Strategi Pengembangan Budaya Karakter Kegiatan rutin sekolah Kegiatan spontan Teladan Aplikasi Model “KBSB” dalam Pembelajaran Sains

Permendiknas No 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan secara formal sudah digariskan untuk masing-masing jenis atau satuan pendidikan sejumlah rumusan Standar Kompetensi lulusan SKL. Jika dicermati secara mendalam, sesungguhnya hampir pada setiap rumusan SKL tersebut implisit atau eksplisit termuat substansi nilaikarakter. Tabel 1 adalah nilai-nilai dasarkarakter yang secara implisit termyat dalam setiap rumusan SKL. Tabel 1. Muatan nilai dasarkarakter dalam rumusan SKL No Rumusan SKL Nilaikarakter 1 Berperilaku sesuai dengan ajaran agama yang dianut sesuai dengan perkembangan remaja Iman dan taqwa 2 Mengembangkan diri secara optimal dengan memanfaatkan kelebihan diri serta memperbaiki kekurangannya Adil 3 Menunjukkan sikap percaya diri dan bertanggungjawab atas perilaku, perbuatan dan pekerjaannya Tanggungjawab 4 Berpartisipasi dalam penegakan aturan-aturan sosial Disiplin 5 Menghargai keragaman agama, bangsa, suku, ras dan golongan sosial ekonomi dalam lingkungan global Nasionalistik 6 Membangun dan menerapkan informasi dan pengetahuan secara logis, kritis, kreatif dan inovatif Bernalar 7 Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif dan inovatif dalam pengambilan keputusan Bernalar 8 Menunjukkan kemampuan mengembangkan budaya belajar untuk pemberdayaan diri Bervisi 9 Menunjukkan sikap kompetitif dan sportif untuk mendapatkan hasil yang terbaik Gigih 10 Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah ko,pleks Bernalar 11 Menunjukkan kemampuan menganalisis gejala alam dan sosial Bernalar 12 Memanfaatkan lingkungan secara produktif dan bertanggungjawab Tanggung jawab 13 Berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara secara demokratis dalam wadah negara kesatuan republik indonesia Nasionalistik 14 Mengekspresikan diri melalui kegiatan seni dan budaya Peduli 15 Mengapresiasi karya seni dan budaya Kreatif 16 Menghasilkan karya kreatif, baik individual maupun kelompok Kreatif 17 Menjaga kesehatan dan keamanan diri, kebugaran jasmani serta kebersihan lingkungan Bersih 18 Berkomunikasi lisan dan tulisan secara efektif dan santun Santun 19 Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di masyarakat Tanggung jawab 20 Menghargai adanya perbedaan pendapat dan berempati terhadap orang lain Terbuka, peduli

2. Strategi Pengembangan Budaya Karakter

Pada konteks mikro pengembangan karakter berlangsung dalam konteks satuan pendidikan atau sekolah secara holistik the whole school reform. Sekolah sebagai leading sector berupaya memanfaatkan dan memberdayakan semua lingkungan belajar yang ada untuk menginisiasi, memperbaiki, menguatkan dan mnyempurnakan secara terus menerus proses pendidikan karakter di sekolah. Program pengembangan karakter pada latar mikro digambarkan sebagai berikut.

3. Desain pendidikan karakter a. Kerangka pengembangan budaya sekolah

Budaya sekolah diyakini merupakan salah satu aspek yang berpengaruh terhadap perkembangan anak. Yang terpenting adalah iklim atau budaya sekolah, jika suasana sekolah penuh kedisiplinan, kejujuran, kasih sayang maka hal ini akan menghasilkan out put yang diinginkan berupa karakter yang baik. Guru akan merasakan kedamaian dan suasana sekolah akan meningkatkan pengelolaan kelas. Pengelolaan kelas yang baik akan menyebabkan prestasi akademik yang tinggi. Sebelum temuan penting lainnya adalah bila siswa memiliki karakter yang baik, maka hal ini akan berpengaruh langsung terhadap prestasi akademik yang tinggi. Karena itu langkah pertama dalam mengaplikasikan pendidikan karakter di sekolah adalah menciptakan suasana atau iklim sekolah yang cocok yang akan membantu transformasi guru-guru dan siswa, juga staf-staf sekolah. Pembelajaran Budaya sekolah Kegiatankehidupan keseharian di satuan pendidikan Kegiatan Ekstra kurikuler Kegiatan keseharian di rumah Integrasi ke dalam pembelajaran setiap mapel Pembiasaan dalam kehidupan keseharian di satuan pendidikan Integrasi ke dalam kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka, olah raga, karya tulis, dsb Penerapan pembiasaan kehidupan keseharian di rumah yang sama dengan di satuan pendidikan Contoh kecil tentang kebersihan lingkungan sekolah baik di kamar mandiWC, ruang kelas, lorong-lorong maupun di luar gedung sekolahtaman sekolah. Hal itu hanya dapat dilakukan di sekolah dengan dukungan manajemen sekolah yang mempunyai kepedulian yang tinggi terhadap kebersihan lingkungan. Kondisi sekolah seperti itu dilaksanakan melalui program sekolah bersama manajemen sekolah, guru, siswa dan orang tua siswa. Di setiap sudut ruang, terdapat tempat sampah yang dapat digunakan untuk menyimpan sampah kering dan basah serta sampah yang dapat didaur ulang. Siswa dikondisikan untuk membuang sampah ke tempat yang sesuai dengan jenis sampah dan melalui pembiasaan seperti itu diharapkan kepedulian siswa menjadi lebih tinggi terhadap kebersihan lingkungan

b. Integrasi nilai dalam kegiatan intrakurikuler dan kokurikuler

Perencanaan dan pelaksanaan pendidikan budaya dan karakter bangsa dilakukan oleh kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan secara bersama-sama sebagai suatu komunitas pendidik diterapkan ke dalam kurikulum melalui kegiatan-kegiatan sebagai berikut.

1. Kegiatan rutin sekolah

Contoh kegiatan ini adalah: upacara pada hari besar kenegaraan, pemeriksaan kebersihan badan kuku, telinga, rambut dan lain-lain setiap hari Senin, beribadah bersamasembahyang bersama bersama setiap dhuhur bagi yang beragama Islam, berdoa waktu mulai dan selesai pelajaran, mengucap salam bila bertemu gurutenaga kependidikan yang lain dan sebagainya.

2. Kegiatan spontan

Contoh kegiatan tersebut adalah: membuang sampah tidak pada tempatnya, berteriak- teriah sehingga mengganggu pihak lain, berkelahi, memalak, berlaku tidak sopan, mencuri, berpakaian tidak senonoh dan sebagainya.

3. Teladan

Misalnya berpakaian rapi, datang tepat pada waktunya, bekerja keras, bertutur kata sopan, kasih sayang, perhatian terhadap peserta didik, jujur, menjaga kebersihan dan sebagainya.

4. Pengkondisian

Misalnya toilet yang selalu bersih, bak sampah ada di berbagai tempat dan selalu dibersihkan, sekolah terlihat rapi dan alat belajar ditempatkan teratur.

c. Pengintegrasian dalam semua Mata Pelajaran

Pengembangan nilai-nilai dan karakter diintegrasikan dalam setiap pokok bahasan dari setiap mata pelajaran. Nilai-nilai tersebut dicantumkan dalam Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP. Pengembangan nilai-nilai tersebut dalam Silabus ditempuh melalui cara-cara sebagai berikut. 1. Mengkaji Standar Kompetensi SK dan Kompetensi Dasar KD untuk menentukan apakah kandungan nilai-nilai dan karakter yang secara tersirat atau tersurat dalam SK dan KD di atas sudah tercakup di dalamnya. 2. Menggunakan tabel rumusan SKL dengan karakter yang memperlihatkan keterkaitan antara SKKD dengan nilai dan indikator untuk menentukan nilai yang akan dikembangkan 3. Mencantumkan nilai-nilai dan karakter bangsa ke dalam silabus 4. Mencantumkan nilai-nilai yang sudah tercantum dalam silabus ke RPP 5. Mengembangkan proses pembelajaran peserta didik aktif yang memungkinkan peserta didik memiliki kesempatan melakukan internalisasi nilai dan menunjukkannya dalam perilaku yang sesuai 6. Memberikan bantuan kepada peserta didik yang mengalami kesulitan untuk internalisasi nilai maupun untuk menunjukkannya dalam perilaku. d. Muatan pendidikan karakter dalam pendidikan IPA? 1. Model “KBSB” dalam pembelajaran IPA membentuk siswa berkarakter “KBSB” adalah model pembelajaran yang mengintegrasikan keterampilan- keterampilan berpikir dan strategi-strategi berpikir dalam aktivitas siswa. Bentuk pengintegrasian model KBSB adalah mengacu pada indikator-indikator pembelajaran yang dikembangkan guru dari standar kompetensi dan kompetensi dasar, sehingga dapat ditetapkan hasil belajar. Penetapan hasil belajar menuntun guru untuk menentukan jenis strategi berpikir dan keterampilan berpikir yang akan dilatihkan pada siswa, dan menentukan nilai mulia yang akan mengikuti sebagai nurturant efect dari pembelajaran IPA Insih Wilujeng, 2011: 7. Penetapan indikator pembelajaran dalam model KBSB tentu saja harus berbasis proses yang melatihkan keterampilan berpikir dan strategi berpikir a way of thinking and a way of investigating. Keterampilan berpikir dan strategi berpikir akan memiliki efek pengikut pada terbentuknya nilai mulia, jika ditekankan pada penalaran. Manakala siswa sudah terlatih dengan budaya keterampilan berpikir, strategi berpikir dan bernalar untuk memiliki nilai mulia maka akan menjadi siswa yang berkarakter, yaitu siswa yang memiliki kemampuan mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan-keterampilan dan sikap dalam usaha untuk memahami lingkungan Anna Poedjiadi, 2005: 7 Berpikir adalah proses mental yang diperlukan individu untuk mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan-keterampilan dan sikap dalam usaha untuk memahami lingkungan. Satu dari tujuan sistem pendidikan adalah untuk mengubah kemampuan berpikir siswa. Tujuan ini dapat diterima melalui kurikulum yang mengutamakan pembelajaran penuh perhatian. Pembelajaran yang mengutamakan keterampilan berpikir adalah suatu dasar untuk pembelajaran penuh perhatian. Pembelajaran penuh perhatian diterima jika siswa secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran. Aktivitas seharusnya diorganisasikan untuk memberi kesempatan siswa menerapkan keterampilan-keterampilan berpikir dan konseptualisasi, pemecahan masalah dan pembuatan keputusan Curriculum Development Center, 2002: 7. Keterampilan-keterampilan berpikir dapat dikategorikan menjadi keterampilan berpikir kritis dan keterampilan berpikir kreatif. Seseorang yang berpikir kritis selalu mengevaluasi ide-ide dalam cara sistematik sebelum menerimanya. Seseorang yang berpikir kreatif memiliki tingkatan imajinasi yang tinggi yang dapat menurunkan ide-ide asal dan inovatif dan memodifikasi ide dan hasil-hasil Carribbean Examination Council, 2007: 12. Strategi berpikir adalah proses berpikir tingkat yang lebih tinggi yang meliputi tahap tahap bervariasi. Setiap tahap meliputi variasi keterampilan berpikir kritis dan kreatif. Kemampuan untuk memformulasikan strategi berpikir adalah tujuan utama dari pendahuluan aktivitas berpikir dalam proses pembelajaran Disamping keterampilan-keterampilan berpikir dan strategi-strategi berpikir, keterampilan yang lainnya mengutamakan penalaran. Penalaran adalah suatu keterampilan yang digunakan untuk membuat pembenaran logis dan rasional. Ketuntasan keterampilan- keterampilan berpikir kritis dan kreatif dan strategi berpikir dibuat lebih sederhana jika seseorang dapat beralasan secara induktif dan deduktif. Ketuntasan keterampilan- keterampilan berpikir dan strategi-strategi berpikir dapat diwujudkan dalam model “KBSB” dalam pembelajaran sains. Pengalaman pembelajaran sains juga dapat digunakan sebagai perolehan sikap ilmiah dan nilai mulianilai luhur bagi siswa. Sikap-sikap dan nilai-nilai ini meliputi 1 memiliki ketertarikan dan rasa ingin tahu terhadap lingkungan, 2 kejujuran dan akurasi dalam pencatatan dan validasi data, 3 menjadi rajin dan tidak mudah menyerah, 4 menjadi mudah merespon tentang keselamatan diri, orang lain dan lingkungan, 5 merealisasikan sains sebagai makna memahami alam, 6 mengapresiasi dan praktik hidup bersih dan sehat, 7 mengapresiasi kesetimbangan alam, 8 menjadi respek dan cara yang bagus, 9 mengapresiasi kontribusi sains dan teknologi, 10 menjadi bersyukur pada Tuhan, 11 memiliki pemikiran kritis dan analitis, 12 menjadi fleksibel dan berpikiran terbuka, 13 menjadi pendengar baik dan peduli, 14 menjadi obyektif, 15 menjadi sistematis dan kooperatif Lemin et al, 1994: 27. Permasalahan yang muncul adalah “Bagaimanakah menerapkan model KBSB dalam pembelajaran sains, sehingga mampu membentuk siswa berkarakter?”

2. Aplikasi Model “KBSB” dalam Pembelajaran Sains

Kurikulum sains mengutamakan pembelajaran berbasis pada keterampilan- keterampilan berpikir dan keterampilan-keterampilan ilmiah. Ketuntasan keterampilan- keterampilan berpikir dan keterampilan-keterampilan ilmiah diintegrasikan dengan perolehan pengetahuan dalam mencapai hasil pembelajaran. Dalam pembelajaran sains, guru perlu mengutamakan ketuntasan keterampilan-keterampilan bersama-sama dengan perolehan pengetahuan dan mengulang nilai mulia dan sikap-sikap ilmiah Tabel 2 adalah contoh dan penjelasan implementasi model ‘KBSB” dalam pembelajaran sains yang didasarkan pada keterampilan-keterampilan berpikir, strategi- strategi berpikir dan nilai-nilai mulia Insih Wilujeng, 2011: 7-9. Tabel 2. Contoh-contoh Implementasi Model “KBSB” dalam Pembelajaran Sains 1 Hasil belajar Membandingkan dan membedakan unsur-unsur logam dan non logam Keterampilan-keterampilan berpikir Perbandingan dan Perbedaan Strategi-strategi Berpikir Konseptualisasi Nilai-nilai Mulia Memiliki ketertarikan dan rasa ingin tahu terhadap lingkungan; merealisasikan sains sebagai makna memahami alam 2 Hasil belajar Membuat model untuk mengilustrasikan siklus air Keterampilan-keterampilan berpikir Visualisasi, Analogi Strategi-strategi Berpikir Konseptualisasi, Pemecahan masalah Nilai-nilai Mulia Mengapresiasi kesetimbangan alam; mengapresiasi kontribusi sains dan teknologi; menjadi bersyukur pada Tuhan, memiliki ketertarikan dan rasa ingin tahu terhadap lingkungan; merealisasikan sains sebagai makna memahami alam 3 Hasil belajar Mengidentifikasi substansi yang termasuk asam atau basa dalam kehidupan sehari-hari Keterampilan-keterampilan berpikir Membandingkan; Membedakan; Analisis Strategi-strategi Berpikir Konseptualisasi, Pengambilan Keputusan dan Pemecahan Masalah Nilai-nilai Mulia Menjadi mudah merespon tentang keselamatan diri, orang lain dan lingkungan, mengapresiasi kontribusi sains dan teknologi, memiliki ketertarikan dan rasa ingin tahu terhadap lingkungan; merealisasikan sains sebagai makna memahami alam 4 Hasil belajar Melakukan game dengan Leggo puzzle untuk menjelaskan bentuk dan struktur sel Keterampilan-keterampilan berpikir Menghubungkan, Mengurutkan, Membuat Kesimpulan, Sintesis Strategi-strategi Berpikir Konseptualisasi, Pengambilan Keputusan Nilai-nilai Mulia Memiliki pemikiran kritis dan analitis Menjadi kooperatif Menjadi rajin dan tidak mudah menyerah 5 Hasil belajar Melakukan kegiatan interview di instansi pertanian untuk mengindentifikasi jenis-jenis hama dalam wilayah tertentu dan bagaimana usaha pengendaliannya Keterampilan-keterampilan berpikir Prioritas, Evaluasi, Membuat Kesimpulan, Analogi, MenciptakanMembuat Strategi-strategi Berpikir Konseptualisasi, Pemecahan Masalah dan Pengambilan Keputusan Nilai-nilai Mulia Mengapresiasi kesetimbangan alam Mengapresiasi kontribusi sains dan teknologi Memiliki pemikiran kritis dan analitis Menjadi pendengar baik dan peduli Menjadi kooperatif 6 Hasil belajar Mencari informasi dan mendiskusikan penerapan tekanan udara pada alat injeksi, pipa lengkung, pompa penyemprot, dan sedotan minum Keterampilan-keterampilan berpikir Menurunkan ide, Generalisasi Strategi-strategi Berpikir Konseptualisasi dan Pemecahan Masalah Nilai-nilai Mulia Memiliki ketertarikan dan rasa ingin tahu terhadap lingkungan, mengapresiasi kontribusi sains dan teknologi, Berpikir kritis dan analitis 7 Hasil belajar Melakukan diskusi dengan bantuan gambar untuk menjelaskan struktur dan fungsi bagian-bagian dari kulit manusia Keterampilan-keterampilan berpikir Menurunkan ide, Mengurutkan, Analisis, membuat kesimpulan, Visualisasi Strategi-strategi Berpikir Konseptualisasi, Pengambilan Keputusan Nilai-nilai Mulia Menjadi bersyukur pada tuhan, apresiasi cara hidup bersih dan sehat, 8 Hasil belajar Melakukan aktivitas untuk menyelidiki dampak konversi energi pada kehidupan manusia dan hasil diskusi ditulis dalam bentuk paper dan dipresentasikan di kelas Keterampilan-keterampilan berpikir Analisis, Inferensi, Evaluasi, Generalisasi Strategi-strategi Berpikir Konseptualisasi, Pemecahan masalah dan Pengambilan keputusan Nilai-nilai Mulia Memiliki ketertarikan dan rasa ingin tahu terhadap alam, rajin dan tidak mudah menyerah, merealisasikan sains sebagai makna memahami alam, mengapresiasi keseimbangan alam, menjadi respek terhadap lingkungan, menjadi kritis dan analitis, bersifat obyektif, menjadi kooperatif 9 Hasil belajar Siswa menyusun rangkaian sederhana, dan menggunakan berbagai bahan untuk pengganti saklar kayu, lempengan alumunium, plastik, karet untuk mengklasifikasikan bahan-bahan sebagai konduktor atau isolator Keterampilan-keterampilan berpikir Membandingkan dan membedakan, analisis, evaluasi, membuatmenciptakan, generalisasi Strategi-strategi Berpikir Konseptualisasi, Pemecahan Masalah Nilai-nilai Mulia Kejujuran dan akurasi dalam mencatat data, mengapresiasi kontribusi sains dan teknologi, menjadi obyektif 10 Hasil belajar Melakukan kegiatan percobaan tentang pemantulan dan pembiasan gelombang cahaya Keterampilan-keterampilan berpikir Semua jenis keterampilan berpikir baik kritis maupun kreatif Strategi-strategi Berpikir Konseptualisasi dan Pemecahan Masalah Nilai-nilai Mulia Kejujuran dan akurasi dalam mencatat data, rajin dan tidak mudah menyerah, apresiasi terhadap kontribusi sains dan teknologi, berpikir kritis dan analitis, menjadi obyektif

3. Membentuk Siswa yang memiliki literasi sains dan berkarakter melalui pendekatan