Aplikasi Mikrokapsul Sinbiotik dengan Dosis Berbeda Melalui Pakan pada Pemeliharaan Ikan Mas (Cyprinus carpio)

APLIKASI MIKROKAPSUL SINBIOTIK DENGAN
DOSIS BERBEDA MELALUI PAKAN PADA
PEMELIHARAAN IKAN MAS (Cyprinus carpio)

ADEL CHRISTIAN PARENTINUS SAKERU

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Aplikasi
Mikrokapsul Sinbiotik dengan Dosis Berbeda Melalui Pakan pada Pemeliharaan
Ikan Mas (Cyprinus carpio) adalah benar merupakan hasil karya saya sendiri
dengan arahan dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun
kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan informasi yang berasal
atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain
yang telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian

akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Juni 2015

Adel Christian Parentinus Sakeru
NIM C14110087

ABSTRAK
ADEL CHRISTIAN PARENTINUS SAKERU. Aplikasi Mikrokapsul Sinbiotik
dengan Dosis Berbeda melalui Pakan pada Pemeliharaan Ikan Mas
(Cyprinus carpio). Dibimbing oleh WIDANARNI dan MUHAMMAD AGUS
SUPRAYUDI.
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan dosis pemberian mikrokapsul
sinbiotik melalui pakan terhadap tingkat kelangsungan hidup, kinerja pertumbuhan,
dan respon imun ikan mas (Cyprinus carpio). Ikan mas sebanyak 30 ekor dengan
bobot rata-rata 4,81±0,07 g dipelihara di hapa 100x100x100 cm3 selama 30 hari.
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4
perlakuan dan 3 ulangan, yakni pemberian mikrokapsul sinbiotik pada pakan
dengan dosis berbeda (0,5 %, 1 %, 2 %) dan kontrol. Parameter yang diamati

meliputi tingkat kelangsungan hidup, laju pertumbuhan harian, rasio konversi
pakan, total eritrosit, total leukosit, total bakteri di usus, dan kualitas air. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pemberian mikrokapsul sinbiotik 1 % memiliki
kinerja pertumbuhan terbaik bagi ikan mas.
Kata kunci: ikan mas, mikrokapsul, sinbiotik

ABSTRACT
ADEL CHRISTIAN PARENTINUS SAKERU. Application of Synbiotic
Microcapsulated with Different Dosage in Feed at Juvenil Carp (Cyprinus carpio).
Supervised by WIDANARNI and MUHAMMAD AGUS SUPRAYUDI.
This study aimed to determine the administration of synbiotic
microcapsulated doses by feed on survival rate, growth performance, and immune
response of carp juvenile (Cyprinus carpio). The amount of the fish is 30 with an
average weight is 4,81±0,07 g were reared in hapa net sized 100x100x100 cm3 for
30 days. This study was conducted in Compeletely Randomized Design (CRD)
consisting of 4 treatments and 3 replications, including administration of synbiotic
microcapsulated in feed with different doses (0.5 %, 1 %, 2 %) and control. The
observe parameters namely survival rate, specific growth rate, feed conversion
ratio, eritrocyte total, leukocyte total, total bacteria in the intestine, and water
quality. The result of this study showed that the administration of 1 % synbiotic

microcapsulated had the best growth performance in carp juvenile.
Keywords: carp juvenile, microcapsule, synbiotic

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2015
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau
menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian,
penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu
masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini
dalam bentuk apa pun tanpa seizin IPB

APLIKASI MIKROKAPSUL SINBIOTIK DENGAN
DOSIS BERBEDA MELALUI PAKAN PADA
PEMELIHARAAN IKAN MAS (Cyprinus carpio)

ADEL CHRISTIAN PARENTINUS SAKERU

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Perikanan pada
Departemen Budidaya Perairan

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

Judul Skripsi
Nama
NIM
Program Studi

: Aplikasi Mikrokapsul Sinbiotik dengan Dosis Berbeda Melalui
Pakan pada Pemeliharaan Ikan Mas (Cyprinus carpio)
: Adel Christian Parentinus Sakeru
: C14110087
: Budidaya Perairan


Disetujui oleh

Dr Ir Widanarni MSi
Pembimbing I

Dr Ir Muhammad Agus Suprayudi MSi
Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr Ir Sukenda MSc
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dengan
baik. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2014 hingga Februari 2015
dengan judul Aplikasi Mikrokapsul Sinbiotik dengan Dosis Berbeda Melalui Pakan

pada Pemeliharaan Ikan Mas (Cyprinus carpio).
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penulisan karya ilmiah ini, terutama kepada:
1) Dr Ir Widanarni MSi dan Dr Ir Muhammad Agus Suprayudi MSi selaku
dosen pembimbing atas segala bimbingan dan pengarahan yang diberikan
kepada penulis.
2) Dr Ir Sukenda MSc selaku Ketua Departemen Budidaya Perairan.
3) Dr Sri Nuryati SPi MSi selaku dosen pembimbing akademik.
4) Bapak Ranta, Bapak Henda, Bapak Aam, Bapak Wasjan, Mbak Retno, dan
Kang Abe yang telah memberikan banyak bantuan kepada penulis.
5) Bapak Drs Angelo Oreste Sakeru, mamak Paularia Samosir, kakak Maria
Leoni Respalina Sakeru SE, adik Frans Ospaldo Sakeru, dan adik Yos
Patrisius Sakeru tercinta yang telah memberikan segalanya kepada penulis.
6) Anastasia Mensanie Putri Hutabarat SPi atas bantuan, perhatian, dukungan,
dan doa yang diberikan kepada penulis.
7) Bang Dendi, Bang Windu, Bang Lukman, Bang Rifki, Kak Yanti, Kak Dwi,
Ibu Aty, Maley, Mae, Hana, Hesti, Kewel, Mul, Iqbal, Kak Dian, Dinda,
Dhana, Mita, Yuri, Fenti, Syifa, Dila, Risma, Jani dan Adit atas segala
bantuan, doa, dan dukungan yang telah diberikan.
8) Wawan, Udin, Furqon, Ahok, Aji, Idris, Faaza, Torong, Heri, Faiz, dan

Keluarga besar BDP 48 atas segala bantuan, doa, dan dukungan yang telah
diberikan selama ini.
9) Serta semua pihak yang telah membantu dalam penulisan karya ilmiah ini,
yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan di
masa depan. Demikian skripsi ini disusun, semoga bermanfaat.
Bogor, Juni 2015

Adel Christian Parentinus Sakeru

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL ...............................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................vi
PENDAHULUAN ..............................................................................................1
METODE ............................................................................................................2
Materi Uji ........................................................................................................2
Rancangan Percobaan .....................................................................................3
Prosedur Penelitian..........................................................................................3
Parameter Uji ..................................................................................................4

Analisis Data ...................................................................................................6
HASIL DAN PEMBAHASAN ...........................................................................7
Hasil ................................................................................................................7
Pembahasan .....................................................................................................10
KESIMPULAN DAN SARAN ...........................................................................13
Kesimpulan .....................................................................................................13
Saran ................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................13
LAMPIRAN ........................................................................................................19
RIWAYAT HIDUP .............................................................................................30

DAFTAR TABEL
1 Rancangan percobaan pemberian mikrokapsul sinbiotik ................................ 3
2 Kualitas air media pemeliharaan ikan mas ...................................................... 6
3 Total bakteri di usus ikan mas pada awal dan akhir pemeliharaan ................. 10

DAFTAR GAMBAR
1
2
3

4
5

Tingkat kelangsungan hidup (TKH) ikan mas (Cyprinus carpio)................... 7
Laju pertumbuhan harian (LPH) ikan mas (Cyprinus carpio) ........................ 8
Rasio konversi pakan (RKP) ikan mas (Cyprinus carpio) .............................. 8
Total eritrosit ikan mas (Cyprinus carpio) ...................................................... 9
Total leukosit ikan mas (Cyprinus carpio) ...................................................... 9

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9


Analisis statistik tingkat kelangsungan hidup ikan mas (Cyprinus carpio) ..... 19
Analisis statistik bobot rata-rata ikan mas (Cyprinus carpio) .......................... 20
Grafik bobot rata-rata ikan mas (Cyprinus carpio) .......................................... 22
Analisis statistik bobot biomassa ikan mas (Cyprinus carpio) ........................ 23
Grafik bobot biomassa ikan mas (Cyprinus carpio)......................................... 25
Analisis statistik laju pertumbuhan harian ikan mas (Cyprinus carpio) .......... 26
Analisis statistik rasio konversi pakan ikan mas (Cyprinus carpio) ................ 27
Analisis statistik total eritrosit ikan mas (Cyprinus carpio) ............................. 28
Analisis statistik total leukosit ikan mas (Cyprinus carpio) ............................. 29

PENDAHULUAN
Ikan mas (Cyprinus carpio) merupakan salah satu komoditas unggulan
nasional dengan produksi yang mengalami peningkatan setiap tahun. Menurut
Kementerian Kelautan dan Perikanan (2014), produksi ikan mas pada tahun 2013
sebesar 412.703 ton dan mengalami peningkatan pada tahun 2014 menjadi 484.110
ton. Peningkatan produksi tersebut antara lain berasal dari sistem budidaya intensif
yang telah banyak dilakukan masyarakat. Namun kendala dalam sistem produksi
secara intensif adalah peluang munculnya wabah penyakit sangat besar. Kualitas
air media budidaya yang kurang baik dan pemberian nutrisi yang kurang dapat
menyebabkan munculnya penyakit. Penyebab penyakit pada ikan juga dapat terjadi

karena infeksi virus, bakteri, parasit, dan jamur. Pengendalian penyakit yang umum
dilakukan yaitu dengan pemberian antibiotik. Namun menurut Syawal et al. (2008),
penggunaan antibiotik secara terus menerus dapat menimbulkan efek samping
terhadap lingkungan dan bakteri resisten terhadap antibiotik yang digunakan.
Salah satu alternatif yang dapat dilakukan untuk pencegahan penyakit dan
peningkatan pertumbuhan pada budidaya ikan mas yaitu dengan pemberian
sinbiotik. Sinbiotik merupakan kombinasi probiotik dan prebiotik yang dapat
memberikan keuntungan pada inangnya (Abid et al. 2013). Probiotik merupakan
mikroorganisme hidup yang ketika diberikan dalam jumlah yang sesuai dapat
memberikan keuntungan bagi inangnya (Fyzull et al. 2014). Manfaat pemberian
probiotik adalah meningkatkan pemanfaatan pakan, mengatur keseimbangan
mikroflora pada usus, meningkatkan respon imun, dan perlawanan terhadap
patogen (Ai et al. 2011). Beberapa jenis probiotik komersil dalam akuakultur antara
lain Lactogro Aqua, Aqua Simba D, Aqua Simba L, Starbio, EM4, dan Ariake.
Menurut Delgado et al. (2011), prebiotik adalah bahan pangan yang tidak dapat
dicerna oleh inang. Bahan pangan tersebut dapat mengoptimalkan peran mikroflora
dalam saluran pencernaan sehingga dapat menekan jumlah patogen dalam tubuh
inang serta meningkatkan sistem imun inang. Beberapa jenis prebiotik yang telah
diaplikasikan
dalam
akuakultur
antara
lain
fruktooligosakarida,
galaktooligosakarida, mananoligosakarida, transgalaktooligosakarida, dan inulin
(Cerezuela et al. 2011).
Sinbiotik dapat membantu meningkatkan status kesehatan, daya tahan
terhadap penyakit, laju pertumbuhan, dan pemanfaatan pakan pada ikan
(Hassaan et al. 2014). Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kombinasi
probiotik dan prebiotik dapat meningkatkan tingkat kelangsungan hidup dan laju
pertumbuhan inang seperti pada nila (Hassaan et al. 2014), atlantic salmon
(Abid et al. 2013), koi (Lin et al. 2012), rainbouw trout (Mehraby et al. 2011), dan
teripang (Zhang et al. 2010). Sinbiotik yang digunakan pada penelitian ini adalah
gabungan dari probiotik Bacillus NP5 dan prebiotik mananoligosakarida (MOS).
Bakteri Bacillus NP5 merupakan bakteri yang diisolasi dari usus ikan nila
(Putra dan Widanarni 2015). Selanjutnya menurut hasil penelitian
Putra et al. (2015), gabungan probiotik NP5 dan prebiotik ekstrak oligosakarida
dari ubi jalar mampu meningkatkan pertumbuhan ikan nila. Mananoligosakarida
(MOS) merupakan prebiotik yang telah umum diberikan pada ikan ataupun udang.
MOS merupakan glukomaltoprotein kompleks yang berasal dari dinding sel ragi
Saccharomyces cerevisiae (Sang dan Fotedar 2010). Hasil penelitian menunjukkan

2

bahwa MOS dapat meningkatkan laju pertumbuhan dan respon imun seperti pada
benih ikan mas (Akrami et al. 2012).
Mikroenkapsulasi merupakan suatu teknik penyalutan bahan sehingga
bahan yang disalut dapat dilindungi. Mikroenkapsulasi pada bakteri dapat
melindungi mikroba dari pengaruh lingkungan yang tidak menguntungkan seperti
panas dan bahan kimia (Triana et al. 2006). Aplikasi sinbiotik umumnya dilakukan
melalui kultur segar. Pemberian sinbiotik melalui kultur segar tidak dapat disimpan
dalam waktu lama. Menurut hasil penelitian Triana et al. (2006), mikroenkapsulasi
adalah metode yang dapat digunakan untuk mempertahankan viabilitas sel.
Mikroenkapsulasi probiotik NP5 yang disimpan selama 1 bulan memiliki viabilitas
dengan persentase 92,54 % (Utami et al. 2015). Selama ini penelitian mengenai
dosis sinbiotik yang diberikan dalam bentuk segar telah banyak dilakukan.
Penelitian mengenai dosis mikrokapsul sinbiotik (probiotik NP5 dan prebiotik
MOS) pada ikan mas belum pernah dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah
menentukan dosis pemberian mikrokapsul sinbiotik melalui pakan terhadap tingkat
kelangsungan hidup, kinerja pertumbuhan, dan respon imun ikan mas
(Cyprinus carpio).

METODE
Materi Uji
Persiapan Bakteri Probiotik Bacillus NP5
Bakteri probiotik yang digunakan adalah Bacillus NP5. Persiapan probiotik
diawali dengan menumbuhkan Bacillus NP5 pada media Trypticase Soy Agar
(TSA) miring kemudian diinkubasi selama 24 jam dalam inkubator. Setelah itu
Bacillus NP5 dikultur pada 50 mL media Trypticase Soy Broth (TSB) steril dan
diinkubasi dalam water bath shaker dengan kecepatan 140 rpm pada suhu 29 oC
selama 24 jam yang digunakan sebagai kultur antara. Selanjutnya kultur antara
ditumbuhkan pada 500 mL TSB selama 18 jam (Putra dan Widanarni 2015). Panen
kultur probiotik dilakukan dengan cara suspensi bakteri dipindahkan ke dalam
tabung corning kemudian disentrifuse pada kecepatan 5000 rpm selama 20 menit
untuk memisahkan sel Bacillus NP5 dengan media kultur.
Persiapan Prebiotik Mananoligosakarida (MOS)
Prebiotik yang digunakan pada penelitian ini adalah mananoligosakarida
(MOS). Dosis MOS yang dipakai adalah 0,2 % (Akrami et al. 2012). MOS
dimasukkan ke dalam 500 mL larutan fisiologis steril dan diaduk hingga homogen.
Persiapan Bahan Penyalut Mikroenkapsulasi
Bahan penyalut yang digunakan pada penelitian ini adalah maltodekstrin
dan whey (Gardjito et al. 2006). Whey diperoleh dari pemisahan protein kasein dan
protein whey dari susu sapi dengan menggunakan enzim renet. Susu sapi segar
dipanaskan hingga mendidih kemudian dibiarkan sampai suhu ruang. Enzim renet
yang telah larut dalam larutan fisiologis 10 mL dicampur ke dalam 2 L susu.
Sebanyak 0,8 mL larutan CaCl ditambahkan ke dalam 2 L susu. Campuran susu,
enzim, dan larutan CaCl diaduk hingga homogen. Selanjutnya susu diinkubasi pada

3

suhu 37 oC selama 40 menit hingga terbentuk gumpalan. Susu disaring dan hasil
saringan merupakan whey yang siap digunakan.
Persiapan Hewan Uji
Ikan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan mas yang diperoleh
dari petani di Cibanteng dengan bobot rata-rata 4,81 ± 0,07 g ekor-1 dan dipelihara
dengan kepadatan 30 ekor hapa-1. Ikan dipelihara selama 30 hari dengan diberi
pakan perlakuan.
Rancangan Percobaan
Penelitian ini terdiri dari 4 perlakuan dengan 3 kali ulangan. Rancangan
perlakuan penelitian dapat dilihat pada Tabel 1. Mikrokapsul sinbiotik diberikan
selama 30 hari dan dilakukan sampling setiap 10 hari.
Tabel 1 Rancangan percobaan pemberian mikrokapsul sinbiotik
Perlakuan
K
A
B
C

Pemberian pakan
sinbiotik (kontrol)
Pemberian pakan
sinbiotik 0,5 %
Pemberian pakan
sinbiotik 1 %
Pemberian pakan
sinbiotik 2 %

Keterangan
komersil tanpa penambahan mikrokapsul
komersil dengan penambahan mikrokapsul
komersil dengan penambahan mikrokapsul
komersil dengan penambahan mikrokapsul

Frekuensi pemberian pakan tiga kali sehari pada pukul 08.00 WIB, 12.00
WIB, dan 16.00 WIB. Jumlah pakan yang diberikan 5 % dari bobot biomassa ikan.
Pengukuran kualitas air dilakukan pada awal dan akhir penelitian.
Prosedur Penelitian
Mikroenkapsulasi Sinbiotik
Sinbiotik yang digunakan merupakan campuran dari Bacillus sp. NP5
dengan konsentrasi 1011 cfu mL-1 yang telah dicampur dengan MOS 500 mL.
Sinbiotik dicampur dengan bahan penyalut whey dan maltodekstrin dari susu sapi
hingga homogen. Perbandingan sinbiotik, whey, dan maltodekstrin adalah
1 : 1 : 0,1 (v/v/w). Selanjutnya dimikroenkapsulasi dengan spray dryer
(Mini bunchi 190) pada suhu inlet 120 oC dan suhu outlet 70 oC.
Viabilitas Sinbiotik setelah Proses Mikroenkapsulasi
Penghitungan kuantitatif viabilitas sinbiotik setelah proses spray drying
dilakukan untuk mengetahui konsentrasi sinbiotik yang akan digunakan. Viabilitas
mikrokapsul sinbiotik dihitung dengan menggunakan metode Total Plate Count
(TPC). Persiapan uji dilakukan dengan cara mikrokapsul sinbiotik diambil 0,1 g.
Mikrokapsul sinbiotik kemudian dicampur dengan PBS 0,9 mL lalu dihomogenkan
dan dilakukan pengenceran hingga 10-8. Hasil pengenceran kemudian disebar pada

4

media TSA. Konsentrasi sinbiotik sebelum dan sesudah proses mikroenkapsulasi
masing-masing adalah 1,24 x 1011 cfu mL-1 dan 2,96 x 109 cfu g-1.
Viabilitas Sinbiotik selama Penyimpanan
Mikrokapsul sinbiotik disimpan pada botol yang telah disterilkan dan
disimpan pada suhu 4 oC. Penghitungan kuantitatif viabilitas sinbiotik dilakukan
pada hari ke-7, hari ke-14, dan hari ke-30. Viabilitas mikrokapsul sinbiotik dihitung
dengan metode TPC. Konsentrasi mikrokapsul sinbiotik pada hari ke-7, hari ke-14,
dan hari ke-30 masing-masing adalah 1,88 x 109 cfu g-1, 1,24 x 109 cfu g-1, dan
1,40 x 108 cfu g-1.
Persiapan Wadah Pemeliharaan
Wadah yang digunakan dalam penelitian ini adalah jaring hapa berukuran
100 x 100 x 100 cm3 sebanyak 12 buah dengan ukuran mata jaring 5 x 5 mm. Hapa
diikat pada tiang bambu yang ditancapkan di pinggir dan dasar kolam.
Persiapan Pakan Uji
Pakan yang digunakan pada penelitian ini adalah pakan komersil dengan
kadar protein 38 %. Pakan perlakuan dibuat dengan cara pakan komersial
dicampurkan dengan mikrokapsul sesuai dosis perlakuan (w/w). Pakan
ditambahkan putih telur sebanyak 2 % yang berperan sebagai binder. Setelah pakan
tercampur secara merata kemudian dikeringkan selama 15 menit dan siap diberikan
ke hewan uji.
Parameter Uji
Tingkat Kelangsungan Hidup (KH)
Kematian ikan diamati setiap hari selama pemeliharaan 30 hari.
Kelangsungan hidup ikan dihitung pada akhir perlakuan dengan menggunakan
rumus berdasarkan Sang dan Fotedar (2010):
KH % =

Nt
x
No

Keterangan :
KH
= Tingkat kelangsungan hidup (%)
Nt
= Jumlah ikan pada akhir perlakuan
No
= Jumlah ikan pada awal perlakuan

5

Laju Pertumbuhan Harian (LPH)
Laju pertumbuhan harian menunjukkan persentase pertumbuhan bobot
harian ikan selama masa pemeliharaan. Laju pertumbuhan harian dapat dihitung
dengan menggunakan rumus Huissman (1987):


�� % = √







Keterangan :
LPH = Laju pertumbuhan harian (%)
Wo
= Bobot rata-rata ikan pada awal pemeliharaan (g/ekor)
Wt
= Bobot rata-rata ikan pada akhir pemeliharaan (g/ekor)
t
= Lama pemeliharaan (hari)
Rasio Konversi Pakan
Konversi pakan didefinisikan sebagai satuan yang menyatakan banyaknya
pakan yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 kg ikan. Pengukuran nilai konversi
pakan menggunakan rumus Goddard (1996) :
RKP =

∑F
[ Bt + Bm − Bo]

Keterangan :
Bt
= Biomassa ikan pada akhir pemeliharaan (g)
Bo
= Biomassa ikan pada awal pemeliharaan (g)
Bm
= Biomassa ikan yang mati selama pemeliharaan (g)
∑F
= Jumlah pakan yang diberikan (g)
Eritrosit (SDM)
Total eritrosit ikan dihitung pada akhir perlakuan. Total eritrosit dihitung
berdasarkan Blaxhall dan Daisley (1973). Darah diambil hingga skala 0,5 kemudian
ditambahkan dengan larutan Hayem’s sampai skala 101, lalu dihomogenkan selama
3-5 menit dan dibuang 2 tetes pertama. Setelah itu sel darah merah diamati dan
dihitung dengan menggunakan mikroskop pada perbesaran 40 kali dan hasil
perhitungan dimasukkan berdasarkan rumus:
∑SDM =

jumlah darah
x 5x
x faktor pengencer
volume kotak
jumlah sampel kotak

∑SDP =

jumlah darah
x 5x
x faktor pengencer
volume kotak
jumlah sampel kotak

Leukosit (SDP)
Total leukosit ikan dihitung pada akhir perlakuan. Total leukosit dihitung
berdasarkan Blaxhall dan Daisley (1973). Darah diambil hingga skala 0,5
ditambahkan dengan larutan Turk’s hingga skala 11, lalu dihomogenkan selama
3-5 menit dan dibuang 2 tetes pertama. Setelah itu leukosit diamati dan dihitung
dengan menggunakan mikroskop pada perbesaran 40 kali dan hasil perhitungan
dimasukkan berdasarkan rumus:

6

Total Bakteri di Usus
Perhitungan jumlah bakteri di usus dilakukan pada awal dan akhir
pemeliharaan. Persiapan uji dilakukan dengan cara usus digerus hingga halus lalu
diambil 0,1 g. Usus kemudian dicampur dengan PBS 0,9 mL lalu dihomogenkan
dan dilakukan pengenceran. Hasil pengenceran kemudian disebar pada media TSA.
Populasi bakteri yang tumbuh ditentukan dalam colony forming unit (cfu) dan
dihitung dengan rumus:


Keterangan :
K
= Jumlah koloni
A
= Pengenceran yang dihitung
B
= Volume inokulasi (ml)

=

Kualitas Air
Kualitas air diukur pada awal dan akhir pemeliharaan. Parameter kualitas
air yang diukur dalam penelitian ini meliputi suhu, pH, DO, dan TAN. Berikut
adalah hasil pengukuran kualitas air (Tabel 2).
Tabel 2 Kualitas air media pemeliharaan ikan mas
Parameter
Suhu (oC)
DO (mg/L)
pH (unit)
TAN (mg/L)

Kualitas air pemeliharaan
26 – 30
7,28 – 8,00
8,34 – 8,47
0,0730 – 0,1067

SNI (1999)
25 – 30
>5
6,5 – 8,5
< 0,2

Analisis Data
Rancangan percobaan berupa rancangan acak lengkap dengan 4 perlakuan
dan 3 ulangan. Data yang diperoleh diolah secara deskriptif dan statistik. Data yang
diperoleh diolah dengan Microsoft Excel 2013, kemudian dilakukan uji ANOVA
dengan menggunakan program komputer SPSS 22 dan diuji lanjut dengan uji
Duncan. Data yang diolah secara deskriptif adalah data total bakteri di usus,
sedangkan data tingkat kelangsungan hidup, data laju pertumbuhan harian, data
rasio konversi pakan, data total eritrosit, dan data total leukosit diolah secara
statistik.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil

Kelangsungan Hidup (%)

Tingkat Kelangsungan Hidup
Tingkat kelangsungan hidup setelah pemeliharaan 30 hari disajikan pada
Gambar 1. Tingkat kelangsungan hidup yang dihasilkan pada pemeliharaan
berkisar antara 96,67 % - 98,89 % dan tidak berbeda nyata (P>0,05) pada semua
perlakuan (Lampiran 1).
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0

96,67

97,78

98,89

96,67

a

a

a

a

K

A

B

C

Perlakuan
Keterangan :
Huruf yang sama pada grafik menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata (P>0,05)
K (kontrol), A (mikrokapsul sinbiotik 0.5%), B (mikrokapsul sinbiotik 1%), dan C
(mikrokapsul sinbiotik 2%)

Gambar 1 Tingkat kelangsungan hidup (TKH) ikan mas (Cyprinus carpio)
Laju Pertumbuhan Harian
Data penghitungan bobot rata-rata dan biomassa awal dan akhir
pemeliharaan disajikan pada Lampiran 3 dan Lampiran 5. Dari data tersebut
kemudian dihitung laju pertumbuhan harian yang disajikan pada Gambar 2. LPH
yang dihasilkan pada pemeliharaan berkisar Antara 2,08 % - 2,65 %. Laju
pertumbuhan harian tertinggi terdapat pada perlakuan B sebesar 2,65 % yang
berbeda nyata (P0,05)
antar perlakuan (Lampiran 9).
4,50
4,00
3,50
3,00
2,50
2,00
1,50
1,00
0,50
0,00

3,38

2,95

2,93

a

a

a

a

K

A

B

C

3,10

Perlakuan
Keterangan :
Huruf yang sama pada grafik menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata (P>0,05)
K (kontrol), A (mikrokapsul sinbiotik 0.5%), B (mikrokapsul sinbiotik 1%), dan C
(mikrokapsul sinbiotik 2%)

Gambar 5 Total leukosit ikan mas (Cyprinus carpio)

10

Total Bakteri di Usus
Total bakteri di usus sebelum dan setelah pemeliharaan selama 30 hari
disajikan pada Tabel 3. Total bakteri di usus tertinggi terdapat pada perlakuan C
sebesar 2,54 x 1011 cfu g-1 dan terendah terdapat pada kontrol sebesar
2,26 x 108 cfu g-1.
Tabel 3 Total bakteri di usus ikan mas pada awal dan akhir pemeliharaan
Perlakuan
Awal Pemeliharaan
Akhir Pemeliharaan
7
K
2.81 x 10
2.26 x 108
7
A
2.81 x 10
2.22 x 1010
B
2.81 x 107
2.45 x 1011
7
C
2.81 x 10
2.54 x 1011
Keterangan: K (kontrol), A (mikrokapsul sinbiotik 0.5%), B (mikrokapsul sinbiotik
1%), dan C (mikrokapsul sinbiotik 2%)

Pembahasan
Tingkat kelangsungan hidup ikan mas selama penelitian diamati selama
30 hari pemeliharaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kelangsungan
hidup ikan mas selama 30 hari pemeliharaan berkisar antara 96,67 % sampai dengan
98,89 % dan tidak berbeda nyata (P>0,05) pada semua perlakuan. Hasil penelitian
Tanbiyaskur (2011) menunjukkan bahwa tingkat kelangsungan hidup ikan nila
yang diberikan pakan dengan menggunakan sinbiotik (probiotik Bacillus NP5 dan
prebiotik ubi jalar) tidak menunjukkan perbedaan hasil yang nyata dengan ikan nila
yang diberikan pakan kontrol (tanpa penggunaan sinbiotik). Hal ini diperkuat
dengan hasil penelitian Ai et al. (2011) yang menyatakan bahwa tingkat
kelangsungan hidup ikan yellow croaker (Larimichthys crocea) yang diberi pakan
dengan menggunakan sinbiotik (probiotik Bacillus subtilis dan prebiotik
fruktooligosakarida) tidak menunjukkan perbedaan yang nyata dengan ikan yang
diberikan pakan kontrol. Penyebab dari tingginya tingkat kelangsungan hidup
diduga karena kualitas air pemeliharaan yang baik dan pemberian nutrisi yang
cukup selama pemeliharaan.
Kualitas air sangat memberikan pengaruh terhadap ikan yang dipelihara.
Parameter kualitas air yang diamati selama pemeliharaan meliputi suhu, DO, pH,
dan TAN. Suhu pada saat penelitian berkisar antara 26 oC - 30 oC. Suhu pada saat
penelitian masih berada pada kisaran normal. Menurut Standar Nasional Indonesia
(1999), suhu optimum pada pemeliharaan ikan mas berkisar antara
25 oC - 30 oC. Parameter DO, pH, dan TAN pada saat penelitian masing-masing
adalah 7,28 mg L-1 - 8,00 mg L-1, 8,34 - 8,47, dan 0,0730 mg L-1 - 0,1067 mg L-1.
Menurut Standar Nasional Indonesia (1999) DO, pH, dan TAN yang optimum
untuk pemeliharaan ikan masing-masing adalah lebih besar dari 5 mg L-1, 6,5 – 8,5,
dan lebih kecil dari 0,2 mg L-1. Parameter kualitas air selama pemeliharaan masih
berada pada kisaran normal, sehingga dapat mendukung tingginya tingkat
kelangsungan hidup ikan pada penelitian. Tingginya tingkat kelangsungan hidup
ikan diduga juga karena kandungan nutrisi yang dimiliki oleh pakan. Kadar protein
yang dimiliki oleh pakan uji sebesar 38 %. Menurut Sanjayasari (2010) kandungan

11

nutrisi ikan mas yang baik untuk protein adalah 30 – 38 %. Protein yang sesuai akan
digunakan sebagai sumber energi utama untuk membantu kehidupan ikan.
Kondisi hematologi ikan juga menjadi salah satu faktor yang mendukung
tingginya tingkat kelangsungan hidup ikan. Perubahan gambaran darah dapat
menunjukkan kondisi kesehatan ikan. Parameter gambaran darah yang diamati
adalah total eritrosit dan total leukosit. Setelah pemeliharaan selama 30 hari total
eritrosit ikan mas berkisar antara 1,75 x 106 - 2,02 x 106 sel mm-3 yang tidak
berbeda nyata antar perlakuan (P>0,05). Pada umumnya total eritrosit pada ikan
sehat berkisar antara 1 x 106 - 3 x 106 sel mm-3 (Takashima dan Hibiya 1995). Hasil
penelitian yang didapat menunjukkan bahwa total eritrosit ikan berada pada kisaran
normal dari total eritrosit ikan sehat. Hassaan et al. (2014) menyatakan bahwa
penambahan sinbiotik dapat meningkatkan total eritrosit pada ikan nila.
Leukosit (SDP) memiliki peran dalam sistem pertahanan seluler tubuh yang
bersifat nonspesifik dengan mengeliminasi patogen melalui fagositosis.
Setelah pemeliharaan selama 30 hari total leukosit ikan mas berkisar antara
2,93 x 104 - 3,38 x 104 sel mm-3 yang tidak berbeda nyata antar perlakuan (P>0,05).
Rahardjo et al. (2011) menyatakan bahwa jumlah leukosit pada ikan sehat berkisar
antara 20.000 - 150.000 sel mm-3. Hasil penelitian yang didapat menunjukkan
bahwa total leukosit ikan berada pada kisaran normal dari total leukosit ikan sehat.
Hal ini diduga karena penambahan sinbiotik tidak mengganggu kesehatan ikan atau
tidak ada infeksi dari patogen. Jumlah total eritrosit dan total leukosit yang berada
pada kisaran normal diduga dapat menjadi salah satu penyebab tingginya tingkat
kelangsungan hidup ikan selama penelitian.
Pertumbuhan merupakan pertambahan ukuran baik panjang maupun bobot
dalam satuan waktu atau periode tertentu. Penambahan mikroenkapsulasi sinbiotik
pada pakan uji selama pemeliharaan menghasilkan nilai laju pertumbuhan harian
yang lebih tinggi (P