KARAKTERISTIK PSIKOSOSIAL PENGEMBANGAN USAHA MIKRO (Studi pada Perempuan Pedagang Makanan di Kelurahan Kota Baru Kecamatan Tanjung Karang Kota Bandar Lampung)

(1)

ABSTRACT

PSYCHOSOCIAL CHARACTERISTICS OF THE MICRO-ENTERPRISE DEVELOPMENT

(Study on Women Traders of Food in The New Town Neighborhood Sub District of Cape Coral City of Bandar Lampung)

By

DINA PURNAMA SARI

This research aims to know the dynamics of women's food businesses, psychosocial characteristics of micro-enterprise development, as well as the driving factor and a barrier to the development effort. The methods used in this study include descriptive methods with qualitative approaches. The informant in the research amounted to 10. Data collection techniques used are interviews and observations. The data analysis used the reduction, representation, verification and draw conclusions. The results obtained: 1) the dynamics of women's food business: business opportunity traveled merchant, basic entrepreneurship, motivation and procurement of initial capital to trade. 2) psychosocial Characteristics development of micro enterprises: the level of patience and spirit merchants in running businesses, a willingness in trade, the ability to communicate, the determination of the sale price, the convenience of trading places, the taste of dishes sold, passion in running the business. 3) driving factor and a barrier to the development of women's micro enterprises food traders. The driving factors: the location of trade, social support in running the business, consumer tastes. Restricting factor: the ability to divide time between family and business strategies in the face of the instability of the prices of raw materials, and the ability to predict the number of consumers.


(2)

ABSTRAK

KARAKTERISTIK PSIKOSOSIAL PENGEMBANGAN USAHA MIKRO (Studi pada Perempuan Pedagang Makanan di Kelurahan Kota Baru

Kecamatan Tanjung Karang Kota Bandar Lampung) Oleh

DINA PURNAMA SARI

Penelitian ini bertujuan mengetahui dinamika usaha perempuan pedagang makanan, karakteristik psikososial pengembangan usaha mikro, serta faktor pendorong dan penghambat bagi pengembangan usaha. Metode yang digunakan dalam penelitian ini termasuk metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Informan dalam penelitian berjumlah 10. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan observasi. Analisis data yang digunakan reduksi, penyajian, verifikasi dan menarik kesimpulan. Hasil yang diperoleh: 1) Dinamika usaha perempuan pedagang makanan: peluang usaha yang dijalani pedagang, motivasi dasar berwirausaha, dan pengadaan modal awal untuk berdagang. 2) Karakteristik psikososial pengembangan usaha mikro: tingkat kesabaran dan semangat pedagang dalam menjalankan usaha, kemauan dalam berdagang, kemampuan berkomunikasi, penentuan harga jual, kenyamanan tempat berdagang, cita rasa masakan yang dijual, passion dalam menjalankan usaha. 3) Faktor pendorong dan penghambat pengembangan usaha mikro perempuan pedagang makanan. Faktor pendorong: lokasi berdagang, dukungan sosial dalam menjalankan usaha, selera konsumen. Faktor penghambat: kemampuan membagi waktu antara keluarga dan usaha, strategi dalam menghadapi ketidakstabilan harga bahan baku, dan kemampuan dalam memprediksi jumlah konsumen


(3)

KARAKTERISTIK PSIKOSOSIAL PENGEMBANGAN USAHA MIKRO (Studi pada Perempuan Pedagang Makanan di Kelurahan Kota Baru

Kecamatan Tanjungkarang Timur Kota Bandar Lampung)

Oleh

DINA PURNAMA SARI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA SOSIOLOGI

Pada Jurusan Sosiologi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(4)

KARAKTERISTIK PSIKOSOSIAL PENGEMBANGAN USAHA MIKRO (Studi pada Perempuan Pedagang Makanan di Kelurahan Kota Baru

Kecamatan Tanjungkarang Timur Kota Bandar Lampung)

(Skripsi)

Oleh

DINA PURNAMA SARI

JURUSAN SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(5)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

HALAMAN JUDUL DALAM ... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iv

HALAMAN PENGESAHAN ... v

PERNYATAAN ... vi

RIWAYAT HIDUP ... vii

MOTTO ... viii

PERSEMBAHAN ... ix

SANWACANA ... x

DAFTAR ISI ... xiv

DAFTAR TABEL ... xvi

I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 9

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 10

A. Tinjauan Usaha Mikro ... 10

1. Pengertian Usaha Mikro ... 10

2. Ciri-ciri Usaha Mikro ... 11

B. Pengembangan Usaha Mikro ... 12

C. Kontribusi Usaha Mikro dalam Perekonomian Masyarakat ... 12

D. Kontribusi Perempuan dalam Ekonomi Keluarga ... 14

E. Dinamika Usaha Perempuan Pedagang Makanan ... 16

1. Peluang Usaha yang Dijalani Pedagang ... 17

2. Motivasi Dasar Berwirausaha ... 17

3. Pengadaan Modal Awal Untuk Berdagang ... 18

F. Karakteristik Psikososial Pengembangan Usaha Mikro ... 19

G. Faktor-faktor Pendorong dan Penghambat Perempuan Pedagang dalam Mengembangkan Usaha ... 22

1. Faktor Pendorong ... 22

a. Lokasi Berdagang ... 22

b. Dukungan Sosial Dalam Menjalankan Usaha ... 23

c. Selera Konsumen ... 25


(6)

III. METODE PENELITIAN ... 27

A. Tipe Penelitian ... 27

B. Lokasi Penelitian ... 28

C. Fokus Penelitian ... 28

D. Penentuan Informan ... 30

E. Sumber Data ... 31

F. Teknik Pengumpulan Data ... 31

1. Wawancara ... 31

2. Observasi... 32

G. Analisis Data ... 33

1. Reduksi Data ... 33

2. Penyajian Data ... 33

3. Verifikasi Data dan Menarik Kesimpulan ... 34

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ... 36

A. Pemerintahan ... 36

B. Demografi ... 38

1. Letak dan Luas Wilayah ... 38

2. Jumlah Penduduk ... 41

3. Mata Pencaharian ... 42

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 44

A. Karakteristik Individu ... 44

B. Karakteristik Usaha ... 47

C. Dinamika Usaha Perempuan Pedagang Makanan ... 48

1. Peluang Usaha yang Dijalani Pedagang ... 49

2. Motivasi Dasar Berwirausaha ... 50

3. Pengadaan Modal Awal Untuk Berdagang ... 52

D. Karakteristik Psikososial Pengembangan Usaha Mikro ... 55

1. Tingkat Kesabaran dan Semangat Pedagang dalam Menjalankan Usaha ... 55

2. Kemauan dalam Berdagang ... 61

3. Kemampuan Berkomunikasi ... 62

4. Penentuan Harga Jual ... 65

5. Kenyamanan Tempat Berdagang ... 65

6. Cita Rasa Masakan yang Dijual ... 66

7. Passion dalam Menjalankan Usaha ... 67

E. Faktor Pendorong dan Penghambat Pengembangan Usaha ... 69

1. Faktor Pendorong ... 69

a. Lokasi Berdagang ... 70

b. Dukungan Sosial dalam Menjalankan Usaha ... 71

c. Selera Konsumen ... 72

2. Faktor Penghambat ... 73

a. Kemampuan Membagi Waktu Antara Keluarga dan Usaha ... 73

b. Strategi Dalam Menghadapi Ketidakstabilan Harga Bahan Baku ... 76

c. Kemampuan Dalam Memprediksi Jumlah Konsumen ... 79


(7)

VI. KESIMPULAN DAN SARAN ... 87 A. Kesimpulan ... 87 B. Saran ... 88 DAFTAR PUSTAKA


(8)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Perkembangan Jumlah Usaha Mikro, Kecil, Menengah

(UMKM) Tahun 2012-2013 ... 2

Tabel 2. Jumlah UMKM di Bandar Lampung Pada Tahun 2013 ... 6

Tabel 3. Data Informan ... 30

Tabel 4. Konsep dan Metode Penelitian ... 35

Tabel 5. Kepemimpinan Kelurahan Kota Baru ... 36

Tabel 6. Luas wilayah menurut Pengunaannya... 39

Tabel 7. Jumlah Lingkungan, RT, dan KK Di Kelurahan Kota Baru Th.2013 . 40 Tabel 8. Jumlah Penduduk Kelurahan Kota Baru Menurut Jenis Kelamin Th. 2013 ... 41

Tabel 9. Jumlah Penduduk Kelurahan Kota Baru Menurut Kelompok Pendidikan dan Tenaga Kerja Th. 2013 ... 41

Tabel 10. Jumlah Penduduk Kelurahan Kota Baru Menurut Tingkat Pendidikan Th.2013 ... 42

Tabel 11. Distribusi Penduduk Kelurahan Kota Baru Menurut Mata Pencaharian Th.2013... 43

Tabel 12. Karakteristik Perempuan Pedagang Makanan Di Kelurahan Kota Baru ... 45

Tabel 13. Pendapatan Rumahtangga Perempuan Pedagang Makanan Di Kelurahan Kota Baru ... 48


(9)

(10)

(11)

PERSEMBAHAN

Ku persembahkan skripsi ini untuk :

Ayahanda dan Ibunda tersayang Alm. Budiono dan Rochati

Kakak-kakaku tercinta

Rachmanda Eka Budi Darma, Putri Diati Maulina, Ayu Puspa Santana, dan kakak ipar Suharsono yang sudah seperti orang tua kedua buat saya

Terima kasih atas segala cinta, pengorbanan, kesabaran, motivasi, keikhlasan, dan do’a yang tiada henti

dalam menanti keberhasilanku

Para pendidik yang telah membimbing dan mendidik dengan ketulusannya

Sahabat, teman, dan almamater tercinta yang mendewasakanku dalam berpikir dan bertindak serta


(12)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Dina Purnama Sari. Lahir di Bandar Lampung, pada tanggal 07 April 1993. Penulis merupakan anak keempat dari empat bersaudara, pasangan Alm. Bapak Budiono dan Ibu Rochati. Penulis memiliki 3 orang kakak, 1 orang kakak laki-laki dan 2 orang kakak perempuan.

Penulis berkebangsaan Indonesia dan beragama Islam. Penulis beralamat di Jalan Bakau Gg. Cempaka No.10 Kelurahan Tanjung Gading, Kecamatan Kedamaian, Bandar Lampung. Pendidikan yang pernah ditempuh oleh penulis :

1. TK Ikal Dolog Bandar Lampung

2. Sekolah Dasar Negeri 2 Rawa Lautyang diselesaikan pada tahun 2005. 3. SMP Negeri 23 Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2008. 4. SMA Al-Kautsar Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2011.

Pada tahun 2011 penulis diterima sebagai mahasiswa Universitas Lampung di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Sosiologi melalui jalur PMPAP. Pada periode 2012/2013 penulis aktif di Himpunan Jurusan Sosiologi sebagai Sekertaris Bidang Pengembangan Sumber Daya Anggota. Pada Januari 2014 penulis melakukan Kuliah Kerja Nyata di Batanghari Nuban, Kabupaten Lampung Timur.


(13)

SANWACANA

Bismilahirrahmannirahim,

Segala puji bagi Allah SWT atas rahmat dah hidayat-Nya, Tuhan semesta alam yang maha kuasa atas bumi, langit dan seluruh isinya, serta hakim yang maha adil dihari akhir kelak. Berkat daya dan upaya serta kekuatan yang dianugerahkan-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Karakteristik Psikososial Pengembangan Usaha Mikro”.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sosiologi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan ini tidak terlepas dari bantuan, dukungan, dan bimbingan dari berbagai pihak, maka dari itu penulis menyampaikan terima kasih banyak kepada:

1. Bapak Drs. Hi. Agus Hadiawan, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

2. Bapak Drs. Susetyo, M.Si., selaku Ketua Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung dan selaku Dosen Pembimbing Akademik 3. Ibu Dra. Anita Damayantie, M.H., selaku Sekertaris Jurusan Sosiologi, Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

4. Bapak Dr. Hartoyo, M.Si., selaku dosen Pembimbing Skripsi, terima kasih telah meluangkan banyak waktu, tenaga, fikiran bahkan materi agar Saya bisa


(14)

menyelesaikan Skripsi ini. Terima kasih atas semua ilmu yang bapak berikan, semoga dapat berguna kelak.

5. Bapak Drs. I Gede Sidemen, M.Si., selaku dosen Pembahas. Penulis menyadari begitu banyak kekurangan dalam skripsi ini. Terima kasih atas kritik dan saran yang bapak berikan sehingga menjadikan skripsi ini lebih baik.

6. Seluruh Dosen di Jurusan Sosiologi FISIP Unila. Terimakasih atas semua ilmu yang sudah Bapak dan Ibu Dosen berikan, semoga ilmu yang diberikan selama penulis berkuliah di FISIP Sosiologi bermanfaat di masa depan serta bermanfaat bagi banyak orang.

7. Seluruh Staf Administrasi dan karyawan di FISIP Unila yang telah membantu melayani urusan administrasi perkuliahan dan skripsi.

8. Untuk mama, terimakasih telah memberikan doa, nasihat, motivasi, cinta dan kasih sayang yang tiada duanya untuk adek Dina. Semoga ini menjadi langkah awal mencapai tujuan hidup adek dan untuk menepati janji Dina, membuat mama bahagia dan bangga.

9. Untuk kakak-kakaku tersayang, mas darma, mba putri, mba ayu, dan mas har terimakasih banyak untuk doa dan nasihatnya. Semoga adek Dina bisa membalas semua kebaikan kalian yaa 

10. Blackrose and Blackjack, Siska Amelia, Annisa Octaviani, Desi Relga Budi Calestin, Elvita Sofianti, Monika Damayanti, Sartika Puspita, Agung Prayoga, Azwar Anas, David Z, Deni Juliyan, terima kasih sudah mewarnai dunia perkuliahan saya, sukses ya untuk kalian!

11. Untuk teman-teman AKA yang selalu memberikan semangat, Farah, Faras, Ditha, Baharudin, Charissa, Yuki, Rinda, Alif, Anggi dll yang gak mungkin


(15)

untuk disebutkan semuanya thank you for every laugh, every tears and every little secret we’ve shared.

12. Teman-teman Sosiologi angkatan 2011, Ratna, Nora, Wilfrida, Fitri, Yani, Eva, Widya, Nia, Monica, Tiara, Hengki, Fachri, Fahru, Andre, Angga, Dimas, Faxy, Mahardika, Tomi, Windu, Yoga, Yossi, Agus, Putu, Fetia, Marlina dan semua teman-teman Sosiologi yang tidak bisa disebutkan satu-persatu, terima kasih untuk kebersamaanya selama ini.

13. Teman-teman KKN Desa Purwosari, Cintya, Deftiana Zerlinda , Cindy Gadensa, Deti Destiani, Dananjaya Ajie P, Dian Putra, Dede, Dian Ika Sari, Diah Septia Liantari, Eka Nur Rani terima kasih sudah menjadi teman spesial selama 40 hari. 14. Noval Ardiansyah dan Susan Desiliana Sari yang selalu memberi perhatian dan

semangat terima kasih banyak yaa 

15. Serta semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terimakasih. Semoga kesuksesan bersama kita dan senantiasa menjadi pribadi yang lebih baik kedepannya.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua.

Bandar Lampung, 27 November 2015 Penulis


(16)

(17)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sering disebut sebagai salah satu pilar perekonomian masyarakat suatu daerah. Hal ini disebabkan karena UMKM mempunyai fleksibilitas dan kemampuan menyesuaikan diri terhadap kondisi pasar yang berubah dengan cepat dibanding dengan perusahaan skala besar (Partomo dan Titik Sartika, 2004: 13). Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan kategori bisnis berskala kecil yang dipercaya mampu memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian Indonesia. Kontribusi UMKM yang paling menonjol adalah kemampuan dalam penyerapan tenaga kerja (dapat mengurangi jumlah pengangguran). Bagi sebagian orang yang memiliki potensi dari segi kreativitas, inovatif, teliti, ulet, dan memiliki kemampuan kerja yang tinggi, justru hal tersebut yang menarik untuk mendirikan UMKM. Hal tersebut dikarenakan merasa lebih bebas, tidak terkekang untuk mengambil keputusan, tidak memikirkan resiko yang tinggi, dan mereka menyadari bahwa suatu usaha besar harus dimulai dari usaha kecil. Selain itu, kemampuannya lebih baik dan dinamis dalam menyesuaikan diri terhadap keadaan pasar yang mudah berubah dibandingkan usaha besar


(18)

2

Data statistik Kementrian Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Republik Indonesia mencatat bahwa perkembangan jumlah UMKM periode 2012-2013 mengalami peningkatan sebesar 2,41 persen, yaitu dari 56.534.592 unit pada tahun 2012 menjadi 57.895.721 unit pada tahun 2013. UMKM merupakan pelaku usaha terbesar dengan presentasenya sebesar 99,99 persen dari total pelaku usaha nasional pada tahun 2013.

Tabel. 1 Perkembangan Jumlah Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) Tahun 2012-2013

INDIKATOR TAHUN 2012 TAHUN 2013

PERKEMBANGAN TAHUN 2012-2013

JUMLAH (%) JUMLAH (%) JUMLAH (%)

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)

56.534.592 99,99 57.895.721 99,99 1.361.130 2,41

- Usaha

Mikro(UMi) 55.856.176 98,79 57.189.393 98,77 1.333.217 2,39 - Usaha

Kecil(UK) 629.418 1,11 654.222 1,13 24.803 3,94 - Usaha

Menengah(U M)

48.997 0,09 52.106 0,09 3.110 6,35 Data: Kementrian Koperasi dan UMKM Republik Indonesia 2013

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa usaha mikro lebih banyak jumlahnya dan mengalami perkembangan yang cukup tinggi bila dibandingkan dengan usaha kecil maupun usaha menengah. Perkembangan usaha mikro pada tahun 2012-2013 sebesar 1.333.217, sementara itu usaha kecil dan menengah perkembangannya sebesar 24.803 dan 3.110.


(19)

3

Usaha mikro tergolong jenis usaha marginal, ditandai dengan penggunaan teknologi yang relatif sederhana, tingkat modal dan akses terhadap kredit yang rendah, serta cenderung berorientasi pada pasar lokal. Sejumlah kajian dibeberapa negara menunjukkan usaha mikro berperanan cukup besar bagi pertumbuhan ekonomi, menyerap tenaga kerja melalui penciptaan lapangan pekerjaan, menyediakan barang dan jasa dengan harga murah. Usaha mikro juga merupakan salah satu komponen utama pengembangan ekonomi lokal, dan berpotensi meningkatkan posisi tawar (bargaining position) perempuan dalam keluarga (Lembaga Penelitian SMERU, 2003:7).

Perkembangan perempuan sebagai seorang wirausahawan adalah faktor pendorong yang mengubah paradigma kaum perempuan sebagai kaum lemah menjadi kaum yang memiliki kemampuan bersaing dan sejajar dengan laki-laki dalam menjalankan usahanya. Partisipasi perempuan dalam dunia usaha merupakan hal yang penting untuk mencapai tujuan pembangunan.

Usaha mikro yang banyak diminati kaum perempuan diantaranya adalah di bidang industri rumahtangga dan perdagangan. Di bidang industri rumahtangga misalnya pembuatan kripik dan makanan sejenisnya serta produksi barang-barang kerajinan rumahtangga, selanjutnya di bidang perdagangan, yaitu pedagang yang modalnya < Rp.10.000.000 misalnya dagang makanan sehari-hari atau warung nasi, kedai gorengan, dan lain sebagainya.


(20)

4

Dalam aktivitas perdagangan terdapat hal yang seharusnya menjadi penting untuk diperhatikan, yaitu tentang perilaku atau etika berdagang. Perilaku atau etika berdagang adalah cara pedagang dalam memberikan pelayanan kepada konsumennya. Sebagaimana Talcott Parson (dalam Ritzer dan Douglas, 2011:121) menerangkan seluruh pengertian perilaku manusia (sistem tindakan) merupakan sistem yang hidup, sehingga terdapat sistem-sistem yang saling tergantung, yaitu sistem kebudayaan, sistem sosial, sistem kepribadian, dan sistem organisme perilaku. Sistem sosial yang terdapat dalam masyarakat merupakan salah satu bagian penting dalam berjalannya sistem perdagangan karena didalamnya terdapat suatu interaksi.

Karakteristik seorang pelaku usaha atau dagang sangat berperan dalam mengembangkan usahanya. Banyaknya usaha mikro yang berkembang dijalani para kaum perempuan ini membuktikan bahwa perempuan memiliki karakteristik yang unik dalam menjalankan usahanya. Perempuan memiliki gaya bisnis yang berbeda dengan kaum pria. Perempuan lebih memilih jenis bisnis yang masih berada dalam lingkup keseharian, serta menggunakan gaya bisnis dari hati ke hati dengan konsumennya. Perasaan yang cenderung personal, mengenal pelanggan secara mendalam, dan pendekatan yang melibatkan emosi, merupakan kekuatan bisnis para perempuan, sehingga usahanya mampu bertahan di saat krisis (Daniarti dan Sukendro, 2008:4).


(21)

5

Ada beberapa faktor yang mendasari keinginan perempuan untuk menjalankan usaha atau berdagang, tetapi di Indonesia salah satu motivasi perempuan memulai usahanya adalah tekanan ekonomi. Demi menambah penghasilan keluarga mereka bekerja dan berusaha memenuhi kebutuhannya. Selain itu, banyak juga perempuan yang beralasan kemandirian dan penghargaan (Dhewanto, dkk, 2013 : 156).

Menurut Dhewanto, dkk (2013 : 156) terdapat dua jenis faktor motivasi yang mempengaruhi perempuan untuk menjadi pengusaha. Pertama adalah karena pilihan, dan yang kedua adalah kebutuhan. Selain itu, juga terdapat beberapa faktor yang menghambat para kaum perempuan memulai usahanya, yaitu pengetahuan dan budaya, serta akses dana yang terbatas. Fenomena perempuan pengusaha di Indonesia menjadi sangat menarik untuk dilihat karena ternyata perempuan pengusaha mikro sudah mulai memegang peranan penting dalam bidang usaha.

Kejadian seperti ini juga terjadi di Kota Bandar Lampung. Banyak perempuan yang mulai berani melakukan usaha untuk membantu perekonomian keluarga. Sifatnya adalah memulai usaha baru maka para perempuan ini cenderung untuk memilih usaha berskala mikro. Jenis usaha yang dibuka biasanya juga sesuai dengan sifat perempuan yang selama ini sudah dimiliki seperti membuka usaha dalam bidang makanan dan fashion. Dinas Koperasi, UKM. Perindustrian dan Perdagangan Kota Bandar Lampung mencatat jumlah UMKM sebanyak 3296 unit. Usaha mikro terdapat 2921 unit dan usaha kecil terdapat sebanyak 268 unit sedangkan pada usaha menengah jumlahnya lebih sedikit yaitu sebanyak 7 unit. UMKM tersebut tersebar di 20 kecamatan yang ada di kota Bandar Lampung.


(22)

6

Tabel.2 Jumlah UMKM di Bandar Lampung Pada Tahun 2013

NO KECAMATAN

Usaha Mikro (unit) Usaha Kecil (unit) Usaha Menengah (unit) Jumlah UMKM

1 Panjang 109 7 - 116

2 Kedaton 108 12 - 220

3 Telukbetung Utara 329 27 1 357

4 Tanjung Senang 131 5 - 136

5 Telukbetung Barat 101 4 - 105

6 Tanjungkarang Pusat 103 2 - 105

7 Kemiling 66 39 - 105

8 Sukabumi 174 6 - 180

9 Telukbetung Selatan 230 15 - 245

10 Tanjungkarang Barat 168 20 2 190

11 Tanjungkarang Timur 256 60 3 319

12 Rajabasa 55 4 - 59

13 Sukarame 143 - - 143

14 Enggal 81 9 - 90

15 Bumi Waras 151 - - 151

16 Telukbetung Timur 141 48 - 189

17 Way Halim 111 8 1 120

18 Kedamaian 142 - - 142

19 Labuhan Ratu 177 - - 177

20 Langkapura 145 2 - 147

Jumlah 2921 268 7 3296

Data: Dinas Koperasi, UKM. Perindustrian dan Perdagangan Kota Bandar Lampung tahun 2013

Pada data jumlah UMKM di Bandar Lampung pada tahun 2013 tersebut merupakan data UMKM yang hanya memiliki Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), karena pada kenyataannya banyak sekali usaha-usaha yang berdiri. Misalkan pada jenis usaha mikro, usaha mikro yang di Kota Bandar Lampung jika dilihat secara keseluruhan jumlahnya mampu lebih dari 3296 unit.


(23)

7

Pada penelitian ini objek penelitiannya adalah kaum perempuan yang membuka usaha makanan dengan skala usaha mikro di Kelurahan Kota Baru Kecamatan Tanjungkarang Timur Kota Bandar Lampung. Berdasarkan pengamatan penulis, di daerah tersebut terdapat perempuan yang membuka usaha mikro dalam hal pangan atau makanan yang siap dikonsumsi, antara lain: pempek, mie ayam, bakso, nasi goreng, warung makan, gorengan, lontong sayur, pecel, kue-kue, nasi uduk, dan lain-lain. Dalam memulai dan mengembangkan usahanya, para pelaku usaha ini banyak yang mengambil pelajaran dari pengalaman yang mereka miliki dari masa lalunya.

Pengalaman setiap pelaku usaha tentulah berbeda dengan pelaku usaha lainnya, baik itu pengalaman yang baik ataupun tidak baik. Untuk mengembangkan usaha, diperlukan adanya karakteristik yang mampu untuk mempertahankan usaha agar tetap berjalan. Karakteristik ini dimakasudkan adalah kemampuan/cara/strategi perempuan pedagang makanan dalam mengembangkan usahanya. Karakteristik tersebut adalah karakteristik psikososial, Krakteristik psikososial adalah karakteristik yang menggabungkan antara psikologi dan sosiologi. Adanya karakteristik yang unik berguna untuk mempererat hubungan antara pedagang dan pembeli dengan tujuan agar usaha yang dijalankan dapat tetap bertahan.

Alasan peneliti memilih topik ini karena peneliti tertarik dengan banyaknya perempuan yang berdagang meskipun mereka juga memiliki peran lain selain berdagang, seperti sebagai ibu rumahtangga, namun mereka tetap eksis di dunia perdagangan. Para perempuan pengusaha ini tentunya memiliki pengalaman dan karakteristik psikososial dalam menjalankan dan mengembangkan usahanya yang


(24)

8

menarik untuk dikaji, karena mereka berperan aktif dalam proses pembangunan dan memiliki motivasi yang besar dalam dirinya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana dinamika usaha para perempuan pedagang makanan?

2. Bagaimana karakteristik psikososial pengembangan usaha mikro oleh perempuan pedagang makanan di Kelurahan Kota Baru Kecamatan Tanjungkarang Timur Kota Bandar Lampung?

3. Apa saja faktor pendorong dan penghambat perempuan pedagang makanan dalam mengembangkan usahanya?

C. Tujuan penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui dinamika usaha perempuan pedagang makanan.

2. Untuk mengetahui karakteristik psikososial pengembangan usaha mikro perempuan pedagang makanan di Kelurahan Kota Baru Kecamatan Tanjungkarang Timur Kota Bandar Lampung.

3. Untuk mengetahui faktor pendorong dan penghambat perempuan pedagang makanan dalam mengembangkan usahanya.


(25)

9

D. Manfaat Penelitian

1. Secara teoritis penelitian ini memberikan gambaran tentang pengembangan usaha di bidang makanan yang dilakukan oleh kaum perempuan sehingga dapat memberikan wawasan kepada semua pihak dalam rangka pengelolaan dan peningkatan usaha lainnya.

2. Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi Pemerintah Kota Bandar Lampung dalam memberdayakan sektor usaha mikro yang dilakukan oleh kaum perempuan.


(26)

10

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Usaha Mikro 1. Pengertian Usaha Mikro

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 pasal 1 dan 6 menjelaskan tentang Usaha Mikro adalah Usaha produktif milk orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro sebagaimana diatur dalam undang-undang ini. Kriteria dari usaha mikro memilki kekayan bersih paling banyak Rp.50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau memilki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp.300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah). Usaha mikro berasaskan:

a. Kekeluargan,

b. Demokrasi ekonomi, c. Kebersaman,

d. Efisiensi berkeadilan, e. Berkelanjutan,

f. Berwawasan lingkungan, g. Kemandirian,


(27)

11

Menurut Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.40/KMK.06/2003 tanggal 29 Januari 2003 tentang Pendanaan Kredit Usaha Mikro dan Kecil, Usaha Mikro yaitu usaha produktif milk keluarga atau perorangan Warga Negara Indonesia (WNI) dan memilki hasil penjualan paling banyak Rp. 100.000.000,- (seratus juta rupiah) per tahun. Usaha Mikro dapat mengajukan kredit kepada bank paling banyak Rp 50.000.000,-.

Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, yaitu bertujuan menumbuhkan dan mengembangkan usahanya dalam rangka membangun perekonomian nasional berdasarkan demokrasi ekonomi yang berkeadilan

2. Ciri-ciri Usaha Mikro

a. Jenis barang/komodit usahanya tidak selalu tetap, sewaktu-waktu dapat berganti; b. Tempat usahanya tidak selalu menetap, sewaktu-waktu dapat pindah tempat; c. Belum melakukan administrasi keuangan yang sederhana sekalipun, dan tidak

memisahkan keuangan keluarga dengan keuangan usaha;

d. Sumber daya manusianya (pengusahanya) belum memilki jiwa wirausaha yang memadai;

e. Tingkat pendidikan rata-rata relatif sangat rendah;

f. Umumnya belum akses kepada perbankan, namun sebagian dari mereka sudah akses ke lembaga keuangan non bank;

g. Umumnya tidak memilki izin usaha atau persyaratan legalitas lainya termasuk NPWP (Marcellina, 2012:30).


(28)

12

B. Pengembangan Usaha Mikro

Perkembangan adalah suatu tindakan, proses, hasil atau pertanyaan menjadi lebih baik (Thoha, 1997:7). Pengertian pengembangan tersebut memiliki dua unsur, yaitu : (1) pengembangan itu sendiri bisa berupa suatu tindakan, proses atau pernyataan dari suatu tujuan, (2) pengembangan itu bisa menunjukkan kepada perbaikan atas sesuatu. Pengembangan adalah suatu jawaban terhadap perubahan, suatu strategi pendidikan yang kompleks yang diharapkan untuk merubah kepercayaan, sikap, nilai dan susunan organisasi, sehingga organisasi dapat lebih baik menyesuaikan dengan teknologi, pasar, dan tantangan yang baru serta perputaran yang cepat dari perubahan itu sendiri (Sutarto,1995: 416).

Berdasarkan uraian diatas, maka yang dimaksud dengan pengembangan usaha mikro adalah suatu tindakan atau proses untuk memajukan kondisi UMKM ke arah yang lebih baik, sehinga usaha mikro dapat lebih baik menyesuaikan dengan teknologi, pasar, dan tantangan yang baru serta perputaran yang cepat dari perubahan yang terjadi. Pengembangan usaha miko merupakan komponen penting dalam program pembangunan nasional untuk meletakkan landasan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan berkeadilan.

C. Kontribusi Usaha Mikro dalam Perekonomian Masyarakat

Sistem ekonomi kerakyatan adalah kelompok masyarakat yang termarjinalkan dalam sistem ekonomi kapitalis neoliberal. Mereka, secara garis besar, adalah kelompok tani, kelompok buruh, kelompok nelayan, kelompok pegawai negeri sipil golongan


(29)

13

bawah, kelompok pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah serta kelompok miskin di perkotaan.

Usaha Mikro mempunyai peran yang sangat strategis dalam pengembangan ekonomi nasional, efek yang bersifat usaha rakyat dimaksud berperan penting dalam pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja juga berperan dalam mendistribusikan hasil-hasil pembangunan, karena intensitas tenaga kerja yang relatif lebih tinggi dan investasi yang lebih kecil, sehingga usaha mikro lebih fleksibel dalam menghadapi dan beradaptasi dengan perubahan pasar (Afifah, 2012: 13).

Hal ini menyebabkan usaha mikro tidak terlalu terpengaruh oleh tekanan eksternal, karena dapat mengurang impor dan memiliki kandungan lokal yang tinggi. Oleh karena itu pengembangan usaha mikro dapat memberikan kontribusi pada diversifikasi ekonomi dan perubahan struktur sebagai prakondisi pertumbuhan ekonomi jangka panjang yang stabil dan berkesinambungan. Selain itu tingkat penciptaan lapangan kerja lebih tinggi pada usaha mikro dari pada yang terjadi di perusahaan besar (Afifah, 2012: 13).

Peran usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dalam perekonomian Indonesia paling tidak dapat dilihat dari adalah sebagai berikut :

1. Kedudukannya sebagai pemain utama dalam kegiatan ekonomi di berbagai sektor.


(30)

14

3. Pemain penting dalam pengembangan kegiatan ekonomi lokal dan pemberdayaan masyarakat.

4. Pencipta pasar baru dan sumber inovasi.

5. Sumbangannya dalam menjaga neraca pembayaran melalui kegiatan ekspor (Afifah, 2012: 13).

D. Kontribusi Perempuan dalam Ekonomi Keluarga

Dalam kehidupan berkeluarga, perempuan mendapat kesempatan untuk memainkan berbagai peranan yaitu sebagai istri (sex partner), sebagai pengurus rumah tangga (home maker), sebagai ibu anak-anak (mother), sebagai teman hidup (companion) dan sebagai makhluk sosial yang ingin mengadakan hubungan sosial yang intim. Kemampuan memerankan sebagai peranan itu berbeda-beda sesuai dengan kondisi kehidupan masing-masing perempuan.Seiring perkembangan jaman, banyak perempuan yang memiliki peran ganda disatu posisi perempuan harus mengurus keluarganya disatu sisi lainnya perempuan juga membantu ekonomi keluarganya.

Keterlibatan perempuan dalam roda ekonomi baik dalam level bawah, menengah dan atas adalah suatu hal yang sangat penting. Sebagai gambaran, dari aspek ekonomi level bawah kontribusi perempuan sangat banyak dijumpai yaitu pedagang kaki lima, pedagang asongan, pengrajin dan lain sebagainya.Aspek ekonomi level menengah perempuan, dapat dijumpai seperti pemilik toko kelontong, dan usaha menengah lainnya. Tekanan ekonomi yang tinggi menyebabkan banyak perempuan yang masuk ke dalam ranah publik untuk bekerja. Oleh karena itu, tak jarang, perempuan harus memikul beban ganda, yaitu di sektor domestik dan di sektor publik.


(31)

15

Peningkatan partisipasi perempuan dalamkegiatan ekonomi karena: pertama, adanya perubahan pandangan dan sikap masyarakat tentang sama pentingnya pendidikan bagikaum perempuan dan laki-laki, serta makin disadari perlunya kaum perempuan ikut berpartisipasi dalam pembangunan, kedua, adanyakemauan perempuan untuk bermandiri dalam bidang ekonomi yaitu berusaha membiayai kebutuhan hidupnya dan mungkin juga kebutuhan hidup dari orang-orang yang menjadi tanggungannya dengan penghasilan sendiri. Kemungkinan lain yang menyebabkan peningkatan partisipasi perempuan dalam angkatan kerja adalah makin luasnya kesempatan kerja yang bisa menyerap pekerja perempuan (Haryanto, 2007:218).

Kontribusi ekonomi perempuan dalam ekonomi keluarga akan menghasilkan peningkatan dalam keuangan keluarga, kepemilikan barang mewah, standar hidup yang lebih tinggi dengan pencapaian rasa aman yang lebih baik sehingga berdampak pada peningkatan status sosial keluarga. Meskipun pekerjaan perempuan memiliki kontribusi yang sangat penting untuk kelangsungan hidup dan kesejahteraan keluarga, namun pada kenyataanya perempuan masih saja dipandang sebelah mata dalam masyarakat.Selain itu produktivitas perempuan dalam pengembangan ekonomi keluarga sama sekali belum disentuh secara mendetail dan berkesinambungan.

Peran gender di sektor domestik melibatkan peran reproduktif atau domestik yang menyangkut aktivitas manajemen sumberdaya keluarga (materi, non-materi, waktu, pekerjaan dan keuangan), pengasuhan dan pendidikan anak, serta pekerjaan dalam rumah tangga (Puspitawati, 2009: 11-12).


(32)

16

Kontribusi perempuan dalam perekonomian keluarga terkait dalam usaha perempuan dalam memenuhi kebutuhan keluarga dan pendapatan keluarga, seperti ikut bekerja dalam memenuhi kebutuhan keluarga baik itu kerja dengan orang lain atau membuka usaha sendiri. Selian itu keterlibatan perempuan pada saat ini juga sebagai pemuas kebutuhan, maksudnya adalah perempuan terjun dalam dunia perekonomian juga sebagai peningkatan status sosial dan penambah kebutuhan tambahan lainnya.

E. Dinamika Usaha Perempuan Pedagang Makanan

Pertumbuhan ekonomi nasional sangat ditentukan oleh dinamika perekonomian daerah, sedangkan perekonomian daerah pada umumnya ditopang oleh kegiatan ekonomi bersakala kecil dan menengah.Unit usaha yang masuk dalam kategori Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan urat nadi perekonomian daerah dan nasional (Hamid, 2010:1). Indonesia merupakan negara yang tingkat pertumuhan UMKM nya tinggi setiap tahunnya. Perkembangan UMKM ini tentu tidak terlepas dari para aktor yang menjalankannya. Untuk mengembangkan usaha para aktor ini memiliki berbagai alasan, pengalaman serta kemapuan yang berbeda-beda dan masalah-masalah yang berbeda.

Dinamika usaha dapat dilihat pada latar belakang memulai usaha, menjalankan usaha dan mempertahankan usaha. Namun, untuk memudahkan mengkaji dinamika usaha perempuan pedagang makanan yang ada di Kelurahan Kota Baru penulis melihatnya dari peluang usaha yang dijalani pedagang, motivasi dasar berdagang, modal awal berdagang, dan lamanya usaha.


(33)

17

1. Peluang Usaha Yang Dijalani Pedagang

Peluang dalam bahasa Inggris di sebut dengan opportunity memiliki arti sesuai dengan KBBI adalah kesempatan. Secara sederhana peluang di artikan sebagai kesempatan muncul atau terjadi pada satu peristiwa. Sementara itu, usaha memiliki pengertian berbagai daya untuk mendapatkan apa yang di inginkan. Sehingga secara terminologis pengertian peluang usaha adalah kesempatan yang dapat dimanfaatkan seseorang untuk mendapatkan apa yang di inginkannya (keuntungan, kekayaan, dan uang) dengan memanfaatkan berbagai faktor baik faktor eksternal maupun internal. Faktor internal berasal dari dalam diri individu seperti bakat dan minat. Ketika memilih satu peluang usaha maka terlebih dahulu harus melihat faktor internal yang ada dalam diri, agar apa yang diinginkan yaitu keuntungan bisnis, dan kekayaan dapat diraih. Sedangkan faktor eksternal adalah yang berasal dari lingkungan sekitar (Nafisa, 2014) diakses dari http://www.usaharumahan19.com/2014/07/pengertian-peluang-usaha-kewirausahaan.html

2. Motivasi Dasar Berwirausaha

Menurut Azwita Arifuddin (2012: 14), motivasi adalah suatu konsep yang digunakan ketika dalam diri kita muncul keinginan dan menggerakkan serta mengarahkan tingkah laku. Sedangkan menurut Schiffman dan Kanuk (2008:72), motivasi dapat digambarkan sebagai tenaga pendorong dalam diri individu yang memaksa mereka untuk bertindak. Tenaga pendorong tersebut dihasilkan oleh keadaan tertekan, yang timbul sebagai akibat kebutuhan yang tidak terpenuhi.


(34)

18

Motivasi terdiri atas tiga unsur,yaitu kebutuhan (need), dorongan (drive), dan tujuan (goals). Motivasi adalah keadaan dalam diri individu, biasanya berupa dorongan (drive) yang menyebabkan seseorang berperilaku dalam memenuhi kebutuhan atau tujuan. Motivasi merupakan gabungan kebutuhan (needs) dan keinginan (wants) yang mengarahkan seseorang untuk bertingkah laku tertentu (Thoha,2004: 207). Motivasi mengarahkan seseorang dalam berusaha.Usaha yang dimaksud adalah suatu usaha yang kreatif atau inovatif yang dapat membangun suatu nilai (value) dengan menciptakan sesuatu yang belum ada menjadi ada dan bisa dinikmati oleh banyak orang.

3. Pengadaan Modal Awal Untuk Berdagang

Modal usaha menurut Listyawan Ardi Nugraha (2011:9) modal usaha adalah uang yang dipakai sebagai pokok (induk) untuk berdagang, melepas uang, dan sebagainya; harta benda (uang, barang, dan sebagainya) yang dapat dipergunakan untuk menghasilkan sesuatu yang menambah kekayaan. Modal atau biaya adalah salah satu faktor yang sangat penting bagi setiap usaha, baik skala kecil, menengah maupun besar (Firdausa,2012: 25). Modal awal adalah jumlah uang yang digunakan pada saat awal membuka usaha untuk membeli barang dagangan yang akan dijual kembali dan dinyatakan dalam rupiah. Pada penelitian ini pengadaan modal tidak hanya berupa uang namun juga berupa barang yang digunakan untuk menjalankan usaha.


(35)

19

F. Karakteristik Psikososial Pengembangan Usaha Mikro

Dalam aktivitas perdagangan terdapat hal yang seharusnya menjadi penting untuk diperhatikan, yaitu tentang perilaku atau etika berdagang. Sebagaimana Talcott Parson menerangkan seluruh pengertian perilaku manusia (sistem tindakan) merupakan sistem yang hidup, sehingga terdapat sistem-sistem yang saling tergantung yaitu sistem kebudayaan, sistem sosial, sistem kepribadian dan sistem organisme perilaku (Ritzer dan Douglas, 2011:121). Peneliti berusaha mengkaji masalah karakteristik psikososial yang dimiliki oleh perempuan pedagang makanan yang ada di Kelurahan Kota Baru. Untuk memudahkan dalam mengkaji masalah psikososial dalam hal ini peneliti memerlukan disiplin ilmu yang lazim berdiri sendiri yakni psikologi sosial.

Menurut Vander Zanden psikologi sosial merupakan ilmu pengetahuan yang mencoba memahami dan menjelaskan bagaimana pikiran, perasaan dan tingkah laku individu dipengaruhi oleh kenyataan, khayalan atau secara tidak langsung oleh kehadiran orang lain (Hartoyo, 2011:17). Psikologi sosial sangat memperhatikan unsur-unsur individual dan sosial yang saling mempengaruhi. Unsur-unsur individual seperti pikiran, perasaan, dan tindakan individu, sedangkan unsur-unsur sosial seperti rangsangan, situasi dan hubungan sosial.

Pendekatan sosiologi dalam mendefinisikan psikologi sosial memaparkan beberapa unsur yang saling berkaitan : (1) pengalaman sosial yang diperoleh dari partisipasi individu di dalam kelompok-kelompok sosial; (2) berbagai interaksi denagn orang


(36)

20

lain; (3) pengaruh lingkungan kultural baik terhadap pengalaman sosial maupun terhadap interaksi dengan orang lain; dan (4) munculnya struktur sosial dari interaksi sosial tersebut. Selain itu sosiologi juga memperhatikan adanya keterkaitan anatara karakteristik individu dengan karakteristik masyarakat (Hartoyo, 2011: 22-23).

Karakteristik psikososial dalam penelitian ini adalah perpaduan antara karakteristik psikis dan karakteristik sosial yang keduanya merupakan bagian penting dalam pengembangan usaha berskala mikro. Karakteristik-karakteristik tersebut terdorong dengan adanya suatu motivasi yang muncul dari dalam maupun dari luar diri individu. Seperti dalam hal berkomunikasi dengan pelanggannya maupun sesama pedagang. Komunikasi adalah pertukaran pesan verbal maupun non verbal antara si pengirim dengan si penerima pesan untuk mengubah tingkah laku (Arni Muhammad, 2002 : 4).

Proses komunikasi yang terjadi merupakan proses yang timbal balik karena si pengirim dan si penerima saling mempengaruhi satu sama lain. Komunikasi mengacu pada tindakan, oleh satu orang atau lebih, yang mengirim danmenerima pesan yang terdistorsi oleh gangguan (noise), terjadi dalam suatu konteks tertentu,mempunyai pengaruh tertentu, dan kesempatan untuk melakukan umpan balik. Lingkungan(konteks) komunikasi setidak-tidaknya memiliki tiga dimensi: fisik, sosial-psikologis, dantemporal. Ruang atau bangsal atau taman dimana komunikasi berlangsung disebut konteksatau lingkungan fisik-artinya, lingkungan nyata atau berwujud. Lingkungan fisikini, apapun bentuknya, mempunyai pengaruh tertentu atas


(37)

21

kandungan pesan kita (apa yangkita sampaikan) selain juga bentuk pesan (bagaimana kita menyampaikannya ) (Devito, 2011: 24-25).

Untuk mengembangkan usaha para pengusaha atau pedagang harus berusaha mencari cara-cara yang unik dan tepat bagi perkembangan usahanya. Berani membuat terobosan-terobosan baru yang belum banyak dilakukan orang yang dapat meningkatkan nilai tambah usaha dimata konsumen. Berbagai strategi kreatif dan inovatif dapat diterapkan pada produk, harga, promosi, tempat tampilan usaha, suasana tempat usaha, dan lain sebagainya. Kreatif dan inovatif dalam memberikan pelayanan diharapkan dapat mempertahankan usaha meskipun dengan skala mikro. Pelayanan pada dasarnya adalah kegiatan yang ditawarkan kepada konsumen atau pelanggan yang dilayani, yang bersifat tidak berwujud dan tidak dapat dimiliki.

Sejalan dengan hal tersebut, Andriani (2011:27) menyatakan karakteristik pelayanan sebagai berikut:

a. Pelayanan bersifat tidak dapat diraba, pelayanan sangat berlawanan sifatnya dengan barang jadi.

b. Pelayanan pada kenyataannya terdiri dari tindakan nyata dan merupakan pengaruh yang bersifat tindakan sosial.

c. Kegiatan produksi dan konsumsi dalam pelayanan tidak dapat dipisahkan secara nyata, karena pada umumnya terjadi dalam waktu dan tempat bersamaan.


(38)

22

Dalam menjalankan usaha tidak dapat dipungkiri ada salah satu pelanggan yang merasa kurang puas atau merasa ingin mengemukakan masukan atau pendapat, keluhan ataupun “curhat” yang didasarkan pada pemikiran logis untuk merespons suatu masalah dan keadaan yang ada. Bisa jadi respon yang cepat itu adalah karena melihat peluang dan momentum yang ada, bisa jadi karena itu adalah satu- satunya peluang, yang jika tidak diambil maka akan menghilang begitu saja peluang tersebut.

G. Faktor-faktor Pendorong dan Penghambat Perempuan Pedagang dalam Mengembangkan Usaha

Usaha Mikro merupakan salah satu bentuk usaha informal yang bisa dilakukan oleh siapa saja dan dimana saja tanpa memandang status, usia, dan tingkat pendidikan. Dalam mengembangkan usaha tentu tidak selalu berjalan mulus terkadang para pelaku usaha menemukan berbagai kendala-kendala.

Dalam penelitian ini, faktor yang akan diteliti ada 2 yakni faktor pendorong dan penghambat dari pengembangan usaha yang dilakukan oleh perempuan pedaganag makanan.

1. Faktor Pendorong a. Lokasi Berdagang

Sering ditemukan orang-orang yang memulai sebuah usaha makanan dengan berbekal pujian dari orang-orang terdekat. Mereka bisa memasak atau membuat satu jenis makanan dengan lezat, kemudian semakin banyak orang di sekitar mereka yang memberikan dorongan untuk memulai sebuah usaha dengan berbekal keahlian


(39)

23

memasak yang piawai tersebut. Namun sayangnya keahlian memasak yang top bukan hanya satu-satunya faktor penjamin keberhasilan sebuah bisnis makanan atau kuliner.

Ada begitu banyak aspek yang juga perlu dipelajari meski sebelumnya tidak pernah terpikirkan. Salah satu faktor yang menorong perkembangan usaha adalah lokasi usaha berdagang. Lokasi usaha berdagang yang dipilih adalah lokasi yang strategis. Lokasi strategis dalam teori wirausaha ditafsirkan sebagai lokasi di mana banyak ada calon pembeli, dalam artian lokasi ini mudah dijangkau, gampang dilihat konsumen, dan lokasi yang banyak dilalui atau dihuni target konsumen yang berpotensi membeli produk atau jasa yang dijual (Ramadhan, 2014). Dalam penelitian ini, lokasi yang dimaksud adalah lokasi yang dianggap strategis dan stabil oleh perempuan pedagang makanan yang berbasis usaha mikro dalam menjalankan dan mengembangkan usahanya.

b. Dukungan Sosial Dalam Menjalankan Usaha

Dukungan sosial merupakan salah satu fungsi dari ikatan sosial, dan ikatan-ikatan sosial tersebut menggambarkan tingkat kualitas umum dari hubungan interpersonal. Ikatan dan persahabatan dengan orang lain dianggap sebagai aspek yang memberikan kepuasan secara emosional dalam kehidupan individu. Saat seseorang didukung oleh lingkungan maka segalanya akan terasa lebih mudah.

Dukungan sosial menunjukkan pada hubungan interpersonal yang melindungi individu terhadap konsekuensi negatif dari stres. Dukungan sosial yang diterima


(40)

24

dapat membuat individu merasa tenang, diperhatikan, dicintai, timbul rasa percaya diri dan kompeten (Kumalasari, 2012: 25).

Dukungan sosial bukan sekedar pemberian bantuan, tetapi yang penting adalah bagaimana persepsi si penerima terhadap makna dari bantuan tersebut. Hal itu erat hubungannya dengan ketepatan dukungan sosial yang diberikan, dalam arti bahwa orang yang menerima sangat merasakan manfaat bantuan bagi dirinya karena sesuatu yang aktual dan memberikan kepuasan

Menurut Sarafino (dalam Kumalasari 2012:25) dukungan sosial terdiri dari empat jenis yaitu :

1. Dukungan emosional. Dukungan ini melibatkan ekspresi rasa empati dan perhatian terhadap individu, sehingga individu tersebut merasa nyaman, dicintai dan diperhatikan. Dukungan ini meliputi perilaku seperti memberikan perhatian dan afeksi serta bersedia mendengarkan keluh kesah orang lain.

2. Dukungan penghargaan. Dukungan ini melibatkan ekspresi yang berupa pernyataan setuju dan penilaian positif terhadap ide-ide, perasaan, dan performa orang lain.

3. Dukungan instrumental. Bentuk dukungan ini melibatkan bantuan langsung, misalnya yang berupa bantuan finansial atau bantuan dalam mengerjakan tugas-tugas tertentu.

4. Dukungan informasi. Dukungan yang bersifat informasi ini dapat berupa saran, pengarahan, dan umpan balik tentang bagaimana cara memecahkan persoalan.


(41)

25

c. Selera Konsumen

Dalam manajemen pemasaran, konsumen sering disama artikan dengan pelanggan, pasar, permintaan (permintaan pasar dan atau pasar permintaan), pembeli dan sebutan lain yang sepadan. Konsumen yang dimaksud adalah pasar konsumen yang yang terdiri dari semua individu dan rumah tangga yang membeli atau memperoleh barang dan jasa. Yang penting dipelajari melalui kegiatan probe (penelitian) antara lain adalah beberapa komponen perilakunya yang meliputi: siapa pembeli, apa yang mereka beli, mengapa mereka membeli, siapa saja yang terlibat, bagaimana mereka membeli, kapan mereka membeli, dan dimana mereka membeli (Kotler, 2009:165).

Menurut Kotler (2009:166) perilaku konsumen adalah studi tentang bagaimana individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli, menggunakan, dan bagaimana barang, jasa, ide, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka. Sedangkan selera diartikan sebagai minat atau keinginan. Oleh karena itu, selera konsumen dapat diartikan sebagai minat atau keinginan konsumen untuk membeli suatu produk, dalam rangka memenuhi kebutuhannya. Dalam hal ini, selera konsumen merupakan salah satu faktor yang mendorong bagi perkembangan karena dengan adanya selera konsumen yang berbeda-beda mampung mendorong kreatifitas para pengusaha makanan terus berkembang.


(42)

26

2. Faktor Penghambat

Selain faktor pendukung terdapat juga faktor yang menghambat usaha perempuan dalam mengembangkan usahanya. Seperti sulitnya membagi waktu antara keluarga dan usaha, ketidakstabilan harga bahan baku dan jumlah konsumen yang tidak dapat diprediksi. Menurut Mulyadi (2005;275) bahan baku merupakan bahan yang memebentuk bagian menyeluruh. Bahan baku merupakan bahan yang membentuk bagian besar produk jadi, bahan baku yang diolah dalam perusahaan manufaktur dapat diperoleh dari pembelian lokal, impor atau hasil pengolahan sendiri (Kholmi, 2003:29).

Berdasarkan pengertian di atas bahan baku merupakan bahan mentah yang menjadi dasar pembuatan suatu produk yang mana bahan tersebut dapat diolah melalui proses tertentu untuk dijadikan wujud yang lain. Ketidakstabilan harga bahan baku menjadi salah satu masalah yang banyak dialamai oleh para pelaku usaha. Banyak diantara mereka kesulitan untuk menyeimbangkan harga penjualan dengan kondisi harga bahan baku yang tidak stabil.


(43)

27

III. METODE PENELITIAN

A. Tipe Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, yaitu untuk memperoleh deskripsi mengenai karakteristik psikososial pengembangan usaha mikro pada perempuan pedagang makanan yang ada di Kelurahan Kota Baru. Penelitian deskriptif merupakan suatu tipe penelitian yang bertujuan menggambarkan keadaan atau fenomena tertentu (Arikunto, 1992:207).

Pemakaian metode deskriptif analisis pada penelitian ini didasarkan pada tujuan dan sifat yang melekat, yaitu untuk menyusun kembali data kualitatif yang diperoleh dari hasil penelitian, selanjutnya dideskripsikan dan dianalisa untuk mengambil kesimpulan. Menurut Moleong (2005:6) penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi , tindakan, dll. secara holistic, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.


(44)

28

Permasalahan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui secara mendalam tentang karakteristik psikososial yang dimiliki oleh perempuan pedagang makanan yang ada di Kelurahan Kota Baru dalam mengembangkan usahanya. Tidak terlepas dari itu, dibahas juga tentang dinamika usaha serta faktor yang mendorong dan menghambat perempuan pedagang makanan tersebut dalam mengembangkan usahanya.

B. Lokasi penelitian

Lokasi penelitian ini adalah di Kelurahan Kota Baru, Kecamatan Tanjungkarang Timur Kota Bandar Lampung. Daerah ini dipilih sebagai lokasi penelitian karena pertimbangan sebagai berikut:

1. Belum pernah diadakan penelitian terkait karakteristik psikososial pengembangan usaha mikro oleh perempuan pedagang makanan di daerah ini. 2. Terdapat banyak perempuan yang membuka usaha makanan yang berskala usaha

mikro sehingga memudahkan peneliti dalam mendapatkan informan. 3. Efisiensi waktu, karena daerah ini dekat dengan tempat tinggal peneliti.

C. Fokus Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, fokus penelitian sangat penting karena melalui fokus penelitian akan dapat membatasi obyek yang diteliti. Tanpa adanya fokus penelitian, peneliti akan terjebak oleh melimpahnya volume data yang diperoleh di lapangan. Penerapan fokus penelitian berfungsi dalam membatasi obyek yang berarti bahwa dengan adanya fokus, penentuan tempat penelitian menjadi lebih obyektif, begitu


(45)

29

juga dalam menetapkan kriteria-kriteria, inklusi-inklusi, atau masukan-masukannya (Moleong, 1998 : 237).

Fokus dalam penelitian ini yaitu:

a. Dinamika Usaha Perempuan Pedagang Makanan: 1. Peluang usaha yang dijalani pedagang

2. Motivasi dasar berwirausaha

3. Pengadaan modal awal untuk berdagang

b. Karakteristik Psikososial Pengembangan Usaha Mikro

1. Tingkat kesabaran pedagang dan semangat pedagang dalam menjalankan usaha

2. Kemauan dalam berdagang 3. Kemampuan berkomunikasi 4. Pemberian harga jual

5. Kenyamanan tempat berdagang 6. Cita rasa masakan yang dijual 7. Passion dalam menjalankan usaha

c. Faktor Pendorong dan Penghambat Pengembangan Usaha Mikro Oleh Perempuan Pedagang Makanan.

1. Faktor Pendorong : a. Lokasi berdagang

b. Dukungan sosial dalam menjalankan usaha c. Selera konsumen


(46)

30

2. Faktor Penghambat :

a. Kemampuan membagi waktu antara keluarga dan usaha b. Strategi dalam menghadapi ketidakstabilan harga bahan baku c. Kemampuan dalam memprediksi jumlah konsumen

D. Penentuan Informan

Teknik penentuan informan yang digunakan adalah dengan teknik purposive sampling, yaitu penentuan sampel dengan pertimbangan dan tujuan tertentu (Sugiyono, 2014:52). Kriteria informan dalam penelitian ini yakni: perempuan yang memiliki usaha di bidang kuliner atau makanan, dan usahanya tersebut berskala usaha mikro. Dari kriteria yang telah ditentukan maka peneliti menentukan setidaknya sebanyak sepuluh informan yang ada di Kelurahan Kota Baru.

Tabel 3. Data Informan

No Nama Jenis Dagangan/Usaha

1 Ibu Tiya Pedagang warung makan

2 Ibu Zainab Pedagang nasi uduk dan lontong sayur 3 Ibu Yati Pedagang kue tradisional

4 Ibu Pipit Pedagang Tekwan

5 Ibu Mumun Pedagang Soto

6 Ibu Ati Pedagang Gorengan

7 Ibu Umi Pedagang Pempek

8 Ibu Udin Pedagang Soto dan Pecel 9 Ibu Irma Pedagang Bakso dan Mie Ayam 10 Ibu Nur Pedagang nasi uduk dan lontong sayur Sumber : Data Primer


(47)

31

E. Sumber Data

Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data primer. Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari objek atau subjek yang diteliti. Data primer dalam penelitian ini adalah data yang dikumpulkan melalui wawancara dan hasil pengamatan secara langsung di lapangan (observasi).

Informasi dan sumber data yang digunakan dalam penelitian berasal dari kata-kata dan tindakan yang direkam pada saat wawancara dengan menggunakan handphone dan pengambilan gambar atau foto dengan menggunakan kamera digital maupun handphone, selain itu juga peneliti menggunakan data yang bersumber dari Kelurahan Kota Baru, yakni data Monografi.

F. Teknik Pengumpulan Data

Pada pelaksanaan penelitian ini ada beberapa alat yang digunakan untuk mengumpulkan data. Alat pengumpul data yang satu dan lainnya berfungsi saling melengkapi data yang dibutuhkan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini melalui dua cara yaitu:

1. Wawancara

Metode wawancara digunakan untuk mendapatkan keterangan-keterangan secara mendalam dari masalah yang dikemukakan. Wawancara ini dilakukan dengan cara tanya jawab dan saling bertatap muka antara pewawancara dan informan. Dalam


(48)

32

wawancara ini telah disiapkan beberapa hal yang dipertanyakan dalam bentuk pedoman wawancara. Proses wawancara ini dilakukan secara bebas tak berstruktur. Artinya peneliti mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang bersifat terbuka kepada informan. Peneliti menanyakan segala sesuatu yang berhubungan dengan masalah yang diteliti kepada informan dan peneliti tidak membatasi jawaban yang disampaikan oleh informan.

Teknik penelitian ini juga disebut dengan teknik komunikasi langsung. Teknik ini adalah cara mengumpulkan data yang mengharuskan seorang peneliti mengadakan kontak langsung secara lisan atau tatap muka (face to face) dengan sumber data, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun situasi yang sengaja dibuat untuk keperluan tersebut (Nawawi, 2003:103).

2. Observasi

Dalam penelitian ini, peneliti mengamati berbagai kegiatan yang terjadi di daerah lokasi penelitian seperti aktivitas dan perilaku perempuan pedagang makanan, serta kondisi lingkungan atau lokasi usaha. Beberapa informasi yang diperoleh dari hasil observasi adalah ruang (tempat), pelaku, kegiatan, objek, perbuatan, kejadian atau peristiwa, waktu, dan perasaan. Alasan peneliti melakukan observasi adalah untuk menyajikan gambaran realistik perilaku atau kejadian untuk menjawab pertanyaan, dan membantu mengerti perilaku manusia berdasarkan perkembangan yang terjadi di lapangan


(49)

33

G. Analisis Data

Sugiyono (2014:89) menyatakan bahwa analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang telah diperoleh melalui wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang dipelajari untuk membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri dan orang lain. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan model analisis seperti yang telah dikemukakan oleh Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2014:91), yaitu:

1. Reduksi Data

Data yang diperoleh di lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu perlu dicatat secara teliti dan rinci. Mereduksi data berarti: merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, serta dicari tema dan polanya. Data yang telah direduksi memberikan gambaran yang jelas dan mempermudah penulis untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.

2. Penyajian Data

Setelah data direduksi, maka langkah berikutnya adalah penyajian data. Penyajian data dalam penelitian kualitatif bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sebagainya. Miles dan Huberman menyatakan : “the most frequent form of display data forqualitative research data in


(50)

34

the pas has been narative tex”, artinya: yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.

3. Verifikasi Data dan Menarik Kesimpulan

Langkah ketiga adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Namun bila kesimpulan memang telah didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel (dapat dipercaya).

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan berkembang setelah penulis berada di lapangan. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif yang diharapkan adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih belum jelas, sehingga setelah diteliti menjadi jelas.


(51)

35

Tabel 4. Konsep dan Metode Penelitian

No Konsep Metode

1. Dinamika Usaha

1. Peluang usaha yang dijalani pedagang 2. Motivasi dasar berwirausaha

3. Pengadaan modal awal untuk berdagang

Wawancara Wawancara Wawancara

Karakteristik Psikososial Pengembangan Usaha Mikro

1. Tingkat kesabaran dan semangat pedagang dalam menjalankan usaha 2. Kemauan dalam berdagang

3. Kemampuan berkomunikasi 4. Penentuan harga jual

5. Kenyamanan tempat berdagang 6. Cita rasa masakan yang dijual

7. Passion dalam menjalankan usaha

Wawancara, observasi Wawancara Observasi Wawancara ,obervasi Wawancara ,obervasi Wawancara Wawancara ,obervasi 3. Faktor Pendorong dan Penghambat

Pengembangan Usaha Mikro 1. Faktor Pendorong

a. Lokasi Berdagang

b. Dukungan sosial dalam menjalankan usaha

c. Selera konsumen 2. Faktor Penghambat

a. Kemampuan membagi waktu antara keluarga dan usaha

b. Strategi dalam menghadapi ketidakstabilan harga bahan baku c. Kemampuan dalam memprediksi

jumlah konsumen Wawancara ,obervasi Wawancara Wawancara Wawancara Wawancara Wawancara


(52)

87

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Berdasarkan uraian hasil penelitian, penulis menarik beberapa kesimpulan dan memberikan saran tentang Karakteristik Psikososial Perempuan Pedagang di Kelurahan Kota Baru di Kota Bandar Lampung, sebagai berikut :

Masing-masing individu mempunyai latar belakan usaha yang berbeda, namun mereka memiliki motivasi yang sama yaitu ingin menambah penghasilan dan mengaktuaisasikan diri.

Karakteristik psikososial yang dimiliki oleh perempuan pedagang ini adalah tingkat kesabaran, semangat dalam menjalankan usaha, kemauan dalam berdagang, kemampuan berkomunikasi, pemberian harga yang relatif murah, penyediaan tempat yang nyaman, cita rasa masakan yang khas, dan passion dalam menjalankan usaha. Faktor pendorong dan penghambat perempuan pedaganga adalah lokasi berdagang yng strategis, dukungan sosial dalam berdagang, dan selera konsumen. Faktor penghambat: kemampuan membagi waktu antara keluarga dan usaha, ketidakstabilan harga bahan baku, dan jumlah konsumen yang tidak dapat diprediksi


(53)

88

B. Saran

Untuk mengembangkan suatu usaha tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Banyak yang harus diperhatikan dan dipersiapkan sejak membuka usaha, baik itu dari segi fisik maupun nonfisik. Begitu pula yang dirasakan oleh perempuan pedagang makanan yang ada di Kelurahan Kota Baru. Kendala-kendala yang muncul, diantaranya membagi waktu antara keluarga dan usaha, ketidakstabilan harga bahan baku, dan jumlah konsumen yang tidak dapat diprediksi. Berdasarkan permasalahan yang terjadi, penulis memberikan saran yang bertujuan untuk merekomendasikan kepada pihak-pihak terkait supaya penelitian ini nantinya dapat menyumbang pemikiran dalam mengembangkan usaha perempuan pedagang makanan.

1. Diperlukan adanya kemampuan managerial, seperti peningkatan kualitas pelayanan, pandai mengatur waktu dan meningkatkan keterampilan usaha tagar memunculkan inovasi terbaru. Dalam hal ini perlu diadakan pelatihan wirausaha yang dikhususkan bagi ibu-ibu yang sudah berkeluarga. Jadi, meskipun hanya berstatus ibu rumahtangga namun, memiliki kegiatan yang berguna di rumah. 2. Diperlukan adanya kestabilan harga bahan baku dan pokok yang ada di pasar,

sehingga para pelaku usaha mikro ataupun para pelaku usaha lainnya tidak mengalami kesulitan dalam mengembangkan usaha.

3. Bagi perempuan pedagang makanan hendaknya dalam menjalankan usahanya terus memperhatikan potensi-potensi yang mendukung bagi kelancaran usaha, seperti kondisi lingkungan sekitar lokasi usaha. Serta perluas jaringan usaha agar konsumen mengetahui tentang usaha yang dijalankan.


(54)

DAFTAR PUSTAKA

Abdulsyani. 2007. Sosiologi Skematika Teori dan Terapan. Jakarta. PT Bumi Aksara

Afifah, Rifda Zahra. 2012. Analisis Bantuan Modal Dan Kredit Bagi Kelompok Pelaku Usaha Mikro Oleh Dinas Koperasi Dan UMKM Kota Semarang.

Skripsi. Semarang. Universitas Diponogoro. Diakses dari

(http://core.ac.uk/download/pdf/11734352.pdf, pada tanggal 20 mei 2015).

Andriani, Sri. 2011. Pengaruh Pelayanan Prima terhadap Kepuasan Masyarakat Sejalan dengan Pemberian Penghargaan ISO 9001/2000 pada Dinas Perijinan Kota Malang. Jurnal Ekonomika. Vol. 4 No. 1 Juni 2011: 25– 32. Diakses dari

(http://www.kopertis7.go.id/uploadjurnal/Ekonomika_Vol_4_No_1_Juni _2011.pdf) pada tanggal 20 mei 2015.

Arikunto, Suharsimi. 1992. Prosedur Penelitian. Jakarta. RinekaCipta. Arni, Muhammad. 2002. Komunikasi Organisasi. Jakarta. Bumi Aksara.

Az. Nasution. 2001. Suatu Pengantar Hukum Perlindungan Konsumen. Jakarta. Diadit Media.

Azwita Arifuddin. 2012. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Dalam Keputusan Membeli Komputer di Lingkungan Mahasiswa

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin. Skripsi. Makassar: Universitas Hasanudin. Diaskes dari

(http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1609/Skripsi%

20lengkap%20feb-manajemen-0612-%20Azwita%20Aifuddin.pdf?sequence=1) pada tanggal 20 mei 2015 Damsar. 2011. Sosiologi Ekonomi. Jakarta. Kencana

Daniarti, D., & Sukendo, S. 2008. Mompreneurship: 160 Ide Bisnis Paling Laris. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Devito, A Joseph. 2011. Komunikasi Antarmanusia. Tanggerang Selatan. Karisma Publishing Group


(55)

Dhewanto, Wawan, Hendrati Dwi Mulyaningsih, Anggraeni Permatasari, Grisna Anggadwita dan Indiany Ameka. 2013. Inovasi dan Kewirausahaan Sosial: Panduan Dasar Menjadi Agen Perubahan. Bandung. Alfabeta. Firdausa, Rosetyadi Artistyan. 2012. Pengaruh Modal Awal, Lama Usaha dan

Jam Kerja Terhadap Pendapatan Pedagang Kios di Pasar Bintoro Demak. Skripsi. Diakses dari (http://core.ac.uk/download/pdf/11736913.pdf, pada tanggal 20 mei 2015)

Hamid, EdySuandi. 2010. Pengembangan UMKM Untuk Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Daerah.Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia. Diakses dari (http://dppm.uii.ac.id/dokumen/dikti/files/DPPM-UII_01._15_Pengembangan_UMKM_untuk_Meningkatkan_keynote_spe ech_rektor_UII.pdf) pada tanggal 21 mei 2015

Hartoyo. 2011. Psikologi Sosial Pendekatan Sosiopsikologis dan Psikososiologis. Bandar Lampung. Universitas Lampung.

Haryanto, Sugeng. 2008. Peran Aktif Wanita Dalam Peningkatn Pendapatan Rumah Tangga Miskin. Jurnal Ekonomi Pembangunan. Vol. 9, No.2 Desember 2008, hal 216 – 227. Diakses dari (http://www.academia.edu/3568256/Peran_Aktif_Wanita_Dalam_Pening katN_pendapatan_Rumah_Tangga_Miskin) pada tanggal 20 mei 2015) Kholmi, Masiyal. 2003. Mesin Potong Paling Mutakhir. Semarang. Karya Utama. Kotler, Philip 2009. Manajemen Pemasaran. Jakarta. PT. Prenhallindo.

Kumalasari, Fani. 2012. Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Penyesuaian Diri Remaja Di Panti Asuhan. Jurnal Psikologi Pitutur. Volume 1 No.1, Juni 2012 Universitas Muria Kudus. Diakses dari (http://download.portalgaruda.org/article.php?article=114129&val=5221) pada tanggal 20 mei 2015).

Lembaga penelitian SMERU (SMERU). Buku 1. 2003. Peta Upaya Penguatan Usaha Mikro/Kecil di Tingkat Pusat Tahun 1997 – 2003. Jakarta: Lembaga Penelitian SMERU dan Kementrian Pemberdayaan Perempuan. Listyawan, ArdiNugraha. (2011). Pengaruh Modal Usaha, Tingkat Pendidikan,

dan Sikap Kewirausahaan terhadap Pendapatan Usaha Pengusaha Industri Kerajinan Perak Di Desa Sodo Kecamatan Paliyan Kabupaten Gunung Kidul. Skripsi: Universita Negeri Yogyakarta

Manurung, Adler Haymans. 2008. Modal untuk Bisnis UKM. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara.


(56)

Marcellina, Ayu Linda. 2012. Analisis Dampak Kredit Mikro Terhadap Perkembangan Usaha Mikro di Kota Semarang. Semarang. Universitas Diponogoro. Skripsi. Semarang: Universitas Diponogoro. Diakses dari(http://core.ac.uk/download/pdf/11734514.pdf), pada tanggal 20 mei 2015)

Moleong, Lexy J. 1998. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung. PT Remaja Rosdakarya

_______________. 2005. Metodologi Kualitatif Edisi Revisi. Bandung. PT Remaja Rosdakarya

Mulyadi. 2005. Bahan Baku dan Bahan Mentah. Jakarta. Gagas Media.

Nafisa, Rianda. 2014. Peluang Usaha Bisnis Rumahan. Dikases dari (http://www.usaharumahan19.com/2014/07/pengertian-peluang-usaha-kewirausahaan.html) pada tanggal 22 mei 2015

Nawawi, Hadari. 2003. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta. Gadjah Mada University Press.

Partomo dan Titik Sartika. 2004. Ekonomi Skala Kecil/Menengah dan Koperasi. Bogor. Ghalia Indonesia.

Puspitawati, Herien. 2009. Pengaruh Nilai Ekonomi Pekerjaan Ibu Rumah Tangga Terhadap Kesejahteraan Keluarga Subyektif. Jurnal Jur. Ilm. Kel. dan Kons. Vol. 2, No. 1 Januari 2009, p : 11-20. Diakses dari (http://journal.ipb.ac.id/index.php/jikk/article/view/5159/3536) pada tanggal 21 mei 2015.

Ramadhan, Dian. 2014. Strategi Marketing Bisnis Kuliner. Diakses dari (http://www.bisnisindeks.com/strategi-marketing-bisnis-kuliner/) pada tanggal 21 mei 2015 pukul 19.55 wib.

Ritzer, George dan Douglas J. Good Man. 2011. Teori Sosiologi Modern. Jakarta Kencana.

Sugiyono. 2014. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung. CV Alfabeta.

Sutarto. 1995. Dasar-dasar Organisasi, Yogyakarta. Gajah Mada University Press

Thoha , Miftah. 1997, Pembinaan Organisasi (Proses Diagnosa dan Intervensi), Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada.

_____, Miftah. 2004. Perilaku Organisasi : Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada.


(57)

Wirawan, I.B. 2013. Teori-Teori Sosial Dalam Tiga Paradigma (Fakta Sosial, Definisi Sosial & Perilaku Sosial). Jakarta. Kencana Prenda Media Grup.


(58)

MOTO

“Try to take chances and risks, and enjoy the adventures without worrying too much about the ending.”

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka

apabila kamu telah selesai dari suatu urusan, kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain, dan hanya kepada

Tuhanmulah hendaknya kamu berharap”

(Q.S Al Insyirah : 6-8)

“Allah has a purpose for your pain a reason for your struggles and a reward for your faithfulness Be patient & don’t give up”


(1)

88

B. Saran

Untuk mengembangkan suatu usaha tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Banyak yang harus diperhatikan dan dipersiapkan sejak membuka usaha, baik itu dari segi fisik maupun nonfisik. Begitu pula yang dirasakan oleh perempuan pedagang makanan yang ada di Kelurahan Kota Baru. Kendala-kendala yang muncul, diantaranya membagi waktu antara keluarga dan usaha, ketidakstabilan harga bahan baku, dan jumlah konsumen yang tidak dapat diprediksi. Berdasarkan permasalahan yang terjadi, penulis memberikan saran yang bertujuan untuk merekomendasikan kepada pihak-pihak terkait supaya penelitian ini nantinya dapat menyumbang pemikiran dalam mengembangkan usaha perempuan pedagang makanan.

1. Diperlukan adanya kemampuan managerial, seperti peningkatan kualitas pelayanan, pandai mengatur waktu dan meningkatkan keterampilan usaha tagar memunculkan inovasi terbaru. Dalam hal ini perlu diadakan pelatihan wirausaha yang dikhususkan bagi ibu-ibu yang sudah berkeluarga. Jadi, meskipun hanya berstatus ibu rumahtangga namun, memiliki kegiatan yang berguna di rumah. 2. Diperlukan adanya kestabilan harga bahan baku dan pokok yang ada di pasar,

sehingga para pelaku usaha mikro ataupun para pelaku usaha lainnya tidak mengalami kesulitan dalam mengembangkan usaha.

3. Bagi perempuan pedagang makanan hendaknya dalam menjalankan usahanya terus memperhatikan potensi-potensi yang mendukung bagi kelancaran usaha, seperti kondisi lingkungan sekitar lokasi usaha. Serta perluas jaringan usaha agar konsumen mengetahui tentang usaha yang dijalankan.


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Abdulsyani. 2007. Sosiologi Skematika Teori dan Terapan. Jakarta. PT Bumi Aksara

Afifah, Rifda Zahra. 2012. Analisis Bantuan Modal Dan Kredit Bagi Kelompok Pelaku Usaha Mikro Oleh Dinas Koperasi Dan UMKM Kota Semarang.

Skripsi. Semarang. Universitas Diponogoro. Diakses dari

(http://core.ac.uk/download/pdf/11734352.pdf, pada tanggal 20 mei 2015).

Andriani, Sri. 2011. Pengaruh Pelayanan Prima terhadap Kepuasan Masyarakat Sejalan dengan Pemberian Penghargaan ISO 9001/2000 pada Dinas Perijinan Kota Malang. Jurnal Ekonomika. Vol. 4 No. 1 Juni 2011: 25– 32. Diakses dari

(http://www.kopertis7.go.id/uploadjurnal/Ekonomika_Vol_4_No_1_Juni _2011.pdf) pada tanggal 20 mei 2015.

Arikunto, Suharsimi. 1992. Prosedur Penelitian. Jakarta. RinekaCipta. Arni, Muhammad. 2002. Komunikasi Organisasi. Jakarta. Bumi Aksara.

Az. Nasution. 2001. Suatu Pengantar Hukum Perlindungan Konsumen. Jakarta. Diadit Media.

Azwita Arifuddin. 2012. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Dalam Keputusan Membeli Komputer di Lingkungan Mahasiswa

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin. Skripsi. Makassar: Universitas Hasanudin. Diaskes dari

(http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1609/Skripsi%

20lengkap%20feb-manajemen-0612-%20Azwita%20Aifuddin.pdf?sequence=1) pada tanggal 20 mei 2015 Damsar. 2011. Sosiologi Ekonomi. Jakarta. Kencana

Daniarti, D., & Sukendo, S. 2008. Mompreneurship: 160 Ide Bisnis Paling Laris. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Devito, A Joseph. 2011. Komunikasi Antarmanusia. Tanggerang Selatan. Karisma Publishing Group


(3)

Dhewanto, Wawan, Hendrati Dwi Mulyaningsih, Anggraeni Permatasari, Grisna Anggadwita dan Indiany Ameka. 2013. Inovasi dan Kewirausahaan

Sosial: Panduan Dasar Menjadi Agen Perubahan. Bandung. Alfabeta.

Firdausa, Rosetyadi Artistyan. 2012. Pengaruh Modal Awal, Lama Usaha dan Jam Kerja Terhadap Pendapatan Pedagang Kios di Pasar Bintoro Demak.

Skripsi. Diakses dari (http://core.ac.uk/download/pdf/11736913.pdf, pada

tanggal 20 mei 2015)

Hamid, EdySuandi. 2010. Pengembangan UMKM Untuk Meningkatkan

Pertumbuhan Ekonomi Daerah.Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia.

Diakses dari (http://dppm.uii.ac.id/dokumen/dikti/files/DPPM-UII_01._15_Pengembangan_UMKM_untuk_Meningkatkan_keynote_spe ech_rektor_UII.pdf) pada tanggal 21 mei 2015

Hartoyo. 2011. Psikologi Sosial Pendekatan Sosiopsikologis dan Psikososiologis. Bandar Lampung. Universitas Lampung.

Haryanto, Sugeng. 2008. Peran Aktif Wanita Dalam Peningkatn Pendapatan Rumah Tangga Miskin. Jurnal Ekonomi Pembangunan. Vol. 9, No.2 Desember 2008, hal 216 – 227. Diakses dari (http://www.academia.edu/3568256/Peran_Aktif_Wanita_Dalam_Pening katN_pendapatan_Rumah_Tangga_Miskin) pada tanggal 20 mei 2015) Kholmi, Masiyal. 2003. Mesin Potong Paling Mutakhir. Semarang. Karya Utama. Kotler, Philip 2009. Manajemen Pemasaran. Jakarta. PT. Prenhallindo.

Kumalasari, Fani. 2012. Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Penyesuaian Diri Remaja Di Panti Asuhan. Jurnal Psikologi Pitutur. Volume 1 No.1, Juni 2012 Universitas Muria Kudus. Diakses dari (http://download.portalgaruda.org/article.php?article=114129&val=5221) pada tanggal 20 mei 2015).

Lembaga penelitian SMERU (SMERU). Buku 1. 2003. Peta Upaya Penguatan

Usaha Mikro/Kecil di Tingkat Pusat Tahun 1997 – 2003. Jakarta:

Lembaga Penelitian SMERU dan Kementrian Pemberdayaan Perempuan. Listyawan, ArdiNugraha. (2011). Pengaruh Modal Usaha, Tingkat Pendidikan,

dan Sikap Kewirausahaan terhadap Pendapatan Usaha Pengusaha Industri Kerajinan Perak Di Desa Sodo Kecamatan Paliyan Kabupaten Gunung Kidul. Skripsi: Universita Negeri Yogyakarta

Manurung, Adler Haymans. 2008. Modal untuk Bisnis UKM. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara.


(4)

Marcellina, Ayu Linda. 2012. Analisis Dampak Kredit Mikro Terhadap Perkembangan Usaha Mikro di Kota Semarang. Semarang. Universitas Diponogoro. Skripsi. Semarang: Universitas Diponogoro. Diakses dari(http://core.ac.uk/download/pdf/11734514.pdf), pada tanggal 20 mei 2015)

Moleong, Lexy J. 1998. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung. PT Remaja Rosdakarya

_______________. 2005. Metodologi Kualitatif Edisi Revisi. Bandung. PT Remaja Rosdakarya

Mulyadi. 2005. Bahan Baku dan Bahan Mentah. Jakarta. Gagas Media.

Nafisa, Rianda. 2014. Peluang Usaha Bisnis Rumahan. Dikases dari (http://www.usaharumahan19.com/2014/07/pengertian-peluang-usaha-kewirausahaan.html) pada tanggal 22 mei 2015

Nawawi, Hadari. 2003. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta. Gadjah Mada University Press.

Partomo dan Titik Sartika. 2004. Ekonomi Skala Kecil/Menengah dan Koperasi. Bogor. Ghalia Indonesia.

Puspitawati, Herien. 2009. Pengaruh Nilai Ekonomi Pekerjaan Ibu Rumah Tangga Terhadap Kesejahteraan Keluarga Subyektif. Jurnal Jur. Ilm. Kel. dan Kons. Vol. 2, No. 1 Januari 2009, p : 11-20. Diakses dari (http://journal.ipb.ac.id/index.php/jikk/article/view/5159/3536) pada tanggal 21 mei 2015.

Ramadhan, Dian. 2014. Strategi Marketing Bisnis Kuliner. Diakses dari (http://www.bisnisindeks.com/strategi-marketing-bisnis-kuliner/) pada tanggal 21 mei 2015 pukul 19.55 wib.

Ritzer, George dan Douglas J. Good Man. 2011. Teori Sosiologi Modern. Jakarta Kencana.

Sugiyono. 2014. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung. CV Alfabeta.

Sutarto. 1995. Dasar-dasar Organisasi, Yogyakarta. Gajah Mada University Press

Thoha , Miftah. 1997, Pembinaan Organisasi (Proses Diagnosa dan Intervensi), Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada.

_____, Miftah. 2004. Perilaku Organisasi : Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada.


(5)

Wirawan, I.B. 2013. Teori-Teori Sosial Dalam Tiga Paradigma (Fakta Sosial,


(6)

MOTO

“Try to take chances and risks, and enjoy the adventures without worrying too

much about the ending.”

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka

apabila kamu telah selesai dari suatu urusan, kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain, dan hanya kepada

Tuhanmulah hendaknya kamu berharap” (Q.S Al Insyirah : 6-8)

“Allah has a purpose for your pain a reason for your struggles and a reward for your