Tinjauan Mengenai Hak Cipta

33

D. Tinjauan Mengenai Hak Cipta

Pasal 1 Ayat 1 Undang-Undang No. 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan Hak Cipta adalah “Hak eksklusif bagi pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya atau memberi ijin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan- pembatasan menurut peraturan perundang- undangan yang berlaku”. 21 Di dalam penjelasan umum Pasal 1 Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta menyebutkan bahwa suatu karya cipta harus memiliki bentuk yang khas dan menunjukkan keaslian sebagai ciptaan seseorang atas dasar kemampuan dan kreatifitasnya yang bersifat pribadi. 22 Dalam bentuk yang khas, artinya karya tersebut harus telah selesai diwujudkan dalam bentuk yang nyata, sehingga dapat dilihat, didengar, atau dibaca. Sementara itu menurut Patricia Loughlan, Hak Cipta merupakan bentuk kepemilikan yang memberikan pemegangnya hak eksklusif untuk mengawasi penggunaan dan memanfaatkan suatu kreasi intelektual, sebagaimana kreasi yang ditetapkan dalam kategori Hak Cipta, yaitu kesusastraan, drama, musik dan pekerjaan seni serta rekaman suara, film, radio, dan siaran televisi, serta karya tulis yang diperbanyak melalui penerbitan. 23 Sedangkan menurut M. Anwar Ibrahim, bahwa Hak Cipta adalah merupakan semua hasil ciptaan manusia dalam bidang seni, sastra dan ilmu pengetahuan, maka hak milik tersebut sudah 21 Lihat Pasal 1 Ayat 1 Undang-Undang No. 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta. 22 Lihat Penjelasan Umum Pasal 1 Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta. 23 Afrillyanna Purba, dkk, TRIPs-WTO dan Hukum HKI Indonesia Kajian Perlindungan Hak Cipta Seni Batik Tradisional Indonesia, Jakarta: Penerbit Rineka Cipta, 2005, hal 1. 34 sewajarnya apabila negara menjamin sepenuhnya perlindungan segala macam ciptaan yang merupakan karya intelektual manusia sebagai produk olah pikir. 24 Berbeda dengan hak kekayaan perindustrian pada umumnya, dalam Hak Cipta terkandung Hak Ekonomi economic right dan Hak Moral moral right dari pemegang Hak Cipta. Ada 8 delapan jenis hak ekonomi yang melekat pada Hak Cipta, yaitu: 25 1. Hak Reproduksi reproduction right, yaitu hak untuk menggandakan ciptaan atau di dalam Undang-Undang Hak Cipta No. 19 Tahun 2002 menggunakan istilah perbanyakan; 2. Hak Adaptasi adaptation right, yaitu hak untuk mengadakan adaptasi terhadap hak cipta yang sudah ada. Hak ini diatur dalam Bern Convention. 3. Hak Distribusi distribution right, yaitu hak untuk menyebarkan kepada masyarakat setiap hasil ciptaan dalam bentuk penjualan atau penyewaan. Dalam Undang-Undang Hak Cipta No. 19 Tahun 2002, hak ini dimasukkan dalam kategori hak mengumumkan. 4. Hak Pertunjukan performance right, yaitu hak untuk mengungkapkan karya seni dalam bentuk pertunjukan atau penampilan oleh pemusik, dramawan, seniman dan peragawati. Hak ini diatur dalam Bern Convention. 5. Hak Penyiaran broadcasting right, yaitu hak untuk menyiarkan ciptaan melalui transmisi dan transmisi ulang. Dalam Undang- Undang No. 19 Tahun 2002, hak ini dimasukkan dalam hak mengumumkan; 24 Ibid, hal 2. 25 Ibid, hal. 20. 35 6. Hak Program Kabel cablecasting right, yaitu hak untuk menyiarkan ciptaan melalui kabel. Hak ini hampir sama dengan hak penyiaran, tetapi tidak melalui transmisi melainkan melalui kabel; 7. Droit de suit, yaitu hak tambahan pencipta yang bersifat kebendaan; 8. Hak Pinjaman Masyarakat public lending right, yaitu hak pencipta atas pembayaran ciptaan yang tersimpan di perpustakaan umum yang dipinjam oleh masyarakat. Hak ini berlaku di Inggris dan diatur dalam Public Lending Right Act 1979 dan The Public Lending Right Scheme 1982. Sedangkan yang dimaksud dengan Hak Moral moral right adalah hak yang melekat pada diri pencipta atau pelaku yang tidak dapat dihilangkan atau dihapus dengan alasan apapun, sekalipun dalam hal hak cipta atau hak terkait telah dialihkan. Hak Moral melindungi kepentingan pribadi atau reputasi pencipta yang menunjukkan ciri khas yang berkenaan dengan nama baik, kemampuan dan integritas yang hanya dimiliki oleh pencipta. Hak Moral tidak dapat dipisahkan dari pencipta karena bersifat pribadi dan kekal, artinya bahwa hak moral melekat pada pencipta selama hidupnya bahkan setelah meninggal dunia. 26 Termasuk dalam Hak Moral adalah sebagai berikut: 27 1. Hak untuk menuntut kepada pemegang hak cipta untuk tetap mencantumkan nama pencipta pada ciptaannya; 2. Hak untuk tidak melakukan perubahan pada ciptaan tanpa persetujuan pencipta atau ahli warisnya; 26 Ibid, hal 21. 27 Ibid. 36 3. Hak pencipta untuk mengadakan perubahan pada ciptaan sesuai dengan tuntutan perkembangan dan kepatutan masyarakat. Di dalam Hak Cipta terkandung prinsip-prinsip sebagai berikut: 28 1. Bahwa yang dilindungi oleh Hak Cipta adalah ide yang telah berwujud atau bentuk ekspresi dari ide dan bersifat asli orisinil. Dari prinsip ini terkandung beberapa prinsip lainnya yaitu : a. Suatu ciptaan harus mempunyai keaslian orisinil untuk dapat menikmati hak-hak yang diberikan oleh Undang-undang; b. Suatu ciptaan mempunyai hak cipta jika ciptaan yang bersangkutan diwujudkan dalam bentuk tulisan atau bentuk material yang lain; c. Hak Cipta adalah hak yang bersifat khusus, maka tidak ada orang lain yang boleh menikmati hak tersebut kecuali dengan ijin dari pencipta. 2. Hak Cipta muncul secara otomatis atau muncul dengan sendirinya; 3. Suatu ciptaan tidak selalu perlu untuk diumumkan untuk memperoleh Hak Cipta; 4. Hak Cipta atas suatu ciptaan merupakan suatu hak yang diakui oleh hukum legal right yang harus dipisahkan atau dibedakan dari penguasaan secara fisik suatu ciptaan; 5. Hak Cipta bukan hak mutlak absolut. Dalam kaitannya dengan upaya memberikan perlindungan hukum terhadap karya-karya atau ciptaan yang lahir dari intelektual manusia yang termasuk di dalamnya folklore, maka sistem perundang-undangan hak cipta di 28 Ibid, hal 22. 37 semua negara mempunyai fungsi perlindungan terhadap hak cipta adalah yang menjadi tujuan utama dengan meratifikasi berbagai perjanjian internasional yang berkaitan dengan perlindungan hak cipta.

E. Tinjauan Mengenai Folklore

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Eksistensi Asas Yurisdiksi Universal dalam Hukum Pidana Internasional dan Hukum Pidana Nasional T1 312011605 BAB II

0 1 11

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perlindungan Hukum terhadap Spesies Langka Flora dan Fauna Liar dalam Ranah Hukum Internasional dan Hukum Nasional T1 312007058 BAB II

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perlindungan Hukum Terhadap Folklore dalam Hukum Hak Kekayaan Intelektual Indonesia dan Hukum Internasional T1 312006046 BAB I

0 0 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perlindungan Hukum Terhadap Folklore dalam Hukum Hak Kekayaan Intelektual Indonesia dan Hukum Internasional T1 312006046 BAB IV

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perlindungan Hukum Terhadap Folklore dalam Hukum Hak Kekayaan Intelektual Indonesia dan Hukum Internasional

0 0 9

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perspektif Hukum Nasional Indonesia dan Hukum Internasional Mengenai Kebebasan Beragama T1 312008032 BAB I

0 0 10

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perspektif Hukum Nasional Indonesia dan Hukum Internasional Mengenai Kebebasan Beragama T1 312008032 BAB II

0 0 44

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Standar Perlindungan Hak – Hak Tersangka atau Terdakwa Menurut Hukum Nasional dan Hukum Internasional T1 312008059 BAB I

0 0 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Standar Perlindungan Hak – Hak Tersangka atau Terdakwa Menurut Hukum Nasional dan Hukum Internasional T1 312008059 BAB II

0 0 37

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Standar Perlindungan Hak – Hak Tersangka atau Terdakwa Menurut Hukum Nasional dan Hukum Internasional T1 312008059 BAB IV

0 0 6