pemikiran Mohammad Hatta Mengenai Ekonomi Koperasi

40 Setelah bebas dari masa hukuman, Hatta kemudian aktif di sejumlah organisasi tanah air. Pada April 1942, ia menjadi Kepala Kantor Penasihat pada pemerintah Bala Tentara Dai Nippon. Pada tahun 1943, ia diangkat sebagai salah satu pimpinan dalam Pusat Tenaga Rakyat Putera. Pada November 1943, pimpinan Angkatan Darat Jepang di Indonesia berusaha membuang Hatta ke Tokyo agar ia terpencil dari perkembangan politik di Indonesia. Namun, usaha ini gagal karena perkembangan situasi Perang Pasifik yang terus berlanjut. Salman Alfarizi, 2010: 28-29. Mohammad Hatta kemudian banyak terlibat dalam pembentukan Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia BPUPKI pada Mei 1944, termasuk dengan mengikuti sidang-sidangnya sejak 29 Mei 1945. Hatta bahkan sangat tahu perihal lahirnya pancasila. Bahkan Hatta ikut dalam pembentukan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia PPKI pada awal Agustus 1945. Salman Alfarizi, 2010: 29

B. pemikiran Mohammad Hatta Mengenai Ekonomi Koperasi

Setelah mundur dari pemerintahan, Hatta semakin mengembangkan gagasan-gagasan ekonomi-politiknya. Dia berkembang menjadi seorang pemikir Indonesia yang berusaha bergulat menemukan visi ekonomi yang kontekstual. Pandangan Hatta tentang masalah-masalah kebangsaan, seperti loyalitasnya terhadap prinsip-prinsip demokrasi dan keberpihakannya terhadap nasib rakyat, kemudian dirumuskan dalam bentuk pemikiran tentang ekonomi kerakyatan. Salman Alfarizi, 2010: 117-119. 41 Ide-ide Bung Hatta terutama dalam Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945 memiliki latar belakang sejarah yang cukup panjang. Dimulai ketika itu, Hatta bersama beberapa kawannya tahun 1921 sampai tahun 1932 berada di negeri Belanda. Berkesempatan melihat gerakan koperasi di beberapa negeri di Eropa, antara lain di Inggris, Jerman dan Swedia. Koperasi di negeri-negeri tersebut umumnya digerakkan oleh lapisan masyarakat lapisan lemah dan mengalami perkembangan pesat. Pengalaman Hatta di negeri-negeri itulah, yang memperlihatkan bahwa kelompok masyarakat ekonomi lemah di sana dapat meningkatkan kemakmuran kehidupannya dengan melalui usaha koperasi. I Wangsa Widjaya, 1988: 118. Berdasarkan pengalaman itu Hatta mulai tertarik dan mengarahkan perhatiannya kepada gerakan koperasi. Hiduplah satu keyakinan dalam hatinya bahwa taraf hidup bangsa Indonesia akan mengalami kemajuan dalam masa kemerdekaan nantinya, perekonomian rakyat yang disusun atas usaha bersama dalam bentuk koperasi. Dengan koperasi yang menitikberatkan pada usaha bersama, setiap orang belajar mengenal diri sendiri, percaya kepada kesanggupan diri sendiri, belajar melakukan oto-aktivitas dan self help , menumbuhkan solidaritas, serta saling tolong-menolong. 1 Wangsa Widjaya, 1988: 120. Mohammad Hatta dalam bukunya yang berjudul Kumpulan Karangan I menyebutkan bahwa,Perekonomian Indonesia Merdeka diatur dengan usaha bersama. Dengan maksud tidak mematikan perusahaan yang kecil-kecil yang hanya dikerjakan oleh orang-seorang saja dan tidak menyinggung keperluan 42 umum dan keperluan rakyat semuanya. Desentralisasi ekonomi dilakukan memakai koperasi. Jadi Indonesia ibarat satu taman berisi pohon-pohon koperasi, yang buahnya dipungut oleh rakyat banyak. Bukan koperasi yang bersaing satu sama lain mencari untung besar, melainkan bekerja sama untuk membela kebutuhan-kebutuhan rakyat semuanya dan keperluan umum lainnya. Ide dasar mengenai perekonomian Indonesia ditetapkan dalam Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945, yang isinya berbunyi : 1 Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan. 2 Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat orang banyak dikuasai oleh negara. 3 Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Bung Hatta, 2004: 54. Pasal 33 Undang-Undang Dasar ini terkandung dasar demokrasi ekonomi. Di mana produksi dikerjakan oleh semua, di bawah pimpinan atau pemilikan anggota-anggota masyarakat. Kemakmuran rakyat yang lebih diutamakan. Bukan kemakmuran perseorangan atau kemakmuran sekelompok orang. Karena itu, perekonomian negara disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan. Sesuai dengan kriteria itu adalah koperasi. I Wangsa Widjaja, 1988: 121. Perekonomian negara berdasarkan atas asas demokrasi ekonomi, dan mengusahakan kemakmuran bagi semua rakyat. Karena itu cabang-cabang 43 produksi yang penting bagi negara yang menguasai hidup orang banyak harus dikuasai oleh negara. Di sini terlihat bahwa perusahaan yang tidak menguasai hajat orang banyak sajalah yang boleh dikuasai perseorangan. Bumi, air, serta kekayaan alam yang terkandung di dalam bumi Indonesia merupakan bahan- bahan dasar dan pokok bagi kemakmuran rakyat. Karena itu, disebutkan dengan tegas bahwa faktor-faktor tersebut dikuasai oleh negara, dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Isi pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945 tersebut merupakan bentuk perekonomian yang dicita-citakan Bung hatta pada tahun 1932. I Wangsa Widjaja, 1988: 121. Cita-cita koperasi di Indonesia ialah menentang individualisme dan kapitalisme secara fundamental. Salah satu sikap dasar bangsa Indonesia yang dapat dijadikan kunci keberhasilan koperasi ialah sikap gotong royong. Gotong royong merupakan dasar kerja sama sosial bangsa Indonesia yang telah tertanam sejak awal sejarahnya. I Wangsa Widjaja, 1988: 122. Asas kekeluargaan itu ialah koperasi. Asas kekeluargaan adalah istilah dari Taman Siswa , untuk menunjukkan bagaiman murid-muridnya tinggal dan hidup sebagai satu keluarga. Hubungan antara anggota-anggota koperasi satu sama lain harus mencerminkan orang-orang bersaudara, satu keluarga. Bung Hatta, 2004:49. Paham koperasi Indonesia menciptakan masyarakat Indonesia yang kolektif, berakar pada adat-istiadat hidup Indonesia yang asli, tetapi ditumbuhkan pada tingkat yang lebih tinggi, sesuai dengan tuntutan zaman modern. Semangat kolektivisme Indonesia yang akan dihidupkan kembali 44 dengan koperasi mengutamakan kerjasama dalam suasana kekeluargaan antara manusia pribadi, bebas dari penindasan dan paksaan. Ia menghargai pribadi manusia sebagai makhluk Allah yang bertanggung jawab atas keselamatan keluarganya dan masyarakat seluruhnya, tetapi menolak pertentangan dan persaingan dalam bidang yang sama. Mohammad Hatta,1960: 46. Pada koperasi, sebagai badan usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan, didamaikan dalam keadaan harmonis kepentinganorang- seorang dengan kepentingan umum. Bung Hatta, 2004 : 63. Koperasi semacam itu memupuk semangat toleransi, menghargai pendapat masing- masing dan rasa tanggung jawab bersama. Dengan itu koperasi mendidik dan memperkuat demokrasi sebagai cita-cita bangsa dan sendi negara yang keempat seperti tertanam dalam Pancasila. Mohammad Hatta, 1960: 46. Rasa Solidaritas dipupuk dan diperkuat. Anggota dididik menjadi orang yang mempunyai individualitas, insaf akan harga dirinya. Apabila ia insaf akan harga dirinya sebagai anggota koperasi, tekadnya akan kuat membela kepentingan koperasinya, ingatannya tertuju akan kemajuan bersama, sebagai anggota-anggota koperasi. Bung Hatta, 2004: 55 Individualitas berbeda dengan individualisme. Individualisme adalah sikap yang mengutamakan diri sendiri dan mendahulukan kepentingan diri sendiri dari kepentingan orang lain. Individualitas menjadi seorang anggota koperasi sebagai pembela dan pejuang yang giat bagi koperasinya. Dengan naik dan maju koperasinya, kedudukannya sendiri akan ikut naik dan maju. 45 Dalam pelajaran dan usaha koperasi, di bidang manapun juga, ditanam kemauan dan kepercayaan diri sendiri dalam persekutuan untuk melaksan akan “self-help” dan oto aktivitas guna kepentingan bersama. Bung Hatta, 2004: 55.

C. Relevansi pemikiran Mohammad Hatta

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Relevansi Pemikiran Mohammad Hatta di Koperasi Unit Desa Grabag Pada Era Reformasi T1 152009012 BAB I

0 0 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Relevansi Pemikiran Mohammad Hatta di Koperasi Unit Desa Grabag Pada Era Reformasi T1 152009012 BAB II

0 0 9

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Relevansi Pemikiran Mohammad Hatta di Koperasi Unit Desa Grabag Pada Era Reformasi T1 152009012 BAB V

0 0 3

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Relevansi Pemikiran Mohammad Hatta di Koperasi Unit Desa Grabag Pada Era Reformasi

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Relevansi Pemikiran Mohammad Hatta di Koperasi Unit Desa Grabag Pada Era Reformasi

0 0 12

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Partisipasi Anggota Koperasi pada Primkopkar "Manunggal" Salatiga T1 162009094 BAB IV

0 0 23

T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Destilasi Menggunakan Tenaga Surya T1 BAB IV

0 1 14

T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Pengembangan Koperasi Simpan Pinjam: Studi Kasus pada Koperasi Simpan Pinjam Mentari Dana Mandiri Salatiga T1 BAB IV

0 0 33

T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Galery Foto Event UKSW T1 BAB IV

0 0 11

T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Sistem Pengelolaan Parkir di Salatiga T1 BAB IV

0 1 20