Mental Respon X terhadap Peristiwa Kehilangan

4 hingga pada tingkatan tertentu dapat menyebabkan gangguan perilaku. Gejala hiperaktif yang dialami X memiliki kesesuaian dengan teori Wiryasaputra bahwa secara fisik seorang penduka akan menunjukkan beberapa gejala diantaranya hiperaktif. Teori Wiryasaputra didukung pula oleh Worden, yang mana secara mental, pasca peristiwa kehilangan sebagian penduka memilih untuk mencari alternatif lain yang memungkinkan penduka untuk menghindari ingatan terhadap kenangan dengan orang-orang terkasih yang telah meninggal. 4 Adanya kesesuaian antara temuan di lapangan dengan teori karena, secara psikologis hiperkatif merupakan gangguan tingkah laku yang tidak normal, yang disebabkan disfungsi neurologia dengan gejala utama tidak mampu memusatkan perhatian. Dengan demikian, menurut saya pada gejala ini X memperlihatkan bahwa X belum mampu menyesuaikan diri dengan realita kematian kedua orang tuanya, sehingga mencoba mencari kesibukan lain yang dapat membuat dirinya melupakan kematian kedua orang tua.

4.1.2 Mental

Hubungan orangtua dan anak adalah hubungan antar manusia yang paling dalam dan mendasar, sebab orangtua merupakan sumber atau asal keberadaan sang anak. Hubungan orang tua dan anak yang terjalin baik antara X dengan kedua orang tua dan peristiwa kematian kedua orang tua yang terjadi secara berurutan, sering menimbulkan kerinduan dalam diri X untuk bertemu lagi dengan kedua orang tua, 4 Worden, Grief Counseling........, 29-30. 5 sehingga gejala yang sering dimunculkan oleh X ialah memimpikan dan angan-angan untuk bertemu kembali dengan kedua orang tua. Gejala yang terjadi pada X sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Wiryasaputra bahwa kedalaman kedukaan seorang anak karena kematian orang tua, tidak hanya ditentukan dari objek yang hilang, namun dipengaruhi pula oleh hubungan emosional antara anak dan orang tua. 5 Adanya kesesuaian antara temuan di lapangan dan teori Wiryasaputra disebabkan karena, secara psikologis dalam perkembangannya seorang anak sangat membutuhkan perhatian dari orang-orang yang ada disekeliling kehidupan anak terutama orang tua. Peran dan fungsi orang tua dalam kehidupan anak sangat besar, sehingga anak akan lebih senang dan lebih nyaman jika bersama dengan orang tuanya. Berdasarkan teori dan temuan di lapangan, saya dapat menyimpulkan bahwa gejala memimpikan kedua orang tua yang diperlihatkan oleh X, menunjukkan bahwa X sangat merindukan kehadiran kedua orang tua yang telah meninggal tersebut, dan rasa rindu X yang begitu besar terhadap kedua orang tua telah memicu X untuk memimpikan kedua orang tua yang telah meninggal sebagai ganti obat kerinduan. Umumnya rentang waktu masa berduka yang dialami oleh masing-masing individu akan berbeda tergantung pada hubungan kedekatan antara penduka dengan almarhum, sebab hubungan yang terjalin sangat baik dengan orang yang telah meninggal akan mempersulit proses grief yang akan dilalui oleh penduka, sehingga menurut saya, pada awal kedukaannya X sempat mengalami kesulitan menerima 5 Wiryasaputra, Mengapa Berduka........, 53. 6 realita kematian kedua orang tua, disebabkan karena hubungan baik yang dibangun antara X dan kedua orang tuanya semasa hidup. Selain gejala memimpikan kedua orang tua yang terjadi sebagai akibat dari kerinduan X terhadap kedua orang tua dan kuatnya ikatan emosional antara X dan kedua orang tuanya, X juga merasakan perubahan yang cukup siginifikan dalam kehidupannya, diantaranya X merasa sedih karena tidak ada lagi perhatian orang tua yang selama ini diterima olehnya. 6 Gejala ini memperlihatkan bahwa kematian orang tua merupakan peristiwa menyedihkan dan menyakitkan yang sulit dihadapi oleh anak-anak yang ditinggalkan, apalagi bila peristiwa tersebut terjadi pada saat seorang anak masih membutuhkan kehangatan dari orang tuanya. Pada lain pihak semasa hidup kebutuhan anak menjadi bagian dari tanggung jawab orang tua, namun ketiadaan kedua orang tua mengharuskan seorang anak untuk belajar mandiri dalam mengatur kehidupannya, dengan kata lain kematian kedua orang tua secara langsung telah memutuskan sumber kehidupan anak.

4.1.3 Sosial