Contoh kecil tentang kebersihan lingkungan sekolah baik di kamar mandiWC, ruang kelas, lorong-lorong maupun di luar gedung sekolahtaman sekolah. Hal itu hanya
dapat dilakukan di sekolah dengan dukungan manajemen sekolah yang mempunyai kepedulian yang tinggi terhadap kebersihan lingkungan. Kondisi sekolah seperti itu
dilaksanakan melalui program sekolah bersama manajemen sekolah, guru, siswa dan orang tua siswa. Di setiap sudut ruang, terdapat tempat sampah yang dapat digunakan
untuk menyimpan sampah kering dan basah serta sampah yang dapat didaur ulang. Siswa dikondisikan untuk membuang sampah ke tempat yang sesuai dengan jenis sampah dan
melalui pembiasaan seperti itu diharapkan kepedulian siswa menjadi lebih tinggi terhadap kebersihan lingkungan
b. Integrasi nilai dalam kegiatan intrakurikuler dan kokurikuler
Perencanaan dan pelaksanaan pendidikan budaya dan karakter bangsa dilakukan oleh kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan secara bersama-sama sebagai suatu
komunitas pendidik diterapkan ke dalam kurikulum melalui kegiatan-kegiatan sebagai berikut.
1. Kegiatan rutin sekolah
Contoh kegiatan ini adalah: upacara pada hari besar kenegaraan, pemeriksaan kebersihan badan kuku, telinga, rambut dan lain-lain setiap hari Senin, beribadah
bersamasembahyang bersama bersama setiap dhuhur bagi yang beragama Islam, berdoa waktu mulai dan selesai pelajaran, mengucap salam bila bertemu gurutenaga
kependidikan yang lain dan sebagainya.
2. Kegiatan spontan
Contoh kegiatan tersebut adalah: membuang sampah tidak pada tempatnya, berteriak- teriah sehingga mengganggu pihak lain, berkelahi, memalak, berlaku tidak sopan,
mencuri, berpakaian tidak senonoh dan sebagainya.
3. Teladan
Misalnya berpakaian rapi, datang tepat pada waktunya, bekerja keras, bertutur kata sopan, kasih sayang, perhatian terhadap peserta didik, jujur, menjaga kebersihan dan sebagainya.
4. Pengkondisian
Misalnya toilet yang selalu bersih, bak sampah ada di berbagai tempat dan selalu dibersihkan, sekolah terlihat rapi dan alat belajar ditempatkan teratur.
c. Pengintegrasian dalam semua Mata Pelajaran
Pengembangan nilai-nilai dan karakter diintegrasikan dalam setiap pokok bahasan dari setiap mata pelajaran. Nilai-nilai tersebut dicantumkan dalam Silabus dan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran RPP. Pengembangan nilai-nilai tersebut dalam Silabus ditempuh melalui cara-cara sebagai berikut.
1. Mengkaji Standar Kompetensi SK dan Kompetensi Dasar KD untuk menentukan apakah kandungan nilai-nilai dan karakter yang secara tersirat atau tersurat dalam SK
dan KD di atas sudah tercakup di dalamnya. 2. Menggunakan tabel rumusan SKL dengan karakter yang memperlihatkan keterkaitan
antara SKKD dengan nilai dan indikator untuk menentukan nilai yang akan dikembangkan
3. Mencantumkan nilai-nilai dan karakter bangsa ke dalam silabus 4. Mencantumkan nilai-nilai yang sudah tercantum dalam silabus ke RPP
5. Mengembangkan proses pembelajaran peserta didik aktif yang memungkinkan peserta didik memiliki kesempatan melakukan internalisasi nilai dan menunjukkannya dalam
perilaku yang sesuai 6. Memberikan bantuan kepada peserta didik yang mengalami kesulitan untuk
internalisasi nilai maupun untuk menunjukkannya dalam perilaku.
d. Muatan pendidikan karakter dalam pendidikan IPA? 1.
Model “KBSB” dalam pembelajaran IPA membentuk siswa berkarakter
“KBSB” adalah model pembelajaran yang mengintegrasikan keterampilan- keterampilan berpikir dan strategi-strategi berpikir dalam aktivitas siswa. Bentuk
pengintegrasian model KBSB adalah mengacu pada indikator-indikator pembelajaran yang dikembangkan guru dari standar kompetensi dan kompetensi dasar, sehingga dapat ditetapkan
hasil belajar. Penetapan hasil belajar menuntun guru untuk menentukan jenis strategi berpikir dan keterampilan berpikir yang akan dilatihkan pada siswa, dan menentukan nilai mulia yang
akan mengikuti sebagai nurturant efect dari pembelajaran IPA Insih Wilujeng, 2011: 7. Penetapan indikator pembelajaran dalam model KBSB tentu saja harus berbasis proses yang
melatihkan keterampilan berpikir dan strategi berpikir a way of thinking and a way of investigating. Keterampilan berpikir dan strategi berpikir akan memiliki efek pengikut pada
terbentuknya nilai mulia, jika ditekankan pada penalaran. Manakala siswa sudah terlatih dengan budaya keterampilan berpikir, strategi berpikir dan bernalar untuk memiliki nilai
mulia maka akan menjadi siswa yang berkarakter, yaitu siswa yang memiliki kemampuan mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan-keterampilan dan sikap dalam usaha
untuk memahami lingkungan Anna Poedjiadi, 2005: 7
Berpikir adalah proses mental yang diperlukan individu untuk mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan-keterampilan dan sikap dalam usaha untuk memahami
lingkungan. Satu dari tujuan sistem pendidikan adalah untuk mengubah kemampuan berpikir siswa. Tujuan ini dapat diterima melalui kurikulum yang mengutamakan pembelajaran penuh
perhatian. Pembelajaran yang mengutamakan keterampilan berpikir adalah suatu dasar untuk pembelajaran penuh perhatian. Pembelajaran penuh perhatian diterima jika siswa secara aktif
terlibat dalam proses pembelajaran. Aktivitas seharusnya diorganisasikan untuk memberi kesempatan siswa menerapkan keterampilan-keterampilan berpikir dan konseptualisasi,
pemecahan masalah dan pembuatan keputusan Curriculum Development Center, 2002: 7. Keterampilan-keterampilan berpikir dapat dikategorikan menjadi keterampilan berpikir
kritis dan keterampilan berpikir kreatif. Seseorang yang berpikir kritis selalu mengevaluasi ide-ide dalam cara sistematik sebelum menerimanya. Seseorang yang berpikir kreatif
memiliki tingkatan imajinasi yang tinggi yang dapat menurunkan ide-ide asal dan inovatif dan memodifikasi ide dan hasil-hasil Carribbean Examination Council, 2007: 12.
Strategi berpikir adalah proses berpikir tingkat yang lebih tinggi yang meliputi tahap tahap bervariasi. Setiap tahap meliputi variasi keterampilan berpikir kritis dan kreatif.
Kemampuan untuk memformulasikan strategi berpikir adalah tujuan utama dari pendahuluan aktivitas berpikir dalam proses pembelajaran
Disamping keterampilan-keterampilan berpikir dan strategi-strategi berpikir, keterampilan yang lainnya mengutamakan penalaran. Penalaran adalah suatu keterampilan
yang digunakan untuk membuat pembenaran logis dan rasional. Ketuntasan keterampilan- keterampilan berpikir kritis dan kreatif dan strategi berpikir dibuat lebih sederhana jika
seseorang dapat beralasan secara induktif dan deduktif. Ketuntasan keterampilan- keterampilan berpikir dan strategi-strategi berpikir dapat diwujudkan dalam model “KBSB”
dalam pembelajaran sains. Pengalaman pembelajaran sains juga dapat digunakan sebagai perolehan sikap ilmiah
dan nilai mulianilai luhur bagi siswa. Sikap-sikap dan nilai-nilai ini meliputi 1 memiliki ketertarikan dan rasa ingin tahu terhadap lingkungan, 2 kejujuran dan akurasi dalam
pencatatan dan validasi data, 3 menjadi rajin dan tidak mudah menyerah, 4 menjadi mudah merespon tentang keselamatan diri, orang lain dan lingkungan, 5 merealisasikan sains
sebagai makna memahami alam, 6 mengapresiasi dan praktik hidup bersih dan sehat, 7 mengapresiasi kesetimbangan alam, 8 menjadi respek dan cara yang bagus, 9 mengapresiasi
kontribusi sains dan teknologi, 10 menjadi bersyukur pada Tuhan, 11 memiliki pemikiran kritis dan analitis, 12 menjadi fleksibel dan berpikiran terbuka, 13 menjadi pendengar baik
dan peduli, 14 menjadi obyektif, 15 menjadi sistematis dan kooperatif Lemin et al, 1994: 27. Permasalahan yang muncul adalah “Bagaimanakah menerapkan model KBSB dalam
pembelajaran sains, sehingga mampu membentuk siswa berkarakter?”
2. Aplikasi Model “KBSB” dalam Pembelajaran Sains