dekat dengan rakyat dan tidak spektakuler. Hal itu dapat dimengerti karena banyak tokoh pergerakan yang ditangkap, yang tertinggal hanya tokoh nasionalis yang
moderat. Pidato yang membakar semangat seperti dilakukan Sukarno dan Cokroaminoto tidak ada lagi. Sebaliknya nsionalis moderat memilih mencari jalan
lewat parlemen, tokoh moderat seperti Sutomo, Yamin, Thamrin, dan lain-lain, sebagai pembawa panji kaum moderat yang tercermin dalam Parindra yang menekankan pada
perbaikan ekonomi dan sosial penduduk.
1. Persatuan Bangsa Indonesia PBI
Kelompok studi Indonesia di Surabaya akan berperan falam pergerakan dengan mengetengahkan pikirannya melalui sueat kabar Soeloeh Rakyat Indonesia
pada pertengahan tahun 1930. Perbedaan gerakan koperasi dan non-koperasi tidak perlu dibesar-besarkan, demikian juga baik gerakan politik, ekonomi, sosial tidak
perlu dibeda-bedakan. Yang paling penting adalah menghapuskan penderitaan rakyat melalui gegiatan ekonomi, sosial dan politik.
Pada bulan November 1930an kelompok studi tersebut mengubah namanya menjadi Persatuan Bangsa Indonesia PBI. PBI berusaha dalam bidang
politik seperti PNI, tetepi harus lebih hati-hati dalam politik. Oleh karena itu PBI lebih menunjukkan partai lokal dan Surabaya sebagai pusatnya. Rukun Tani yang
didirikan PBI pengaruhnya luas dikalangan petani dan berhasil menyakinkan perbaikan dan kesejahteraan petani, terutama masa depresi ekonomi.
33
Kegiatan yang dilakukan PBI menyebabkan PBI diawasi gubernemen. Sebagai organisasi
33
Suhartono, Sejarah Pergerakan Nasional dari Bidi Utomo sampai Proklamasi 1908-1945, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1994, hal. 89-90.
politik PBI tidak pernah berhasil mengungguli kelompok non-koperasi yang berpengaruh di Jawa Tengah dan Jawa Barat. Ketika itu gerakan non-koperasi
memang sedang beku, sehingga PBI mengkritik bahwa gerakan non-koperasi memang perlu tetapi tidak mampu menghadapi pemerintah. Sebaliknya PBI dikritik
sebagai organisasi tidak berkarakter karena sikap politiknya koperasi tetapi sifatnya insidental, artinya kalau memang tidak cocok dengan politik pemerintah sebaiknya
mengundurkan diri dari parlemen. PBI cepat meluas kepedesaan dan pada tahun 1932 mempunyai 30 cabang
dan 2.599 anggota.Dalam kongresnya tahun itu ditetapkan penggalakan koperasi, sarekat sekerja dan pengajaran. Dalam kongres 1934 di Malang yang dihadiri 38
cabang, dibahas komunikasi antar pulau agar dapat dilakukan malaui pelayaran dan koperasi. Dibicarakan juga mengenai memajukan pendidikan rakyat dan kepanduan
yang diberi nama Suryawirawan. Dengan dilumpuhkannya gerakan non-koperasi tahun 1930an
menyebabkan perkembangan kerjasama PBI dan BU. Pada tahun 1934 kedua organisasi tersebut membentuk Parindra bersama organisasi lainnya.
2. Partai Indonesia Raya PARINDRA