Pengendali PID Sistem Kontrol Motor Induksi Berbasis

20 sebuah rotor kandang tupai, dan memerlukan sebuah alat untuk menghidupkan motornya. Sejauh ini motor ini merupakan jenis motor yang paling umum digunakan dalam peralatan rumah tangga, seperti fan angin, mesin cuci dan pengering pakaian, dan untuk penggunaan hingga 3 sampai 4 Hp. 2 Motor Induksi tiga phase Medan magnet yang berputar dihasilkan oleh pasokan tiga phase yang seimbang. Motor tersebut memiliki kemampuan daya yang tinggi, dapat memiliki kandang tupai atau gulungan rotor walaupun 90 memiliki rotor kandang tupai; dan penyalaan sendiri. Diperkirakan bahwa sekitar 70 motor di industri menggunakan jenis ini, sebagai contoh, pompa, kompresor, belt conveyor, jaringan listrik , dan grinder. Motor induksi bekerja sebagai berikut. Listrik dipasok ke stator yang akan menghasilkan medan magnet. Medan magnet ini bergerak dengan kecepatan sinkron disekitar rotor. Arus rotor menghasilkan medan magnet kedua, yang berusaha untuk melawan medan magnet stator, yang menyebabkan rotor berputar Parekh, 2003. Walaupun begitu, didalam prakteknya motor tidak pernah bekerja pada kecepatan sinkron namun pada “kecepatan dasar” yang lebih rendah. Terjadinya perbedaan antara dua kecepatan tersebut disebabkan adanya “slipgeseran” yang meningkat dengan meningkatnya beban. Slip hanya terjadi pada motor induksi Kerja motor induksi berdasarkan prinsip interaksi elektromagnet. Apabila sumber tegangan tiga fasa dipasang pada kumparan medan stator, akan timbul medan putar dengan kecepatan: …….1 dengan : Ns = kecepatan medan putar stator rpm=rotation per minute f = frekuensi Hz p = jumlah kutub D. Sistem Kontrol Definisi Sistem menurut Katsuhiko Ogata adalah kombinasi dari beberapa komponen yang bekerja bersama-sama dan melakukan suatu sasaran tertentu. Menurut Anthony I. Karamanlis, kontrol dapat diartikan dengan mengatur, mengarahkan atau memerintah. Fungsi mengatur, mengarahkan dan memerintah tersebut berkaitan masukan input dan keluaran output. Kontrol berfungsi mengatur masukan input untuk memperoleh keluaran output yang diinginkan. Dari kedua uraian definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem kontrol adalah susunan komponen fisik yang dihubungkan sedemikian rupa untuk mengatur suatu kondisi agar mencapai kondisi yang diharapkan.

E. Pengendali PID

Setiap kekurangan dan kelebihan dari masing- masing pengontrol P, I dan D dapat saling menutupi dengan menggabungkan ketiganya secara paralel menjadi pengontrol proposional plus integral plus derivative pengontrol PID. Elemen-elemen pengontrol P, I dan D masing-masing secara keseluruhan bertujuan untuk mempercepat reaksi sebuah sistem, menghilangkan offset dan menghasilkan perubahan awal yang besarGuterus, 1994. Gambar 2 menunjukkan blok diagram pengontrol PID. Gambar 2 Blok diagram pengontrol PID analog Sehingga persamaan untuk kontrol PID adalah: 2 dengan: mt = sinyal output pengendali PID Kp = konstanta proportional Ti = waktu integral Td = waktu derivative Ki = konstanta integral Kp⁄Ti Kd = konstanta derivative Kp.Td et = sinyal error = sinyal input – sinyal umpan balik 21 Keluaran pengontrol PID merupakan jumlahan dari keluaran pengontrol proportional , keluaran pengontrol integral dan keluaran pengontrol derivative.

F. Sistem Kontrol Motor Induksi Berbasis

Pengendali PID sebagai penggerak Conveyor Pengendalian kecepatan Motor Induksi 3 phase berbasis Pengontrol PID yang telah banyak diimplementasikan untuk menggerakkan conveyor digambarkan dengan Blok Diagram seperti Gambar 3 dibawah ini: Gambar 3 Blok Diagram Sistem kendali kecepatan Motor Induksi 3 phase Berbasis Pengendali PID Prinsip kerja Sistem kendali kecepatan motor induksi 3 phase berbasis pengontrol PID di atas dapat dijelaskan sebagai berikut : Untuk mendapatkan kecepatan putaran Motor Induksi sesuai yang diinginkan maka dilakukan input nilai kecepatan motor setpoint melalui Pengendali PID yang ditanam embedded pada Mikrokontroller. Selanjutnya inputan nilai tersebut akan diproses oleh Mikrokontroller. Hasil proses dari Mikrokontroller berupa sinyal tegangan searah DC akan diumpankan ke Inverter . Fungsi dari inverter ini adalah sebagai alat yang dapat mengubah tegangan DC menjadi tegangan bolak- balik AC sehingga dapat digunakan oleh Motor Induksi. Selanjutnya inverter akan mensuplai tegangan yang sesuai ke Motor Induksi maka Motor Induksi akan berputar dan menggerakkan conveyor. Kecepatan putaran motor dibaca oleh Tachogenerator. Output dari Tachogenerator berupa tegangan analog digunakan sebagai sinyal umpan balik feedback ke Mikrokontroller. Selanjutnya dilakukan perbandingan antara kecepatan putaran kecapatan aktual motor dengan setpoint. Proses ini akan dilakukan terus menerus sampai didapat kecepatan putaran motor yang sesuai. Proses tuning dapat dilakukan dengan cara memutar secara manual potensiometer yang dipasang pada mikrokontroller. Dengan memutar potensiometer ini akan mengubah nilai K p , K i dan K d sehingga akan mempengaruhi sinyal keluaran tegangan yang dihasilkan pengendali ini. Proses tuning juga dapat dilakukan untuk mempertahankan kecepatan putaran motor walaupun beban berubah. Proses tuning terus dilakukan sampai didapat kecepatan putaran Motor Induksi yang sesuai. Proses tuning inilah yang menjadi kelemahan Sistem Pengendali Kecepatan Putaran Motor Induksi berbasis Pengontrol PID, karena proses ini dapat menghabiskan waktu yang cukup lama.

G. Kerangka Pemikiran