Analisis Biaya Konsumsi Pangan dan Hubungannya dengan Tingkat Kecukupan Gizi Taruna Akademi Imigrasi, Depok, Jawa Barat

ANALISIS BIAYA KONSUMSI PANGAN DAN
HUBUNGANNYA DENGAN TINGKAT KECUKUPAN GIZI
TARUNA AKADEMI IMIGRASI, DEPOK, JAWA BARAT

NABILAH NABIHA ZULFA

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

ANALISIS BIAYA KONSUMSI PANGAN DAN
HUBUNGANNYA DENGAN TINGKAT KECUKUPAN GIZI
TARUNA AKADEMI IMIGRASI, DEPOK, JAWA BARAT

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Gizi
dari Program Studi Ilmu Gizi pada
Departemen Gizi Masyarakat


DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Biaya
Konsumsi Pangan dan Hubungannya dengan Tingkat Kecukupan Gizi Taruna
Akademi Imigrasi, Depok, Jawa Baratadalah benar karya saya denganarahan dari
komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan
tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang
diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks
dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Februari 2014
Nabilah Nabiha Zulfa

NIM I14090006

ABSTRAK
NABILAH NABIHA ZULFA. Analisis biaya konsumsi pangan dan hubungannya
dengan tingkat kecukupan gizi taruna Akademi Imigrasi, Depok, Jawa Barat.
Dibimbing oleh YAYAT HERYATNO dan HADI RIYADI.
Biaya konsumsi pangan adalah biaya yang dikeluarkan oleh seseorang untuk
memenuhi kebutuhan pangannya. Namun, pengeluaran biaya untuk pangan yang
dikeluarkan belum tentu sesuai dengan zat gizi yang didapatkan. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis biaya konsumsi pangan serta hubungannya dengan
tingkat kecukupan gizi taruna pada Akademi Imigrasi. Desain penelitian ini
adalah cross sectional dengan jumlah unit analisis penelitian sebanyak 63 taruna
Akademi Imigrasi. Hasil penelitian menunjukan tidak terdapat hubungan antara
karakteristik keluarga (pendidikan dan pendapatan orangtua) dan karakteristik
individu (usia, jenis kelamin, dan pendapatan taruna) dengan biaya konsumsi
pangan taruna, tetapi terdapat hubungan keterkaitan antara pekerjaan ayah dengan
biaya konsumsi pangan taruna. Terdapat hubungan antara biaya konsumsi pangan
dengan tingkat kecukupan energi dan protein taruna, namun tidak terdapat
hubungan antara biaya konsumsi pangan dengan tingkat kecukupan lemak dan
karbohidrat taruna.

Kata kunci: Biaya Konsumsi Pangan, Taruna, Tingkat Kecukupan Gizi

ABSTRACT
NABILAH NABIHA ZULFA. Analysis of Food Consumption Cost and its
association to sufficiency level of nutrients on Taruna Immigration Academy,
Depok, West Java. Supervised by YAYAT HERYATNO and HADI RIYADI.
Food consumption cost is the costs spent by anybody to meet their food
requirements. However, the food expenditure is not always in accordance to the
nutrient obtained. This study aimed to analyze food consumption cost and its
association to nutrient sufficiency level on Immigration Academy. A cross
sectional study of 63 Taruna was conducted. The result showed there was no
correlation between family characteristic (education and income of their parents),
individual characteristic (age, sex, and income of Taruna) and food consumption
cost of taruna, but there was correlation between occupation of taruna’s father
and food consumption cost of taruna. There was correlationbetween foods
consumption cost and energi and protein sufficiency level. However, there was no
correlation between food consumption cost and fat and carbohydrate suffiency
level.
Keywords: Food Consumption Cost, Nutrient Suffiency Level, Taruna


ANALISIS BIAYA KONSUMSI PANGAN DAN
HUBUNGANNYA DENGAN TINGKAT KECUKUPAN GIZI
TARUNA AKADEMI IMIGRASI, DEPOK, JAWA BARAT

NABILAH NABIHA ZULFA

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Gizi
dari Program Studi Ilmu Gizi pada
Departemen Gizi Masyarakat

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

Judul Skripsi : Analisis Biaya Konsumsi Pangan dan Hubungannya dengan
Tingkat Kecukupan Gizi Taruna Akademi Imigrasi, Depok, Jawa

Barat
Nama
: Nabilah Nabiha Zulfa
NIM
: I14090006

Disetujui oleh

Yayat Heryatno, SP, MPS
Pembimbing I

Dr Ir Hadi Riyadi, MS
Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr Rimbawan
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:


Judul Skripsi: Analisis Biaya
on -_) - i Pangan dan Hubungannya dengan
Tingkat Kecukupan Glzi Tarun a Akademi Imigrasi, Depok, Jawa
Barat
Nama
: Nabilah Nabiha ZulJa
NIM
: 114090006

Disetujui oleh

SP MPS

Tanggal Lulus :

0

Dr Ir Hadi Riyadi, MS
Pembimbing II


PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulisan skripsi dengan judul
“Analisis Biaya konsumsi Pangan dan Hubungannya dengan Tingkat Kecukupan
Zat Gizi pada Taruna Akademi Imigrasi, Depok, Jawa Barat” dapat diselesaikan
dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
program Strata-1 Program Studi Ilmu Gizi, Departemen Gizi Masyarakat,
Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini tidak akan selesai tanpa
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Yayat Heryatno, SP, MPS selaku Dosen Pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan, dukungan dan motivasinya.
2. Bapak Dr. Ir. Hadi Riyadi, MS selaku Dosen Pembibing II yang telah
memberikan bimbingan, dukungan dan motivasinya.
3. Bapak Prof. Dr. Ir. Dadang Sukandar, MSc selaku dosen pemandu seminar
dan penguji skripsi yang telah memberikan masukan dan perbaikannya
kepada penulis.
4. Bapak Dr. Rimbawan selaku ketua Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas

Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.
5. Bapak dan Ibu Dosen serta seluruh tenaga kependidikan Departemen Gizi
Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor yang
telah mendidik dan membantu kelancaran studi.
6. Kepala BPSDM dan Direktur Akademi Imigrasi berserta staff serta taruna
Akademi Imigrasi yang telah bersedia untuk bekerjasama dan membantu
penulis dalam penelitian ini.
7. Kedua orang tua penulis, Bapak Abdul Gani dan Ibu Nurohma, bang Zufri,
ka Aro, bang Daus, ka Indah, uda Herry, ka Fika yang telah memberikan
doa, dukungan, kasih sayang, motivasi, perhatian, dan pengorbanannya
kepada penulis.
8. Mas Sonny Noor Bhuwono atas bantuan dan informasinya yang berkaitan
dengan penelitian ini.
9. Para pejuang AIM (Fera dan Icha), Ayu, Tami, dan Yunita yang telah
banyak membantu dalam proses penelitian ini serta seluruh keluarga besar
Gizi Masyarakat 46, 45, GM 47, GM 48, Pak Abo, dan Ibu Aisyah
fotokopian GM atas segala doa, dukungan, perhatian dan keceriaannya
selama ini.

Bogor, Februari 2014

Nabilah Nabiha Zulfa

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI

v

DAFTAR TABEL

vi

DAFTAR GAMBAR

vi

DAFTAR LAMPIRAN

vi

PENDAHULUAN


1

Latar Belakang

1

Tujuan Penelitian

1

Hipotesis

2

Manfaat Penelitian

2

KERANGKA PEMIKIRAN


2

METODE

4

Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian

4

Jumlah dan Cara Penarikan Unit Analisis

4

Jenis dan Cara Pengumpulan Data

4

Pengolahan dan Analisis Data

4

Definisi Operasional

7

HASIL DAN PEMBAHASAN

8

Gambaran Umum Lokasi Penelitian

8

Karakteristik keluarga dan individu taruna

8

Biaya Konsumsi Pangan

12

Kebiasaan Makan

13

Konsumsi Pangan

16

Uji Hubungan Antar Variabel

25

SIMPULAN DAN SARAN

27

Simpulan

27

Saran

28

DAFTAR PUSTAKA

28

LAMPIRAN

31

DAFTAR TABEL
Tabel 1 Jenis dan cara pengumpulan data
Tabel 2 Jenis dan kategori variabel pengolahan data
Tabel 3 Sebaran karakteristik keluarga menurut pendidikan orangtua
Tabel 4 Sebaran karakteristik keluarga menurut pekerjaan orangtua
Tabel 5 Sebaran karakteristik keluarga menurut pendapatan
Tabel 6 Statistik deskriptif pendapatan orang tua
Tabel 7 Sebaran taruna menurut usia
Tabel 8 Statistik deskriptif statistik taruna menurut usia
Tabel 9 Sebaran taruna menurut jenis kelamin
Tabel 10 Sebaran uang saku taruna
Tabel 11 Deskriptif statistik pendapatan taruna
Tabel 12 Deskriptif statistik biaya konsumsi pangan taruna (rupiah/hari)
Tabel 13 Kebiasaan makan taruna
Tabel 14 Kebiasaan sarapan
Tabel 15 Kebiasaan minum
Tabel 16 Kebiasaan jajan
Tabel 17 Frekuensi konsumsi bahan pangan perminggu
Tabel 18 Rata-rata konsumsi dan tingkat kecukupan gizi
Tabel 19 Sebaran taruna berdasarkan tingkat kecukupan energi
Tabel 20 Sebaran taruna berdasarkan tingkat kecukupan protein
Tabel 21 Sebaran taruna berdasarkan tingkat kecukupan lemak
Tabel 22 Sebaran taruna berdasarkan tingkat kecukupan karbohidrat
Tabel 23Hasil uji statistik hubungan antara karakteristik keluarga dan
individu dengan biaya konsumsi pangan
Tabel 24Hubungan biaya konsumsi pangan dengan tingkat kecukupan
gizi

4
5
9
9
10
10
11
11
11
12
12
13
14
15
15
16
17
21
22
23
24
24
25
27

DAFTAR GAMBAR
1 Kerangka pemikiran hubungan antara biaya konsumsi pangan dengan
tingkat kecukupan gizi

3

DAFTAR LAMPIRAN
1 Hasil uji statistik hubungan antara biaya konsumsi pangan dengan
tingkat kecukupan gizi
2 Hasil uji korelasi spearman antara karakteristik keluarga (pendidikan
orangtua) dan individu (usia dan pendapatan taruna) dengan biaya
konsumsi pangan
3 Hasil uji korelasi pearson antara total pendapatan orangtua dengan
biaya konsumsi pangan taruna
4 Hasil uji chi-square antara pekerjaan ayah dan biaya konsumsi pangan
taruna

31

31
31
31

5 Hasil uji chi-square antara pekerjaan ibu dengan biya konsumsi
pangan taruna
6 Hasil uji chi-square antara jenis kelamin dengan biaya konsumsi
pangan taruna
7 Kuisioner

32
32
33

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pembangunan nasional suatu bangsa sangat bergantung terhadap kualitas
sumberdaya manusia yang dimilikinya.Menurut Pusat Data dan Analisis
Pembangunan (pusdalisbang) Jawa Barat tahun 2011, rata-rata pengeluaran
masyarakat Jawa Barat lebih banyak dialokasikan untuk pangan (51.8%)
dibandingkan non pangan (48.3%). Pengeluaran untuk pangan rata-rata meningkat
sebesar 14.7% pertahun. Tingkat kualitas dari sumberdaya manusia juga dapat
dilihat dari tingkat kesejahteraannya yang diperoleh dengan pendekatan
pengeluaran biayanya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.
Salah satu cara pemenuhan kecukupan gizi untuk Sumber Daya Manusia
dalam suatu institusi adalah dengan melakukan penyelenggaraan makanan dalam
institusi tersebut. Perencanaan makanan institusi perlu diperhatikan jenis kegiatan
dan proporsi yang diharapkan dari makanan institusi terhadap kecukupan sehari.
Dengan demikian dapat dicapai tingkat konsumsi yang memenuhi kecukupan
sehari demi tercapainya produktivitas yang optimal (Karyadi dan Muhilal 1985).
Menurut Almatsier (2006), institusi yang tidak menyediakan makanan lengkap
sehari perlu memperhatikan proporsi Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang perlu
dipenuhi melalui penyediaan makanan. Salah satu contoh institusi yang
mengadakan penyelenggaraan makanan untuk para tarunanya adalah Akademi
Imigrasi.
Akademi Imigrasi, Depok, Jawa Baratmerupakan salah satu akademi di
bawah naungan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Hukum dan HAM
yang dibentuk untuk memenuhi kebutuhan tenaga teknis keimigrasian yang
professional. Lulusan-lulusan akademi imigrasi ini diharapkan dapat
meningkatkan kualitas pejabat imigrasi untuk bisa menjadi sumber daya manusia
yang professional, berwibawa dan berwawasan global. Kecukupan gizi dan
pangan merupakan salah satu faktor terpenting dalam mengembangkan kualitas
sumber daya manusia, sehingga merupakan faktor kunci dalam pembangunan
suatu bangsa. Gizi juga sangat berpengaruh terhadap produktivitas manusia
(Almatsier 2004).
Pada penyelenggaraannya, biaya makan untuk para taruna telah ditetapkan
oleh pihak institusi. Selain biaya yang ditetapkan untuk makan sehari-hari, para
taruna juga mengeluarkan biaya untuk konsumsi lainnya selain dari makanan dari
asrama. Namun, pengeluaran biaya untuk pangan yang dikeluarkan oleh taruna
belum tentu sesuai dengan energi dan zat gizi yang mereka dapatkan. Menurut
Berg (1986) menyatakan bahwa seseorang yang mengeluarkan biayanya lebih
besar untuk makanan mungkin akan makan lebih banyak juga, tetapi makanan
yang dimakan tersebut belum tentu baik dan sesuai. Oleh karena itu, penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui kecukupan gizi yang dapat terpenuhi dari makanan
yang dikonsumsi sesuai dengan biaya konsumsi pangan yang telah dikeluarkan.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis biaya konsumsi pangan serta
hubungannya dengan tingkat kecukupan gizi taruna pada Akademi Imigrasi,
dengan tujuan khusus sebagai berikut:

2
1. Mengetahui karakteristik keluarga (pendidikan, pekerjaan dan pendapatan
orang tua) danindividu (usia, jenis kelamin, dan pendapatan) taruna.
2. Menganalisis biaya konsumsi pangan taruna.
3. Menganalisis kebiasaan makan taruna.
4. Menganalisis konsumsi pangan taruna.
5. Menganalisis hubungan antara karakteristik keluarga dan karakteristik
individu dengan biaya konsumsi pangan taruna.
6. Menganalisis hubungan biaya konsumsi pangan dengan konsumsi pangan dan
gizi taruna.
Hipotesis
1. Terdapat hubungan antara karakteristik keluarga dan induvidu dengan biaya
konsumsi pangan taruna.
2. Terdapat hubungan antara biaya konsumsi pangan dengan konsumsi pangan
dan gizi taruna.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada para
taruna Akademi Imigrasi maupun Institusi Akademi Imigrasinya secara langsung
mengenai kesesuaian pengeluaran biaya untuk pangan terhadap kecukupan energi
yang didapatkan para tarunanya. Selain itu, hasil penelitian ini juga diharapkan
dapat memberikan informasi mengenai pengeluaran biaya yang optimal untuk
mendapatkan tingkat kecukupan energi yang optimal juga.

KERANGKA PEMIKIRAN
Taruna Akademi Imigrasi merupakan salah satu komponen yang
membutuhkan kesehatan untuk menunjang segala aktivitas fisik dan aktivitas
belajar selama dalam masa pendidikan. Kualitas dan kuantitas makanan yang
dikonsumsi Taruna sangat berpengaruh terhadap kualitas mereka dalam
melakukan segala aktivitasnya. Oleh karena itu, pihak institusi harus menyediakan
makanan yang dapat memenuhi kebutuhan energi dan zat gizi para Taruna
Akademi imigrasi melalui penyelenggaraan makanan di asrama.
Karakteristik keluarga dan individu merupakan faktor yang dapat
menentukan besarnya biaya pangan. Pendidikan orang tua akan sangat
mempengaruhi pekerjaan orang tua yang juga akan berpengaruh langsung
terhadap pendapatannya, sehingga besarnya pendapatan orang tua juga dapat
mempengaruhi uang saku yang akan diberikan kepada anak-anaknya, dalam hal
ini anak-anak yang dimaksud adalah taruna. Selain dari pendidikan, pekerjaan dan
pendapatan orang tua yang termasuk kedalam karakteristik keluarga, usia, jenis
kelamin dan pendapatan taruna yang termasuk kedalam karakteristik individu juga
akan mempengaruhi biaya konsumsi pangan yang akan dikeluarkan oleh taruna.
Konsumsi pangan taruna yang mencakup pola konsumsi pangan serta
tingkat kecukupan gizinya juga bergantung pada biaya konsumsi pangan yang
dikeluarkan oleh taruna. Menurut Hardinsyah (1985) menyatakan bahwa

3
perubahan konsumsi pangan dan gizi pada masyarakat dapat dipengaruhi oleh
perubahan pendapatan, dalam penelitian ini yang dimaksud kedalam pendapatan
adalah pendapatan taruna yang didapatkan dari orang tua. Semakin besar biaya
yang dikeluarkan untuk konsumsi pangan oleh seseorang maka akan semakin
besar pula jumlah makanan yang akan dikonsumsi (Berg 1986).
Konsumsi pangan yang tepat untuk memenuhi kebutuhan gizi para taruna
dapat digunakan untuk melakukan aktivitas fisik maupun aktivitas dalam belajar.
Namun dalam penelitian ini, tingkat aktifitas merupakan variabel yang tidak
diteliti. Tingkat kecukupan gizi merupakan perbandingan antara jumlah konsumsi
zat gzi dengan angka kecukupan gizi aktual masing-masing taruna. Tingkat
kecukupan gizi tersebut didasarkan pada usia, jenis kelamin, berat badan dan
tinggi badan. Pola konsumsi pangan para taruna dapat menentukan apakah angka
kecukupan gizi taruna terpenuhi atau tidak.

Karakteristik individu
 Usia
 Jenis kelamin
 Pendapatan taruna

Karakteristik keluarga:
 Pendidikan orangtua
 Pekerjaan orangtua
 Pendapatan orangtua

Biaya konsumsi
pangan

Kebiasaan makan

Konsumsi pangan dan gizi:
 Pola konsumsi pangan
 Kecukupan gizi

Keterangan:
Hubungan yang diteliti
Hubungan yang tidak diteliti
Gambar 1Kerangka pemikiran hubungan antara biaya konsumsi pangan dengan
tingkat kecukupan gizi

4

METODE
Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain Cross-Sectional Study
yang dilaksanakan di Sekolah Akademi Imigrasi yang terletak di Depok, Jawa
Barat. Pemilihan lokasi penelitian ditentukan secara purposive dengan
pertimbangan kemudahan akses peneliti ke lokasi penelitian tersebut. Waktu
pengambilan data penelitian ini dari bulan Mei sampai Juli 2013.
Jumlah dan Cara Pemilihan Unit Analisis
Unit analisis penelitian ini adalah taruna Akademi Imigrasi yang masih
terdaftar sebagai taruna pendidikan selama penelitian ini berlangsung. Unit
analisispenelitian berjumlah 63 orang taruna tingkat tiga yang dipilih secara
purposive. Jumlah unit analisis yang diambil berdasarkan jumlah keseluruhan
taruna tingkat tiga yang berada di Akademi Imigrasi.
Jenis dan Cara Pengumpulan Data
Jenis data yang diambil terdiri dari data primer dan data sekunder. Data
primer meliputi karakteristik taruna (usia, jenis kelamin, dan pendapatan taruna),
karakteristik keluarga (pendidikan, pekerjaan dan pendapatan orangtua), jumlah
dan jenis makanan yang dikonsumsi yang dibedakan menjadi dua, yaitu makanan
yang berasal dari dalam asrama pendidikan dan dari luar, serta biaya yang
dikeluarkan untuk pangan.
Tabel1Jenis dan cara pengumpulan data
Jenis data
Primer
Karakteristik individu

Karakteristik keluarga

Kebiasaan makan
Konsumsi pangan

Biaya konsumsi pangan
Aktivitas fisik
Sekunder
Keadaan umum Akademi
Imigrasi

Biaya penyelenggaraan
makanan

Variabel

Cara pengumpulan data

Usia
Jenis kelamin
Pendapatan taruna
Pendidikan orangtua
Pekerjaan orangtua
Pendapatan orangtua
Jenis makanan yang biasa
dikonsumsi
Jumlah dan jenis makanan
yang dikonsumsi
Kecukupan gizi
Biaya yang dikeluarkan
untuk makanan
Aktifitas yang dilakukan
dalam sehari
Lokasi
Jumlah taruna
Fasilitas
(sarana
prasarana)
Anggaran
biaya
makanan para taruna

Wawancara

Wawancara
Wawancara dan kuisioner
Wawancara dan food frequency
Wawancara dan recall 1x24 jam
selama 2 hari yang berbeda
Wawancara
Wawancara dan record aktivitas
fisik
Pengambilan data-data
pihak Institutsi

kepada

Pengambilan data-data
pihak Institusi

kepada

dan
untuk

Data sekunder diperoleh dari pihak Institusi yang berupa data keadaan
umum lokasi penelitian serta data biaya penyelenggaraan makanan untuk

5
memenuhi kebutuhan makanan taruna di Akademi Imigrasi. Jenis dan cara
pengumpulan data secara rinci seperti terlihat pada Tabel 1.
Pengolahan dan Analisis Data
Proses pengolahan data meliputi pengkodean (coding), pemasukan data
(entry), pengecekan ulang (cleaning), dan analisis data. Tahap pengkodean
dimulai dengan cara menyusun kode-kode tertentu untuk setiap variabel sebagai
panduan dalam meng-entry dan pengolahan data. Kemudian data yang sudah
diberikan kode dimasukan ke dalam tabelyang sudah ada. Setelah itu dilakukan
pengecekan ulang untuk memastikan tidak ada kesalahan dalam memasukan data.
Tahapan terakhir adalah analisis data yang diolah dengan program Microsoft
Excel dan SPSS versi 16.0 for windows.
Data karakteristik keluarga (pendidikan, pekerjaan dan pendapatan orang
tua), karakteristik individu (usia, jenis kelamin dan pendapatan taruna), dan
variabel lainnya seperti biaya konsumsi pangan, kebiasaan makan, dan konsumsi
pangan dianalisis secara deskriptif menggunakan Microsoft Excel. Uji korelasi
atau uji hubungan dianalisis menggunakan korelasi spearman, uji korelasipearson
dan uji chi-square dimana sebelumnya dilakukan uji normalitasKolmogorovSmirnov untuk melihat kenormalan dari data yang didapat.
Tabel2Jenis dan kategori variabel pengolahan data
Variabel
Data Primer
Pendidikan orangtua

Kategori Pengukuran

≤SMA
Diploma
Sarjana
Pekerjaan orangtua
Tidak bekerja/IRT
PNS/TNI/ABRI/Pensiunan
Wiraswasta/Pegawai swasta
Lainnya
Pendapatan orangtua
5 000 000
Usia taruna
22
Jenis kelamin
Laki-laki
Perempuan
Pendapatan taruna
Rp 1 800 000
>Rp 1 800 000
Biaya konsumsi pangan
Biaya makanan asrama
Biaya pribadi
PAL (physical activity Tidak aktif (PAL ≥13 kali dalam sehari, yaitu sebesar 41.3%. Menu makan siang
yang dikonsumsi oleh taruna adalah menu lengkap yang terdiri dari nasi, lauk

14
hewani, lauk nabati, sayur dan buah sebesar 55.6%. sedangkan menu untuk makan
malam taruna pada hari libur sebagian besar adalah tidak lengkap, yaitu sebesar
57.1%. Pada hari libur, terlihat terjadi penurunan persentase taruna yang
mengonsumsi makanan dengan menu lengkap pada makan siang dan makan
malam. Hal tersebut dikarenakan pada hari pendidikan, jenis makanan yang telah
disediakan oleh asrama (catering) sudah lengkap. Sedangkan pada hari lbur,
taruna cenderung membeli makanan di luar sehingga makanan yang mereka
konsumsi belum tentu selengkap dengan makanan yang disediakan di asrama. Jika
dilihat dari menu yang dikonsumsi sebagian besar taruna, makanan yang
dikonsumsi oleh taruna sudah dapat dikatakan beragam .
Tabel 14Kebiasaan makan taruna
Variabel

Frekuensi makan besar

Menu siang
Menu Malam

Klasifikasi
1 kali
2 kali
3 kali
>3 kali
Tidak lengkap
Lengkap
Tidak lengkap
Lengkap

Hari pendidikan Hari Libur
n
%
n %
1
1.6
1 1.6
0
0.0
11 17.5
59
93.7
25 39.7
3
4.8
26 41.3
8
12.7
28 44.4
55
87.3
35 55.6
22
34.9
36 57.1
41
65.1
27 42.9

Keterangan :
Tidak lengkap: Nasi, lauk hewani/lauk nabati, sayur; Lengkap: Nasi, lauk hewani, lauk
nabati, sayur, dan buah

Kebiasaan sarapan
Sarapan (makan pagi) adalah suatu kegiatan yang penting sebelum
melakukan aktivitas fisik pada pagi hari (Khomsan 2005). Khomsan (2005)
menegaskan bahwa dengan melakukan sarapan dapat menyumbangkan 25.0% dari
kebutuhan total energi harian. Kebiasaan sarapan taruna yang dibahas dalam
penelitian ini adalah rutinitas sarapan taruna dan menu yang biasa dikonsumsi
oleh taruna pada saat sarapan. Berdasarkan Tabel 15, sebagian besar taruna selalu
melakukan sarapan pada hari pendidikan, yaitu sebesar 77.8% sedangkan pada
hari libur taruna tidak selalu sarapan yaitu sebesar 65.1%. Hal tersebut
dikarenakan selama taruna berada didalam asrama, sarapan selalu disediakan oleh
pihak asrama maupun institusi dan disajikan sekitar jam 06.30 pagi. Menu sarapan
yang biasa dikonsumsi oleh taruna pada hari pendidikan maupun pada hari libur
terdiri dari nasi dan lauk, yaitu masing-masing sebesar 92.1% dan 60.3% (Tabel
14).

15
Tabel 15Kebiasaan sarapan
Variabel
Sarapan Pagi

Menu sarapan

Hari pendidikan
n
%

Klasifikasi
Tidak selalu sarapan
Selalu sarapan
Mie
Roti
Nasi+lauk
Lainnya

14
49
0
4
58
1

22.2
77.8
0.0
6.3
92.1
1.6

Hari libur
n
%
41 65.1
22 34.9
3
4.8
16 25.4
38 60.3
6
9.5

Kebiasaan minum
Status hidrasi harus dipertahankan oleh setiap individu, yaitu dengan
mengonsumsi air sebanyak 2500 ml perharinya. Jumlah tersebut setara dengan
cairan yang dikeluarkan tubuh baik yang berupa keringat, uap air maupun cairan
yang dikeluarkan bersama tinja (Irianto 2007). Berdasarkan Tabel 15, pada hari
pendidikan, sebagian besar taruna minum air putih sebanyak lebih dari 8 gelas
perharinya, yaitu sebesar 49.2%, begitu pula pada hari libur, sebagian besar taruna
mengonsumsi air putih lebih dari 8 gelas perhari, yaitu sebesar 52.4%. Selain air
putih, taruna juga biasa mengonsumsi minuman olahraga (sport drink) walaupun
hanya sebagian kecil taruna yang mengonsumsi minuman olahraga tersebut, yaitu
hanya sebesar 25.4% pada hari pendidikan dan 27.0% pada hari libur. Alasan
taruna dalam mengonsumsi minuman olahraga (sportdrink) adalah dapat
menghilangkan haus, tidak menimbulkan efek samping, dan dapat mengganti
cairan tubuh yang hilang. Hal tersebut sesuai dengan penelitian Nauli (2006),
bahwa penilaian persepsi atlet terhadap minuman isotonic adalah dengan melihat
manfaat kesehatannya.
Tabel16Kebiasaan minum
Variabel

Air putih

Minuman kebugaran

Klasifikasi