Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dampak Merger Perguruan Tinggi: studi kasus merger UKSW dan STIBA Satya Wacana T2 912011016 BAB IV

(1)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Objek Penelitian

4.1.1 Profil Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW)

UKSW semula lahir dengan nama Perguruan Tinggi Pendidikan Guru Kristen Indonesia (PTPG-KI). Diresmikan pada tanggal 30 November 1956 dengan lima jurusan, yaitu Pendidikan Sejarah, Bahasa Inggris, Hukum, dan Ekonomi. PTPG-KI Satya Wacana berubah menjadi FKIP-KI pada tanggal 17 Juli 1959. Kemudian pada tanggal 5 Desember 1959 diresmikan menjadi Universitas Kristen Satya Wacana dengan kehadiran Fakultas Ekonomi dan Fakultas Hukum yang kemudian diikuti dengan pembukaan beberapa Fakultas dan Program Studi baru lainya.

Pada saat ini UKSW memiliki 51 Program Studi yang terdiri dari empat Program Studi Diploma Tiga (D-III), tiga puluh sembilan Program Studi Program Sarjana (S1), sepuluh Program Studi Program Magister (S2), dan tiga Program Studi Program Doktoral (S3). Universitas Kristen Satya Wacana memiliki beberapa Visi yaitu:

a. Menjadi Universitas Scientiarum, untuk pembentukan persekutuan pengetahuan tingkat tinggi, yang terikat kepada pengajaran kebenaran (alethea) berdasarkan pada realisme Alkitabiah.

b. Menjadi Universitas Magistroum et Scholarium untuk pembentukan minoritas yang berdaya cipta (creative


(2)

minority) bagi pembangunan dan pembaharuan masyarakat dan negara Indonesia.

c. Menjadi pembina kepemimpinan untuk berbagai jabatan dalam masyarakat (termasuk gereja) yang sedang membangun.

d. Menjadi radar dalam situasi perubahan kebudayaan, politik, moral dan rohaniah, yang mensinyalir, mencatat, dan mengikuti perubahan-perubahan itu guna menjadikannya objek atau sasaran pembahasan dan penelitian.

e. Menjadi pelayan dan lembaga pendidikan pelayanan (diakonia), sepanjang masa mencakup kritik yang konstruktif serta informatif kepada gereja dan masyarakat terhadap keadaan masyarakat dimana masih terdapat kemiskinan, ketidakadilan, ketidakbenaran, dan ketidakdamaian.

Adapun misi Universitas Kristen Satya Wacana, yaitu:

a. Melaksanakan Tri Darma Perguruan Tinggi, yaitu: Pendidikan dan pengajaran tinggi, Penelitian, Pengabdian kepada masyarakat.

b. Melaksanakan Perguruan Tinggi Kristen Indonesia, yang berarti bahwa hidup dan kegiatan-kegiatannya pada satu pihak mempunyai motivasi dan merupakan bentuk perwujudan Imn Kristen yang Oikumenis dan pada pihak lain menjawab secara tepat dan bertanggung jawab situasi


(3)

sosiokultural dan kebutuhan bangsa serta negara Republik Indonesia.

c. Mendorong dan mengembangkan sikap serta pemikiran yang kritis-prinsipal dan kreatif-realistis, berdasarkan kepekaan hati nurani yang luhur dan dibimbing oleh Firman Allah.

d. Mewujudkan pusat pemikiran dan pengalaman untuk pembinaan kehidupan yang adil, bebas, tertib serta sejahtera.

e. Mencari dan mengusahakan terdapatnya hubungan yang bermakna antara iman Kristen dengan berbagai bidang ilmu dan kegiatan atau pelayanan.

f. Mengusahakan terbentuknya dan membina angkatan-angkatan pemimpin masyarakat yang selain diperlengkapi dengan bekal ilmu pengetahuan dan kepakaran di bidang tertentu, juga memiliki kesadaran pengabdian yang tinggi kepada masyarakat.

4.1.2 Profil Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS)

Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) merupakan salah satu fakultas di UKSW. Semula FBS merupakan salah satu program studi di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) yaitu Program Studi Pendidikan bahasa inggris. Pada masa kepemimpinan Rektor Prof. John JOI Ihalauw, Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris memisahkan diri dari FKIP menjadi satu fakultas yaitu FBS. FBS memiliki satu program studi yaitu program studi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI). FBS memiliki Visi : To become an English language


(4)

educational program which emphasizes academic excellence, creative and high esteem for Christian values by 2015. Misi FBS adalah :

 To carry out technological and English knowledge-based teaching and education.

 To develop research in the field of English language education along with disseminate the result through various academic forums.

 To serve society through various cooporative efforts and relevant activities related to English language teaching and education.

Goal : The English language education study program of the language and literature faculty strives to product English language graduates who are able : to carry out education of English language with the newest

4.1.3 Profil Sekolah Tinggi Bahasa Asing Satya Wacana (STIBA)

Sekolah Tinggi Bahasa Asing Satya Wacana (STIBA) merupakan salah satu perguruan tinggi dibawah kepengurusan Yayasan Perguruan Tinggi Kristen Satya Wacana (YPTKSW). STIBA berlokasi di Jl. Kartini 16-17, Kota Salatiga. STIBA didirikan pada tanggal 21 September 1998. STIBA memiliki tiga Program studi yaitu: program studi Bahasa dan Sastra Inggris (S1), Program studi bahasa Ingris (D-III) dan Program studi Bahasa Jepang (D-III).

STIBA memiliki visi : Menjadi perguruan tinggi kebahasaan asing yang berdaya saing tinggi dalam kualitas


(5)

akademik dan profesional dengan kebutuhan masyarakat berdasarkan pelayanan kasih. Adapun misi STIBA yaitu:  Melaksanakan Tri Darma Perguruan Tinggi dalam

kebahasaan.

 Menghasilkan kelulusan yang fasih berbahasa asing dengan kompetisi bahasa sebagai wahana komunikasi sosial, ilmiah dan profesiaonal.

 Membekali mahasiswa dengan pengetahuan dan pengalaman profesional sesuai dengan kebutuhan masyarakat pengguna lulusan.

 Membina dan mengembangkan pribadi yang mandiri. 4.1.4 Profil Informan

Informan dalam penelitian ini terdiri dari ketua YPTKSW, Rektor UKSW, Direktur STIBA, Dekan FBS, mantan pimpinan STIBA dan FBS, dosen FBS, dosen STIBA, pegawai FBS dan Pegawai STIBA. Total informan berjumlah 13 orang. Berikut adalah profil singkat informan : Kode Informan Jabatan Informan

M1 Pimpinan YPTKSW

M2 Pimpinan UKSW

M3 Mantan Pimpinan STIBA

M4 Mantan Pimpinan FBS

M5 Pimpinan STIBA aktif

M6 Pimpinan FBS aktif

M7 Dosen FBS

M8 Dosen FBS


(6)

M10 Dosen STIBA

M11 Pegawai FBS

M12 Pegawai STIBA

M13 Pegawai STIBA

Jumlah 13 Orang Tabel 4.1 Kode dan Profil Informan

4.2 Proses merger STIBA dan FBS – UKSW

Upaya penggabungan STIBA dan FBS UKSW sudah dimulai pada tahun 2004. Saat itu STIBA dipimpina oleh Bapak Drs. Ph. Pirenomulyo, M.A. dan UKSW dipimpin oleh Prof. Jhon A Tetaley Th.D. Pimpinan UKSW melihat FBS sebagai satu fakultas tidak cukup punya satu program studi. Sebagai Fakultas Bahasa dan Sastra, FBS membutuhkan program studi dibidang sastra. Dalam keterangan M2 : Ini tuntutan, kalau dia di FKIP tidak apa. Tapi dijadikan jadi 1 fakultas bahasa, makanya harus punya ilmu keilmuanya, sastra inggris. Progdi sastra inggrisnya sudah ada di STIBA, kenapa tidak disatukan aja. Melihat kebutuhan FBS sudah ada di STIBA, pihak UKSW mempertimbangkan untuk adanya penggabungan FBS-UKSW dan STIBA. Saat itu kesepakatan kedua belah pihak tidak tercapai. Pimpinan STIBA menganggap bahwa penggabungan belum diperlukan. Pihak STIBA masih memiliki kepercayaan akan masa depan STIBA. M3 berujar : Waktu itu saya sudah mendapat kabar angin ada keinginan Rektor untuk itu merger. Tetapi saya berpendapat, saya ditugasi oleh yayasan sehingga saya


(7)

mempunyai kewenangan untuk merespon. Tapi saya kesampingkan, Karena saya masih dalam tugas memimpin STIBA juga gitu.

Pada tahun 2007, upaya penggabungan STIBA dan UKSW kembali mengemuka. Pada periode ini, STIBA dipimpin oleh Ibu Ristiani dan UKSW dibawah kepemimpinan Prof. K. H. Timotius. Keadaan STIBA sudah mulai mengkuatirkan. Jumlah mahasiswa terus menurun dan neraca keuangan belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Berdasarkan keterangan M3 : ...sebelum tahun 2006 itu, kita kalau promosi misalkan itu saya ke UKSW. Tapi kan sejak itu kita tidak boleh, sehingga kita tidak punya uang sendiri untuk pergi kemana-mana. Melihat kondisi STIBA yang secara

financial kurang sehat, pimpinan STIBA berinisiatif memulai pembicaraan dengan pimpinan UKSW untuk membicarakan kemungkinan penggabungan. M5 : Saya ngomong sendiri, waktu itu rektor pak Kris kalau kita merger gimana? Lalu pak Kris ngomong ke dekan FBS waktu itu. Pada akhirnya upaya ini tidak berhasil. STIBA dan UKSW tidak mencapai kata sepakat. Ada beberapa permintaan dari pihak UKSW yang membuat pihak STIBA mengurungkan niat untuk melanjutkan pembicaraan penggabungan kedua lembaga. M3 menerangkan : kita mau merger tapi harus disini gitu, dosennya dicukupin, pegawainya di cukupin, kan nggak manusiawi saya pikir.

Upaya penggabungan STIBA dan UKSW berlanjut pada tahun 2012. UKSW dipimpin oleh Prof. Jhon A. Tetaley Th.D. dan STIBA dipimpin oleh Ibu Ristiani. UKSW ingin menambah program studi di FBS, selama ini baru satu program studi yaitu


(8)

program studi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI). Untuk menambah program studi tentu membutuhkan tenaga pengajar. Disisi lain situasi STIBA belum menunjukan perbaikan keuangan. M1 menerangkan : STIBA kan diharapkan dapat berkembang lebih baik. Ternyata tidak dapat mengembangkan diri, mahasiswa cuma sedikit, defisit keuangan dan tidak dapat sendiri selayaknya dari pada ditutup. Melihat kondisi ini, Pihak UKSW membangun komunikasi dengan pihak STIBA yang difasilitasi oleh YPTKSW. Perihal pembicaraan menyangkut kemungkinan dilakukanya penggabungan antara STIBA dan FBS UKSW. Kondisi saling membutuhkan antara kedua lembaga, sehingga pada tanggal 1 Juli 2012 tercapai kata sepakat untuk penggabungan FBS-UKSW dan STIBA Satya Wacana. Kesepakatan ini ditandai dengan penandatanganan nota Nota kesepakatan antara UKSW dan STIBA yang dimuat dokumen bernomor 138/Rek./NK/4/2012 dan nomor 15/205.1/StiBA-SW/IV/2012 oleh pimpinan kedua lembaga.

4.3 Dampak Merger Terhadap Dosen dan Pegawai STIBA dan FBS UKSW

Pada penelitian ini ada lima persoalan yang akan dibahas menyangkut dampak merger STIBA Satya Wacana dan FBS UKSW. Kelima persolan ini terdiri dari empat bagian yang berhubungan dengan dampak yang dirasakan sumber daya manusia (SDM) dan satu persolan yang menyangkut kelembagaan. Keempat persoalan yang berhubungan dengan SDM ialah : dampak merger terhadap kemanan kerja, motivasi kerja, sikap kerja, kepuasan kerja dosen dan pegawai. Persolan yang menyangkut kelembagaan adalah dampak merger


(9)

terhadap tugas Tri Dharma Perguruan Tinggi yang terdiri dari pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengembangan serta pengabdian masyarakat.

4.3.1 Dampak Merger Terhadap Keamanan Kerja

Salah satu tujuan penelitian ini ialah menggali lebih jauh dampak penggabungan FBS UKSW dan STIBA Satya Wacana terhadap keamanan kerja dosen dan pegawai kedua lembaga. Ada tiga hal yang dilihat menyangkut keamanan kerja yaitu : masa depan karir, kesempatan promosi dan keaman kerja secara umum.

4.3.1.1Hasil

a. Dosen FBS – UKSW

Penggabungan STIBA Satya Wacana dan FBS UKSW memunculkan berbagai respon. Salah satu respon adalah menyangkut masa depan karir setelah penggabungan. Penggabungan kedua lembaga menimbulkan kekuatiran bagi dosen FBS UKSW. Kekuatiran ini didasarkan pada kurangnya persiapan dan perencanaan yang matang sebelum dilakukan proses merger. FBS dinilai belum melakukan pengkajian mendalam menyangkut berbagai aspek sebagai pertimbangan dilakukanya merger. M4 menerangkan: Saya itu pengen tahu yang lain, posisi dari segi ekonomi itu seperti apa. Ini kan kita harus berfikir menyekolahkan sekian banyak orang untuk S3 padahal S3 kita itu cukup lambat, ada yang belum selesai. Kita juga fair, teman-teman STIBA ini di Salatiga kan kapan? Setelah semua FBS, S3 lalu mereka tau bagaimana? Karena sekarang ini yang berkembang, setelah teman-teman STIBA masuk FBS mereka


(10)

minta disekolahkan. Nah ini bermasalah juga karena berhubungan dengan uang kayak gitu. M4 menilai bahwa sebelum keputusan merger diambil perlu dilakukan kajian. Hal ini dilakukan untuk memetakan untung rugi jika dilakukan merger. Dengan informasi yang didapatkan dari hasil kajian, FBS dapat mempersiapkan suatu strategi untuk meminimalisir terjadinya dampak negatif.

Persiapan yang dinilai kurang, membuat M4 kuatir akan masa depan karirnya setelah merger. Ketika peneliti menanyakan perihal masa depan karir setelah merger, M4 mengungkapkan : Saya cukup pesimis terus terang terhadap merger. M4 menilai merger FBS UKSW dan STIBA diragukan bisa memberikan dampak positif. Keraguan ini membuat M4 kurang yakin akan masa depan karirnya setelah merger.

Hal berbeda diungkapkan responden M8. M8 justru belum melihat suatu yang berbeda pasca merger. FBS dan STIBA masih beroperasi normal seperti halnya sebelum terjadi kesepakatan merger oleh kedua lembaga. M8 berpendapat : .... kayaknya masih biasa, belum ada perubahan. Tapi itu bisa juga karna saya mengalami itu karena sebagai aras pimpinan. Saya sebagai pimpinan masih melihatnya seperti itu. Tapi nanti kedepanya apakah akan tetap masih seperti itu atau tidak tergantung dari pimpinan FBS. Bagaimana mereka mengayomi keduanya. M8 mengungkapkan bahwa sebagai pimpinan melihat kondisi belum mengalami banyak perubahan. Merger FBS UKSW dan STIBA masih dalam tahapan proses penggabungan.


(11)

Namun demikian, M8 menilai bahwa kondisi dimasa mendatang akan dipengaruhi oleh peran pimpinan FBS dalam mengelolah hasil penggabungan kedua lembaga tersebut.

Lebih lanjut dikatakan jikalau kesempatan pengembangan karir dari kedua belah pihak memiliki peluang yang sama. Ketika ditanya perihal masa depan karir setelah merger, M8 mengungkapkan : Saya pikir kok saya sebagai dosen begini, pasti masing-masing memiliki kesempatan yang sama dengan teman-teman anggota yang baru. Misalnya dalam melakukan penelitian, untuk melakukan pengabdian masyarakat. Sementara M7 menilai masa depan karir setelah dilakukannya merger belum ada gambaran. M7 menerangkan: Terus terang kalau untuk masalah karir, saya masih belum ada bayangan. Karena saya tetap berjalan di PBI, mungkin yang beberapa dosen yang latar belakangngya Sastra, nantinya mereka akan masuk ke Sastra. M7 menilai bahwa setelah akan ada penambahan program studi sastra, namun para dosen akan tetap mengajar sesuai dengan latar belakang pendidikan. M7 berpendapat bahwa setelah merger setiap dosen akan fokus di program studi masing-masing. Informan M7 lebih lanjut mengungkapkan: menurut rencana fakultas, memang yang berprofesi PBI akan tetap di jalur PBI, dan nanti beberapa pengajar yang dulunya di STIBA, mereka yang akan masuk ke Progdi Sastra dan beberapa dosen PBI yang memang latar belakang pendidikanya Sastra, sepertinya akan masuk Progdi Sastra. Jadi saya memang nantinya sudah akan


(12)

terlibat disana, saya masih tetap fokus ke PBI. PBI tetap berjalan dengan nanti adanya progdi baru Sastra, sepegetahuan saya seperti itu. Jadi soal masalah karir saya kedepan saya masih tetap tinggal di PBI. Jadi PBI dinilai tidak akan terpengaruh dengan adanya program studi baru, Sasra Inggris. PBI akan tetap beroperasi seperti biasa. Dosen yang memiliki latar belakang PBI akan tetap berkarir di PBI. M7 mengungkapkan bahwa akan tetap berkarir di PBI dan tidak merasa akan ada perubahan dengan penggabungan FBS dan STIBA.

Kesempatan promosi jabatan merupakan salah satu hal menarik untuk dilihat dalam merger FBS UKSW dan STIBA. Merger ini sendiri menghadirkan tanda tanya bagi dosen FBS menyangkut kesempatan promosi setelah dilakukan penggabungan kedua lembaga tersebut. Penggabungan kedua lembaga berarti akan ada peleburan dari dua lembaga menjadi satu lembaga. Dosen dari dua lembaga akan bergabung dan bernaung dalam satu lembaga. Jumlah tenaga dosen FBS akan bertambah dengan masuknya tenaga dosen dari STIBA. Bagi dosen FBS, dengan bergabungnya dosen dari STIBA akan menambah jumlah pesaing dalam memperoleh promosi jabatan, terutama jabatan struktural.

Merger ini ditanggapi pesimis oleh M4 berhubungan dengan kesempatan promosi. M4 mengungkapkan : Cuman arah saya tidak kesitu di FBS ini loh, karena menurut saya juga tidak apa ya, ya itu tadi saya pesimis sedikit. Ketika


(13)

saya menjabat menjadi dekan waktu itu saya sangat optimistik. Sikap pesimis M4 masih dilatarbelakangi oleh ketidakpuasan terhadap proses pengambilan keputusan merger. M4 masih kurang yakin akan kesempatan promosi dimasa mendatang, namun masih berharap kesempatan itu ada. M4: Secara fungsional saya sudah keluar dari situ dan bertahan. Diurutan juga kalo struktural masalahnya mungkin kesempatan itu ada. M4 yang mundur dari jabatan Dekan FBS karena proses merger ini, masih aktif sebagai tenaga dosen. Dimasa mendatang M4 masih berharap mendapatkan kesempatan memperoleh jabatan struktural di FBS atau UKSW. Hal yang berbeda diungkapkan M7 menyangkut kesempatan promosi setelah merger. M7 berpandangan bahwa setelah merger, belum ada gambaran perihal kesempatan promosi pasca penggabungan FBS UKSW dan STIBA. M7 berpendapat: Nggak, nggak ada gambaran saya. Saya hanya berpikir seperti saya selama ini, nggak tahu peluangnya. Paling kalau dilihat dari struktur, eee jabatan struktural ini kan hanya diperuntukan nanti dengan dua kaprogdi, sastra dan PBI, dan tatkala nanti orang yang memegang itu Sastra nantinya, itu aja. M7 menilai merger ini hanya akan ada perubahan pada penambahan jumlah program studi. Secara struktur ditingkat fakultas masih akan tetap sama. Hanya saja akan ada dua program studi yaitu PBI dan Bahasa dan Sastra inggris. Lebih lanjut disampaikan agar setiap dosen ditempatkan sesuai dengan bidang masing-masing. M7: Kayaknya dari rencana ini, bakal yang menjabat dijalur Sastra tetap orang


(14)

Sastra. Saya kira saya nggak akan kompeten dalam menangani jabatan struktural diprogdi yang baru. M7 menilai bahwa dosen yang memiliki latar belakang PBI akan kurang tepat dan kurang kompeten dalam menangani jabatan struktural diprogram studi Bahasa dan Satra Inggris. Setiap posisi jabatan akan diisi oleh orang-orang yang berkompeten dibidang itu. Lebih lanjut M8 memberi pendapat yang hampir sama. M8 menilai bahwa kondisi setelah merger tidak menghadirkan banyak perubahan. Kesempatan promosi jabatan pasca merger masih sama. Melalui keteranganya, M8 menjelaskan : Saya merasa sama aja. Mungkin untuk sementara ini belum terlalu terasa efeknya. Karena nanti itu kedalamnya secara internal sudah ok. Tapi secara diluar kita masih proses. Jadi hal-hal seperti itu belum terasa. M8 menilai bahwa sejauh ini efek merger FBS dan STIBA belum begitu terasa. Kondisi ini bisa disebabkan karena proses merger yang masih berjalan. Secara operasonal sudah bergabung, namun secara legal merger kedua lembaga belum sah. Sejauh ini proses pengurusan SK merger di kementerian terkait masih berjalan.

Salah satu yang dikuatirkan dalam proses merger adalah keamanan kerja. Keaman kerja turut menjadi perhatian dosen FBS. Bergabungnya dosen dari STIBA tentu bisa menjadi ancaman bagi keberadaan dosen FBS sendiri. Kenyamanan dosen FBS bisa terganggu karena adanya tuntutan untuk lebih meningkatkan daya saing menyusul bertambahnya jumlah pesaing. Persaingan bisa dalam bentuk


(15)

posisi jabatan struktural, memperebutkan dana hibah penelitian maupun beasiswa studi lanjut.

Ketakutan terhadap kemanan kerja setelah merger dialami oleh M4. M4 menerangkan : Saya terus terang takut apalagi pak John kan akan turun dan sekarang merger ini kan masih sangat belum pasti. M4 kuatir karena Pak Jhon selaku pimpinan UKSW akan turun dari jabatan rektor, padahal proses merger belum selesai seratus persen. Kemungkinan bergantinya pimpinan universitas dinilai akan mempengaruhi jalanya proses merger. Apalagi kalau pimpinan berikutnya memiliki arah kebijakan yang berbeda dengan pimpinan sekarang. Melihat kemungkinan kondisi tersebut, M4 mencoba berkonsultasi dengan Pak Jhon selaku Pimpinan UKSW sekarang. Penilaian yang berbeda diutarakan M7 menyangkut keamanan kerjanya setelah merger. M7 merasa yakin pekerjaanya tidak akan terganggu oleh merger FBS dan STIBA. Keyakinan M7 ialah karena dia sudah merupakan dosen tetap. Dalam keteranganya, M7 menjelasakan : emm.. Karena saya dosen tetap selama 9 tahun, saya merasa ini suatu hal yang positif. Dalam arti bertambahanya progdi baru, jadikan fakultas ini semakin melebar, semakin melebarkan progdinya. Saya akan tetap berkarir di PBI. Bagi M7 penggabungan ini adalah sesuatu yang baik. FBS akan memiliki program studi baru beserta tenaga SDM yang baru. Ini akan baik bagi FBS kedepan dan tentu bagi para tenaga dosen. Hal berbeda disampaikan oleh M8. Merger FBS dan STIBA dinilai tidak memberikan


(16)

dampak yang signifikan bagi keamanan kerjanya sebagai dosen. M8 menyebutkan M8: Masih sama. Seolah juga tidak ada perubahan yg signifikan, tidak terasa. Karena sesungguhnya teman-teman dari Kartini atau STIBA mereka bukan baru. Seperti pak Toar sempat mengajar di FBS. M8 menilai bahwa kondisi keaman kerja setelah merger masih sama. Kehadiran tenaga dosen dari FBS bukan menjadi ancaman. Karena sebagian dosen dari kedua lembaga ini sudah saling mengenal. Sebelum merger, dosen FBS ada yang mengajar di STIBA begitu juga dosen STIBA ada yang perna mengajar di UKSW sebelumnya.

b. Dosen STIBA

Dosen STIBA merupakan bagian dari proses merger STIBA dan FBS UKSW. Melihat dari sisi lembaga, dosen dari STIBA bisa saja merasa lebih senang karena akan bergabung dengan lembaga yang lebih besar. Dilihat dari sisi kemampuan financial, dosen dari STIBA juga bisa berharap lebih pada merger ini. Menanggapi penggabungan kedua lembaga, Dosen dari STIBA memandang positif. Melihat perbedaan antara STIBA dan FBS UKSW, M9 menilai masa depan karirnya akan lebih baik kedepan. Melalui keterangannya, informan M9 mengungkapkan : lebih bagus.

Pada keterangan tersebut, M9 mau menunjukan rasa optimis akan masa depan karirnya. Merger ini dinilai langkah tepat dan akan berdampak positif bagi masa depan karinya. Namun tidak semua dosen memiliki cara pandang yang sama. Lembaga yang lebih besar dan kemampuan financial


(17)

UKSW yang lebih baik tidak serta merta M10 merasa lebih baik. Ketika ditanya tentang masa depan karirnya setelah merger, M10 menjelaskan bahwa masa depan karirnya sudah direncakan dan tidak terpengaruh dengan merger kedua lembaga. Melalui interview, M10 menjelaskan :Memang kalau individu saya sudah merencanakan masa depan karir saya, jadi tanpa terpengaruh penggabungan ini. Kalo masalah masa depan itu kan individu, jadi walaupun bergabung atau tidak dan itu tetap dan sudah ada plan-plan sendiri memang. Bagi M10, masa depan karir ditentukan oleh setiap individu. Tanpa merger ini pun, perencanaan masa depan karirnya sudah dilakukan. Jadi bagi M10, penggabungan FBS UKSW dan STIBA tidak memberi pengaruh terhadap masa depan karirnya.

Merger FBS UKSW dan STIBA membawa dosen STIBA pada suatu persaingan yang lebih kompleks. Bagaimana tidak, Dosen STIBA akan bergabungan dengan dosen-dosen FBS UKSW. Secara lembaga, dosen STIBA datang dari lembaga yang lebih kecil. Merger kedua lembaga pun didominasi oleh FBS UKSW. Bahkan merger ini lebih cocok ketika disebut peleburan STIBA oleh FBS UKSW. STIBA UKSW akan menghilang sedangkan FBS akan semakin besar dan kuat. Melihat dominasi FBS UKSW pada merger ini memunculkan spekulasi menyangkut kesempatan promosi jabatan bagi dosen STIBA. Namun M9 yakin akan kesempatan promosi bisa didapatkan pasca merger. M9 menilai bahwa promosi dosen sudah diatur dalam peraturan pemerintah. Jadi tidak ada yang perlu dikuatirkan. Pada


(18)

keteranganya M9 menerangkan: Seperti contoh yang tadi, promosi. Kalo promosi sih kita sama cuman kan gini kan, ee, kalo dosen itu, saya gak tau pegawai gak begitu mengerti, promosi itu berdasarkan sekarang itu dengan aturan pemerintah. Hampir sama dengan M9, informan M10 berpendapat bahwa penggabungan STIBA dan FBS UKSW tidak berpengaruh terhadap kesempatan promosi jabatan. Hal ini M10 lebih lanjut menjelaskan: Oo... Kalau saya untuk selama ini tidak deh.. Dan memang belum kearah sana untuk saat ini sih, ya itu tadi kalau naik pangkat, naikkan pangkat sebelumnya juga saya bisa tetap bisa, tidak terpengaruh penggabungan ini, cuman kalau memang seminar keluar negeri itu juga saya dapat fasilitas, maksudnya menunjang.. penunjang. Bagi M10 kenaikan pangkat bisa didapatkan dan kesempatan itu tidak akan berpengaruh oleh merger kedua lembaga. Hal yang membedakan adalah fasilitas penunjang untuk seminar keluar negeri.

Pihak STIBA dalam merger ini berada dalam posisi yang didominasi. STIBA melebur dengan FBS UKSW. Sebelum dicapai kata sepakat untuk dilakukanya merger kedua lembaga, sempat ada kekuatiran akan kemanan kerja tenaga dosen STIBA. Setelah menjalani proses merger kekuatiran itu mulai hilang. Melalui interview, M9 mengungkapkan kondisinya setelah merger. Kekuatiran itu sudah tidak ada. Bahkan M9 merasa nyaman dengan kondisi setelah merger. Hal ini diaungkapkan M9 : Kalo saya nyaman saya tidak tau yang lain karena itukan subjective.


(19)

jaminan atas status dosen tetap Yayasan, juga menjadi salah satu alasan. Status dosen tetap tentu memperoleh jaminan yang diatur dalam peraturan kepegawaian. Melalui keteranganya M9 menjelaskan : Sebab kalo menurut aturan semuanya dijamin tidak ada yang di pisah. Jadi kalo masalah keamanan, saya nyaman dan misalnya keamanan macam-macam, kita kalo dari UKSW sudah merger ini bisa tunjangan kesehatan dapat tunjangan tengah bulan dapat.

Dengan sudah diatur dalam peraturan, M9 merasa aman dan tidak kuatir. Bahkan memperoleh fasilitas lebih setelah merger. Kondisi yang kurang lebih sama dirasakan oleh informan M10. M10 mengungkapkan: Kalau keamanan, kalau misalnya saya pikir.. Kan sama-sama dosen yayasan jadi sama-sama aman, amannya lho yaa, jadi sama-sama aman, dan dosen-dosen tetap juga aman. M10 menilai bahwa baik dosen UKSW maupun dosen dari STIBA memiliki status sebagai dosen Yayasan Satya Wacana. Status tersebut dinilai menjadi salah satu alasan bahwa keamanan kerja setelah merger terjamin.

c. Pegawai FBS – UKSW

Merger FBS UKSW dan STIBA melibatkan semua komponen yang dimiliki kedua lembaga. Salah satu bagian FBS yang terlibat ialah para pegawai. Ada perbedaan keadaan antara dosen dan pegawai. Para dosen akan tetap beraktifitas sesuai dengan latar belakang pendidikan masing-masing. Dosen FBS yang sebagian besar memiliki latar belakang PBI akan tetap beraktifitas diprogram studi PBI. Hal yang sama juga dengan dosen STIBA sebagian besar


(20)

memiliki latar belakang Sastra Inggris dan akan tetap beraktifitas di Program Studi Sastra Inggris. Berbeda dengan para pegawai. Pegawai dari FBS dan pegawai dari STIBA akan bergabung dan mengurusi administrasi hasil penggabungan kedua lembaga tersebut. Pegawai kedua lembaga akan menangani pekerjaan-pekerjaan yang mungkin sedikit berbeda dan lebih banyak dibanding sebelumnya. Selain itu, pegawai akan mengalami penambahan jumlah. Bertambahnya jumlah pegawai memunculkan berbagai respon dikalangan pegawai. Melalui interview, M11 menjelaskan bahwa penggabungan kedua lembaga tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap masa depan karirnya. Hal ini diungkapkan M11: Jadi STIBA merger dengan FBS pun juga tidak berpengaruh ya, terutama pegawai non akademik. M11 menilai bahwa masa depan karir karyawan non akademik kedua lembaga tidak terganggu. Berangkat dari pengalaman dan apa yang dirasakan M11, diungkapkan bahwa selama ini tidak merasakan adanya persaingan setelah merger. Sebagai pegawai yang senior, M11 membantu pegawai dari STIBA untuk beradaptasi dan menyelesaikan suatu pekerjaan.

Melihat kesempatan promosi setelah merger, M11 menilai bahwa tidak ada perubahan. Kesempatan promosi masih sama, M11: Enggak ada juga tu. Saya pikir eeem karena selama ini pun saya bekerja tidak ada promosi promosi itu. Sebelum merger, M11 menilai bahwa selama bekerja di FBS tidak pernah mendapatkan kesempatan promosi jabatan. Setelah merger dengan STIBA, dinilai tidak


(21)

akan ada perubahan. Semuanya berjalan sesuai dengan peraturan baku yang ada. M11: Hanya dari keteraturan kepegawaian itu kan ada peraturan yang empat tahun pertama akan ada ada kenaikan secara otomatis. Empat tahun, lima tahun itu akan ada kenaikan otomatis. Tapi untuk promosi ya, selama ini belum ada sih. Selama ini promosi jabatan dinilai hanya berdasarkan periode lama mengabdi. Promosi jabatan yang berdasarkan prestasi kerja tidak pernah ada. M11 melihat bahwa pasca merger, hal tersebut akan terus sepeti itu.

d. Pegawai STIBA

Merger STIBA dan FBS UKSW dinilai positif oleh pegawai dari STIBA. Sikap optimis akan masa depan karir yang lebih baik ditunjukan pegawai STIBA. Ketika ditanyakan tentang masa depan karir setelah merger, M12 mengungkapkan : Pertanyaan seperti itu, bingung ya jawabnya. STIBA itu kan dibandingkan UKSW kan lebih kecil. Kalau bicara jenjangnya ya, maksudnya karena saya dulu kan sekretaris pimpinan. Setelah STIBA kesini gabung dengan FBS. Kalau secara keuangan kan bisa saja lebih tinggi UKSW dibandingkan dengan STIBA, tapi kalau peluangnya lebih besar disini. Sebelum merger, M12 menduduki jabatan sebagai sekretaris pimpinan di STIBA. Setelah merger jabatan sebagai sekretaris hilang. Namun, M12 menilai bahwa setelah merger masa depan karirnya akan lebih baik. Tanggapan positif juga ditunjukan oleh responden M13: ... karena kebijakan pimpinan merger itu,


(22)

saya tetap optimis. M13 menilai bahwa merger ini akan membawa perubahan dalam karirnya.

Untuk perjalan karir yang lebih baik tentu pegawai STIBA mengharapkan yang terbaik. Salah satu yang diharapkan untuk membangun karir ialah kesempatan promosi. Kesempatan promosi bisa didapatkan melalui prestasi yang diperoleh. Selain itu promosi juga bisa diperoleh berdasarkan lama mengabdi. Bergabungnya STIBA dan FBS UKSW tentu kesempatan promosi bagi setiap pegawai ada kemungkian akan semakin kecil. Mengingat jumlah pegawai yang akan bertambah. Melihat kesempatan promosi pasca dilakukanya merger, M12 menilai bahwa keadaanya masih sama. Pada keteranganya M12 mengungkapkan : Sama saja sih. M12 melihat bahwa kesempatan setiap pegawai untuk mendapatkan promosi masih sama, meskipun akan terjadi persaingan yang lebih ketat dibanding sebelumnya.

Salah satu kekuatiran STIBA sebelum merger ialah menyangkut keamanan kerja para pegawai. Pada pembicaraan merger ditahun - tahun sebelumnya, merger urung terjadi karena persoalan keamanan kerja para pegawai dan dosen pasca merger. Pada akhirnya merger terwujud pada tahun 2012. Salah satu kesepakatan dari merger ini adalah menyangkut masa depan para pegawai dan dosen dari STIBA. Para pegawai tetap diakomodir, meskipun tidak harus bekerja di FBS. Hasil kesepakatan menyangkut kemanan kerja para pegawai dirasakan informan M12. Ketika ditanya menyangkut kemanan kerjanya setelah


(23)

merger, M12 mengungkapkan: Disana saya senang, disini juga saya diterima dengan baik. Kalau yang ngomong juga saya terancam itu juga tidak ada. Kalau saya tidak ada.

Dijelaskan bahwa keadaan tidak berubah setelah merger. M12 merasa bahwa pekerjaanya tidak terancam pasca

dilakukanya merger. Hal yang hampir sama diungkapkan oleh M13: Saya merasa disini diterima dengan baik. Apalagi dengan teman-teman dosen, pimpinan, saya diterima baik, apalagi dengan saya merasa disini baik. Lebih nyaman, yang pasti saya senanglah, dan itu untuk menjalankan pekerjaan jabatanya, saya hanya bisa buktikan saya bekerja dengan baik. Biarlah teman-teman disini yang menilai. M13 merupakan pegawai STIBA yang tetap diakomodir, meskipun tidak berkarir pada lembaga hasil merger FBS dan STIBA. Setelah merger, M13 menjelaskan bahwa ia diterima dan mendapatkan perlakuan baik ditempat kerja baru. Perlakuan baik yang diterima membuat M13 merasa senang. M13 melanjutkan : Menyenangkan. Ya itu tadi kan masih dalama proses belajar. Saya dituntut belajar untuk bidang promosi, belajar dalam hal surat menyurat diminta belajar untuk menangani surat. Terutama lebih ke promosi untuk dibidang promosi, karena dulu kan di STIBA saya dibagian nilai. Walaupun pendidikan background saya sekretaris, saya sama sekali tidak kepake. Jadi disni saya ulangi lagilah. Proses belajar yang dilalui ditempat kerja baru membuat M13 belajar banyak hal baru. Perlakuan dan kesibukan dengan pekerjaan ditempat kerja baru membuat


(24)

M13 merasa tidak kuatir akan masa depan pekerjaan pasca

merger FBS dan STIBA. 4.3.1.2Pembahasan

Keamanan kerja (job security) menurut Borg dan Elizur (dalam Staufenbiel dan Konig, 2011), merupakan sebagai keyakinan individu terhadap keberlangsungan pekerjaan yang dimiliki saat ini serta mencakup kesempatan promosi, kondisi pekerjaan pada umumnya dan kesempatan untuk terus berkarir dalam jangka waktu yang panjang. Setidaknya ada tiga hal yang ditekankan oleh Borg dan Elizur berhubungan dengan keaman kerja yaitu kesempatan promosi, kondisi kerja secara umum dan masa depan karir. Melalui penelitian ini ketiga hal tersebut digunakan untuk menggali informasi mengenai kondisi keamanan kerja dosen dan pegawai setelah merger.

Berdasarkan hasil analisa data pada penelitian ini maka dapat diambil beberapa hal menyangkut kondisi keaman kerja para dosen dan pegawai setelah merger. Pertama : dilihat dari aspek karir, merger belum memberikan dampak terhadap masa depan karir dosen dan pegawai FBS. Hal berbeda dirasakan oleh dosen dan pegawai dari STIBA. Merger dinilai memberikan harapan baru untuk masa depan karir yang lebih baik. Kedua : Dari aspek kesempatan promosi, merger tidak memberikan suatu pengaruh pada kesempatan dosen dan pegawai dalam memperoleh promosi jabatan. Ketiga : kondisi keamanan kerja secara umum tidak terpengaruh oleh merger kedua lembaga.


(25)

Selama proses merger berjalan, ada perbedaan situasi yang dialami oleh dosen dan pegawai FBS dengan situasi yang dialami oleh dosen dan pegawai dari STIBA menyangkut masa depan karir setelah merger. Dosen dan pegawai FBS menilai masa depan karir setelah merger akan tetap berjalan seperti biasa. Posisi FBS yang dominan dalam proses merger menjadi salah satu faktor. Selama proses merger berjalan, tidak banyak perubahan yang terjadi baik dalam aras kebijakan maupun lingkungan kerja. Proses merger yang belum rampung seratus persen, dinilai menjadi salah satu faktor lain sehingga dampak merger terhadap masa depan karir dosen dan pegawai FBS belum terasa. Ketika dosen dan pegawai FBS belum melihat adanya dampak merger terhadap masa depan karir, dosen dan pegawai dari STIBA memiliki penilaian yang berbeda. Merger kedua lembaga dinilai akan memberikan manfaat bagi masa depan karir mereka. Kekuatan financial UKSW dipercaya dapat mempermudah dosen dan pegawai dari STIBA untuk mencapai karir yang lebih baik.

Penelitian ini juga menunjukan bahwa merger FBS UKSW dan STIBA belum memberikan suatu dampak pada kesempatan promosi dan kemanan kerja secara umum. Kehadiran program studi baru di FBS tidak mengubah situasi para dosen FBS yang sebagian besar berlatar belakang pendidikan PBI. Dengan latar belakang PBI tentu kesempatan yang akan didapatkan berhubungan dengan PBI. Kondisi tersebut tidak berbeda jauh ketika FBS hanya memiliki program studi PBI. Begitu juga halnya dengan


(26)

dosen dari STIBA dan para pegawai kedua lembaga. Masing-masing akan mendapatkan kesempatan promosi sesuai bidang dan ruang lingkup kerja. Selain itu, kesempatan promosi setiap dosen dan pegawai juga berdasarkan pada kebijakan yang ada. Kondisi inilah yang membuat para dosen dan pegawai FBS UKSW dan dosen dan pegawai dari STIBA tidak mengkuatirkan kesempatan promosi mereka setelah merger.

Faktor yang penting dalam proses merger ini ialah keberhasilan pimpinan kedua lembaga dalam meyakinkan para dosen dan pegawai. Selain peran pimpinan kedua lembaga, YPTKSW juga ikut berpatisipasi dalam menekan terjadinya dampak negatif dari merger. Kekuatiran yang sempat muncul sebelum merger meyangkut masa depan dosen dan karyawan STIBA bisa diatasi dengan baik. Dosen dan pegawai kedua lembaga diberi jaminan akan masa depan kerja setelah merger sesuai dengan status masing - masing sebelum merger. Pegawai yang tidak terakomodir di FBS ditempatkan diunit lain di UKSW, sedangkan para dosen tetap beraktifitas sesuai dengan ruang lingkup kerja masing-masing

Hasil pembahasan diatas menunjukan bahwa secara umum merger STIBA Satya Wacana dan FBS UKSW tidak memberikan dampak terhadap kemanan kerja dosen dan pegawai. Hasil penelitian ini berbeda dengan pendapat Greer

(dalam Louisa, 2007) yang menyatakan bahwa PHK sering menyertai merger, terutama jika organisasi berasal dari industri yang sama. Kemudian hasil penelitian Louisa (2007)


(27)

yang menyatakan bahwa banyak karyawan merasa sangat tidak aman dengan posisi mereka dan tidak yakin apakah mereka masih akan memiliki pekerjaan pada akhir merger. Lebih lanjut Louisa mengemukakan bahwa karyawan merasa kesempatan untuk promosi dan kemajuan di semua kategori staf sangat rendah. Dampak negatif terhadap kemanan kerja dosen dan pegawai sejauh ini berhasil diatasi oleh pimpinan kedua lembaga. Dosen dan pegawai mendapatkan jaminan dan kepastian akan masa depan pekerjaan mereka. Kekuatiran dosen dan pegawai STIBA akan merger ini berhasil diatasi. Strategi pimpinan kedua lembaga dalam menekan dampak negatif merger terhadap keamanan kerja berhasil menganulir hasil penelitian Naveed dkk (2011) yang mengemukakan bahwa merger menghadirkan ketidakpastian dan ancaman keamanan kerja.

4.3.2 Dampak Merger Terhadap Motivasi Kerja

Persolan kedua pada penelitian ini ialah dampak merger STIBA dan FBS UKSW terhadap motivasi kerja dosen dan pegawai. Ada tiga hal yang ingin digali informasi mengenai dampak merger terhadap motivasi kerja yaitu dorongan untuk mencapai suatu tujuan, semangat kerja dan inisiatif, kreatifitas dan rasa tanggung jawab.

4.3.2.1Hasil

a. Dosen FBS – UKSW

Perjalanan upaya merger FBS dan STIBA kurang mulus. Pada pembicaraan merger sebelumnya, sempat mengalami kegagalan mencapai kata sepakat. Salah satu penyebabnya ialah menyangkut standar kualitas tenaga dosen


(28)

yang ditetapkan oleh FBS. Selain itu kondisi keuangan STIBA turut membuat pihak FBS tidak begitu mudah mencapai kata sepakat untuk merger dengan STIBA. Ketika berjalanya pembahasan merger, dekan FBS memilih mundur. Salah satu hal yang mendorong dekan FBS membuat keputusan untuk mundur dari jabatanya ialah karena adanya ketidakpuasan atas proses merger. Dinamika yang terjadi ternyata membuat dorongan dalam diri M4 terganggu. M4 mengungkapkan : Ya, terus terang itu cukup berimbas tapi mungkin sekarang sih tidak begitu ya karena saya punya hal lain yang saya kerjakan. Dulu pas awal-awal cukup berimbas dalam arti gini, karena saya melihat ini tidak benar. M4 menjelaskan bahwa proses meger yang dinilai belum memuaskan, sempat mempengaruhi dirinya. Kemudian menyibukan diri dengan kegiatan - kegiatan penelitian. Adanya kesibukan lain, M4 akhirnya bisa keluar dari dampak negatif proses tersebut. Berbeda dengan yang dialami M7. Merger dengan dinamika yang terjadi tidak membuat dorongan dalam diri M7 terganggu. Ketika ditanyakan tentang dorongan dalam dirinya setelah merger, M7 mengungkapkan : optimis. Sikap optimis yang ditunjukan M7 berangkat dari keyakinan bahwa merger ini tidak menggangu pekerjaanya. Bergabungnya STIBA hanya akan menambah program studi baru bagi FBS dan tidak mempengaruhi program studi PBI. M7 mengungkapkan M7:

Saya kira saya senang dengan jadi dosen, dan semangat dalam mengajar di PBI, dan saya sama sekali tidak akan campur tangan dengan sastra. Pada keterangan diatas, M7


(29)

menjelaskan situasinya sebagai dosen PBI. Kehadiran program studi dan dosen baru dari STIBA tidak mempengaruhi aktifitas dan keberadaan dosen PBI. Masing -masing akan berjalan pada jalur -masing--masing. Sebagai dosen PBI akan konsentrasi di program studi PBI. Hal yang hampir sama diungkapkan oleh M8 : Ga ada. Masih seperti kebiasaan yang saya lakukakan pada saat sebelumnya. Misalkan pengurusan mahasiswa. Terlepas dari merger atau tidak merger, saya tetap kerja hari itu. Bukan berarti kalau merger saya lebih... Saya tidak seperti itu. M8 mengungkapkan bahwa dorongan dalam dirinya untuk berbuat sesuatu tidak tergangu dengan merger FBS dan STIBA. Kegiatan proses belajar mengajar tetap dilakukan seperti sebelumnya. Merger ini juga dinilai tidak mempengaruhi dorongan dalam dirinya untuk bekerja.

Kebijakan merger FBS dan STIBA tentu menghadirkan berbagai perubahan dalam lembaga tersebut. Sebagai lembaga yang lebih dominan dalam proses merger ini, FBS akan menjadi lebih besar. Jumlah tenaga dosen pegawai dan mahasiswa akan bertambah. Aset tidak bergerak juga bertambah. Perubahan tersebut membuat semangat kerja dosen FBS mengalami perubahan. Terutama dengan kehadiran dosen-dosen dari STIBA. Perubahan tersebut dirasakan M7. M7 mengungkapkan jikalau semangat kerjanya meningkat setelah terjadinya merger antara FBS dan STIBA. M7 : Eee... Kalau semangat kerja, saya pikir saya lebih sedikit meningkat dalam hal kerja sama sesama dosen. Karena dengan adanya meeting-meeting di aras


(30)

fakultas. Kita bisa bertukar pikiran dalam hal misalnya kita mau mengajak yang lain. Semangat kerja M7 mengalami peningkatan setelah merger. Salah satu faktor yang membuatnya lebih bersemangat ialah dengan kehadiran rekan kerja baru dari STIBA. M7 menilai bahwa dengan kehadiran dosen dari STIBA dalam setiap pertemuan ditingkat fakultas menghadirkan hal-hal baru. Pengalaman dan latar belakang yang berbeda antara dosen FBS dan STIBA bisa saling bertukar pikiran. Hal yang senada diungkapkan oleh M8: Sama saja. Tapi ada hal-hal tertentu juga lebih semangat. M8 menjelakan bahwa semangat kerjanya untuk proses belajar mengajar, berjalan seperti biasanya. Tapi untuk kegiatan penelitian dan pengabdian masyarakat, M8 semakin semangat. Faktor kehadiran rekan-rekan baru dari STIBA membuat kegiatan tersebut lebih bersemangat. Lebih lanjut diutarakan oleh M4 tentang kondisi semangat kerja pasca merger. M4: Kalau sekarang lebih meningkat karena lebih banyak waktu. Gak kaya k menjadi pejabat struktural karna butuh pengorbanan. Informan M4 menjelaskan bahwa setelah satu tahun proses merger berjalan, semangat kerjanya meningkat. Namun, situasi M4 berbeda dengan reponden lainya. Informan lainya menganggap kehadiran rekan kerja baru membuat mereka semakin semangat kerja. Bagi M4, semangat kerjanya meningkat karena beban kerja sebagai pejabat struktural berkurang. M4 menilai bahwa menjadi pejabat strutural itu butuh pengorbanan. Setelah tidak lagi menjadi sebagai pejabat struktural FBS, beban kerja berkurang dan membuat


(31)

M4 lebih semangat bekerja. Sekarang lebih semangat dalam melakukan penelitian - penelitian karena memiliki lebih banyak waktu.

Pada persoalan inisiatif, kreativitas dan rasa tanggung jawab sebagai seorang dosen, M7 mengungkapkan : Saya tidak pernah berpikir sejauh itu ya. Hanya saya akan lebih... dan selama ini saya masih aman. Saya lebih fokus berkreasi di pendidikan. Dulu sebelum tidak ada pengajar berlatar belakang sastra, kan satu semester membantu. Dan dulu saya mengajar di sastra, jadi sekarang tidak ada. Jadi harus mengajar jenis mata kuliah yang tidak dibidang saya. Lebih jauh dijelaskan bahwa : Kalau saya lebih fokus, kalau dulu kan lebih bervariasi, kekurangan dosen mengajar, mata kuliah sastra ok. Yang dulu-dulu banyak kesempatan, sekarang tidak ada, intinya saya kira kreatifitas lebih fokus.

M7 menjelaskan bahwa selama ini hanya fokus bekerja dan terus berupaya untuk lebih inisiatif dan fokus berkreasi di PBI. Sebelum ada tenaga pengajar Sastra Inggris di FBS, sempat membantu mengajar Sastra. Dengan penggabungan ini FBS akan memiliki tenaga dengan latar belakang Sastra. Mata kuliah Sastra tidak lagi ditangani, tapi dosen-dosen Sastra dari STIBA. Hal tersebut membuat perhatian M7 tidak terbagi lagi. Sehingga kreatifitasnya lebih difokuskan pada satu bidang saja yaitu PBI. Perhatian yang tidak lagi terbagi-bagi membuat M7 lebih produktif pasca merger. M7 menyampaikan: Hanya untuk yang biasa kita lakukan pengabdian masyarakat, seminar internasional. Sebelumnya sudah ada, cuman kita agak kurang, sekarang lebih banyak


(32)

bantuan, saya kira kita bisa dengan senang mengajak teman - teman. M7 mengutarakan bahwa setelah merger informan lebih sering terlibat dalam kegiatan pengabdian masyarakat dan seminar internasional. Perpaduan program dan jaringan kedua lembaga membuat program - program pengabdian masyarakat dan seminar - seminar internasional semakin banyak. Pendapat berbeda datang dari M4 menyangkut inisiatif, kreativitas dan rasa tanggung jawab sebagai seorang dosen. Setelah merger M4 lebih fokus pada peningkatan daya saing dirinya ditingkat eksternal UKSW. M4 mengungkapkan : Melihat pekerjaan dengan merger STIBA tidak ada hubunganya. Tidak begitu berkaitan. Ya, seperti itu tadi saya berusaha supaya daya jual saya itu tidak hanya di FBS. Saya tidak mau menjadi ikan besar dikolam kecil. Jadi kalau bagi saya itu masalah itu, saya bagaimana caranya justru itu meningkatkan kreatifitas saya dan menurut saya itu tidak begitu berimbas terhadap kreatifitasnya. Dalam arti publikasi, terus mengajar, kumpul bahan. M4 menjelaskan bahwa merger FBS dan STIBA tidak begitu berkaitan dengan pekerjaanya. Sekarang lebih fokus bagaimana agar karirnya bisa bersinar juga diluar UKSW. Merger ini dijadikan sebagai pemacu semangat untuk lebih meningkatkan kreatifitas dalam bekerja seperti kumpul bahan, mengajar dan publikasi. Kondisi berbeda dirasakan oleh M8. Ketika peneliti menanyakan tentang inisiatif, kreativitas dan rasa tanggung jawab sebagai seorang dosen, M8 mengungkapkan: Biasa aja. Saya masih melihatnya biasa aja. Rasa tanggung jawabnya, biasa aja.


(33)

Saya tidak merasakan dampak langsung. Sebenarnya, seperti progdi baru datang terus kita lebih, yang sebelumnya anak-anaknya 10 sekarang jadi 15. M8 menjelaskan bahwa merger STIBA dan FBS tidak memberikan suatu pengaruh pada inisiatif dan kreatifitasnya dalam bekerja. Semuanya berjalan seperti biasa. Penambahan jumlah Program studi dan jumlah mahasiswa tidak memberikan suatu dampak. b. Dosen STIBA

Perihal dorongan dalam bekerja setelah merger, M9 berpendapat: Jadi saya lebih produktif setelah merger karena dulu saya publikasi untuk apa? Tidak ada, di UKSW kita publisi artikel dibayar, kalo disini tidak ada uangnya jadi kita tidak bisa paksa. Merger FBS dan STIBA mendorong M9 untuk lebih produktif. Ketika masih di STIBA, publikasi karya dosen kurang mendapatkan perhatian dan apresiasi dari kampus. Ada perbedaan setelah merger, setiap publikasi artikel mendapatkan apresiasi dan dukungan dana dari kampus. Tanggapan positif juga disampaikan oleh M10:

Melakukan pekerjaan yahh tambah terdorong. Faktor jumlah mahasiswa merupakan salah satu hal yang mendorong untuk bekerja. Dengan jumlah mahasiswa yang lebih banyak maka pekerjaanya menjadi lebih banyak. Hal tersebut mendorong informan M10 untuk bekerja lebih maksimal.

Berhubungan dengan persoalan semangat kerja setelah merger, M9 mengungkapkan: Meningkat. Mungkin karena saya dipercaya jadi ketua pusat studi. Karena saya sudah dipercaya dijabatan tertentu saya harus tunjukkan kalo saya bisa. Jadi Saya tidak bisa hanya duduk mengajar.


(34)

Semangat M9 setelah merger meningkat. Kepercayaan yang didapatkan untuk menjabat sebagai ketua pusat studi membuat M9 lebih semangat. Jabatan tersebut mendorong M9 mununjukan kemampuan selain mengajar. Hal serupa dirasakan M10. Ketika ditanya perihal semangat kerja setelah merger, M10 mengungkapkan: Semangat.. Disini juga sangat semangat. soalnya banyak dosenya. Jadi kita melihat dosenya apa misalnya ee koordinasi saya juga senang, soalnya mahasiswa juga banyak, tim-timnya banyak, memang koordinasi jadikan harus semangat, harus.. Kalau tidak gimana ngeceknya. Bergabungnya dosen FBS dan STIBA membuat M10 lebih semangat. Gabungan dosen dari kedua lembaga menghasilkan banyak tim kerja. Sistem koordinasi kerja antara dosen yang berjalan dengan baik. Serta jumlah mahasiswa yang lebih banyak. Hal-hal tersebut yang membuat M10 lebih semangat kerja pasca merger.

Respon positif juga ditunjukan dosen STIBA menyangkut inisiatif, kreatifitas rasa tanggungjawab sebagai seorang dosen. M9 mengungkapkan : Inisiatif, Mungkin berkaitan dengan tadi ya.. Kepercayaan menjabat ketua pusat studi cukup membuat M9 untuk lebih memiliki inisiatif dan kreatifitas serta rasa tanggung jawab terhadap jabatan yang diterima.

c. Pegawai FBS – UKSW

Perihal dorongan dalam diri untuk bekerja, M11 mengungkapkan : Iya emm kalo Saya mungkin berusaha bekerja semaksimal mungkin. Instropeksi, dulu sering melakukan ini. Yang penting lebih termotivasi. Setelah


(35)

merger, pegawai FBS menjadi bertambah lebih banyak. Penambahan jumlah pegawai, tidak membuat beban kerja semakin sedikit. M11 mengungkapkan bahwa beban kerjanya semakin bertambah. Kondisi tersebut mendorong M11 lebih termotivasi. Kehadiran rekan kerja baru dan beban kerja yang lebih banyak membuat dorongan dalam M11 untuk bekerja semakin lebih baik. Lebih lanjut M11 menjelaskan : Iya gitu, karena seperti itu pekerjaan ya yang monopoli ya. Itu membuat saya, aku sih cuman ini aja. Ya, sekarang ketika ada merger ini jadi pekerjaan selama ini jadi lebih berat buat saya karena dulunya hanya satu progdi dan itu dikerjakan oleh dua orang tetapi sekarang mungkin menjadi 2 progdi ini, pekerjaan yang tadinya dua orang gitu jadi ke saya semua. Jadi seperti itu, kemudian dari situ harus berpikir lagi kan. Oke saya harus bagaimana menyelesaikan pekerjaan yang tadinya dibikin hanya dua orang menjadi bagian saya semua itu bisa terlesaikan dengan baik dan tepat waktu. M11 mengutarakan bahwa pasca merger, program studi di FBS bertambah menjadi dua yaitu PBI dan Sastra Inggris. Penambahan program studi tersebut membuat pekerjaan semakin banyak. Sebelum merger, FBS hanya memiliki satu program studi. Setiap pekerjaan masih berbagi dengan satu orang pegawai lainya. Setelah merger, M11 merasakan bahwa beban kerjanya semakin berat. Kondisi tersebut membuat M11 lebih terdorong untuk menyelesaikan setiap pekerjaan-pekerjaan tersebut dengan baik serta bisa selesai tepat waktu.


(36)

Semangat kerja M11 cukup terganggu setelah merger. Pembagian tugas yang dinilai tidak berdasarkan jobdisk

membuat M11 merasa kurang kondusif dalam bekerja. M11 mengungkapkan : Setelah kejadian ini membuat suasana kantor menjadi kantor itu kurang kondusif. Kekecewaan lain yang membuat M11 kurang nyaman ialah terkait promosi jabatan yang dinilai kurang adil. Sebagai pegawai senior di FBS, berharap bisa mendapatkan kesempatan secara adil. Persoalan - persoalan diatas dinilai menjadi penyebab kondisi tempat kerja kurang kondusif dan mempengaruhi semangat kerjanya.

Perihal inisiatif, kreatifitas dan rasa tanggung jawab sebagai pegawai, M11 mengutarakan M11: Inisiatif dan kreatifitas ,,, Hmmm... Lebih berinisiatif sekarang ini. Kalau dulu itu lebih apa yang ada kita kerjakan saja . Tapi ya itu tadi karena tugas dan tanggung jawab yang tadinya dibebankan untuk dua orang sekarang menjadi satu orang jadi membuat saya lebih berinisiatif bagaimana sih saya bisa bekerja lebih tepat dan akurat. Beban kerja yang lebih banyak membuat M11 lebih berinisiatif dan kreatif dalam bekerja. Pekerjaan yang banyak mendorong M11 belajar lebih banyak lagi untuk membantunya dalam menyelesaikan setiap pekerjaan dengan baik

d. Pegawai STIBA

Bekerja dilingkungan kerja baru setelah merger tidak membuat M13 pesimis. Pada saat peneliti menanyakan tentang dorongan dalam diri informan dalam bekerja setelah merger, M13 mengungkapkan : Nggak pernah menyerah.


(37)

Pokoknya apa pekerjaan yang baru, tapi kalau saya benar -benar nggak tau, saya juga tidak merasa malu. Setelah merger, M13 menghadapi situasi kerja yang berbeda dengan sebelumnya. Kondisi tersebut membuat M13 tetap berjuang dan tidak pernah menyerah. Mengerjakan setiap pekerjaan meskipun itu belum pernah dilakukan sebelumnya. Ketika suatu pekerjaan tidak bisa dikerjakan karena keterbatasan kemampuan, M13 tidak menyerah untuk tetap belajar.

Kondisi semangat kerja pegawai dari STIBA juga menunjukan hal positif. M12 mengungkapkan: Tambah semangat, dosen-dosen di STIBA dengan di sini tidak ada bedanya sih. Informan M12 menerangkan kondisi semangat kerjanya setelah merger semakin baik. Lingkungan kerja yang tidak berbeda jauh membuat semangat kerja tidak terganggu. Hal senada juga diutarakan informan M13 : Saya senang bekerja gitu lho. Jadi penilaian semangat kerjanya gimana gitu ya. Pokokya kita mulai 7:30 kan disini, karena disini ada senam pagi, jadi sebisa mungkin saya ikut. Terus jam 12 istirahat, jam 1 kerja lagi, jam 4 pulang, jadi gitu.

Sikap positif yang ditunjukan terhadap pekerjaan membuat M13 senang menjalani pekerjaanya. Perbedaan budaya dilingkungan kerja baru tidak menjadi kendala yang berarti. Jam kerja yang lebih awal dan aktivitas tambahan sebelum kerja tidak mengganggu semangat kerjanya. M13 menambahkan, selama ini penyesuaian ditempat kerja yang baru bisa dilalui tidak terlepas dari perlakuan yang baik serta kepercayaan yang diberikan pimpinan.


(38)

Berhubungan dengan inisiatif, kreatifitas dan rasa tanggung jawab sebagai pegawai, M12 mengutarakan :Disini memang harus disiplin ya. Apa yang ditugaskan ke saya, saya lakukan. M12 menilai bahwa kondisi lingkungan kerja setelah merger lebih disiplin. Jadi setiap pekerjaan yang merupakan pekerjaanya dikerjakan sebaik mungkin dan selesai tepat waktu.

4.3.2.2Pembahasan

Motivasi kerja adalah hal-hal yang dapat menyebabkan, menyalurkan dan mendukung perilaku manusia agar mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang optimal (Siswanto, 2005). Motivasi kerja memberikan energi yang dapat menggerakan segala potensi yang ada didalam diri karyawan, menciptakan sesuatu keinginan yang tinggi serta meningkatkan kegairahan dalam bekerja menurut aturan dan ukuran yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Menurut Hasibuan (1994), motivasi kerja adalah hal-hal yang dapat mendorong seseorang bekerja dengan giat sehingga dapat mencapai hasil kerja optimal sesuai dengan ukuran yang ditetapkan perusahaan. Sumidjo (1985), motivsi kerja adalah dorongan kerja yang timbul pada diri seseorang untuk berperilaku mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dari beberapa pendapat diatas maka dapat ditarik tiga hal berhubungan dengan motivasi kerja yaitu semangat kerja, dorongan dari dalam diri serta inisiatif dan kreatifitas kerja.

Berdasarkan hasil analisa data pada penelitian ini maka dapat ditarik beberapa hal menyangkut dampak merger FBS UKSW dan STIBA terhadap motivasi kerja dosen dan


(39)

pegawai. Hal pertama ialah dorongan dari dalam diri dosen dan pegawai dari STIBA serta pegawai FBS mengalami peningkatan. Hal berbeda dirasakan dosen dari FBS. Setelah merger, dorongan dari dalam diri dosen FBS untuk mencapai sesuatu tidak berubah. Kedua : semangat kerja dosen FBS serta dosen dan pegawai dari STIBA mengalami peningkatan. Berbeda dengan semangat kerja pegawai FBS, dimana mengalami gangguan. Ketiga : setelah merger, inisiatif dan kreatifitas kerja dosen dan pegawai mengalami peningkatan.

Secara umum, motivasi kerja dosen dan pegawai mengalami peningkatan setelah merger. Beberapa hal yang membuat situasi antara dosen dan pegawai berbeda. Hal pertama menyangkut faktor dorongan dari dalam diri dosen dan pegawai. Setelah merger dosen dan pegawai dari STIBA serta pegawai FBS mengalami peningkatan, sedangkan dosen FBS tidak berubah. Faktor yang membuat dorongan dari dalam diri pegawai FBS serta dosen dan pegawai dari STIBA mengalami peningkatan ialah kondisi lingkungan kerja serta kekuatan keuangan lembaga. Lingkungan kerja yang ramah dan bersahabat, cukup membantu proses penyesuaian diri para pegawai. Selain itu, beban kerja yang lebih banyak pasca merger membuat para pegawai lebih terdorong untuk bekerja. Faktor keuangan lembaga juga cukup mempengaruhi. Terutama dosen dari STIBA. Kondisi keuangan yang lebih baik dibanding saat masih STIBA membuat dosen dari STIBA lebih terdorong untuk bekerja. Faktor yang membuat dorongan dari dalam diri dosen dari


(40)

FBS tidak berubah ialah rasa optimisme akan merger ini. Pada awal proses merger sempat terjadi dinamika tetapi seiring berjalanya merger, dosen FBS bisa keluar dari kondisi tersebut dan kemudian beraktifitas seperti biasa.

Hal kedua yang membuat situasi dosen dan pegawai berbeda ialah perihal semangat kerja. Semangat kerja dosen FBS serta dosen dan pegawai dari STIBA mengalami peningkatan. Berbeda dengan pegawai FBS dimana mengalami gangguan semangat kerja. Faktor yang membuat semangat kerja meningkat ialah bertambahnya rekan kerja, kepercayaan akan suatu jabatan dan lingkungan kerja yang ramah dan kondusif. Hal yang membuat kurang semangat yaitu kurangnya komunikasi dan keterlibatan dalam proses merger.

Berdasarkan hasil pembahasan diatas maka dapat dinyatakan bahwa merger STIBA dan FBS UKSW memberikan pengaruh yang positif bagi motivasi kerja pegawai dan dosen. Setelah merger motivasi kerja dosen dan pegawai mengalami peningkatan. Hasil ini berbeda dengan hasil penelitian yang pernah dilakukan naveed dkk (2011). Pada penelitian Naveed dkk mengemukakan bahwa merger dapat membuat motivasi kerja karyawan menurun.

4.3.3 Dampak Merger Terhadap Sikap Kerja

Sikap kerja setelah merger menjadi salah satu persoalan yang akan digali informasinya pada penelitian ini. Ada tiga hal yang akan ingin diketahui menyangkut sikap kerja yaitu sikap dalam melayani, sikap dalam melaksanakan pekerjaan dan sikap dalam melaksanakan inisiatif kerja.


(41)

4.3.3.1Hasil

a. Dosen FBS – UKSW

Salah satu aktivitas dosen berhubungan dengan kegiatan pengajaran dan pelayanan terhadap mahasiswa. Pelayanan dan pengajaran merupakan bagian dari tugas seorang dosen. Pada kenyataanya, dosen terkadang kurang maksimal dalam melaksanakan tugas tersebut. Kondisi lingkungan kerja, kebijakan yang ada dan beberapa faktor lain membuat dosen kurang maksimal dalam memberikan pelayanan kepada mahasiswa. Kebijakan merger FBS UKSW dan STIBA membuat suasana baru bagi lungkungan kerja dosen dari kedua lembaga. Kondisi tersebut menjadi persoalan dalam pelayanan dan proses belajar mengajar. Ketika peneliti berdiskusi mengenai sikap sebagai seorang dosen dalam melayani, M7 mengutarakan: Kok saya agak merasa.. Memang ini kegiatan kemahasiswaan juga digabung antara mahasiswa STIBA dengan mahasiswa FBS dalam satu kemahasiswaan. Jadi mereka, kegiatan kemahasiswaan semakin banyak, saya kira apa yang bisa saya lakukan ya akan ku bantu mereka meskipun itu sedikit lebih sibuk. Bergabungnya FBS dan STIBA membuat kegiatan kemahasiswaan kedua lembaga ikut bergabung. M7 menjelaskan bahwa setelah merger kegiatan kemahasiswaan semakin banyak. Karena hasil penggabungan kegiatan kedua lembaga. Melihat kondisi tersebut, M7 mengungkapkan bahwa jika dibutuhkan, M7 menyatakan kesiapan untuk terlibat dalam membantu kegiatan - kegiatan kemahasiswaan. Lebih lanjut rasa kecewa juga ditunjukan oleh M7: Saya


(42)

hanya sedikit menyayangkan kegiatan yang beberapa dihapus. Beberapa kegiatan yang di STIBA yang lama, karena disini sudah penuh, tidak bisa terakomodasi.

Banyakknya kegiatan bawaan FBS dan STIBA membuat beberapa kegiatan kemahasiswaan dari STIBA tidak bisa terakomodir. M7 menilai hal itu tidak seharusnya terjadi karena kegiatan - kegitan tersebut sangat bagus. Kekecewaan M7 tidak terlepas dari harapan agar kedua lembaga dapat menyatu tanpa mengabaikan kebutuhan satu sama lain. Sikap yang sedikit berbeda ditunjukan oleh M8 perihal pelayanan terhadap mahasiswa. M8 mengungkapkan : Yang dimerger itu kan berarti tidak terlalu. Gini, saya tanggung jawab saya masih kan mahasiswa PBI jadi tidak terlalu banyak berinteraksi dengan mahasiswa STIBA atau mahasiswa sastra. Jadi kalo dibilang gmana-gimana, karena yang saya layani tetap mahasiswa saya sebelumnya jadi tidak ada seperti apa... Berbeda dengan M7, pengalaman M8 dalam memberikan pelayanan lebih pada posisinya sebagai ketua program studi PBI. Selama merger ini berjalan, interaksi dengan mahasiswa Sastra Inggris dari STIBA tidak sering. M8 menilai selama ini pelayanan yang diberikan kepada mahasiswa masih sama karena mahasiswa yang dilayani juga masih sama yaitu mahasiswa dari PBI. Lebih lanjut M8 mengungkapkan bahwa jika diberikan tanggung jawab atau ada mahasiswa STIBA yang butuh bantuan maka akan diperlakukan sama seperti halnya mahasiswa PBI. M8: Tapi kalau misalkan saya harus melayani mahasiswa dari STIBA, saya akan memperlakukanya seperti mahasiswa saya PBI.


(43)

Jadi tidak akan, mentang anak tiri kan.. Tidak seperti itu. Saya tidak bisa mengkotak - kotakan. Mahasiswa ini dan mahasiswa ini, semuanya mahasiswa FBS. Ketika kedua lembaga sudah merger, maka tidak ada lagi membeda -bedakan mahasiswa. Baik mahasiswa PBI maupun mahasiswa Sastra Inggris dari STIBA, sama - sama mahasiswa FBS. Hal yang sama juga utarakan M4. Sikap sebagai dosen dalam melayani setelah merger, M4 berpendapat: Untuk fakultas, saya lebih mengimbangi yang mereka lakukan sih. Tapi, terutama mahasiswa, ini terlalu di tuntut menurut saya. Cuman ada hal-hal yang meronta kayak misalnya waktu buat brosur sastra tidak dimasukkan. Lah kenapa gak boleh? Kan udah merger. Setelah merger M4 memilih untuk bersikap mengikuti setiap alur yang berjalan di fakultas. M4 juga punya penyesalan atas kebijakan fakultas yang tidak menuangkan program studi Sastra Inggris dalam brosur FBS. Bagi M4, ketika sudah dinyatakan merger, semestinya FBS memberikan perlakuan yang sama bagi kedua program studi tersebut.

Salah satu faktor dalam sikap kerja ialah menyangkut sikap dalam melaksanakan pekerjaan setelah merger. Sebagai dosen M7 mengungkapkan : Tetap semangat. Terus terang saya tetap fokus ke PBI dan Saya kira kedatangan progdi baru atau hasil penggabungan itu tidak membuat saya merasa dengki. Tidak membuat saya juga terancam tetap fokus terhadap apa yang kami persiapkan. Informan M7 menjelaskan jikalau setelah merger tetap semangat dalam melaksanakan setiap pekerjaan. Sebagai dosen dengan latar


(44)

belakang PBI akan tetap fokus bekerja di PBI. Penggabungan FBS dan STIBA dinilai tidak memberi dampak negatif terhadap aktifitas PBI. Tanggapan lain datang dari M8: Sama aja sih. Tidak ada yg berubah. Diungkapkan bahwa sikapnya dalam bekerja tidak ada yang berubah setelah merger. Lebih lanjut dijelaskan kalau setelah merger M8 lebih bekerja keras. M8 utarakan : Cuman ketika merger itu dimulai, itu memang kami bekerjanya lebih keras. Karena memang posisi saya sebagai salah satu tim managemen, harus tau kok ini mau apa. Keterlibatan dalam tim merger membuat M8 harus bekerja lebih keras dalam mempersiapkan dan mengurus proses merger.

Berhubungan dengan sikap dalam melakukan inisiatif kerja setelah merger, M7 mengungkapkan: Tetap melakukan yang selama ini saya lakukan dan sedikit senang dengan tambahan membantu pekerjaan. Informan M7 menjelaskan bahwa setelah merger tidak ada yang berubah dengan kebiasaan yang selama ini dilakukan. Hal serupa diutarakan oleh M8 : Tidak mempengaruhi bagi saya. Kalau ada yang minta training, saya lakukan dengan baik. Merger kedua lembaga tidak merubah sikap M8 dalam melakukan inisiatif kerja. Dijelaskan jikalau tenaganya dibutuhkan dalam kegiatan trainning maka akan dilakukan dengan baik. Dilanjutkan dengan M4: Karena saya memandang diri saya tidak berkaitan dengan program Merger STIBA. Saya berpendapat tanpa UKSW saya bisa bekerja dimanapun. Jadi menurut saya, saya tetap mengajar ya biasa saja. Karena itu kelas ya. Informan ini menjelaskan bahwa setelah


(45)

merger tetap melakukan aktifitas mengajar seperti biasa. Merger FBS dan STIBA dinilai tidak ada hubungan dengan pekerjaanya. Karena pekerjaanya tidak hanya terpaku di UKSW. Dengan kemampuan yang dimiliki, bisa bekerja ditempat mana pun. Lebih lanjut dijelaskan bahwa sekarang terus meningkatkan kualitas diri. M4 berujar : Ya biasa aja dan karena saya berpikir karena kondisi FBS yang seperti ini, saya harus memperkaya diri saya supaya daya jual saya bukan hanya di FBS. Dimanapun saya bisa diterima, itu yang saya kejar sekarang. Suka ngomong dengan teman-teman yang lain diluar UKSW. M4 menilai kondisi FBS setelah merger mengkuatirkan dan lingkungan kerja sudah kurang kondusif. Melihat kondisi tersebut, M4 terus berbenah agar bisa memiliki nilai jual diluar FBS UKSW. b. Dosen STIBA

Berhubungan dengan sikap sebagai dosen dalam melayani setelah merger, M9 mengungkapkan : Kalo saya sama saja, tidak berubah. Dari dulu saya mengajar itu passionate bersemangat mencoba hal baru materi dikembangkan bukan hanya pake buku aja . Jadi dari dulu saya tidak berubah. Ya senang, semangat ga berubah saya, kurang lebih sama. Tidak berpengaruh pengaruh dimana saja saya bekerja, cuman kalau lihat mahasiswa saja tidak bisa, kan jadi ada motivasi tambahan agar dia bisa.

Dijelaskan bahwa Merger kedua lembaga tidak memberi pengaruh didalam diri informan M9. Sebagai dosen tetap semangat dalam mengajar dan mengembangkan setiap materi perkuliahan. Pendapat yang hampir sama diutarakan M10:


(46)

Saya tanggung jawab, komitment. Informan ini mengungkapkan bahwa setelah merger tetap menunjukkan sikap tanggung jawab dan komitmen.

Pada persoalan Sikap dalam melaksanakan pekerjaan setelah merger, M9 mengungkapkan : Lebih semangat ya, karena yang itu tadi. Informan M9 menjelaskan jikalau setelah merger lebih menunjukan sikap yang lebih semangat dalam bekerja. Diakui jikalau faktor fasilitas dan dukungan

financial ditempat kerja baru turut mempengaruhi sikap kerja informan M9. Hal berbeda diungkapkan oleh M10 : Harus bisa menyesuaikan. Kan tadi Saya bilang ada rutinitas yang cukup berbeda menjaga kerjanya agak cukup berbeda . Terlihat seperti yang saya katakan tadi kalau disini koordinasi bisa nggak seminggu, kalau disana kan harus tiap minggu karena banyak, jadi harus bisa menyesuaikan, adaptasi. Merger ini mendorong M10 untuk beradaptasi dengan kebiasaan ditempat kerja baru. Ada perbedaan budaya antara lembaga sebelum dan sesudah merger. Jika sebelumnya, koordinasi antara dosen kurang berjalan dengan baik sedangkan setelah merger koordinasi merupakan suatu keharusan untuk dilakukan secara rutin.

Persoalan terakhir dalam sikap kerja menyangkut sikap dalam melakukan inisiatif kerja setelah merger. Sebagai dosen dari STIBA, M9 berujar : Sama saja.

Informan ini mengungkapkan bahwa setelah merger tidak ada perubahan didalam dirinya untuk melakukan inisiatif kerja. Hal berbeda diutarakan oleh M10 : Ya meningkatkan, karena itu masih banyak kompleks kerjanya. Jadi lebih


(47)

bernisiatif, kalau tidak, tidak memenuhi kebutuhan mahasiswa. Informan ini menjelaskan jikalau setelah merger pekerjaan semakin kompleks. Jumlah mahasiswa bertambah dan jumlah rekan dosen juga bertambah. Kondisi tersebut membuat M10 untuk lebih inisiatif dalam bekerja agar bisa memenuhi kebutuhan tempat kerja baru.

c. Pegawai FBS – UKSW

Informan lain yang berpendapat menyangkut sikap kerja setelah merger ialah pegawai FBS UKSW. Sebagai pegawai FBS, M11 mengungkapkan jikalau sikapnya dalam melayani setelah merger masih sama. M11 berujar : Masih sama, karena kami kan disini memberikan service dan saya berusaha memberikan pelayanan terbaik untuk mahasiswa dan dosen-dosen. Dijelaskan bahwa sebagai pegawai tetap memberikan pelayanan yang terbaik kepada mahasiswa dan dosen. Sikap yang ditunjukan dalam melayani tidak berhubungan dengan merger, tapi karena tuntutan profesi.

Berhubungan dengan persoalan sikap dalam melaksanakan pekerjaan setelah merger, M11 juga berpendapat sama. M11 : Ya sama aja ya, tidak ada yang berubah... Ya sama sih ya kalau sikap, ya karena itu tanggung jawab saya, ya harus dijaga. Dijelaskan kalau sikap M11 dalam bekerja tidak berubah setelah terjadinya merger. Sikap profesional tetap dikedepankan dalam menjalankan tanggung jawab sebagai pegawai.

Berhubungan dengan sikap dalam melakukan inisiatif kerja setelah merger, M11 mengungkapkan M11: Sekrang lebih berinisiatif ya. Informan M11 menjelaskan jikalau


(48)

setelah merger lebih memiliki inisiatif dalam bekerja. Sebagai pegawai senior, kehadiran rekan kerja baru membuat M11 bersikap sebagai mentor. Hal ini diaungkapkan M11:

Apalagi dengan adanya teman baru itu yang belum banyak tahu tentang pekerjaan yang ada jadi mengajari teman itu. Ok, kamu harus melakukan ini. Kamu harus seperti ini. Itu yang harus kemudian membuat saya lebih berinisiatif untuk mengajarkan hal-hal yang teman belum tahu kalau saya mempunyai ide atau apa. Ya saya share bagaimana seperti ini, ya lebih ini ya. Kalau ada itu yang tadinya ya sudahlah selesaikan apa yang ada sekarang harus lebih banyak ohh harus seperti ini. Kehadiran rekan kerja baru mendorong M11 untuk lebih inisiatif, terutama untuk membimbing dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.

d. Pegawai STIBA

Berhubungan dengan sikap kerja, ada beberapa pendapat yang diutarakan oleh informan pegawai dari STIBA. Faktor pertama menyangkut sikap kerja sebagai pegawai dalam melayani setelah merger, M12 berujar : Sama saja sih, tidak ada perbedaan. Melakukan yang terbaik saja..

Diutarakan jikalau setelah merger sikap M12 didalam memberikan pelayan tidak ada yang berubah. Setiap pekerjaan yang merupakan bagian dari tanggung jawab M12, termasuk melayani mahasiswa dan dosen, dilakukan dengan maksimal. Lebih lanjut informan lain yaitu M13 mengungkapkan bahwa setelah merger bekerja sesuai dengan kebijakan yang ada ditempat kerja baru. M13 mengutarakan :


(49)

dalam melayani sesama. Pada keterangan diatas dijelaskan bahwa M13 juga berusaha tidak terlalu kaku pada rutinitas pekerjaan. Berusaha menunjukan sikap terbuka dan bersahabat dengan rekan kerja lainnya.

Perihal sikap sebagai pegawai dalam melaksanakan pekerjaan setelah merger, M12 berujar : Sama saja, dulu waktu saya kerja di STIBA masuk on time pulang on time. Jadi pegawai kan ada peraturan, kalau peraturan kepegawaian disini dengan di STIBA kan hampir sama .

Informan M12 menjelasknan jikalau setelah merger, sikap yang ditunjukan dalam bekerja tidak ada yang berubah. Peraturan kepegawaian yang dulu ada di STIBA tidak berbeda jauh dengan yang sekarang ada ditempat kerja baru. Hal senada juga diugkapkan oleh M13 :Ya seperti ni...Gimana ya emm.. Melakukan pekerjaan sesuai dengan perintaan pimpinan. Dijelaskan bahwa sebagai pegawai bekerja sesuai dengan aturan dan arahan pimpinan.

Berhubungan dengan sikap dalam melakukan inisiatif kerja setelah merger, M12 mengungkapkan bahwa dirinya tetap menunjukan sikap yang sama dengan sebelumnya. M12 : Sama saja sih, tidak ada perbedaan. Pendapat yang hampir sama diutarakan oleh informan M13 : Masih seperti biasa. Saya lakukan sesuai dengan tugas Saya. Dijelaskan bahwa setelah merger tetap menunjukan sikap kerja yang sama. Tetap menunjukan sikap profesional sesuai dengan tugas dan tanggung jawab.


(50)

4.3.3.1Pembahasan

Berdasarkan hasil analisa diatas, maka dapat diuraikan beberapa hal menyangkut sikap kerja dosen dan pegawai setelah merger. Hal yang pertama yaitu: sikap yang ditunjukan oleh dosen dan pegawai dalam melayani, masih sama. Kedua : sikap yang ditunjukan oleh pegawai dari STIBA dan dosen dan pegawai dari FBS tidak mengalami perubahan. Berbeda dengan dosen dari STIBA, dimana setelah merger menunjukan peningkatan semangat kerja. Ketiga : inisiatif kerja dosen dari STIBA dan pegawai FBS mengalami peningkatan. Berbeda dengan inisiatif kerja dosen FBS dan pegawai dari STIBA yang tidak menunjukan perubahan.

Merger kedua lembaga pendidikan tidak memberikan pengaruh pada sikap dosen dan pegawai dalam melayani. Dosen dan pegawai tetap memberikan pelayanan seperti sebelum merger. Perlakuan yang sama diberikan baik kepada mahasiswa dari FBS maupun mahasiswa dari STIBA.

Sikap yang berbeda ditunjukan dalam melaksanakan pekerjaan. Dosen dan pegawai FBS dan pegawai dari STIBA tidak menunjukan sikap yang berbeda dalam melaksanakan pekerjaan. Tetapi menunjukan komitmen dalam setiap bekerja. Tidak terganggu oleh proses penggabungan kedua lembaga. Selain itu, proses merger yang belum rampung seratus persen menjadi salah satu faktor. Berbeda halnya dengan pegawai dari STIBA. Lingkungan kerja yang baru membuat pegawai dari STIBA lebih bersemangat dalam bekerja.

Sikap yang ditunjukan dalam melaksanakan inisiatif kerja juga berbeda. Setelah merger inisiatif kerja dosen dari


(51)

STIBA dan pegawai FBS mengalami peningkatan. Peningkatan ini didorong oleh beban kerja yang mengalami peningkatan. Selain itu kehadiran rekan kerja baru memberikan dampak positif terhadap inisiatif kerja. Hal berbeda dialami oleh dosen dan pegawai dari STIBA. Inisiatif kerja mereka tidak mengalami peningkatan. Dosen FBS dan pegawai dari STIBA lebih memilih untuk fokus pada pengembangan diri. Meskipun demikian tetap menunjukan sikap terbuka dalam mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang dianggap bisa dibantu.

Hasil pembahasan diatas menggambarkan bahwa atmosfer tempat kerja serta kehadiran rekan kerja baru disikapi dengan baik oleh dosen dan pegawai. Proses merger yang belum rampung seratus persen sehingga belum memperlihatkan pengaruh yang signifikan terhadap sikap kerja dosen dan pegawai. Selain faktor proses merger yang belum rampung, faktor lain yaitu ruang lingkup kerja, dimana ruang lingkup kerja dosen dan pegawai masih sama.

Penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Gulati. Pada penelitian yang dilakukan Gulati (2009), menyebutkan bahwa karyawan yang kurang terlibat dalam proses merger akan menunjukan sikap yang kurang positif terhadap masa depan perusahaan atau lembaga.

4.3.4 Dampak Merger Terhadap Kepuasan Kerja

Pada penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui informasi tentang dampak merger STIBA dan FBS UKSW terhadap persoalan kepuasan kerja dosen dan pegawai kedua


(52)

lembaga. Informasi yang ingin diketahui berupa jumlah kehadiran, pearasaan dalam melaksanakan pekerjaan, perasaan dalam menerima imbalan, perasaan dengan jabatan sekarang dan sikap menolak atau menerima pekerjaan dengan penuh tanggung jawab.

4.3.4.1Hasil

a. Dosen FBS – UKSW

Kepuasan kerja para dosen setelah merger perlu diperhatikan. Kepuasan dosen bisa dilihat dari tingkat kehadiran dan kemangkiran setelah merger. Perihal kehadiran dan kemangkiran, M7 mengutarakan: Karena jadwal saya tetap sebelum ada penggabungan, jam ngantor saya sama jam makan saya sama, jadi minimum. Pengakuan M7, setelah merger tingkat kehadiran atau kemangkiran bekerja tidak berubah. Jadwal kerja setelah merger tidak mengalami perubahan. Jadwal masuk kantor dan istrahat juga tidak ada perubahan yang signifikan. Hal serupa juga diutarakan M8: Saya datang tiap hari. Tidak ada perubahan, berangkat sama dan pulang sama. Dijelaskan jikalau setelah merger tidak ada perubahan. Setiap hari datang berkantor, jam datang maupun jam pulang kantor juga masih sama seperti sedia kala. Kondisi yang sama juga utarakan M4:

Kalau Mengantor emang ga ada keharusan untuk mengantor. Kalo masalah itu ya sama aja menurutku gak ada efeknya. Sebagai dosen yang tidak menduduki jabatan struktural di FBS, tidak ada jam masuk kantor. Artinya, tidak ada kewajiban untuk harus masuk kantor pada jam tertentu dan pulang pada jam tertentu. Jam kerja dosen disesuaikan


(53)

dengan jadwal mengajar. Setelah merger, M4 menilai situasinya tidak berubah.

Perasaan senang atau tidak senang dalam melaksanakan pekerjaan setelah merger merupakan salah satu indikator kepuasan kerja dosen setelah terjadinya merger FBS dan STIBA. Setelah merger M8 berujar : Sama saja. Saya mungkin tidak menyenangi mengajar bukan ka rena merger tapi karena misal ada mahasiswa yang attitude jelek.

M8 menilai bahwa perasaanya dalam melaksanakan pekerjaan tidak ada yang berbeda. Ketika ada persoalan dalam mengajar, lebih pada faktor sikap mahasiswa bukan karena merger. Hal berbeda diungkapkan oleh M7: Sampai sekarang saya senang. M7 menjelaskan bahwa setelah merger perasaanya senang dalam menjalani pekerjaan. Kehadiran rekan-rekan baru dinilai memberikan warna baru dilingkungan kerja FBS. Lebih lanjut M4 mengutarakan :

Kalo pekerjaan saat ini oke. M4 merasa kalau perasaanya terhadap pekerjaanya, sejauh ini tidak masalah. Merger FBS dan STIBA tidak memberi pengaruh yang berarti bagi responden M4 dalam melaksanakan pekerjaan. Tapi M4 merasa prihatin atas capaian FBS setelah merger. M4 menjelaskan : Tapi itu lho yang mengganjal itu. Masalah merger ini terus terang, apalagi setelah saya tahu bahwa menurun. Saya dan temen-teman memang perlu ada monitor. Saya mencoba sekali memisahkan perasaan saya ke itu supaya tidak mepengaruhi pekerjaan saya, cuman Dekan itu kan adik saya. Kondisi FBS setelah setelah merger dinilai kurang memuaskan. M4 mengungkapkan kalau selama ini


(1)

dimiliki oleh rekan-rekan dari STIBA membuat peluang kegiatan pengabdian masyarakat semakin banyak. Pendapat lain diutarakan oleh informan M4: Menurut saya untuk pengabdian masyarakat tidak masalah. Informan M4 mengungkapkan bahwa kegiatan pengabdian masyarakat tidak terganggu oleh merger ini.

b. Dosen STIBA

Salah satu yang perlu diperhatihkan dalam merger STIBA dan FBS UKSW ialah kualitas pendidikan dan pengajaran. Berhubungan dengan persolan ini, berbagai pandangan datang termasuk dari dosen-dosen dari STIBA. Salah satu informan dari STIBA, M9 berujar : Saya rasa biasa saja, harusnya kamu tanya ini ke mahasiswa, atau ke yang mengevaluasi jawabanya, pasti bagus, subjektif kan itu. Ya, saya kira bagus, cuman itu kan tidak valid, kamu haru tanya kemahasiswa atau yang mengevaluasi saya . Menurut M9, kondisi pendidikan dan pengajaran berjalan seperti biasa. Sebagai dosen, melihat kondisinya masih berjalan bagus. M9 menyadari bahwa penilaianya belum tentu menggambarkan keadaan yang sebenarnya. Untuk mengetahui kondisi pendidikan dan pengajaran, perlu dilihat dari sudut pandang maha siswa. Pendapat lain datang dari M10: Proses pengajaranya aktif. Dijelaskan jikalau proses pengajaran tetap berjalan seperti biasa tanpa mengalami gangguan. Lebih lanjut M10 berpendapat bahwa setelah merger sistem pengajaran sedikit berbeda. M10 berujar : Lain ya, lain, karakternya lain, kalau disana banyak. Jadi disini kan intensif sedikit, kalau disana banyak. Jadi


(2)

pengajarannya harus, apa itu jadi seperi yang saya bilang tadi harus koordinasi tiap minggu. Terus tugas - tugas yang diberikan lebih banyak. Ada masukanya supaya mereka, tempaan pada the inforcement untuk mahasiswanya itu kencang. Informan M10 menjelaskan bahwa setelah merger proses belajar mengajar dituntut koordinasi rutin antara dosen. Terutama pengajaran mata kuliah yang ditangani oleh team teaching.

Berhubungan dengan kondisi penelitian dan pengembangan setelah merger, M9 berpendapat : Lebih baik. Sekarang lebih produktif, dulu saya masih tidak ada motivasi. Informan ini menilai kalau kondisi penelitian dan pengembangan setelah merger lebih baik. M9 sendiri merasa jikalau setelah merger lebih produktif dalam melakukan peneltian. Karena karya dan kegiatan penelitian yang dilakukan setelah merger lebih mendapatkan apresiasi. Selain itu juga, fasilitas pendanaan juga lebih baik. Hal berbeda diutarakan oleh informan M10 : Saya dulu turun nggaknya bukan karena penggabungan atau nggak, karena kondisi pribadi, kemarin saya punya anak kecil. M10 mengutarakan jikalau merger kedua lembaga bukan suatu penyebab kondisi penelitian yang dilakukan selama ini. Ketika kegiatan penelitian menurun, itu karena situasi pribadi dan keluarga.

Perihal kondisi pengabdian pada masyarakat setelah merger, M9 berujar : Iya, lebih meningkat. Kalo ini kan ada dana, jadi orang mau melakukan sesuatu tidak ada dana mau masuk fotocopy aja pake uang sendiri. M9 mengungkapkan bahwa setelah merger kegiatan pengabdian


(3)

masyarakat mengalami peningkatan. Kondisi financial yang lebih baik setelah merger dinilai menjadi suatu alasan M9 lebih semangat untuk terlibat dalam kegiatan - kegiatan pengabdian masyarakat. Pendapat berbeda diutarakan oleh M10 : Pengabdian saya belum. Masih sedikit dan juga nggak ada hubungan dengan penggabungan atau tidaknya. Karena memang saya masih fokus pada penelitian, jadi lebih banyak saya meninggalkan anak-anak saya. Informan ini menilai kalau kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan setelah merger masih sedikit. M10 juga menilai bahwa merger ini bukan suatu penyebab kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan masih sedikit. Itu dikarenakan masih mau lebih fokus pada kegiatan penelitian.

c. Pegawai FBS – UKSW

Pandangan lain menyangkut kualitas pendidikan dan pengajaran setelah merger datang dari pegawai adminitrasi FBS. Informan M11 berpendapat : Saya kadang-kadang mendengar dengan teman saya, pengajaran yang diberikan dari dosen STIBA dibawah. Tetapi sepertinya semakin kesini itu mereka sudah bisa menyeimbangkan dengan kondisi di FBS. Informan M11 ini menjelaskan jikalau ada keluhan kualitas pengajaran. Dosen dari STIBA dinilai belum bisa memberikan pengajaran sesuai dengan standar FBS. Kondisi itu juga dinilai karena dosen dari STIBA masih dalam tahap adaptasi.

Pada poin kondisi penelitian dan pengembangan setelah merger, M11 berpendapat : Sekarang lebih meningkat ya karena kami punya pusat penelitian dan sekarang lebih


(4)

kelihatan geliatnya , banyak penelitian dan pengabdian masyarakat. Informan M11 menjelaskan kondisi penelitian setelah merger lebih baik. Sekarang FBS memiliki pusat penelitian dan kegiatan penelitian yang dilakukan mengalami peningkatan.

Berhubungan dengan kondisi pengabdian pada masyarakat setelah merger, M11 berujar : Pengabdian masyarakat sama, sekarang banyak yang melakukan pengabdian masyarakat ke sekolah - sekolah terakhir ini ke jogja untuk membuat materi untuk peneliti yang ada di indonesia, seperti itu, itu meningkat. M11 menilai bahwa kegiatan pengabdian masyarakat mengalami peningkatan. Berbagai kegiatan pengabdian masyarakat dilakukan seperti kunjungan ke sekolah-sekolah.

4.3.5.2Pembahasan

Berdasarkan uraian diatas maka dapat ditarik beberapa poin menyangkut kondisi tugas Tri Dharma Perguruan Tinggi setelah merger. Pertama : kondisi kegiatan pendidikan dan pengajaran berjalan seperti biasa. Kedua : kegiatan penelitian mengalami peningkatan. Ketiga : kegiatan pengabdian masyarakat mengalami peningkatan.

Merger kedua lembaga pendidikan sejauh ini tidak memberikan dampak pada kegiatan pendidikan dan pengajaran. Semuanya berjalan seperti biasa. Kegiatan proses belajar mengajar di PBI maupun Sastra tetap berjalan seperti biasa. Dosen PBI tetap mengajar di PBI dan dosen Sastra tetap mengajar di Program Studi Sastra. Berbeda halnya dengan kegiatan penelitian dan pengabdian masyarakat.


(5)

Setelah merger kedua kegiatan ini mengalami peningkatan. Setelah merger semangat dosen untuk melakukan penelitian dan kegiatan pengabdian masyarakat meningkat. Dosen dari STIBA lebih bersemangat karena dukungan dana setelah merger lebih baik. Berbeda halnya dengan dosen FBS. Pemacu semangat untuk penelitian dan kegiatan pengabdian masyarakat ialah kehadiran rekan kerja dari STIBA. Bergabungnya dosen dari STIBA, rekan kerja dalam melakukan penelitian bertambah serta referensi untuk kegiatan - kegiatan pengabdian bertambah.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa merger FBS UKSW dan STIBA memberikan dampak yang positif bagi lembaga. Kegiatan proses belajar mengajar tetap berjalan seperti biasa serta penelitian dan pengabdian masyarakat mengalami peningkatan. Hasil ini memiliki kesamaan dengan penelitian yang dilakukan Huang (2000) yang mengemukakan bahwa ketika beberapa perguruan tinggi dan universitas bergabung, program pengajaran dan penelitian mereka akan mengalami perbaikan dan peningkatan (Huang, 2000). Penelitian ini sendiri menajawab salah satu tujuan merger perguruan tinggi seperti diuangkapkan Ursin (2010) yaitu meningkatkan kualitas pendidikan.


(6)