Aspek Pada Empati Empati Laki-Laki dan Perempuan

16 c. Faktor sosial dan budaya seperti gender, etnis, perbedaan kultur mempunyai pengaruh dalam pengekspresian emosi. Faktor ini mempengaruhi cara bagaimana konselor merespon secara emosional. d. Jika klien merasa dimengerti, maka individu tersebut akan lebih mudah membuka diri untuk mengungkapkan pengalamanya dan berbagi pengalaman tersebut dengan orang lain. Klien yang membagi pengalamannya secara mendalam memungkinkan untuk menilai kapan dan di mana individu tersebut membutuhkan dukungan, dan potensi kesulitan yang membutuhkan fokus untuk rencana perubahan. Saat klien melihat empati pada diri konselor, klien tersebut akan lebih nyaman untuk dan tidak melakukan defend seperti penyangkalan, penarikan diri, dll. Artinya empati konselor mampu memfasilitsi perubahan pada klien. Sebaliknya akan lebih mau membuka diri terhadap dunia luar dengan cara yang lebih konstruktif. Karena itulah istilah empati ditambah menjadi perkataan “emphatic understanding”.

2.2 Aspek Pada Empati

Menurut Eisenberg 2002 dalam aspek empati, bahwa dalam proses individu berempati melibatkan aspek afektif dan kognitif. Aspek afektif merupakan kecenderungan seseorang untuk mengalami perasaan emosional orang lain yaitu ikut merasakan ketika orang lain merasa sedih, menangis, terluka, menderita, bahkan disakiti. Sedangkan aspek kognitif dalam empati difokuskan pada proses intelektual untuk memahami prespektif orang lain dengan tepat dan menerima 17 pandangan mereka misalnya membayangkan perasaan orang lain ketika marah, kecewa, senang, memahami keadaan orang lain dari cara berbicara, dari raut wajah, cara pandang dalam dalam berpendapat. Dari komponen kognitif diturunkan aspek perspective taking dan fantasy : a. Perspective taking adalah kecenderungan individu untuk mengambil alih secara spontan sudut pandang orang lain. b. Fantasy adalah kecenderungan individu untuk mengubah pola diri secara imajinatif ke dalam pikiran, perasaan, dan tindakan dari karakter-karakter khayalan pada buku, film, permainan atau orang lain. Dari komponen afektif diturunkan aspek empatjic concern dan personel distress : a. Empathic concern merupakan perasaan simpati dan perhatian terhadap orang lain, khususnya untuk berbagi pengalaman atau secara tidak langsung merasakan penderitaan orang lain. b. Personal Distress adalah reaksi pribadi terhadap penderitaan orang lain yang meliputi perasaan terkejut, takut, cemas, prihatin dan tidak berdaya.

2.3 Empati Laki-Laki dan Perempuan

Pada manusia, ini berarti bahwa anak yang baru lahir secara otomatis akan mulai menangis jika mendengar rekan-rekan lain untuk menangis. Jadi ketika melihat seseorang yang tersenyum sehingga individu merasa umumnya lebih bahagia ketika individu melihat seseorang yang tampak marah individu akan merasa sering lebih marah atau lebih takut. 18 Pada usia satu dan dua tahun, anak mulai dapat membedakan antara dirinya dengan orang lain, mulai dapat membedakan kesusahan yang dirasakan oleh dirinya dan bukan dari orang lain atau sebaliknya. Seiring dengan pertumbuhan kognitif, anak mulai mengenali kesedihan pada orang lain dan mampu menyesuaikan kepeduliannya dengan perilaku yang tepat. Perilaku empati anak perempuan dan laki-laki mempunyai status sosial yang sama, hanya saja bentuk empati antara perempuan dan laki-laki berbeda. Perilaku empati pada anak perempuan terlihat pada anak yang membantu adiknya meredam kesedihan, sedangkan pada anak laki-laki seperti membantu temannya mengendarai sepeda. Pria empati lebih baik pada pria budaya pop biasanya digambarkan sebagai lebih egois daripada wanita ketika datang ke aktivitas asmara, tapi budaya pop bisa sangat bodoh. Lebih menenangkan, sebuah studi baru menunjukkan banyak sangat fokus pada memastikan pasangan mereka menikmati dirinya sendiri. Penelitian yang dilakukan oleh Maccoby dan Jacklin 1974 menunjukkan bahwa pada usia awal perkembangan anak laki- laki lebih banyak menunjukkan sikap empati dari pada anak perempuan. Namun demikian, seiring dengan perkembangannya perempuan lebih banyak menunjukkan empati dari pada laki- laki. Pola pengasuhan memengaruhi kepribadian anak ketika tumbuh dewasa. Anak laki-laki yang dididik dengan baik dan benar sejak belia, akan tumbuh menjadi pribadi yang membanggakan dan dapat diandalkan oleh keluarganya. 19 Orang tua perlu membekali anak, terutama anak laki-laki, dengan empati sejak belia. Anak laki-laki yang semasa tumbuh kembangnya terlatih berempati, ia akan tampil sebagai pribadi yang memahami perasaan orang lain. Pribadi penuh empati seperti ini memudahkan ia untuk berteman, dan menjadikannya sebagai calon suami dan ayah yang baik untuk keluarganya kelak. Dalam perkembangannya, empati sudah ada sejak usia awal, yang ditunjukkan melalui reaksi fasial, kemudian mengalami perkembangan sejalan dengan pertambahan usia Levine dan Hoffman, 1975, elaborasi kognisi Hoffman, 1976. Jika dalam perjalanannya ternyata antara satu orang dengan yang lainnya memiliki perbedaan dalam memberikan atau menerima reaksi empati, hal itu dikarenakan oleh a perbedaan jenis kelamin, b perbedaan self esteem dan c tuntutan keluarga.

2.4 Proses Perkembangan Empati

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Kecerdasan Spasial antara Siswa Laki-Laki dan Siswa Perempuan pada Kelas X SMA Negeri 1 Salatiga T1 202012064 BAB I

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Kecerdasan Spasial antara Siswa Laki-Laki dan Siswa Perempuan pada Kelas X SMA Negeri 1 Salatiga T1 202012064 BAB II

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Kecerdasan Spasial antara Siswa Laki-Laki dan Siswa Perempuan pada Kelas X SMA Negeri 1 Salatiga T1 202012064 BAB IV

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Kecerdasan Spasial antara Siswa Laki-Laki dan Siswa Perempuan pada Kelas X SMA Negeri 1 Salatiga T1 202012064 BAB V

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Kecerdasan Spasial antara Siswa Laki-Laki dan Siswa Perempuan pada Kelas X SMA Negeri 1 Salatiga

0 1 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Empati Antara Siswa Laki-Laki dan Perempuan pada Siswa Kelas IX SMP Negeri 3 Salatiga

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Empati Antara Siswa Laki-Laki dan Perempuan pada Siswa Kelas IX SMP Negeri 3 Salatiga T1 132008010 BAB I

0 0 9

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Empati Antara Siswa Laki-Laki dan Perempuan pada Siswa Kelas IX SMP Negeri 3 Salatiga T1 132008010 BAB IV

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Empati Antara Siswa Laki-Laki dan Perempuan pada Siswa Kelas IX SMP Negeri 3 Salatiga T1 132008010 BAB V

0 0 3

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Empati Antara Siswa Laki-Laki dan Perempuan pada Siswa Kelas IX SMP Negeri 3 Salatiga

0 1 10