antar variabel adalah 0,8 lihat lampiran 4.. Hal ini mengindikasikan bahwa ke dua jenjang regresi tidak terjadi masalah multikolinearitas yang sempurna, sehingga model tersebut dapat digunakan sebagai prediksi yang baik. Kedua, pengujian terhadap pemenuhan asumsi tidak terdapat permasalahan otokorelasi. Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui bahwa model yang digunakan tidak terjadi korelasi serial antar- disturbance . Hal ini berarti bahwa disturbance term dari masing- masing observasi tidak saling mempengaruhi, yang secara matematis dinotasikan dengan E ɛiɛj = 0, i ≠j Gujarati and Porter, 2009. Hasil pengujian terhadap model regresi jenjang 1 yang diselesaikan dengan metode kuadrat terkecil yang biasa ordinary least square = OLS mengindikasikan terjadi permasalahan otokorelasi dengan Durbin- Watson test Dw test = 1,0496, dengan nilai cutt off d 1,738 lihat lampiran 5 dan 6. Demikian juga dengan pengujian regresi jenjang 2 yang diselesaikan dengan metode kuadrat terkecil yang biasa ordinary least square = OLS mengindikasikan terjadi permasalahan otokorelasi dengan Durbin-Watson test Dw test = 1,2929, dengan nilai cutt off d 1,738 lihat lampiran 11 dan 12. Dengan terindikasinya ke dua jenjang model regresi terjadi permasalahan otokorelasi positif maka dapat disimpulkan bahwa ke dua modelnya mengindikasi perpustakaan.uns.ac.id commit to user ketidakefisienannya jika digunakan sebagai alat prediksi sikap beralih ke pangan organik. Kondisi ini menuntut untuk dilakukan perbaikan model yang dapat menghilangkan permasalahan otokorelasi yang terjadi, sehingga model alternatif remidiasi dapt digunakan sebagai alat prediksi yang efisien. Ketiga, pengujian terhadap pemenuhan asumsi tidak terdapat permasalahan heteroskedastisitas. Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui bahwa disturbance term ɛ i yang diharapkan adalah homoskedastis atau mempunyai varian yang sama, yang dinotasikan dengan E ɛ i 2 = σ i 2 Gujarati and Porter, 2009. Hasil pengujian heteroskedatisitas White White Heteroskedaticity test pada jenjang 1 mengindikasi nilai uji F dan uji chi-kuadrat adalah signifikan uji F = 5,8343, p 0,05; atau uji chi-kuadrat = 43,3046, p 0,05 lihat lampiran 7. Hal ini menunjukkan bahwa terjadinya problem heteroskedastisitas pada model regresi jenjang 1. Kondisi demikian juga terjadi pada model regresi jenjang 2, yang ditunjukkan dengan nilali uji F dan uji chi-kuadrat yang signifikan uji F = 1,3924, p 0,05; atau uji chi-kuadrat = 23,0177, p 0,05 lihat lampiran 13. Hasil pengujian heteroskedatisitas tersebut dengan demikian menjelaskan bahwa ke dua jenjang model regresi yang dikontruksi mengindikasi ketidakefisienan jika digunakan sebagai alat prediksi sikap beralih ke pangan organik. perpustakaan.uns.ac.id commit to user

b. Pengujian asumsi klasik dan