Teknik Pemeliharaan dan Tingkat Kesejahteraan Macan Tutul Jawa (Panthera pardus melas Cuvier, 1809) di Taman Satwa Cikembulan Garut.

TEKNIK PEMELIHARAAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN
MACAN TUTUL JAWA (Panthera pardus melas Cuvier, 1809)
DI TAMAN SATWA CIKEMBULAN GARUT

AGUNG GUNADI ANDRIAN

DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Teknik Pemeliharaan
dan Tingkat Kesejahteraan Macan Tutul Jawa (Panthera pardus melas Cuvier,
1809) di Taman Satwa Cikembulan Garut adalah benar karya saya dengan arahan
dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada
perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Mei 2014

Agung Gunadi Andrian
NIM E34100143

ABSTRAK
AGUNG GUNADI ANDRIAN. Teknik Pemeliharaan dan Tingkat Kesejahteraan
Macan Tutul Jawa (Panthera pardus melas Cuvier, 1809) di Taman Satwa
Cikembulan Garut. Dibimbing oleh BURHANUDDIN MASY’UD dan ABDUL
HARIS MUSTARI.
Macan tutul jawa merupakan salah satu satwa endemik Pulau Jawa dan
terancam punah. Salah satu upaya untuk mempertahankannya yaitu melalui
konservasi eksitu, salah satunya di Taman Satwa Cikembulan. Penelitian ini
bertujuan mengkaji teknik pemeliharaan dan tingkat kesejahteraan macan tutul jawa
di Taman Satwa Cikembulan. Capaian implementasi kesejahteraan satwa diperoleh
dengan menggunakan metode PKBSI (Persatuan Kebun Binatang Seluruh
Indonesia). Teknik pemeliharaan termasuk aspek perkandangan belum sesuai
walaupun ukuran kandang telah memenuhi ukuran minimum, pakan sudah

mencukupi, kesehatan baik walaupun ketersediaan fasilitas medis masih kurang,
reproduksi sudah baik dengan lahirnya anakan, dan adaptasi sudah baik. Tingkat
kesejahteraan macan tutul jawa menurut pengelola 80.60% dengan kategori sangat
baik sedangkan menurut pengamat yaitu 65.11% dengan kategori cukup.
Kata kunci: kesejahteraan satwa, macan tutul jawa, pemeliharaan, Taman Satwa
Cikembulan.

ABSTRACT
AGUNG GUNADI ANDRIAN. Captive Breeding Management and Welfare Rate
of Javan Leopard (Panthera pardus melas Cuvier, 1809) in Cikembulan Animal
Park Garut. Supervised by BURHANUDDIN MASY’UD and ABDUL HARIS
MUSTARI.
Javan leopard is one of endemic and endangered animals of Java Island. One of
efforts to keep its existence is through ex situ conservation, as example in
Cikembulan Animal Park. The objectives of this research were to study captive
breeding and welfare rate of javan leopard in Cikembulan Animal Park. The
implementation performance of welfare was obtained using PKBSI (Indonesia Zoo
Association) method. Captive breeding management which includes housing
aspect, was not ideal yet, although the size of the enclosure has sufficient minimum
size, feeding aspect was ideal, health aspect was good although the medical feature

wasn’t available enough, reproduction and adaptation was good. Welfare rate of
javan leopard according to manager was 80.60% with category of very good, while
according to observer, it was 65.11% with category of enough.
Keywords: animal welfare, captive breeding, Cikembulan Animal Park, javan
leopard.

TEKNIK PEMELIHARAAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN
MACAN TUTUL JAWA (Panthera pardus melas Cuvier, 1809)
DI TAMAN SATWA CIKEMBULAN GARUT

AGUNG GUNADI ANDRIAN

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kehutanan
pada
Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata

DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA
FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

Judul Skripsi : Teknik Pemeliharaan dan Tingkat Kesejahteraan Macan Tutul Jawa
(Panthera pardus melas Cuvier, 1809) di Taman Satwa Cikembulan
Garut.
Nama
: Agung Gunadi Andrian
NIM
: E34100143

Disetujui oleh

Dr Ir Burhanuddin Masy’ud, MS
Pembimbing I

Dr Ir Abdul Haris Mustari, MScF
Pembimbing II


Diketahui oleh

Prof Dr Ir Sambas Basuni, MS
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
anugerah dan karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Topik
yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan pada bulan Maret 2014 ini adalah
pemeliharaan dan kesejahteraan satwa, dengan judul Teknik Pemeliharaan dan
Tingkat Kesejahteraan Macan Tutul Jawa (Panthera pardus melas Cuvier, 1809) di
Taman Satwa Cikembulan Garut.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Ir Burhanuddin Masy’ud, MS
dan Bapak Dr Ir Abdul Haris Mustari, MScF selaku pembimbing, serta Bapak Dr
Ir Rinekso Soekmadi, MScF sebagai pembimbing akademik yang telah banyak
memberi saran. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak
Rudi Arifin, SE dari Taman Satwa Cikembulan beserta pegawai Taman Satwa
Cikembulan yang telah membantu selama pengumpulan data. Ungkapan terima

kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, kakak, serta seluruh keluarga dan sahabat
Nepenthes rafflesiana 47, atas segala doa dan kasih sayangnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Juli 2014
Agung Gunadi Andrian

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vii

DAFTAR GAMBAR

vii

PENDAHULUAN

1


Latar Belakang

1

Tujuan Penelitian

1

Manfaat Penelitian

2

METODE

2

Lokasi dan Waktu Penelitian

2


Alat dan Bahan

2

Metode Pengumpulan Data

2

Pengolahan dan Analisis Data

3

HASIL DAN PEMBAHASAN

5

Deskripsi Macan Tutul Jawa di Taman Satwa Cikembulan

5


Teknik Pemeliharaan Macan Tutul Jawa di Taman Satwa Cikembulan

6

Tingkat Kesejahteraan Macan Tutul Jawa di Taman Satwa Cikembulan

15

SIMPULAN DAN SARAN

18

Simpulan

18

Saran

18


DAFTAR PUSTAKA

19

LAMPIRAN

22

DAFTAR TABEL
1
2
3
4

Bobot parameter kesejahteraan satwa
Klasifikasi nilai kesejahteraan satwa
Deskripsi macan tutul jawa di Taman Satwa Cikembulan
Ukuran dan luasan kandang macan tutul jawa di Taman Satwa
Cikembulan
5 Rataan nilai kesejahteraan macan tutul jawa di Taman Satwa

Cikembulan

4
4
6
7
15

DAFTAR GAMBAR
1 Individu macan tutul di Taman Satwa Cikembulan: (a) Jagur; (b)
Ompong; (c) Mayang dan Bulan; (d) Sikuning; dan (e) Ibel
2 Kandang display di Taman Satwa Cikembulan: (a) Jagur, Mayang, dan
Bulan; (b) Ompong; (c) Sikuning; (d) Ibel
3 Kandang inap macan tutul jawa di Taman Satwa Cikembulan
4 Pengayaan habitat dalam kandang macan tutul jawa di Taman Satwa
Cikembulan: (a,b) shelter; dan (c) kolam serta dahan-dahan pohon
5 Rata-rata suhu dan kelembaban udara dalam kandang macan tutul jawa
di Taman Satwa Cikembulan
6 Kegiatan pemeliharaan kandang di Taman Satwa Cikembulan: (a)
pembersihan kandang oleh keeper; dan (b) zat desinfektan yang
digunakan
7 Pakan macan tutul jawa di Taman Satwa Cikembulan: (a) daging
sapi mentah dan (b) daging ayam mentah
8 Tahapan penyediaan pakan di Taman Satwa Cikembulan: (a) pencairan
pakan beku; (b) pembagian pakan; dan (c) pemberian pakan

5
8
8
9
10

11
12
13

21

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Macan tutul jawa (Panthera pardus melas Cuvier, 1809) merupakan satu dari
sembilan sub-spesies macan tutul di dunia, dan diketahui sebagai salah satu satwa
endemik Pulau Jawa. Perlindungan terhadap macan tutul jawa sebagai salah satu
mamalia yang dilindungi tercantum dalam Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa
yang Dilindungi. Keberadaan populasi satwa ini di alam semakin terancam, sebagai
akibat dari banyaknya perusakan habitat dari adanya pengalihfungsian lahan hutan,
perburuan liar, serta dampak dari aktivitas manusia lainnya. Perusakan habitat yang
mencakup juga hilangnya habitat, degradasi kualitas, dan fragmentasi habitat
merupakan penyebab paling signifikan dari kepunahan populasi dan spesies
(Hanski 1998). Berdasarkan hal tersebut maka IUCN (International Union for
Conservation of Nature and Natural Resources) memasukkan macan tutul jawa ke
dalam Redlist dengan kategori Critically Endangered (Ario et al. 2008). Satwa ini
juga termasuk ke dalam Appendix I CITES (Convention on International Trade in
Endangered Species of Wild Fauna and Flora) (CITES 2013) yang berarti dilarang
untuk diperdagangkan. Salah satu langkah untuk tetap menjaga keberadaan jenis ini
adalah dengan upaya konservasi baik insitu (di habitat alaminya) maupun eksitu (di
habitat buatan). Konservasi insitu merupakan strategi yang terbaik dalam
pelestarian dan perlindungan satwa. Namun dengan semakin berkurangnya luasan
habitat alami satwa ini, maka jalan untuk mencegah kepunahan spesies perlu
didukung dengan konservasi eksitu (Primack et al. 1998).
Taman Satwa Cikembulan merupakan salah satu lembaga konservasi yang
berfungsi sebagai sarana perlindungan dan pelestarian jenis satwaliar. Taman Satwa
Cikembulan juga merupakan salah satu lembaga konservasi eksitu yang
menangkarkan macan tutul jawa di areal tersebut. Macan tutul jawa yang terdapat
di lokasi ini dipelihara dengan menimbang beberapa aspek pemeliharaan satwa.
Aspek-aspek pemeliharaan satwa yang penting dalam suatu lembaga
konservasi meliputi perkandangan, pakan, dan kesehatan karena terkait dengan
pemenuhan prinsip kesejahteraan satwa. Praktik pemeliharaan macan tutul jawa
oleh pengelola di Taman Satwa Cikembulan saat ini mengikuti pada standar
pemeliharaan yang umum dilakukan di lembaga konservasi. Sementara itu, tingkat
kesejahteraan macan tutul jawa di lokasi ini masih belum dikaji. Pemeliharaan dan
kesejahteraan satwa sangat penting untuk diperhatikan oleh pengelola, karena jika
diabaikan bisa menimbulkan kerugian diantaranya berupa satwa sakit, tertekan,
bahkan hingga menyebabkan kematian. Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian
ini penting dilakukan.

Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan mengkaji teknik pemeliharaan dan tingkat
kesejahteraan macan tutul jawa (Panthera pardus melas) di Taman Satwa
Cikembulan.

2
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan salah satu bahan masukan bagi
pihak pengelola dalam perbaikan pengelolaan macan tutul jawa di Taman Satwa
Cikembulan, juga sebagai informasi ilmiah yang digunakan sebagai acuan bagi para
pihak yang akan melakukan pengembangan penangkaran dan/atau konservasi
eksitu macan tutul jawa.

METODE
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Taman Satwa Cikembulan, Garut, Jawa Barat.
Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2014.

Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah peta lokasi penelitian, jam
tangan, kamera, termometer, hygrometer, meteran, laptop, tally sheet, serta alat tulis.
Adapun bahan yang digunakan sebagai obyek penelitian yaitu macan tutul jawa
sebanyak enam ekor.

Metode Pengumpulan Data
Data Primer
1. Teknik Pemeliharaan
Data yang dikumpulkan mengenai teknik pemeliharaan macan tutul jawa
meliputi:
a) Perkandangan, meliputi: jenis, jumlah kandang, fungsi, konstruksi, ukuran,
peralatan dan perlengkapan kandang, daya dukung kandang, suhu dan
kelembaban kandang, serta perawatan kandang. Data yang terkait dimensi
kandang (lebar, panjang, tinggi) diukur dengan menggunakan meteran.
b) Teknik pemeliharaan dan pemberian pakan, meliputi: jenis, jumlah, sumber,
waktu, frekuensi pemberian pakan, cara pemberian pakan, jenis pakan tambahan,
serta tempat penyimpanan pakan.
c) Teknik pemeliharaan kesehatan, meliputi: jenis penyakit yang sering dialami
oleh macan tutul jawa, cara pencegahan, dan pengobatan. Selain itu sistem
sanitasi, yaitu pemeliharaan kebersihan lingkungan dalam maupun luar kandang.
d) Aspek reproduksi meliputi: cara macan tutul jawa melakukan reproduksi, serta
perlakuan pengelola dalam proses reproduksi macan tutul jawa.
e) Teknik adaptasi meliputi lamanya macan tutul jawa baru beradaptasi dan
perlakuan dalam proses adaptasi.
2. Komponen Kesejahteraan Satwa
Data yang diperoleh mengenai komponen kesejahteraan satwa meliputi:

3
a) Kecukupan dari kebutuhan nutrisi (termasuk air) macan tutul jawa dalam
menjaga fungsi fisiologinya.
b) Keberadaan aspek penunjang seperti lingkungan yang sesuai dengan habitat
alaminya.
c) Perawatan yang dilakukan pengelola dalam menangani satwa yang sakit serta
pencegahannya terhadap penyakit.
d) Perlindungan terhadap macan tutul jawa oleh pihak pengelola Taman Satwa
Cikembulan sehingga satwa tidak takut dan stress.
e) Perbandingan antara perilaku macan tutul jawa di habitat alaminya dengan yang
ada di Taman Satwa Cikembulan.
Data di atas secara umum diperoleh dengan metode pengamatan lapang
secara langsung yaitu mengikuti keeper dalam kegiatan pengelolaan dan
pemeliharaan macan tutul jawa, termasuk kegiatan pemberian pakan, pembersihan
kandang, pengendalian kesehatan, pengukuran kandang, serta pengukuran suhu dan
kelembaban udara kandang. Sementara itu, wawancara dilakukan kepada pihak
pengelola Taman Satwa Cikembulan mengenai pemeliharaan dan kesejahteraan
macan tutul jawa.
Data Sekunder
Untuk melengkapi data-data pokok tersebut juga dikumpulkan data sekunder
sebagai penunjang antara lain berupa:
a) Keadaan umum lokasi penelitian, diperoleh dari orientasi lapangan dan studi
literatur.
b) Data mengenai macan tutul jawa khususnya di habitat alami serta habitat buatan
melalui penelusuran pustaka dan dokumen.

Pengolahan dan Analisis Data
Data yang diperoleh diolah dan dianalisis dengan menjelaskan semua aspek
pemeliharaan serta kesejahteraan macan tutul jawa di Taman Satwa Cikembulan.
Penyajian hasil analisis dilengkapi dengan tabel dan gambar untuk mempermudah
pemahaman mengenai teknik pemeliharaan macan tutul jawa.
Metode pengolahan dan analisis data kesejahteraan macan tutul jawa di
Taman Satwa Cikembulan mengacu pada metode PKBSI (Persatuan Kebun
Binatang Seluruh Indonesia), yaitu dengan memberikan skor pada setiap variabel
yang ditetapkan. Nilai untuk setiap variabel yaitu 1= buruk (tidak ada ketetapan
pengelola), 2= kurang (ada ketetapan namun tidak sesuai), 3= cukup (ada ketetapan,
sesuai, namun tidak dijalankan), 4= baik (ada ketetapan, sesuai, namun baru
sebagian yang dijalankan), dan 5= sangat baik/ memuaskan (ada ketetapan, sesuai,
sudah dijalankan). Penilaian dilakukan oleh pengamat dan pengelola agar
didapatkan hasil penilaian yang objektif. Lima parameter kesejahteraan satwa
disertai berbagai kriteria penilaian digunakan untuk menilai tingkat kesejahteraan
satwa (Lampiran 1). Total nilai dari setiap parameter dimasukkan ke dalam kolom
skoring (Tabel 1). Adapun untuk mendapatkan nilai terbobot mengggunakan
rumus:

4
Nilai terbobot = bobot x skoring
Penentuan bobot komponen dilakukan berdasarkan tingkat kepentingannya.
Komponen bebas dari rasa lapar dan haus memiliki bobot yang paling tinggi sebesar
30%, karena pakan dan air merupakan faktor pembatas bagi kelangsungan hidup
satwa. Menurut Thohari (1987) faktor makanan merupakan pemegang peran kunci
dalam suatu usaha penangkaran. Nilai bobot bebas dari rasa sakit, luka, dan
penyakit diambil dari buku penilaian PKBSI tahun 2012, sedangkan bobot untuk
komponen bebas dari ketidaknyamanan lingkungan, bebas dari rasa takut dan
tertekan, dan bebas mengekspresikan perilaku alami mengacu pada Ayudewanti
(2013), yaitu berturut-turut sebesar 20%, 15%, dan 15% (Tabel 1).
Tabel 1 Bobot parameter kesejahteraan satwa
Komponen
Bebas dari rasa lapar dan haus
Bebas dari ketidaknyamanan lingkungan
Bebas dari rasa sakit, luka dan penyakit
Bebas dari rasa takut dan tertekan
Bebas mengekspresikan perilaku alami

Bobot
30%
20%
20%
15%
15%

Skoring
(nilai skor)
1–5
1–5
1–5
1–5
1–5

Nilai
terbobot (%)
30 – 150
20 – 100
20 – 100
15 – 75
15 – 75

Nilai kesejahteraan satwa menggunakan rumus:
Skor penilaian = Σ nilai terbobot
5
Skor penilaian selanjutnya dimasukkan dalam klasifikasi penilaian
kesejahteraan satwa dengan mengacu pada Peraturan Direktur Jenderal PHKA No.
P.6/IV-SET/2011 tentang Pedoman Penilaian Lembaga Konservasi (Tabel 2).
Tabel 2 Klasifikasi nilai kesejahteraan satwa
Klasifikasi Penilaian
Sangat Baik
Baik
Cukup
Perlu Pembinaan

Nilai (%)
80.00 – 100.00
70.00 – 79.99
60.00 – 69.99