PA : Redesign Kemasan Brem pada UKM “Bintang Mas”.

(1)

REDESIGN

KEMASAN BREM PADA

UKM “BINTANG MAS”

PROYEK AKHIR

Nama : MOCHAMMAD AL BAROKAH

NIM : 09.39090.0008

Nama : MIQDAD BIN JUBER

NIM : 09.39090.0003

Program Studi : DIII Komputer Grafis dan Cetak

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER

SURABAYA


(2)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... iv 

DAFTAR ISI ... vi 

DAFTAR GAMBAR ... viii 

DAFTAR TABEL ... ix 

BAB I PENDAHULUAN ... 1 

1.2  Latar Belakang ... 1 

1.2  Perumusan Masalahan ... 3 

1.3  Batasan Masalah ... 4 

1.4  Tujuan ... 5 

1.5  Manfaat ... 6 

BAB II LANDASAN TEORI ... 8 

2.1  Desain ... 8 

2.2  Kemasan ... 12 

2.3  Sejarah Perusahaan ... 13 

BAB III METODELOGI PENELITIAN ... 14 

3.1  Studi Eksisting ... 14 

3.2  Konsep Desain Kemasan ... 16 

3.3  Analisa Kebutuhan Material ... 21 

3.4  Analisa Biaya Produksi ... 21 

3.5  Analisa Waktu Pelaksanaan ... 26 

BAB IV IMPLEMENTASI DESAIN ... 27 

4.1  Tahap Persiapan ... 27 


(3)

  vii 

Halaman

4.3  Separasi Warna ... 30 

4.4  Pembuatan Plate ... 31 

4.5  Proses Cetak ... 31 

4.6  Tahap Finishing ... 32 

BAB V PENUTUP ... 33 

5.1  Kesimpulan ... 33 

5.2  Saran ... 33

DAFTAR PUSTAKA ... 35 


(4)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Contoh Kemasan Dari Kompetitor ... 15 

Gambar 2 Konsep Bentuk Kemasan Folding Box ... 16

Gambar 3 Draff Kemasan Folding Box Brem ... 18 

Gambar 4 Layout Ukuran Kertas Cetak Kemasan Folding Box ... 22 

Gambar 5 Konsep Desain Kemasan ... 29 

Gambar 6 Desain Kerangka Pisau ... 29

Gambar 7 Mouk Up Packaging Brem "Bintang Mas" ... 30   


(5)

  ix 

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1 Ukuran Kertas standart Internasional ... 11  Tabel 2 Pelaksanaan Waktu Proyek Akhir ... 26 


(6)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengertian umum dari kemasan adalah sesuatu yang digunakan sebagai media untuk melindungi apa yang dikemasnya. Dalam hal ini kemasan dibagi menjadi 3 yaitu kemasan primer (kemasan yang langsung berinteraksi dengan produk yang dikemas), kemasan sekunder (kemasan yang bersentuhan dengan kemasan primer) dan kemasan tersier (kemasan yang paling luar).

Menurut Hermawan Kartajaya kemasan mempunyai berbagai fungsi di antaranya:

1. Sebagai wadah, yaitu kemasan berfungsi sebagai tempat untuk produk yang didistribusikan, disimpan, dll.

2. Sebagai proteksi, kemasan yang baik juga digunakan untuk melindungi produknya dari uap air, oksigen, mikroba, cahaya Temperatur, gesekan, benturan, tekanan, dan kontaminan lain (kotoran, hewan debu, dll).

3. Dalam marketing, kemasan merupakan sarana komunikasi sebuah produk. Kemasan mejadi sarana terbaik untuk mendorong konsumen untuk membeli sebuah produk dan untuk membangun loyalitas konsumen terhadap produk.

Sebab kemasan bisa menjadi “personal statement” bagi konsumen untuk menunjukkan jati diri mereka atau dapat juga dikatakan bahwa kemasan


(7)

2  

   

mempunyai peranan yang sangat penting karena akan selalu terkait dengan komoditi yang dikemas dan sekaligus merupakan nilai jual dan citra produk. Akhirnya, kemasan sering dikatakan sebagai “silent salesman”.

4. Kemasan dapat memudahkan pemakaian suatu produk oleh konsumen, tergantung produk dan aplikasinya.

Berdasarkan uraian diatas, kemasan dituntut tampil lebih baik dan dapat memenuhi syarat. Menurut penulis disamping bahan kemasan yang tepat dan ramah lingkungan, faktor desain kemasan sangat menentukan daya jual sebuah produk.

Perkembangan dibidang printing dan packaging di Indonesia penulis beranggapan ternyata sedang berkembang dengan pesat seiring dengan persaingan sebagai macam produk yang semakin banyak bermunculan, dengan kondisi seperti inilah kemasan yang menarik akan menjadi nilai tambah bagi produk yang ditawarkan tersebut. Yang mana dapat meningkatkan penjualan dari suatu produk yang dikemas.

Dengan kemajuan teknologi, para dosen di tempas penulis kuliah menganjurkan pengurangan material yang tidak diperlukan di dalam kemasan, serta menghindari material yang tidak ramah lingkungan. Beberapa faktor inilah yang membuat suatu kemasan semakin diperhatikan oleh pengusaha terhadap produk - produk yang diedarkannya. Perkembangan dibidang printing dan packaging di Indonesia ternyata juga sedang berkembang dengan pesat seiring dengan persaingan sebagai macam produk yang semakin banyak bermunculan, dengan kondisi seperti inilah kemasan yang menarik akan menjadi nilai tambah


(8)

3  

bagi produk yang ditawarkan tersebut. Dengan kemajuan teknologi, para pakar diindustri ini menganjurkan pengurangan material yang tidak diperlukan di dalam kemasan, serta menghindari material yang tidak ramah lingkungan.

Pengamatan selama di lapangan di daerah UKM berada, pengusaha Usaha Kecil Menengah (UKM) saat ini, banyak sedikitnya kurang memperhatikan kemasan yang mereka gunakan untuk mengemas produk mereka. Hanya sedikit dari produk-produk UKM tersebut yang memiliki kemasan memadai untuk bersaing dengan produk- produk olahan industri yang memiliki strategi dan tampilan kemasan kuat dalam menarik konsumen. Selain itu seringkali kemasan-kemasan tersebut dirasa kurang berfungsi optimal dalam segi proteksi, karena material-material yang mereka gunakan cenderung memilih material dengan harga lebih murah.

Penulis bermotivasi untuk membuat suatu bentuk penyajian kemasan Brem yang berbeda dengan bentuk penyajian kemasan Brem yang telah ada. Karena suatu produk yang mampu bersaing dengan produk lain dipasaran adalah produk yang berkualitas dan memiliki suatu kemasan yang inovatif. Dan seorang konsumen membeli suatu produk itu tidak melihat produknya langsung, akan tetapi melihat dari pembungkusnya terlebih dahulu atau kemasan yang bagus dan menarik yang membuat konsumen jadi memilih produk tersebut.

1.2 Perumusan Masalahan

Dari latar belakang masalah maka penulis menyimpulkan bagaimana membuat kemasan Brem “Bintang Mas” dengan konsep fresh?


(9)

4  

   

1.3 Batasan Masalah

Untuk membuat suatu kemasan yang berkualitas baik, Dengan demikian kami mendapat ide untuk membuat kemasan Brem yang akan dikemas dalam kemasan sekunder bernuansa yang betujuan menarik perhatian customer dari penambahan images di kotak kemasan tersebut. Dan dikemasan Brem ini memiliki farian rasa buah. Untuk membuat kemasan seperti diatas harus kita konsultasikan terhadap pemilik UKM, daerah pemasaran produk tersebut dan sasaran konsumen yang membeli produk tersebut. Dengan data-data yang kita peroleh tersebut kita bisa membuat desain kemasan sesuai permintaan pemilik UKM.

Hal ini dikarenakan dengan kemasan, produk yang ada didalamnya terlindung, bersih dan praktis. di segmen ini masih sebagian kecil para UKM Brem yang menggunakan kemasan yang kecil. Penulis sebagai mahasiswa DIII Komputer Grafis dan Cetak berharap bisa mengembangkan desain inovatif tentang kemasan Brem.

Peralatan – peralatan yang digunakan dalam proses Pracetak Brem “Bintang Mas”:

1. Hardware

a. Netbook ( Intel Atom N280 @1.66GHZ, HDD 140 Gb, RAM 1GB)

b. Apple Macbook Pro (Processor Intel i7 2 GHz, 4 GB Main Memory, NVIDIA GeForce 9400M 256 MB, 500 GB Harddisk, Mac OS X 10.6.8)


(10)

5  

c. Indigo Print Digital Proofing

d. Peralatan serta bahan - bahan yang digunakan untuk membuat contoh kemasan yaitu Art carton 250 gsm yang dicetak dengan digital profing, Gunting, Cutter, Bolpoint, Pensil.

e. Mesin potong Polar Mohr Etromat 72

f. Mesin cetak Heidelberg GTO52 (1 warna) untuk pembuatan kemasan Brem “Bintang Mas”

g. Mesin plong jenis degel

2. Software

a. Adobe Illustrator CS5

b. Adobe Photoshop CS5

1.4 Tujuan

Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh para penulis dari kegiatan Tugas Akhir pembuatan desain kemasan Brem adalah sebagai berikut:

1. Sebagai syarat penerapan ilmu yang selama ini dipelajari di perkuliahan untuk diterapkan untuk membantu kemajuan usaha kecil menengah (UKM) dalam pengembangan kemasan untuk produknya.

2. Untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang desain kemasan untuk produk Brem khususnya di tingkat UKM.


(11)

6  

   

3. Untuk menambah pengetahuan tentang berbagai macam material, mengetahui dari proses desain, pengolahan file digital art work, kalkulasi biaya sampai pengaplikasiannya pada proses cetak, hingga proses finishing yang sesuai dan sebaiknya digunakan untuk mengemas produk Brem.

1.5 Manfaat

Adapun manfaat yang dapat diambil dari kegiatan ini adalah:

a. Untuk pribadi/kelompok

1. Dapat menambah pengalaman dalam men-desain serta melakukan proses cetak (baik mulai dari prepress, press, postpress).

2. Dapat menerapkan ilmu-ilmu yang selama ini sudah didapatkan semasa perkuliahan.

3. Dapat menambah pengalaman dalam melakukan usaha berwirausaha dan melakukan negoisasi.

4. Dapat menambah pengalaman dalam mempublikasikan sebuah produk/usaha dengan proyek yang ada.

5. Dapat memperkenalkan pengetahuan tentang desain kemasan dan material yang tepat dan lebih baik kepada pengusaha UKM.


(12)

7  

b. Untuk UKM

1. Dapat memperoleh nilai tambah untuk produknya lewat desain kemasan yang baru.

2. Mendapatkan pengetahuan yang lebih baik tentang desain kemasan yang lebih baik untuk produknya.

3. Dapat menjadi nilai tambah untuk bersaing dalam usahanya.

4. Memberikan perbedaan untuk produknya agar terlihat berbeda dengan produk-produk yang selama ini sudah ada.

5. Memiliki pandangan luas tentang desain kemasan dan cetak untuk perkembangan usahanya kedepan.


(13)

   

8

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1Desain

Desain Pada arti luas dasarnya merupakan pola rancangan yang menjadi dasar pembuatan suatu benda. Desain merupakan langkah awal sebelum memulai membuat suatu benda, seperti baju, furniture, bangunan, dll. Pada saat pembuatan desain biasanya mulai memasukkan unsur berbagai pertimbangan, perhitungan, cita rasa, dll. Sehingga bisa dibilang bahwa sebuah desain merupakan bentuk perumusan dari berbagai unsur termasuk berbagai macam pertimbangan di dalamnya.

2.1.1 Elemen Dasar Proses Cetak

Dalam setiap proses cetak produk grafika, teknik cetak yang digunakan pada dasarnya selalu mengacu pada 4 elemen dasar. Proses pembuatan suatu barang cetakan yang diinginkan dapat terwujud. Elemen-elemen dasar proses cetak tersebut antara lain:

a. Tinta.

b. Media Cetak. c. Plate Film. d. Media Penekan.

Elemen – elemen ini sangat saling berkaitan satu sama lainnya, sehingga diperlukan ketelitian yang serius untuk bisa menghasilkan sebuah cetakan yang


(14)

9

baik dan maksimal, baik dari segi warna dan kualitas hasil cetakan itu sendiri, oleh karna itu menggapa cetak itu sendiri juga disebut sebagai seni (art) dan inilah seni yang terdapat dalam proses cetakan sebenarnya.

a. Tinta

Tinta adalah penghantar warna pada suatu proses cetak. Terbentuk dari bahan pewarna atau disebut juga pigment, sarana pengangkut warna akdiktif atau perekat. Pigment merupakan kumpulan suatu partikel yang membentuk menjadi bahan padat yang bisa larut. Pigmen membawa suatu informasi warna yang nantinya akan ditransfer kemedia cetakan atau substrate. Sarana pengangkut warna merupakan suatu media yang berupa cairan untuk mengangkut pigment sehingga dapat dipindahkan kemedia cetak. Adiktif merupakan salah satu bahan campuran sebagai perekat warna kedalam media cetak atau substrate. Adiktiflah unsur yang merupakan sebagai pengatur tingkat kepekatan, kualitas tinta dan waktu pengeringatan.

Kualitas tinta cetak sangat tergantung oleh dari 3(tiga) unsur tersebut. Disamping itu tingkat kekentalan suatu tinta cetak juga sangat tergantung dari jenis kualitas teknik cetak yang dipakai. Secara umum dapat disimpulkan bahwa tingkatan kualitas tinta dapat diukur kesetabilannya pada saat proses cetak berjalan, yang meliputi kekentalan, warna, kelengketan/perekatan dan pengeringan.

b. Media Cetak atau Substrate

Media cetak atau disebut juga substrate adalah bahan dasar yang akan dicetak dari suatu proses cetak. Macam dari media cetak sangat beragam jenisnya,


(15)

  10

tergantung pula dari jenis proses cetaknya yang akan mengolah media cetak tersebut. Disamping itu suatu teknik proses cetak juga mampu menggunakan beberapa macam media cetak. Kertas dan plastik adalah bahan cetak yang paling sering digunakan. Selain itu bahan-bahan sintensis, gelas, metal maupun kain juga bisa digunakan sebagai media atau bahan cetakan. Bahan-bahan cetak tersebut dapat diperoleh dimana-mana. Perlu diperhatikan, bahwa pemilihan jenis dari media cetak atau substrate tersebut senagat tergantung dari jenis teknik atau proses cetak yang digunakan.

Sejak awal proses desain, ukuran bidang cetak sudah harus dipersiapkan, agar proses layout dan cetak dapat berjalan dengan baik. Untuk awalnya, hal yang harus diketahui adalah pembagian kertas mentah menjadi kertas ukuran cetak.

Berdasarkan sejarah perkembangan ukuran kertas mentah, sampai tahun 1917 banyak dipakai berbagai ukuran kertas, sehingga membuat perusahaan kertas mengalami kesulitan dalam melayani pelanggannya dengan ukuran kertas yang benar, dan juga bagi percetakan sulit memenuhi keinginan langganannya. Oleh karena itu akhirnya muncul standarisasi ukuran yang dibagi menjadi 3(tiga) sekmen:

A = ukuran kertas jadi yang harus dipakai sebagai ukuran dasar. A0 adalah ukuran yang terbesar dan ukurannya kurang lebih 1 meter persegi.(841 x 1189 mm = 999949 mm2)

B = ukuran sebelum dipotong


(16)

11

Tabel 1 Ukuran Kertas standart Internasional

A Ukuran (mm) B Ukuran (mm) C Ukuran (mm) A0 841 x 1189 B0 1000 x 1414 C0 917 x 1297 A1 594 x 841 B1 707 x 1000 C1 648 x 917 A2 420 x 594 B2 500 x 707 C2 458 x 648 A3 297 x 420 B3 353 x 500 C3 324 x 458 A4 210 x 297 B4 250 x 353 C4 229 x 324 A5 148 x 210 B5 176 x 250 C5 162 x 229 A6 105 x 148 B6 125 x 176 C6 114 x 162 A7 74 x 105 B7 88 x 125 C7 81 x 114 A8 52 x 74 B8 62 x 88 C8 57 x 81 A9 37 x 52 B9 44 x 62

A10 26 x 37 B10 31 x 44

c. Plat Cetak

Plate cetak merupakan salah satu unsur yang penting dalam proses cetak terutama di bidang cetak offset, karena berfungsi sebagai pembawa informasi yang nantinya akan disampaikan kemedia cetak(substrate). Diarea permukaan dari suatu plate cetak tergambar semua data informasi yang sudah didesain sebelumnya. Data-data tersebut meliputi teks, gambar dan semua pernak pernik desain yang siap untuk dicetak. Semua informasi yang tergambar dipermukaan plat cetak tersebut yang akan dijadikan media untuk mentranfer tinta kesubstrate.

Plat cetak pada dasarnya dibagi menjadi dua area, yaitu area cetak dan area non-cetak. Dimana area cetak berfungsi sebagai penerima atau


(17)

  12

pengikat tinta, sedangkan area non-cetak sebaliknya yakni tidak sebagai penerima atau pengikat tinta. Sedangkan bentuk dan bahan plate cetak beragam, tergantung pada proses dan teknik cetakannya yang akan digunakan. Beberapa macam bentuk dan bahan plate cetak antara lain timah hitam, seng, aluminium, kertas, metal, karet, kain, dan lain-lain. Selama proses cetak, plate cetak juga berfungsi sebagai penahan tekanan atau impresi dari media penekan kesubstrate.

d. Media Penekan

Media penekan berfungsi sebagai alat bantu dalam menghasilkan cetakan dimedia cetak(substrate). media ini memberikan tekanan anatara substrate dengan palte cetak, sehingga tinta yang melekat diplate cetak(sesuai dengan pola desain yang telah dibuat) dapat ditranfer dengan sempurna(apabila tidak ada kesalahan) kedalam media cetak/substrate. Model media penekan ini dan penempatannya sangat bergantung dari model mesin cetak dan juga teknik cetak itu sendiri, jadi setiap mesin berbeda-beda.

2.2 Kemasan

Kemasan merupakan sebuah wadah produk. Untuk kemasan, penulis menggunakan model kemasan yang sudah ada yaitu model folding box. Karena pemilik UKM meminta model dan desain yang sama, namun warna yang beda dan menambahkan aneka rasa.


(18)

13

Untuk ukuran yang penulis dapatkan, setelah penulis ukur data yang didapat antara lain :

P = 10 cm

L = 6.5 cm

T = 3.5 cm

Setelah penulis mendapatkan ukuran tersebut, lalu penulis membuat mock up sesuai ukuran tersebut dan tidak lupa mengecek setiap detailnya untuk mock up ukuran kemasan karena hal ini berhubungan dengan pisau die cutting.

2.3 Sejarah Perusahaan

UKM ini berdiri didaerah Caruban kabupaten Madiun, UKM Bintang Mas ini baru saja berdiri sejak tahun 2000an. Yang dibangun oleh Bapak Sariman pemilik usaha Brem “Bintang Mas” yang berada di Wonoasri RT 003 RW 002 desa Klitik kecamatan Caruban kabupaten Madiun. Seiring waktu berjalan usaha yang dijalankan oleh Bapak Sariman terus berkembang dan menghasilkan brem dengan farian rasa dan sudah dikenal oleh masyarakat umum yang khusnya daerah jawa.


(19)

14

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

3.1 Studi Eksisting

Maksud dari studi eksisting ini adalah sebagai acuan atau tolak ukur bagi tugas akhir. Acuan tersebut berupa desain artwork, layout, jenis cetak hingga kualitas cetaknya yang meliputi kemasan.

Analisa dari kami pada produk yang belum ada untuk kemasan brem adalah suatu percobaan yang membuat tampilan kemasan dari produk yang belum ada menjadi suatu produk baru yang mempunyai nilai jual tinggi. Maka dari itu kami membuat produk baru yang merubah dari segi desain meliputi warna, farian rasa dan teknik pengemasan yang berbeda dengan brem biasanya.

3.1.1 Acuan Kemasan Lama

Bintang Mas merupakan UKM yang baru dirintis sehingga produk Brem Bintang Mas sendiri belum ada desain kemasannya yang berbagai macam rasa, maka pembuatan kemasan untuk Brem ”Bintang Mas” ini dilakukan dari awal atau baru dengan mengacu pada konsep kemasan yang diinginkan pihak Bintang Mas dan telah mendapatkan persetujuan.


(20)

  15

3.1.2 Kompetitor

Di dalam perkembangan brem saat ini banyak persaingan dalam dunia produksi brem, dari pemberian kualitas produk, harga jual produk dan juga dari segi tampilan produk berupa tampilan kemasan, dari pembelajaran yang dikumpulkan melalui pengambilan contoh kemasan brem yang diperoleh dengan mengambil kemasan bekas dari kompetitor yang penulis dapatkan.

Gambar 1 Contoh Kemasan Dari Kompetitor

Dari gambar diatas maka bisa dipelajari mengenai kemasan dari kompetitor usaha brem diantaranya:

1. Kemasan ada yang mempunyai lipatan yang bagus dan ada yang tidak mempunyai garis tekuk yang baik, bisa dilihat dari bentuk kemasan yang tidak kokoh.

2. Kemasan terdiri dari 2 warna itupun warna dari tinta sablon. 3. Masih menggunakan jait kawat pada kemasan


(21)

  16

3.1.3 Analisa S.W.O.T - Strenght

Dari segi kekuatan desain kompetitir dirasa cukup baik dan untuk pembelelajaran agar lebih baik dan memberikan kesan yang fresh pada kemasan dikarenakan kemasan dari kompetitior terlihat kurang menarik pembeli. Betuk kemasan kompetitor yang tidak kokoh bisa dibuat pelajaran untuk membuat kemasan yang kokoh.

- Weakness

Dari segi kelemahan kemasan yang hendak diproduksi akan menggunakan biaya yang tidak murah dikarenakan menggunakan proses plong untuk memberikan garis lipat yang baik supaya kemasan bisa terlihat tegak.

3.2 Konsep Desain Kemasan

3.2.1 Konsep Bentuk


(22)

  17

Konsep bentuk kemasan yang diambil merupakan kemasan yang bertemakan folding box. Hal ini dikarenakan untuk menyesuiakan dengan karakteristik produk Brem yang dikemas dan tetap memiliki ciri kemasan dari produk – produk makanan berupa Brem sekaligus mempertahankan nilai estetika dan ergonomi dari suatu kemasan. Panjang, lebar dan tinggi kemasan disesuaikan dengan total besar dan tebalnya produk Bintang Mas yang dikemas (isi 4 batang brem @ 8 mm total tebalnya 32 mm). Kemasan tersebut merupakan kemasan dengan Tipe Folding Box. Untuk kemasan jadi (yang sudah dilipat), ukurannya adalah sebesar 10 cm x 6,5 cm x 3,5 cm (masing – masing untuk panjang, lebar, dan tinggi). Nilai overlapping atau bleeding yang digunakan adalah sebesar 2 mm masing – masing untuk tiap sisi kemasan folding box.

3.2.2 Konsep Desain

Sesuai permintaan UKM dibuat sesuai model yang sudah ada yaitu model folding box. Desain kemasan yang sudah ada, warnanya kuning dan logonya berwarna hijau. Namun UKM meminta dibuatkan kemasan yang warnanya dan di tambahi image. Konsep kali ini UKM juga meminta ditambahi aneka rasa buah - buahan. Dari studi tersebut akhirnya plate bisa direncanakan dengan menggunakan mesin CTCP. Hal ini bisa menekan biaya serendah mungkin dan menghemat waktu. Setelah itu konsep desain kemasan pun didesain sesuai permintaan customer dan disetujui lalu dicetak digital proofing. 

     


(23)

  18

                   

Gambar 3 Draff Kemasan Folding Box Brem

3.2.3 Warna

Untuk aplikasi warna pada kemasan folding box produk Brem Bintang Mas, warna yang digunakan keseluruhannya merupakan perpaduan dari warna proses CMYK. Hal ini dikarenakan untuk menekan biaya ongkos cetak yang dibutuhkan dari faktor tinta tanpa mengesampingkan mutu dan hasil artwork pada kemasan. Warna yang diterapkan pada kemasan ini adalah warna yellow. Kami memilih warna Yelow karena terinspirasi dari warna Brem oryginal yang belum dicampur dengan perpaduan rasa, sehinnga warna Yellow tersebut sesuai bila diterapkan terhadap produk Brem Bintang Mas ini karna walaupun sudah ada perpaduan rasa kita tidak meninggalkan warna dari brem. Berikut ini merupakan keterangan dari masing – masing penggunaan warna terhadap bagian – bagian kemasan folding box:


(24)

  19

• Untuk background di tengah kemasan menggunakan image buah - buahan Penerapan image ini bertujuan untuk memberikan rasa keserasian sekaligus harmonis bila dipadukan dengan Farian rasa brem tersebut. image ini juga mampu memberikan pencitraan yang baik terhadap produk Bintang Mas.

• Untuk warna backgroud kemasan menggunakan warna yellow(cyan 10% dan yellow 95%) dan sertai bintang – bintang bertaburan di backgroud.

• Warna pada backgroud farian rasanya memakai image yang diTrim • Untuk warna logo Brem “Bintang Mas” menggunakan warna kuning

dengan gradasi Red untuk backgroud logo(perpaduan dari Cyan 5%, dan Yellow 9% untuk backgroud logo dan untuk gradasi Magenta 100% dan Yellow 100%). Untuk warna pada Pitanya Red bergradasi Orange(Magenta 99.4% dan Yellow 100% untuk gradasinya Cyan 0.62%, Magenta 64.69% dan Yellow 100%. Lan pada pitanya Yellow bergradasi Cokelat(Magenta 14.4% dan Yellow 99.86% untuk gradasinya Cyan 21.71%, Magenta 69.61%, Yellow 100%, Black 99.13%). Untuk font Brem “Bintang Mas” menggunakan font Hobo std medium untuk warnananya Orange(Magenta 35% dan Yellow 85%). Untuk bintangnya memakai berbagai macam gradasi ada orange,yellow,coklat,dan putih.

• Warna dari Fontnya Yellow 100% dan linenya memakai warna Red(Cyan 15%, Magenta 100%, Yellow 90%, Black 10%)


(25)

  20

3.2.4 Trendi

Trend yang sedang marak digunakan oleh kemasan – kemasan jenis folding box UKM saat ini adalah dengan penggunaan artwork yang terdiri dari perpaduan antara vector dan image. Hal tersebut juga memberikan pengaruh terhadap design artwork dari produk Berm Bintang Mas yang menggunakan perpaduan vektor dengan image berupa foto untuk dapat mengikuti perkembangan trend yang sedang ramai diterapkan dipasaran. Penggunaan artwork perpaduan antara vektor dan image ini juga memberikan keuntungan dengan biaya design artwork yang lebih murah. Hal ini disebabkan karena adanya pengurangan pemakaian dari tinta khusus atau special colour seperti Pantone (Design Artwork yang murni 100% dari vektor memiliki kecenderungan yang lebih besar dalam penggunaan warna – warna khusus). Penggunaan artwork yang berjenis ini juga berfungsi untuk memberikan kesan yang ramai terhadap citra produk Brem Bintang Mas.

3.2.5 Visualisasi

Bentuk design dari kemasan Brem “Bintang Mas” yang menggunakan warna -warna dasar Yellow serta dipadukan dengan design artwork yang terbuat dari perpaduan vektor dengan image ini diharapkan mampu untuk memberikan rasa ramai dan pembeda terhadap produk – produk lainnya. Visualisasi dari kemasan ini juga diharapkan mampu untuk memberikan pencitraan terhadap produk Brem Bintang Mas yang berkwalitas dan bermutu terbaik.

3.2.6 Penampilan

Penampilan keselurahan dari produk kemasan Brem “Bintang Mas” ini diharapkan mampu untuk memenangkan persaingan yang ketat ketika dilempar


(26)

  21

dipasaran, menarik perhatian konsumen dan memberikan efek terhadap kemasan tersebut untuk mampu menjual atau mempromosikan produk yang dikemasnya tanpa adanya perantara sales.

3.3Analisa Kebutuhan Material

Dalam tugas akhir pembuatan kemasan Brem Bintang Mas UKM Brem Caruban-Madiun dalam jumlah mass production, kebutuhan material atau bahan baku yang dibutuhkan adalah sebagai berikut:

1. Kertas Duplex 260 gsm (30 lembar ukuran plano 109 x 79 cm)

2. Tinta Process Colour CMYK

3. Plate Cetak (4 lembar plate cetak ukuran 51 x 40 cm) menggunakan mesin CTCP

4. Pisau Creasing dan Die Cut.

3.4 Analisa Biaya Produksi

3.4.1 Kemasan Folding Box A. Kertas

Kertas plano yang digunakan merupakan ukuran 79 x 109 cm Duplex 260 gsm. Layout potong kertas kedalam area kertas cetak 21,5 x 26,5 cm adalah sebagai berikut:


(27)

  22

Gambar 4 Layout Ukuran Kertas Cetak Kemasan Folding Box

Harga kertas untuk ukuran 79 x 109 cm didapat seharga @ Rp 1950, x 30 lembar = Rp. 58.500,- dengan jumlah yang didapat sebanyak 30 lembar plano. Sehingga didapatkan ukuran kertas 21,5 x 26,5cm sebanyak 360 lembar (satu lembar plano ukuran 79 x 109 cm didapatkan sebanyak 12 up 21,5 x 26,5cm). Dengan waste sebanyak 10% perlembar plano.

B. Plate Cetak

Kebutuhan plate cetak yang dibutuhkan untuk mencetak kemasan folding box Brem adalah sebanyak 4 lembar plate masing – masing untuk warna Cyan, Magenta, Yellow dan Black. Merk plate yang digunakan merupakan Plat convesional dengan ukuran untuk mesin cetak Heidelberg Printmaster GTO 52 (51 x 40 cm) dengan ketebalan 0.25. Kita membuat Plat menggunakan mesin CTCP Harga satu lembar plate cetak didapat


(28)

  23

seharga Rp 15.000,- sehingga total harga yang didapat untuk kebutuhan plate cetak kemasan Folding Box adalah sebesar Rp 60.000,-.

C. Profing Digital

Proses proofing digital dilakukan di “Premier” dengan menggunakan mesin Indigo Print Digital Proofing pada bahan kertas Duplex 260 gsm. Hasil proofing digital digunakan untuk acuan pencarian warna pada saat proses cetak. Biaya yang dikeluarkan untuk proses proofing digital adalah sebesar Rp 9.500,-.

D. Proses Cetak

Pelaksanaan proses cetak dilakukan di SDPC (Stikom Design and Printing Center) dengan menggunakan mesin Heidelberg Printmaster GTO 52. Biaya proses cetak yang dikeluarkan adalah sebesar Rp. 241.300,- yang sudah mencakup biaya untuk tinta cetak, RWA (Roll Washer Agent), Plate Cleaner, dan kain Majun. Bahan untuk proses copier plate yang meliputi gum dan corrector plate sudah termasuk kedalam biaya proses cetak. Berikut merupakan perincian biaya dari proses cetak:

• Tinta Cetak

Tinta Cyan(Esay) : Rp. 63.000,- X 3%=Rp.1.890,-

Tinta Magenta(Cemani Toka) : Rp. 82.800,- X 2%=Rp.1.656,-


(29)

  24

Tinta Black(Logo) : Rp. 50.000,- X 1%=Rp. 500,- __________+ Rp. 7.174,-

Total pemakaian tinta cetak = Rp. 7.174,-

• Total pemakaian bahan pembantu cetak (Gum, RWA, Corector Plate, Plate Cleaner, Developer, Majun) = Rp 11.500,-

Total Biaya Tinta dan bahan pembantu cetak:

Rp. 7.174,- + Rp. 11.500,- = Rp. 18.674,-

Total Biaya proses cetak keseluruhan = Rp. 18.674,- D. Pembuatan Pisau dan Proses Plong

Pembuatan pisau dan proses plong dilakukan Immanuel yang beralamatkan di Jl. Bratang gede IV / 20 Surabaya. Besarnya biaya dalam pembuatan pisau diperoleh sebesar Rp. 90.780,- dan biaya untuk proses plong didapat sebesar Rp. 60.000,-.

Berikut merupakan perincian biaya dari kerangka pisauwnya:

• Pisau krising: 87cm X Rp. 175,- = Rp. 15.225,- • Pisau cating: 146.6cm X Rp. 175,- = Rp. 25.655,- • Mata ayam: Rp. 7.500,- X 2 = Rp. 15.000,- • Papan: 29.7cm X 23.5cm X Rp. 50,- = Rp. 34.900,-

__________+ Rp. 90.780,-


(30)

  25

Total keseluruhan biaya proses Die Cutting Rp. 60.000,- + Rp. 90.780,-

= Rp. 150.780,-

H. HPP

Berdasarkan perincian biaya dari data sebelumnya maka didapat HPP untuk kemasan Folding Box dengan perincian sebagai berikut:

- Kertas Duplex 79 x 109 cm 260 gsm (30 lembar) Rp. 58.500,-

- Plate Cetak confesional (51 x 40 cm) 4 lembar Rp. 60.000,-

- Profing Digital Rp. 9.500,-

- Biaya Proses Cetak Rp. 18.674,-

- Proses Die Cutting Rp. 150.780,-

________+

Rp. 297.454,-

Jumlah cetakan kemasan yang didapat sebanyak 300 pcs dengan pembuangan waste sebanyak 60 pcs. HPP per kemasan Folding Box yang didapat adalah sebesar Rp. 297.454,- / 300pcs = Rp. 991,- yang jika ditambahkan labanya 10% dari per pcs-nya Rp. 991,- X 10% = Rp. 99,-

Rp. 991 + Rp. 99 = Rp. 1.090,-


(31)

  26

3.5 Analisa Waktu Pelaksanaan

Lama pelaksanaan pengerjaan dari proyek akhir pembuatan kemasan bagi produk UKM dikerjakan selama 2 bulan (Mei – Juli). Untuk perincian jalannya alur kerja dapat diperhatikan melalui tabel berikut:

Tabel 2 Pelaksanaan Waktu Proyek Akhir

No Nama Kegiatan Waktu Pelaksanaan

1. Survey dan pencarian produk UKM

19 – 21 Mei 2012

2. Pembahasan ide dan konsep bentuk kemasan, artwork

22 – 25 Mei 2012

3. Pencarian material atau bahan baku kemasan

18 – 19 Juni 2012

4. Pembuatan Mock Up Kemasan

19 Juni 2012

5. Proses naik cetak dan finishing produk dalam jumlah mass production

20 – 27 Juni 2012

6. Pembuatan Buku Laporan 1 - 15 Juli 2012  


(32)

BAB IV

IMPLEMENTASI DESAIN

Dalam implementasi desain, kegiatan yang dilakukan terdiri dari tahapan sebagai berikut:

1. Tahap Pesiapan,

2. Tahap Implementasi Konsep ke Dalam Desain,

3. Separasi Warna,

4. Pembuatan Plate menggunakan CTCP,

5. Tahap Mencetak,

6. Tahap Finishing

4.1 Tahap Persiapan

Pada tahap ini yang dilakukan adalah :

1. Menentukan terlebih dahulu format dan ukuran untuk kemasan serta

jumlah kertas/material yang akan digunakan. Kertas plano yang digunakan merupakan ukuran 79 x 109 cm Duplex 260 gsm.

2. Pengumpulan materi yang digunakan sebagai bahan untuk menyusun


(33)

   

28

a. Pengumpulan data primer melalui wawancara dengan produsen

Brem “Bintang Mas” mengenai logo yang tersedia rasa apa aja dan ukuran kemasannya.

b. Pengumpulan data sekunder yang terdiri dari desain - desain

kemasan sebagai bahan referensi yang dapat diambil dari internet meupun media informasi yang lain.

3. Pembuatan Plate cetak yang dibutuhkan untuk mencetak kemasan

Folding Box Brem adalah sebanyak 4 lembar plate masing – masing untuk warna Cyan, Magenta, Yellow dan Black. Merk plate yang digunakan merupakan Plat convesional dengan ukuran untuk mesin

cetak Heidelberg Printmaster GTO 52 (51 x 40 cm) dengan ketebalan

0.25. Kita membuat Plat menggunakan mesin CTCP.

4. Profing digital dengan menggunakan mesin Indigo Print Digital

Proofing pada bahan kertas Duplex 260 gsm. Hasil proofing digital digunakan untuk acuan pencarian warna pada saat proses cetak.

4.2 Tahap Implementasi Konsep ke Dalam Desain

• Pembuatan desain kemasan berdasarkan konsep awal, yaitu fresh. Oleh

karena warna dominan yang kita gunakan berwarna cerah,yaitu warna kuning,lalu kita berikan image buah-buahan sehinggan terkesan segar dan banyak varian rasa yang dapat dipilih konsumen. Berikut ini adalah konsep desain kemasan yang telah kami buat


(34)

   

29

Gambar 5 Konsep Desain Kemasan

• Konsep bentuk yang kita buat berdasarkan acuan kemasan lama. Konsep

bentuk kemasan yang diambil merupakan kemasan yang bertemakan folding box. Hal ini dikarenakan untuk menyesuiakan dengan karakteristik produk Brem yang dikemas dan tetap memiliki ciri kemasan dari produk – produk makanan berupa Brem


(35)

   

30

Gambar 7 Mock up Packaging Brem “Bintang Mas”

4.3 Separasi Warna

Separasi warna merupakan tahap untuk memisahkan warna pada desain

yang sudah ada dalam format untuk cetak separasi warna CMYK agar menjadi

sebuah Plat siap cetak yang terpisah yang dilakukan dengan mesin CTCP.

Pada implementasi dalam proses pembuatan Plat perlu dilakukan convert

to path (agar teks menjadi format bitmap), overprint untuk warna hitam dan bleeding (untuk menghindari hasil cetakan yang tidak tercetak setelah proses potong)

Warna yang digunakan pada kemasan yaitu:

- Prosentase warna cyan yang dignakan pada kemasan Brem cap “Bintang

Mas” yaitu 30 %

- Prosentase warna magenta yang digunakan pada kemasan Brem cap


(36)

   

31

- Prosentase warna yellow yang digunakan pada kemasan Brem cap

“Bintang Mas” yaitu 40 %

- Prosentase warna black yang digunakan pada kemasan Brem cap “Bintang

Mas” yaitu 10 %

4.4 Pembuatan Plate

Pembuatan plate merupakan proses mentransfer image yang ada pada

computer yang sudah dilayout pada computer. Disini kita menggunakan Mesin CTCP yang lebih praktis dan lebih efisien ketimbang menggunakan filem. CTCP ini tidak menggunakan filem lagi,data yang ad dicomputer langsung ditranferkan ke mesin CTCP selah keluarnya plat dari mesin CTCP masih belum jadi plat siap

cetak,baru kemudian dilanjutkan dengan proses pencucian plate dengan

developer sampai area image mulai terlihat dan area non-imagenya luntur.

Plate selesai dicuci, dibersihkan dengan sponge bersih yang sudah dicuci

terlebih dahulu dengan air biasa. Lalu digum, untuk melindungi plate agar tidak

teroksidasi. Proses gum dilakukan jika proses cetak masih dilakukan dalam waktu

lain tidak secara langsung bersamaan.

4.5 Proses Cetak

Proses cetak adalah proses mentransfer image yang terdapat pada plate

untuk ditransfer pada acuan cetak sesuai dengan ukuran yang diinginkan.

Caranya yaitu dengan memasang plate terlebih dahulu ke dalam mesin dan diatur


(37)

   

32

4.6 Tahap Finishing

Tahap finishing diawali dengan proses die cutting dengan mesin Degel

kemudian memisahkan bagian-bagian yang tidak terpakai (striping waste) dalam

kemasan setelah plong. Setelah dipisahkan lembaran kertas yang telah dicetak. Setelah itu dilakukan proses penguncian secara manual untuk dijadikan kemasan siap pakai. 


(38)

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan  

Dari pengerjaan Proyek Akhir pembuatan kemasan bagi UKM dalam jumlah mass

production (UKM Brem cap “Bintang Mas”), didapatkan kesimpulan sebagai berikut :

• Kemasan Brem cap “Bintang Mas” dibuat dengan konsep yang

fresh,sehigga terkesan tampilan kemasan lebih fresh dan menarik

• Untuk melindungi isi, kemasan kita buat dengan menggunakan kertas

duplex 260 gr sehingga lebih kuat dan mampu melindungi isi brem.

• Warna,ukuran,bentuk dibuat sebagus dan seinovatif mungkin guna

menarik minat pembeli.

• Perbedaan kemasan Brem cap “Bintang Mas” dengan produk / kompetitor

lain membuat kemasan yang kami buat lebih menarik minat orang dan mempengaruhi daya jual

5.2 Saran

Untuk mendapatkan hasil pekerjaan yang baik dalam pembuatan kemasan sekunder dimasa mendatang disarankan:

1. Persiapan yang matang, baik dalam proses pengumpulan data hingga ke


(39)

   

34

serta sejarah berdirinya “Bintang Mas”), ukuran produk dicetak dengan mesin cetak, kalkulasi biaya, melakukan analisa dengan competitor pesaing.

2. Membuat contoh kemasan terlebih dahulu sebelum melakukan proses

produksi secara masal

Melakukan efisiensi pada setiap proses baik berkenaan dengan material dan


(40)

DAFTAR PUSTAKA

   

− http://wwwdgi‐indonesia.com/wp‐content/uploads/2009/03/ 

dkv00020203.pdf 

− http://id.wikipedia.org/wiki/Desain 

− http://nlailaf.blogspot.com/2011/12/macam‐macam‐kemasan.html 


(1)

   

30

Gambar 7 Mock up Packaging Brem “Bintang Mas”

4.3 Separasi Warna

Separasi warna merupakan tahap untuk memisahkan warna pada desain yang sudah ada dalam format untuk cetak separasi warna CMYK agar menjadi sebuah Plat siap cetak yang terpisah yang dilakukan dengan mesin CTCP.

Pada implementasi dalam proses pembuatan Plat perlu dilakukan convert to path (agar teks menjadi format bitmap), overprint untuk warna hitam dan bleeding (untuk menghindari hasil cetakan yang tidak tercetak setelah proses potong)

Warna yang digunakan pada kemasan yaitu:

- Prosentase warna cyan yang dignakan pada kemasan Brem cap “Bintang Mas” yaitu 30 %

- Prosentase warna magenta yang digunakan pada kemasan Brem cap “Bintang Mas” yaitu 20 %


(2)

- Prosentase warna yellow yang digunakan pada kemasan Brem cap “Bintang Mas” yaitu 40 %

- Prosentase warna black yang digunakan pada kemasan Brem cap “Bintang Mas” yaitu 10 %

4.4 Pembuatan Plate

Pembuatan plate merupakan proses mentransfer image yang ada pada computer yang sudah dilayout pada computer. Disini kita menggunakan Mesin CTCP yang lebih praktis dan lebih efisien ketimbang menggunakan filem. CTCP ini tidak menggunakan filem lagi,data yang ad dicomputer langsung ditranferkan ke mesin CTCP selah keluarnya plat dari mesin CTCP masih belum jadi plat siap cetak,baru kemudian dilanjutkan dengan proses pencucian plate dengan developer sampai area image mulai terlihat dan area non-imagenya luntur.

Plate selesai dicuci, dibersihkan dengan sponge bersih yang sudah dicuci terlebih dahulu dengan air biasa. Lalu digum, untuk melindungi plate agar tidak teroksidasi. Proses gum dilakukan jika proses cetak masih dilakukan dalam waktu lain tidak secara langsung bersamaan.

4.5 Proses Cetak

Proses cetak adalah proses mentransfer image yang terdapat pada plate untuk ditransfer pada acuan cetak sesuai dengan ukuran yang diinginkan. Caranya yaitu dengan memasang plate terlebih dahulu ke dalam mesin dan diatur sesuai dengan keinginan.


(3)

   

32

4.6 Tahap Finishing

Tahap finishing diawali dengan proses die cutting dengan mesin Degel kemudian memisahkan bagian-bagian yang tidak terpakai (striping waste) dalam kemasan setelah plong. Setelah dipisahkan lembaran kertas yang telah dicetak. Setelah itu dilakukan proses penguncian secara manual untuk dijadikan kemasan siap pakai. 


(4)

33

 

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

 

Dari pengerjaan Proyek Akhir pembuatan kemasan bagi UKM dalam jumlah mass

production (UKM Brem cap “Bintang Mas”), didapatkan kesimpulan sebagai berikut :

• Kemasan Brem cap “Bintang Mas” dibuat dengan konsep yang fresh,sehigga terkesan tampilan kemasan lebih fresh dan menarik

• Untuk melindungi isi, kemasan kita buat dengan menggunakan kertas duplex 260 gr sehingga lebih kuat dan mampu melindungi isi brem.

• Warna,ukuran,bentuk dibuat sebagus dan seinovatif mungkin guna menarik minat pembeli.

• Perbedaan kemasan Brem cap “Bintang Mas” dengan produk / kompetitor lain membuat kemasan yang kami buat lebih menarik minat orang dan mempengaruhi daya jual

5.2 Saran

Untuk mendapatkan hasil pekerjaan yang baik dalam pembuatan kemasan sekunder dimasa mendatang disarankan:

1. Persiapan yang matang, baik dalam proses pengumpulan data hingga ke proses penyelesaian. Meliputi desain (harga, pangsa pasar, pilihan rasa,


(5)

   

34

serta sejarah berdirinya “Bintang Mas”), ukuran produk dicetak dengan mesin cetak, kalkulasi biaya, melakukan analisa dengan competitor pesaing.

2. Membuat contoh kemasan terlebih dahulu sebelum melakukan proses produksi secara masal

Melakukan efisiensi pada setiap proses baik berkenaan dengan material dan waktu. 


(6)

  35   

− http://wwwdgi‐indonesia.com/wp‐content/uploads/2009/03/ 

dkv00020203.pdf 

− http://id.wikipedia.org/wiki/Desain 

− http://nlailaf.blogspot.com/2011/12/macam‐macam‐kemasan.html