60
J. Hasil Penelitian yang Relevan
Beberapa hasil penelitian yang relevan tentang Sikap Tanggung Jawab dan Metode Proyek, sebagai berikut:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Siti Arbiah dkk 2014, dengan judul
“Penerapan Metode Proyek Untuk Meningkatkan Sikap Tanggung Jawab Anak Kelompok A TKIT Nur Hidayah Surakarta Tahun Ajaran 20132014”
menunjukkan bahwa penggunaan metode proyek dapat meningkatkan sikap tanggung jawab anak. Hal ini dapat dilihat pada peningkatan sikap tanggung
jawab pada kondisi awal sebesar 41,6, pada siklus I sikap tanggung jawab meningkat menjadi 75, peningkatan pada siklus II menjadi 83,3, dan pada
siklus III sikap tanggung jawab meningkat menjadi 91,6. 2.
Penelitian yang dilakukan oleh Santi Puji Rahayu 2013, dengan judul “Pengembangan Kemampuan Bertanggung Jawab Melalui Metode Proyek
Pada Anak Kelompok A Di TK Pertiwi Somopuro Jogonalan Klaten Tahun Ajaran 20122013” penelitian tersebut membuktikan bahwa sikap tanggung
jawab meningkat melalui metode proyek. Hal ini dapat dilihat pada peningkatan sikap tanggung jawab pada kondisi awal sebesar 25, siklus I
meningkat menjadi 50, dan pada siklus II sikap tanggung jawab meningkat menjadi 85.
61
K. Definisi Operasional
1. Kemampuan Tanggung Jawab Anak
Tanggung jawab yaitu sikap seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya yang seharusnya dilakukan terhadap diri sendiri, masyarakat,
lingkungan alam, sosial, dan budaya Negara dan Allah Yang Maha Esa. Setiap orang harus belajar tanggung jawab tentang apa yang diperbuat tidak terkecuali
anak usia dini. Anak usia dini harus belajar bertanggung jawab. Akan tetapi, tanggung jawab anak usia dini disesuaikan dengan kemampuannya antara lain
yaitu: a.
Anak dapat menghargai waktu Anak menghargai waktu dapat dilihat ketika proyek sedang berlangsung,
anak-anak tidak mengerjakan hal-hal lain saat mengerjakan proyek, anak menyelesaikan proyek dengan tepat waktu, dan anak mengerjakan proyek sesuai
dengan waktu yang ditentukan. Untuk mewujudkan hal tersebut, guru dapat memberikan peraturan yang disepakati bersama anak.
b. Anak mengerjakan tugas yang telah diberikan guru
Anak mengerjakan tugas sampai selesai dengan baik tanpa dibantu guru. Selain itu, anak-anak mengerjakan proyek secara berkelompok sesuai dengan
peraturan yang telah disampaikan guru. c.
Menjaga barang miliknya Anak dapat belajar menjaga barang miliknya sendiri pada saat kegiatan
proyek berlangsung. Misalnya, anak dapat menggunakan alat dan bahan yang telah disediakan secara hati-hati agar anak tidak kekurangan bahan pada saat
62 proyek berlangsung. Selain itu, ketika proyek berhasil anak-anak tidak merusak
hasil karya sendiri maupun hasil karya temannya. d.
Meletakkan barang sesuai dengan tempatnya Anak dikatakan dapat meletakkan barang sesuai dengan tempatnya apabila
anak sudah mampu meletakkan alat yang telah digunakan, meletakkan hasil karya pada tempat yang sudah disediakan, dan merapikan tempat yang telah digunakan.
Pada awalnya, guru meminta anak untuk membersihkan tempat dan meletakkan alat pada tempat semula, namun seiring dengan berjalannya waktu anak-anak
dapat membiasakan dirinya untuk membersihkan tempat dan alat yang telah digunakan tanpa guru memintanya.
2. Metode Proyek
Pembelajaran melalui metode proyek yang digunakan pada penelitian ini menggunakan metode proyek yang dikemukakan oleh Moeslihatoen 2004.
Menurut Moeslihatoen metode proyek memiliki tiga tahap rancangan kegiatan proyek diantaranya yaitu rancangan persiapan yang dilakukan pendidik,
pelaksanaan kegiatan, dan penilaian kegiatan. Dalam pelaksanaan pengajaran dengan metode proyek, pendidik bertindak sebagai fasilitator yang harus
menyediakan alat dan bahan untuk melaksanakan proyek yang berorientasi pada kebutuhan dan minat anak, yang menantang anak untuk mencurahkan kemampuan
dan keterampilan serta kreativitasnya dalam melaksanakan bagian pekerjaan yang menjadi bagiannya atau kelompoknya.
Pembelajaran melalui metode proyek terdapat tekanan bahwa tanggung jawab beralih dari pendidik ke anak, sehingga dari tema yang akan digunakan
63 dipilih oleh anak-anak, memberi masukan mengenai bahan dan alat yang akan
digunakan, mengerjakan proyek sesuai dengan peraturan, dan mengevaluasi hasil proyek.
64
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas, dengan jenis metode kolaboratif. Yakni pendidik sebagai
pengajar, dan peneliti sebagai observer. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan sikap tanggung jawab anak di TK Tunas Ibu Kecamatan Kalasan
Kabupaten Sleman. Sebagaimana menurut McNiff 1992: 1 penelitian tindakan kelas PTK merupakan bentuk penelitian reflektif yang dilakukan oleh pendidik
sendiri yang hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk pengembangan kurikulum, pengembangan sekolah, pengembangan keahlian mengajar, dan
sebagainya. Penelitian tindakan kelas mempunyai beberapa fungsi yaitu pendidik dapat
meneliti sendiri terhadap praktik pembelajaran yang ia lakukan di kelas, pendidik dapat melakukan penelitian terhadap anak dilihat dari aspek interaksinya dalam
proses pembelajaran. Dari berbagai uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas PTK sebagai suatu bentuk penelitian yang bersifat
reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara lebih profesional.
B. Tahap-Tahap Penelitian
Prosedur penelitian ini mengacu pada prosedur penelitian tindakan kelas PTK dari Kemmis dan Mc Tanggart sebagaimana dikutip Sujati 2000:23, yang