BAB II KAJIAN TEORI
A. Roman sebagai Karya Sastra
1. Pengertian Roman
Roman adalah bagian dari sastra, Terry Eagleton mengutip pernyataan Frye Eagleton 2007: 135 tentang sastra yaitu kesusastraan sebagai versi agama yang
salah tempat. Kesusastraan menjadi sebuah penawar yang esensial atas kegagalan ideologi religius, dan memberi kita bermacam-macam mitos yang relevan dengan
kehidupan sosial sehingga roman sebagai karya sastra adalah sebuah karya hasil dari cipta karya bebas dari seorang seniman yang dituangkan dalam sebuah cerita
fiksi. Cerita yang diangkat bisanya refleksi dari kehidupan sekitarnya ketika ia hidup. Dengan alasan tersebut roman menjadi karya sastra yang popular karena
dapat menyentuh masyarakat dengan cerita-cerita yang diangkat didalalamnya. Kesenangan tersebut dapat berupa nostalgia, kesamaan cerita hidup yang disajikan
roman tersebut dengan pembaca dapat pula berupa kisah lucu, konyol yang dapat membawa tawa pembaca.
Roman biasanya terdiri dari beberapa bab atau pembagian kemudian menceritakan sebuah kisah panjang yang memiliki alur awalan yang
memperkenalkan siapakah tokoh utamanya, kemudian muncul masalah hingga menjadi klimaks sebuah cerita lalu dilanjutkan dengan konklusi atau penyelesaian
yang menjadi antiklimaks cerita roman. Roman seringkali menceritakan sebuah bentuk kehidupan seseorang hingga ia meninggal.
Dalam perkembangannya roman sering kali disamakan dengan novel, dalam kenyataaannya bebeda. Roman merupakan cerita fiktif panjang yang digambarkan
dengan lebih mendalam. Roman lebih dikenal sebagai karya sastra yang yang menajikan sebuah cerita panjang dengan lebih menyorot lebih dalam pada masing
masing tokoh. Hal itu bertujuan agar pembaca dapat memahami setiap karakter tokoh dan dapat lebih mendalami cerita, sedangkan novel adalah sebuah cerita yang
memang lebih panjang daripada cerpen tapi lebih pendek daripada roman. Namun dengan perkembangannya di dunia sastra di Indonesia, roman dan novel adalah hal
yang sama dengan istilah yang berbeda.
2. Analisis Struktural Roman