Peran Dalam Pemeritah KONDISI NAHDLATUL ULAMA SUMENEP

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 30 Munculnya Partai Masyumi sebagai satu-satunya wadah aspirasi politik Islam memang mampu menyatukan kelompok-kelopom Islam yang berbeda paham. Tercatat hanya Perti Persatuan Tarbiyah Indonesia yang tidak bersedia bergabung ke dalam Masyumi. Tetapi persatuan itu sebenarnya tidak berhasil melebur perbedaan visi kegamaan yang sewaktu-waktu dapat berubah menjadi perpecahan. Keadaan ini diperparah dengan tidak meratanya distribusi kekuasaan antar kelompok, sehingga menimbulkan ketidakpuasan. Pada tahun 1947 beberap tokoh SI seperti Arudji Kartawinata dan Wondoamiseno keluar dari Masyumi dan mendirikan PSII Partai Serikat Islam Indonesia. Dan dengan keluarnya PSII hancurlah mitos, Masyumi sebagai satu-satunya partai Islam. Dan NU sendiri menarikkan diri dari masyumi pada tahun 1952 19 . pada tahun 1955 kiprah NU dalam partai dimulai, setelah keluar dari masyumi dan menyatakan dirinya sebagai partai politik baru. Dan pada tahun 1955 inilah NU harus bertarung dengan partai lain dalam pemilu1955 20 . Pada tahun 1955, yang merupakan pemilu pertama di Indonesia, NU juga ikut meramikan dunia politik dengan menjadi partai melawan partai Golkar, P.S.I.I, P.S.I dll. Pada pemilu pertama NU di Sumenep juga memperoleh suara yang sangat besar. dalam dokumen perolehan jumlah kursi tahun 1965, dari 63 kursi dijawa 19 Greg Fealy, Ijtihad Politik Ulama Sejarah NU 1952-1967. Terj. Farid Wajidi, 96. 20 M. Ali Haidar. Nahdatul Ulama dan Islam di Indonesia: Pendekatan Fikih dalam Politik Jakarta: Gramedia. 1998, 169. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 31 timur, NU mendapatkan 22 kursi dan salah satunya adalah Sumenep. hal ini membuktikan bahwasanya NU mempunyai aspirasi politik di Sumenep. Adapun pedoman-pedoman bagi warga NU dalam dunia politik adalah sebagai berikut 21 : 1. Berpolitik bagi warga NU mengandung arti keterlibatan warga negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara secara menyeluruhsesuai dengan pancasila dan UUD 1945. 2. Politik bagi warga NU adalah politik yang berwawasan kebangsaan dan menuju integrasi bangsa dengan langkah-langkah yang senantiasa menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan untukmencapai cita-cita bersama, yaitu terwujudnya masyarakat yang adil dan makmur lahir batin, dan dilakukan sebagai amal ibadah menuju kebahagian di dunia dan akhirat. 3. Politik bagi NU adalah pengembangan nilai-nilai kemerdekaan yang hakiki dan demokratis, memdidik kedewasaan bangsa untuk menyadari hak, kewajiban dan tanggung jawab untuk mencapai kemaslahatan bersama. 4. Berpolitik bagi NU harus dilakukan dengan moral, etika, dan budaya yang ber- Ketuhanan yang Maha Esa. Berperikemanusiaan yang adil dan beradab, menjunjung tinggi persatuan indonesia, berkerakyatan yang dipimpin oleh 21 Asep Saiful Muhtadi. Komunikasi Politik Nahdlatul Ulama Pergulatan Pemikiran Politik Radikal Dan Okomodatif Jakarta: LP3ES, 2004, 34-36. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 32 khidmat kebijaksanaan dalam permusyawaratanperwakilan, kemanusian yang adil bsgi seluruh rakyat indonesia. 5. Berpolitik bagiwarga NU harus dilakukan dengan kejujuran nurani dan moral agama, konstitusional, adil, sesuai dengan peraturan dan norma-norma yang disepakati, serta dapat mengembangkan mekanisme musyawarah dalam memecahkan masalah bersama. 6. Berpolitik bgai NU dilakukan untuk memperoleh konsensus-konsensus nasional, dan dilaksanakan sesuai dengan akhlaqul karimah sebagai pengamalan ajaran islam Ahlussunna wa aljamaah. 7. Berpolitik bagi NU, dengan dalih apapun, tidak boleh dilakukan dengan mengorbankan kepentingan bersama dan memecah persatuan. 8. Perbedaan pendangan diantara aspirasi-aspirasi politik warga NU harus tetap berjalan dalam suasana persaudaraan, tawadu dan saling menghargai satu sama lain, sehingga dalam berpolitik itu tetap dijaga kesatuan dan persatuan dilingkungan NU. 9. Berpolitik bagi NU menuntut adanya komunikasi kemasyarakatan timbl-balik dalam pembangunan nasional untuk menciptakan iklim yang memungkinkan perkembangan orgaisasi masyarakat yang lebih mandiri dan mampu melaksanakan fungsinya sebagai sarana masyarakat untuk berserikat, menyalurkan aspirasi serta berpartisipasi dalam pembangunan. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 33 Kemudian pada era orde baru tahun 1971 diadakan pemilu, di Madura ternyata NU mendominasi dengan suara 72,86, masyumi 15,73, Golkar 25,3, dan partai lainnya seperti parmusi penjelmaan masyumi, PSII danpartai lainnya mendapatkan suara yang tidak berarti 22 . Pada tahun 1973 berdirilah partai persatuan pembangunan PPP merupakan fusi dari NU, parmusi, PSII, Perti. Dan pada waktu pemilu 1977 PPP mendapatkan suara paling banyak diantara Golkar dan PDI. Pada tahun berikutnya golkar memperhitungkan kemenangan PP karena NU didominasi oleh para kiyaiulama. Sejak itulah peran politik kiyaiulama secara frontal dan informl masuk dalam jajaran golkar. Dan pada pemilu tahun 1982 PPP masih dominan tapi pada pemilu 1987 maka mutlak didominasi oleh Golkar kecuali sampang. Karena pada tahun 1985 NU keluar dari PP dan kembali ke khittah 1926 pada muktamar situbondo. Pada pemilu selanjutnya, 1982, 1992 dan 1997 seluruh madura dimenangkan oleh Golkar 23 . Titik balik antara hubungan ulama dan umaro terjadi pada tahun 1999, diera roformasi tersebut NU mendirikan partai baru yakni kebangkitan bangsa PKB. Di Sumenep sendiri dalam era reformasi, anggota dewan perwakilan rakyat sudah tidak dimonopoli lagi oleh para intelektual partai yang berdomisili di perkotaan saja seperti yang terjadi pada orde baru yang memakai sistem lobi dan 22 Tadjul Ariefien R, Sejarah Perjalanan DPRD Perjuangan Rakyat Sumenep 1945-1950 Sumenep: Bagian Humas Publikasi Sekretariat Dewan Perwakilan Daerah Kabupaten Sumenep, 2008, 152. 23 Ibid., 152. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 34 kedekatan. Para intelektual partai dari daerah juga punya kesempatan untuk menyuarakan harapan rakyat. Maka bermunculanlah para pejuang kiyaiulama, tokoh masyarakat, dan para intelektual dari plosok kecamatandesa dan daerah terpencil untuk memperjuangkan suara rakyat. Di era reformasi semua kelompok masyarakat diberi kebebasan dan kesempatan untuk menjadi anggotapengurus partai secara aktif. Dan pada masa priode 1999-2004 dari 45 kursi, 25 kursi ditempati oleh partai kebangkitan bangsa PKB, 1 kursi PKU dan 1 kursi PNU. 3 partai tersebut merupakan partai yang ditempati oleh orang-orang NU. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB III PERKEMBANGAN NAHDLATUL ULAMA SUMENEP

TAHUN 1999-2016

A. Perkembangan MWC Sumenep

Nahdlatul Ulama sebagaimana organisasi pada umumnya mempunyai peraturan dasar dan peraturan rumah tangga sebagai dasar pijakan organisasi merealisasikan segala program yang direncanakan. Disamping itu Nahdlatul Ulama mempunyai kelengkapan tata kerja sebagai pijakan kerja administrasi dan organisasi. Sistem organisasi NU menggunakan sistem kepengurusan territorial, dengan susunan organisasi dari pusat sampai tingkat desa. Pengurus besar adalah pengendali ditingkat pusat, kemudian pengurus wilayah berada di provinsi, pengurus cabang menangani ditingkat kabupaten ditingkat kecamatan ditangani oleh Majlis Wakil Cabang MWC dan ditingkat desa atau kelurahan diserahkan pada pengurus Ranting. Nahdlatul Ulama mempunyai beberapa cabang, salah satunya yaitu cabang Sumenep. Sumenep merupakan salah satu kabupaten di Madura yang letak geografisnya berada di bagian timur. Di Kabupaten Sumenep sendiri mempunyai tiga cabang NU yaitu, kangean, Masalembu dan Sumenep sendiri. Pada tahun 1999 PCNU Sumenep sudah mempunyai 24 MWC. Namun demikian kondisi masing-masing MWC beragam, ada yang fakum tanpa digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 36 kegiatan sama sekali, ada yang tingkat keaktifannya sangat rendah dan juga ada yang sangat aktif. Pada tahun 1999 terdapat satu kepulauan di Sumenep yang masuk dalam MWC Sumenep. akan tetapi dalam kepulauan tersebut tidak mau dikatakan sebagai MWC melainkan hanya dikatakan sebagai warga NU. kemudian pada tahun 2000, kepulauan masalembu resmi memisahkan diri dari PCNU Sumenep dengan mendirikan PCNU sendiri yaitu, PCNU Maselembu. Hal ini juga dilatarbelakangi oleh letak geografis yang sulit untuk dijangkau dari kota Sumenep 1 . Dalam tatanan administrasi, MWC-MWC diSumenep sudah terbentuk semua. Kemudian pada priode selanjutnya 2000-2005, pengembangan dalam tatanan administrasi tiap MWC di Sumenep ditingkatkan. Biasanya pada priode sebelumnya hanya ada ketua, wakil dan bendahara kemudian di lengkapi dengan adanya dewan mustasyar, syuriah dan tanfidziyah. Dan hal ini berlanjut pada tiga priode selanjutnya. Tatanan administrasi di MWC-MWC sudah tersusun dengan rapi. Dengan tatanan administrasi yang memulai membaik hal ini mempunyai dampak yang sangat pesat pada pembangunan, terutama pembangunan kantor MWC. Pada tahun 1999 sampai 2000 hanya tiga MWC saja yang mempunyai kantor, yaitu MWC Pragaan, MWC Sapeken dan MWC 1 Rusly, Wawancara, Sumenep, 11 mei 2017. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 37 gayam. Sedangkan pada priode selanjutnya 2000-2016, hampir semua MWC- MWC di Sumenep memiliki kantor NU. Majelis Wakil Cabang atau yang serimg dikenal dengan sebutan MWC juga mempunyai bawahan atau yang dikenal dengan Ranting yaitu pengurus tingak desakelurahan 2 . MWC-MWC di Sumenep pada tahun 1999 hanya sebagaian yang mempunyai Ranting. Pada saat itu tidak semua MWC mempunyai Ranting. Kemudian pada priode selanjutnya 2000-2016 mulai ditingkatkan. Pada tahun 2000 sudah ada beberapa MWC yang Rantingnya sudah lengkap seperti MWC kota dan pasongsongan. Pada priode 2000-2005, memang banyak melakukan perkembangan dalam bidang administrasi. sehingga pada periode tersebut sampai menghasilkan satu buku khusus untuk pedoman administrasi 3 . Walaupun dalam tatanan administrasi dan program kerja kurang baik. Pada tahun 2016 sudah tercatat ada 276 Ranting di Sumenep dari 23 MWC. Pembentukan Ranting di Sumenep tidak hanya terpaku pada satu desakelurahan satu Ranting. Bahkan ada satu desa yang mendirikan dua Ranting. Hal ini dilatarbelakangi oleh letak geografis yang tidak bisa dijangkau, misalnya karena luasnya daerah tersebut sehingga membutuhkan dua Ranting dalam satu desa. Seperti pada MWC pasongsongan. 2 https:www.google.co.idampsnurandugunting.wordpress.com20150904istilah-istilah- dalam-ke-nu-anamp 3 Rusly, Wawancara, Sumenep, 11 mei 2017 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 38 Sama halnya dengan cabang, MWC dan Ranting juga mempunyai program kerja yang harus dijalankan diantaranya yaitu Bahtsul masail dan lailatul ijtima’ yang diadakan setiap satu bulan sekali. Pada tahun 1999 MWC-MWC di Sumenep sudah ada rumusan program kerja. Hanya saja dari semua MWC di Sumenep ada yang vacum kosong, ada yang keaktifannya sangat rendah dan ada juga yang aktif. Misalnya sekali waktu dari salah seorang pengurus MWC-nya masih bisa menghadiri rapat atau kegiatan rutinan ditingkat cabang. Ada juga yang terlilit dengan problem konflik internal atau lemah dalam koordinasi. Ada juga keperkumpulan saja, karena tidak memiliki personel yang kapabel dan berjalan tanpa program kerja, hal ini yang juga terjadi pada priode selanjutnya 2000-2005 4 . Pada priode selanjutnya 2005-2010, MWC-MWC sudah mulai berjalan dan tertata dengan baik, baik dalam hal kepengurusan dan program kerja. Sudah banyak MWC yang menjalankan program kerja seperti, bahtsul masail dan lailaul ijtima’ yang dilakukan setiap bulan sekali yang kadang kadang juga dihadiri oleh pengurus cabang. Begitu juga dengan dua priode selanjutnya, perkembangan MWC semakin pesat. Program kerja di MWC sudah mulai jalan terutama dalam lailat ul ijtima’ begitu juga dengan Ranting-nya. Dalam perkembangan Ranting-nya bisa dilihat dari perkembangan MWC-nya. Apabila MWC-nya 4 Materi musyawarah kerja cabang Nahdlatul Ulama Sumenep, panitia Musyawarah kerja cabang Nahdlatul Ulama Sumenep 2001 Sumenep: PCNU Sumenep, 2001 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 39 sudah tertata dengan rapi maka secara otomatis Ranting-nya juga ikut berkembang. Berikut adalah MWC-MWC dan Ranting di PCNU Sumenep tahun 2016: NO MWCNU Jumlah Ranting 1 Batuputih 13 2 Ambunten 15 3 Rubaru 11 4 Dasuk 15 5 Giliraje 5 6 Giligenting 4 7 Pasongsongan 14 8 Talango 8 9 Dungkek 15 10 Gapura 17 11 Batang-batang 16 12 Bluto 21 13 Pragaan 14 14 Ganding 14 15 Manding 10 17 Kota 16