ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

45

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Penelitian yang dilakukan di Rosa Poultry Farm ini bertujuan untuk menilai pengisian surat pemberitahuan pajak penghasilan orang pribadi yang dilakukan perusahaan, apakah sudah benar, lengkap, jelas, dan ditandatangani. Data yang diperlukan adalah perhitungan pajak penghasilan perusahaan dan SPT 1770 beserta lampiran pada tahun pajak 2010. SPT 1770 terdiri dari SPT induk 1770 serta SPT 1770-I sampai dengan SPT 1770-IV sedangkan lampiran berupa laporan keuangan perusahaan. Berikut adalah data-data yang diperoleh dari Rosa Poultry Farm yang bertujuan untuk mendukung penelitian yang dilakukan oleh penulis: 46 Tabel 5.1 Neraca Rosa Poultry Farm ROSA POULTRY FARM NERACA Per 31 Desember 2010 KETERANGAN TAHUN 2010 AKTIVA Kas Bank Piutang Dagang Persediaan Ayam Petelor Jumlah Aktiva Lancar Aktiva tetap Akm. Penyusutan Jumlah Aktiva PASSIVA Hutang Lancar Hutang Dagang Hutang Pajak Hutang Bank Modal Awal Laba Tahun Berjalan Pajak Penghasilan Prive Modal Akhir Jumlah Passiva Rp 24.816.485 Rp 484.856.127 Rp 19.291.300 Rp 579.191.569 Rp 1.177.268.84 Rp 2.285.424.323 Rp 744.918.950 Rp 597.018.950 Rp 147.900.000 Rp 2.433.324.323 Rp 1.038.340.650 Rp 625.300 Rp 484.937.557 Rp 1.523.903.507 Rp 872.558.116 Rp 92.582.000 Rp 965.140.116 Rp 5.719.300 Rp 959.420.816 Rp 50.000.000 Rp 909.420.816 Rp 2.433.324.323 Sumber: Rosa Poultry Farm 47 Tabel 5.2 Laporan Rugi Laba Rosa Poultry Farm ROSA POULTRY FARM LAPORAN RUGI LABA Periode 1 Jan sd 31 Desember 2010 KETERANGAN TAHUN 2010 Penjualan Persediaan awal Pembelian Persediaan akhir Harga Pokok Produksi Biaya Administrasi Umum Gaji Karyawan BBM Operasional Spare Part dan STNK Pemeliharaan Bangunan Administrasi Telepon Listrik Air Biaya Pembelian Biaya Penjualan Biaya Bank Biaya Ternak Biaya Penyusutan Jumlah Biaya Administrasi Umum Laba Bersih Rp 11.857.190.500 Rp 408.478.230 Rp 11.793.658.546 Rp 11.202.136.776 Rp 579.191.569 Rp 10.622.9445.207 Rp 1.234.245.293 Rp 301.800.000 Rp 187.088.600 Rp 94.821.250 Rp 261.839.950 Rp 3.954.450 Rp 19.240.031 Rp 65.938.860 Rp 21.352.000 Rp 13.550.500 Rp 135.575.152 Rp 36.502.500 Rp - Rp 1.141.663.293 Rp 92.582.000 Sumber: Rosa Poultry Farm 48 Tabel 5.3 Perhitungan PPh Rosa Poultry Farm Tahun 2010 KETERANGAN JUMLAH Penghasilan neto Penghasilan neto dalam negeri danatau pekerjaan bebas Penghasilan neto dalam negeri sehubungan dengan pekerjaan Penghasilan neto dalam negeri lainnya penghasilan neto luar negeri jumlah penghasilan neto Zakatsumbangan keagamaan yang bersifat wajib jumlah penghasilan neto setelah pengurangaan zakatsumbangan keagamaan yang sifatnya wajib Penghasilan kena pajak Kompensasi kerugian jumlah penghasilan neto setelah kompensasi kerugian Penghasilan tidak kena pajak Penghasilan kena pajak PPh terutang PPh terutang Pengembalianpengurangan PPh pasal 24 yang telah dikreditkan jumlah PPh terutang Kredit pajak PPh yang dipotongdipungut oleh pihak lain, PPh yang dibayardipotong di luar negeri dan PPh ditanggung pemerintah PPh yang harus dibayar sendiri PPh yang harus dibayar sendiri PPh pasal 25 bulanan jumlah kredit pajak PPh kuranglebih bayar PPh kuranglebih bayar Angsuran PPh pasal 25 tahun pajak berikutnya Angsuran PPh pasal 25 tahun pajak berikutnya1125.719.300 Rp 92.582.000 Rp - Rp - Rp - Rp 92.582.000 Rp - Rp 92.582.000 Rp - Rp 92.582.000 Rp 21.120.000 Rp 71.462.000 Rp 5.719.300 Rp - Rp 5.719.300 Rp - Rp 5.719.300 Rp 5.094.000 Rp 5.719.300 Rp 625.300 Rp 476.700 Sumber: Rosa Poultry Farm 49 Data Tambahan Yang Diperoleh Dari penelitian yang dilakukan oleh penulis pada usaha Rosa Poultry Farm, terdapat data tambahan sebagai berikut: Biaya usaha yang terdiri dari: 1 Biaya konsumsi untuk penyediaan makanan dan minuman bagi seluruh pegawai sebesar Rp128.614.115,00 2 Biaya kesejahteraan karyawan berupa biaya pengobatan dan biaya beras untuk karyawan sebesar Rp206.779.075,00 3 Biaya taktis berupa sumbangan-sumbangan untuk kegiatan masyarakat di sekitar lingkungan perusahaan sebesar Rp21.352.000,00 B. Analisis Data Data yang telah diperoleh tersebut kemudian digunakan untuk menganalisis permasalahan berikut: a. Benar Dikatakan benar apabila dalam perhitungan dan penerapannya sudah sesuai dengan perundang-undangan perpajakan. Termasuk penulisan dan sudah sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. 1 Formulir 1770-I Bagian A Bagian ini hanya diisi oleh wajib pajak yang menggunakan pembukuan, untuk melaporkan besarnya penghasilan neto dalam negeri dari usaha danatau pekerjaan bebas yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak sendiri, isteri, dan 50 anakanak angkat yang belum dewasa dalam Tahun Pajak yang bersangkutan. Penghasilan Dari Usaha danatau Pekerjaan Bebas Berdasarkan Laporan Keuangan Komersial Jumlah seluruh penghasilan dari kegiatanusaha pokok danatau dari pekerjaan bebas yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak termasuk isteri dan anak yang belum dewasa selama Tahun 5 Pajak yang bersangkutan berdasarkan pembukuan, termasuk di dalamnya penghasilan dari kegiatan pokok yang dikenakan PPh Final. Penghasilan yang dilakukan Wajib Pajak menurut Laporan LabaRugi berupa penjualan telur senilai Rp11.857.190.150,00 Harga Pokok Penjualan Jumlah Harga Pokok Penjualan menurut pembukuan. Berikut adalah rincian Harga Pokok Penjualan menurut Laporan LabaRugi: Tabel 5.4 Harga Pokok Penjualan KETERANGAN JUMLAH Persediaan awal Pembelian Persediaan akhir Harga pokok penjualan Rp408.478.230 Rp11.793.658.546 Rp11.202.136.776 Rp579.191.569 Rp10.622.945.207 Sumber: Data diolah 51 LabaRugi Bruto Usaha Hasil pengurangan peredaran usaha dengan harga pokok penjualan. Berikut adalah penghitungan LabaRugi Bruto Usaha: Tabel 5.5 LabaRugi Bruto Usaha KETERANGAN JUMLAH Peredaran usaha Harga pokok penjualan LabaRugi bruto usaha Rp11.857.190.500 Rp10.622.945.207 Rp1.234.245.293 Sumber: Data diolah Biaya Usaha Seluruh jumlah biaya usaha yang dikeluarkan dalam rangka memperoleh, menagih, dan memelihara penghasilan. Berikut adalah rincian biaya usaha menurut Laporan LabaRugi: a. Biaya Gaji karyawan sebesar Rp301.800.000 untuk membiayai gaji para karyawan dan memberikan tunjangan pada mereka. b. Biaya BBM Operasional sebesar Rp187.088.600 untuk membiayai pembeliaan bahan bakar untuk kegiatan operasional perusahaan, seperti BBM untuk kemdaraan operasional c. Biaya Spare Part STNK sebesar Rp94.821.250 untuk membiayai perawatan kendaraan operasional perusahaan dan perpanjangan STNK 52 d. Biaya Pemeliharaan Bangunan sebesar Rp261.839.950 untuk membiayai perbaikan bangunan berupa kantor dan kandang e. Biaya Administrasi sebesar Rp3.954.450 untuk membiayai pembelian buku-buku keuangan, biaya fotocopy, dan peralatan kantor f. Biaya Telepon sebesar Rp19.240.031 untuk membiayai tagihan telepon kantor g. Biaya Listrik Air sebesar Rp65.938.860 untuk membiayai tagihan listrik dikantor maupun kandang dan pembelian air untuk kandang h. Biaya Pembelian sebesar Rp21.352.000 untuk membiayai pembelian obat, pakan ternak, pullet, dan DOC. i. Biaya Penjualan sebesar Rp13.550.500 untuk membiayai tas plastik, peti kayu, dan sekam j. Biaya Bank sebesar Rp135.575.152 untuk pelunasan cicilan bank dan buku transfer. k. Biaya Ternak sebesar Rp36.502.500 untuk membiayai pembelian obat dan keperluan ternak lainnya. 53 Tabel 5.6 Biaya Gaji KETERANGAN JUMLAH Biaya Gaji Karyawan Biaya BBM Operasional Biaya Spare Part STNK Biaya Pemeliharaan Bangunan Biaya Administrasi Biaya Telepon Biaya Listrik Air Biaya Pembelian Biaya Penjualan Biaya Bank Biaya Ternak Biaya Penyusutan Jumlah Biaya Rp301.800.000 Rp187.088.600 Rp94.821.250 Rp261.839.950 Rp3.954.450 Rp19.240.031 Rp65.938.860 Rp21.352.000 Rp13.550.500 Rp135.575.152 Rp36.502.500 Rp - Rp1.141.663.293 Sumber: Data diolah Penghasilan Neto Dari Usaha Diisi dengan hasil pengurangan labarugi bruto usaha dengan biaya usaha. Berikut adalah penghitungan penghasilan neto dari usaha: Tabel 5.7 Penghasilan Neto Dari Usaha KETERANGAN JUMLAH LabaRugi bruto Biaya usaha Penghasilan neto dari usaha Rp1.234.245.293 Rp1.141.663.293 Rp92.582.000 Sumber: Data diolah Penyesuaian Fiskal Adanya perbedaan laba kena pajak antara laporan keuangan akuntansi dengan laporan keuangan fiskal disebabkan oleh adanya perbedaan pendapatan dan biaya yang boleh diakui menurut akuntansi komersial tetapi tidak boleh diakui menurut 54 ketentuan pajak. Untuk itu penulis menghitung kembali besarnya penyesuaian fiskal. a. Biaya Gaji Karyawan Biaya gaji karyawan boleh dikurangkan dalam penentuan besarnya penghasilan. Hal ini berdasarkan pada Undang- Undang Repulblik Indonesia Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Perubahan Keempat Atas Undang-Undang Nomor Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan pasal 6 ayat 1 huruf a yang menyebutkan bahwa biaya yang dapat dikurangkan dalam penentuan besarnya penghasilan kena pajak adalah biaya yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kegiatan usaha, antara lain biaya upah dan gaji. Maka biaya gaji tidak dilakukan penyesuain fiskal positif maupun negatif dalam menghitung pajak penghasilan. b. Biaya BBM Operasional Kebutuhan kendaraan dalam pembelian bahan bakar untuk kegiatan operasional boleh dikurangkan dalam penentuan besarnya penghasilan kena pajak. Hal ini menurut Undang-Undang Repulblik Indonesia Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Perubahan Keempat Atas Undang-Undang Nomor Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan pasal 6 ayat 1 huruf a menyebutkan bahwa biaya yang dapat 55 dikurangkan dalam penentuan besarnya penghasilan kena pajak adalah biaya yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kegiatan usaha. Maka, biaya BBM operasional tidak dilakukan penyesuaian fiskal positif maupun negatif dalam menghitung pajak penghasilan. c. Biaya Spare Part STNK Kebutuhan kendaraan dalam pemeliharaan dalam hal ini biaya spare part dan STNK untuk kegiatan operasional boleh dikurangkan dalam penentuan besarnya penghasilan kena pajak. Hal ini menurut Undang-Undang Repulblik Indonesia Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Perubahan Keempat Atas Undang-Undang Nomor Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan pasal 6 ayat 1 huruf a menyebutkan bahwa biaya yang dapat dikurangkan dalam penentuan besarnya penghasilan kena pajak adalah biaya yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kegiatan usaha. Maka, biaya spare part dan STNK tidak dilakukan penyesuaian fiskal positif maupun negatif dalam menghitung pajak penghasilan. 56 d. Biaya Pemeliharaan Bangunan Kebutuhan bangunan dalam pemeliharaan untuk kegiatan operasional boleh dikurangkan dalam penentuan besarnya penghasilan kena pajak. Hal ini menurut Undang-Undang Repulblik Indonesia Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Perubahan Keempat Atas Undang-Undang Nomor Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan pasal 6 ayat 1 huruf a menyebutkan bahwa biaya yang dapat dikurangkan dalam penentuan besarnya penghasilan kena pajak adalah biaya yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kegiatan usaha. Maka, biaya pemeliharaan bangunan tidak dilakukan penyesuaian fiskal positif maupun negatif dalam menghitung pajak penghasilan. e. Biaya Administrasi Biaya administrasi boleh dikurangkan dalam penentuan besarnya penghasilan kena pajak Hal ini berdasarkan pada Undang-Undang Repulblik Indonesia Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Perubahan Keempat Atas Undang-Undang Nomor Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan pasal 6 ayat 1 huruf a yang menyebutkan bahwa biaya yang dapat dikurangkan dalam penentuan besarnya penghasilan kena pajak adalah biaya yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kegiatan usaha, antara lain 57 biaya administrasi. Maka, biaya administrasi tidak dilakukan penyesuaian fiskal positif maupun negatif dalam menghitung pajak penghasilan. f. Biaya Telepon Biaya telepon boleh dikurangkan dalam penentuan besarnya penghasilan kena pajak Hal ini berdasarkan pada Undang-Undang Repulblik Indonesia Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Perubahan Keempat Atas Undang-Undang Nomor Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan pasal 6 ayat 1 huruf a yang menyebutkan bahwa biaya yang dapat dikurangkan dalam penentuan besarnya penghasilan kena pajak adalah biaya yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kegiatan usaha. Maka, biaya telepon tidak dilakukan penyesuaian fiskal positif maupun negatif dalam menghitung pajak penghasilan. g. Biaya Listrik Air Biaya listrik dan air boleh dikurangkan dalam penentuan besarnya penghasilan kena pajak Hal ini berdasarkan pada Undang-Undang Repulblik Indonesia Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Perubahan Keempat Atas Undang-Undang Nomor Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan pasal 6 ayat 1 huruf a yang menyebutkan bahwa biaya yang dapat dikurangkan dalam penentuan besarnya penghasilan 58 kena pajak adalah biaya yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kegiatan usaha. Maka, biaya listrik dan air tidak dilakukan penyesuaian fiskal positif maupun negatif dalam menghitung pajak penghasilan. h. Biaya Pembelian Biaya pembelian boleh dikurangkan dalam penentuan besarnya penghasilan kena pajak Hal ini berdasarkan pada Undang-Undang Repulblik Indonesia Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Perubahan Keempat Atas Undang-Undang Nomor Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan pasal 6 ayat 1 huruf a yang menyebutkan bahwa biaya yang dapat dikurangkan dalam penentuan besarnya penghasilan kena pajak adalah biaya yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kegiatan usaha, antara lain biaya pembelian. Maka, biaya pembelian tidak dilakukan penyesuaian fiskal positif maupun negatif dalam menghitung pajak penghasilan. i. Biaya Penjualan Biaya penjualan boleh dikurangkan dalam penentuan besarnya penghasilan kena pajak Hal ini berdasarkan pada Undang-Undang Repulblik Indonesia Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Perubahan Keempat Atas Undang-Undang Nomor Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan pasal 6 59 ayat 1 huruf a yang menyebutkan bahwa biaya yang dapat dikurangkan dalam penentuan besarnya penghasilan kena pajak adalah biaya yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kegiatan usaha, antara lain biaya promosi dan penjualan yang diatur dengan atau berdasarkan peraturan menteri keuangan. Maka, biaya penjualan tidak dilakukan penyesuaian fiskal positif maupun negatif dalam menghitung pajak penghasilan. j. Biaya Bank Biaya bank boleh dikurangkan dalam penentuan besarnya penghasilan kena pajak Hal ini berdasarkan pada Undang- Undang Repulblik Indonesia Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Perubahan Keempat Atas Undang-Undang Nomor Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan pasal 6 ayat 1 huruf a yang menyebutkan bahwa biaya yang dapat dikurangkan dalam penentuan besarnya penghasilan kena pajak adalah biaya yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kegiatan usaha, antara lain biaya administrasi. Maka, biaya bank tidak dilakukan penyesuaian fiskal positif maupun negatif dalam menghitung pajak penghasilan. 60 k. Biaya Ternak Biaya ternak boleh dikurangkan dalam penentuan besarnya penghasilan kena pajak Hal ini berdasarkan pada Undang-Undang Repulblik Indonesia Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Perubahan Keempat Atas Undang-Undang Nomor Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan pasal 6 ayat 1 huruf a yang menyebutkan bahwa biaya yang dapat dikurangkan dalam penentuan besarnya penghasilan kena pajak adalah biaya yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kegiatan usaha. Maka, biaya ternak tidak dilakukan penyesuaian fiskal positif maupun negatif dalam menghitung pajak penghasilan. l. Biaya Konsumsi Biaya konsumsi tidak boleh dikurangkan dalam penentuan besarnya penghasilan kena pajak. Hal ini menurut Peraturan Menteri Keuangan Repulblik Indonesia Nomor 83PMK 032009 Tentang Penyediaan Makanan Dan Minuman Bagi Seluruh Pegawai Serta Penggantian Atau Imbalan Dalam Bentuk Natura Dan Kenikmatan Di Daerah tertentu Dan yang Berkaitan Dengan Pelaksanaan Pekerjaan Yang Dapat Dikurangkan Dari Penghasilan Bruto Pemberi Kerja, oleh karena itu harus mengalami penyesuaian fiskal positif. 61 m. Biaya Kesejahteraan Karyawan Dalam Biaya kesejahteraan karyawan terdapat biaya pengobatan, biaya beras, dan mie instan sebesar Rp206.779.075,00. menurut Peraturan Menteri Keuangan Repulblik Indonesia Nomor 83PMK 032009 Tentang Penyediaan Makanan Dan Minuman Bagi Seluruh Pegawai Serta Penggantian Atau Imbalan Dalam Bentuk Natura Dan Kenikmatan Di Daerah tertentu Dan yang Berkaitan Dengan Pelaksanaan Pekerjaan Yang Dapat Dikurangkan Dari Penghasilan Bruto Pemberi Kerja, Biaya kesejahteraan karyawan tidak boleh dikurangkan dalam penentuan besarnya penghasilan kena pajak, oleh karena itu harus mengalami penyesuaian fiskal positif. n. Biaya Taktis Dalam biaya taktis terdapat biaya sumbangan-sumbangan sebesar Rp21.352.000,00 yang digunakan untuk kegiatan masyarakat di sekitar lingkungan perusahaan. Berdasarkan Undang-Undang Repulblik Indonesia Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Perubahan Keempat Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan Pasal 9 ayat 1 yang menyebutkan bahwa harta yang dihibahkan, bantuan atau sumbangan, dan warisan tidak boleh dikurangkan dalam penentuan besarnya penghasilan kena 62 pajak kecuali sumbangan dalam rangka penanggulangan bencana nasional yang ketentuannya diatur dengan Peraturan Pemerintah, sumbangan dalam rangka penelitian dan pengembangan yang dilakukan di Indonesia yang ketentuannya diatur dengan Peraturan Pemerintah, sumbangan fasilitas pendidikan yang ketentuannya diatur dengan Peraturan Pemerintah, sumbangan dalam rangka pembinaan olah raga yang ketentuannya diatur dengan Peraturan Pemerintah serta zakat yang diterima badan amil zakat atau lembaga amil zakat yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah atau sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib bagi pemeluk agama yang diakui di Indonesia yang diterima oleh lembaga keagamaan yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah yang ketentuannya diatur dengan atau berdasarkan peraturan pemerintah. Oleh karena itu biaya taktis mengalami penyesuaian fiskal positif. o. Biaya Penyusutan Rosa Poultry Farm memiliki kebijakan dalam menyusutkan aktiva tetap yaitu dengan menggunakan metode saldo menurun. Berdasarkan Undang-Undang Repulblik Indonesia Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Perubahan Keempat Atas Undang-Undang Nomor Tahun 63 1983 Tentang Pajak Penghasilan pasal 11 metode penyusutan untuk harta berwujud berupa bangunan hanya dapat disusutkan dengan metode garis lurus dalam bagian-bagian yang sama besar selama masa manfaat yang telah ditetapkan bagi harta tersebut sedangkan harta berwujud selain bangunan dapat disusutkan dengan metode garis lurus atau dengan metode saldo menurun dalam bagian-bagian yang menurun dengan cara menerapkan tarif penyusutan atas nilai sisa buku. Berdasarkan lampiran daftar penyusutan aktiva tetap Rosa Poultry Farm memiliki aktiva tetap sebagai berikut: Tabel 5.8 Daftar Aktiva Tetap Jenis Harta Tahun Perolehan Harga Perolehan Kelompok Harta Bangunan Unit 1 1990 Rp 16.245.000,00 Bangunan Unit 2 1990 Rp 23.596.640,00 Bangunan Unit 3 1990 Rp 99.298.950,00 Bangunan Unit 4 1990 Rp 9.205.000,00 Bangunan Non Bangunan Perangkat Kerja 1990 Rp 8.000.000,00 I Perangkat Kantor 1990 Rp 4.000.000,00 I Perangkat ternak 1990 Rp 19.641.360,00 I Colt diesel ‘81 1990 Rp 12.000.000,00 II Colt diesel ‘82 1990 Rp 7.000.000,00 II Colt diesel ‘83 1990 Rp 12.500.000,00 II Taft diesel ‘82 1995 Rp 14.500.000,00 II 64 Tabel 5.8 Daftar Aktiva Tetap lanjutan Jenis Harta Tahun Perolehan Harga Perolehan Kelompok Harta Mercedes ‘82 1990 Rp 25.000.000,00 II Truk diesel ‘92 1993 Rp 43.500.000,00 II Truk diesel ‘93 1993 Rp 44.500.000,00 II Suzuki ‘92 1995 Rp 11.032.000,00 II Suzuki vitara ‘92 1995 Rp 40.000.000,00 II Honda astrea ‘99 1999 Rp 3.500.000,00 I Truk ‘99 1999 Rp108.000.000,00 II Isuzu panther ‘97 1999 Rp 44.500.000,00 II Isuzu panther PU ‘97 1999 Rp 41.500.000,00 II Yamaha’96 1999 Rp 5.000.000,00 I Kaze ‘96 1999 Rp 4.500.000,00 I Tanah 1990 Rp147.900.000,00 Sumber: Rosa Poultry Farm Dari data diatas untuk kelompok aktiva tetap non bangunan tidak terdapat penyusutan pada tahun 2010, dikarenakan masa manfaatnya sudah habis. Hal ini berdasarkan pada Undang-Undang Repulblik Indonesia Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Perubahan Keempat Atas Undang-Undang Nomor Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan pasal 11 ayat 6 menyebutkan bahwa masa manfaat untuk kelompok 1 adalah 4 tahun dan kelompok 2 adalah 8 tahun. Sedangkan untuk kelompok aktiva tetap bangunan permanen, terjadi kesalahan dalam menghitung penyusutan, berdasarkaan pada Undang-Undang Repulblik Indonesia Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Perubahan Keempat Atas Undang-Undang Nomor Tahun 1983 65 Tentang Pajak Penghasilan pasal 11 ayat 6 menyebutkan bahwa masa manfaat untuk bangunan permanen adalah 20 tahun. Pada bangunan unit I sampai IV tahun perolehannya tahun 1990, Sehingga pada tahun 2010 tersisa 1 kali lagi penyusutan. Maka penulis menghitung kembali penyusutan bangunan permanen sebagai berikut: Tabel 5.9 Penghitungan Penyusutan Bangunan Jenis Harta Tahun Perolehan Harga Perolehan Kelompok Harta Tarif Tarif Peyusutan Tahun 2010 Bangunan Unit 1 1990 Rp16.245.000,00 Permanen 5 Rp812.250,00 Unit 2 1990 Rp23.596.640,00 Permanen 5 Rp1.179.832,00 Unit 3 1990 Rp99.298.950,00 Permanen 5 Rp4.964.948,00 Unit 4 1990 Rp9.205.000,00 Permanen 5 Rp460.250,00 Jumlah Rp7.417.280,00 Sumber: Data diolah Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, penulis menghitung kembali besarnya penyesuaian fiskal Rosa Poultry Farm: 66 Tabel 5.10 Penyesuaian Fiskal KETERANGAN JUMLAH Fiskal Positif: Biaya Konsumsi Biaya Kesejahteraan Karyawan Biaya Taktis Sumbangan-sumbangan Jumlah Fiskal Negatif: Penyusutan Bangunan Tahun 2010 Jumlah Rp128.614.115,00 Rp206.779.075,00 Rp21.352.000,00 Rp356.745.190,00 Rp7.417.280,00 Rp7.417.280,00 Sumber: Data diolah Dari analisis diatas penulis menghitung kembali Penghasilan dari usaha danatau pekerjaan bebas berdasarkan laporan keuangan komersial, Formulir 1770-I Bagian A: Tabel 5.11 Formulir 1770-I Bagian A KETERANGAN JUMLAH Penghasilan dari usaha danatau pekerjaan bebas berdasarkan laporan keuangan komersial Peredaran usaha Harga pokok penjualan LabaRugi bruto usaha Biaya usaha Penghasilan neto Penyesuaian fiskal positif Penyesuaian fiskal negatif Penghasilan neto Rp.11.857.190.500 Rp.10.622.945.207 Rp.1.234.245.293 Rp.1.141.663.293 Rp. 92.582.000 Rp. 356.745.190,00 Rp. 7.417.280,00 Rp.441.909.910,00 Sumber: data diolah 2 Formulir 1770-I halaman 2 Bagian B Yang berhak menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Neto adalah Wajib Pajak yang peredaran usahanya atau penerimaan brutonya kurang dari Rp4.800.000.000,00 empat 67 miliar delapan ratus juta rupiah setahun dan telah memberitahukan untuk menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Neto kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak dalam jangka waktu 3 tiga bulan pertama dari Tahun Pajak yang bersangkutan. Dikarenakan Wajib pajak tidak memenuhi kriteria yang ditentukan maka Wajib Pajak tidak mengisi formulir 1770-I halaman 2 bagian B. Hal ini berdasarkan pada Undang-Undang Repulblik Indonesia Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Perubahan Keempat Atas Undang-Undang Nomor Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan Pasal 14 ayat 2 menyebutkan bahwa wajib pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau perkerjaan bebas yang peredaran brutonya dalam 1 satu tahun kurang dari Rp 4.800.000.000,00 empat miliar delapan ratus juta rupiah boleh menghitung penghasilan neto dengan menggunakan norma penghitungan penghasilan neto. 3 Formulir 1770-I halaman 2 Bagian C Bagian ini diisi dengan penghasilan neto dalam negeri sehubungan dengan pekerjaan yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak sendiri, isteri, dan anakanak angkat yang belum dewasa. Dari hasil analisis, Wajib pajak tidak memenuhi kriteria diatas maka wajib pajak tidak perlu mengisi bagian ini. 68 4 Formulir 1770-I halaman 2 Bagian D Bagian ini digunakan untuk melaporkan besarnya penghasilan neto dalam negeri lainnya seperti bunga, dividen, royalti, sewa, penghargaan dan hadiah, keuntungan dari penjualanpengalihan harta, dan penghasilan lain-lain yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak sendiri, istri, dan anakanak angkat yang belum dewasa dalam Tahun Pajak yang bersangkutan. Penghasilan tersebut tidak termasuk penghasilan yang telah dikenakan PPh Final dan PPh bersifat final serta penghasilan yang tidak termasuk objek pajak. Dari hasil analisis, Wajib pajak tidak memenuhi kriteria diatas maka wajib pajak tidak perlu mengisi bagian ini. 5 Formulir 1770-II Bagian ini merupakan rincian angsuran PPh berupa pemotonganpemungutan oleh pihak lain dan PPh yang ditanggung Pemerintah yang diperhitungkan sebagai kredit pajak. Pasal 28 UU PPh, Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1994 tentang Pajak Penghasilan bagi Pejabat Negara, Pegawai Negeri Sipil, Anggota Angkatan Bersenjata Republik Indonesia, dan Para Pensiunan atas Penghasilan yang Dibebankan Kepada Keuangan Negara atau Keuangan Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2003 tentang Pajak 69 Penghasilan Yang Ditanggung oleh Pemerintah atas Penghasilan Pekerja dari Pekerjaan. Dari hasil analisis, Wajib pajak tidak memenuhi kriteria diatas maka wajib pajak tidak perlu mengisi bagian ini. 6 Formulir 1770-III Bagian A Bagian ini diisi dengan penghasilan yang dikenakan pajak final danatau bersifat final. Dari hasil analisis, wajib pajak tidak memiliki penghasilan yang dikenakan pajak final danatau bersifat final. 7 Formulir 1770-III Bagian B Formulir ini digunakan untuk menghitung besarnya penghasilan yang tidak termasuk objek pajak yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak sendiri, isteri, dan anakanak angkat yang belum dewasa dari usaha, pekerjaan bebas, pekerjaan, dan penghasilan lainnya. Dari hasil analisis, wajib pajak tidak termasuk kriteria yang disebut diatas. 8 Formulir 1770-III Bagian C Bagian ini diisi apabila: - Suami atau istri telah hidup berpisah berdasarkan putusan hakim; - Dikehendaki secara tertulis oleh suami istri berdasarkan perjanjian pemisahan harta dan penghasilan; atau 70 - Dikehendaki oleh isteri yang memilih untuk menjalankan hak dan kewajiban perpajakannya sendiri. Penghasilan neto suami istri pada angka 2 dan 3 dikenai pajak berdasarkan penggabungan penghasilan neto suami istri dan besarnya pajak yang harus dilunasi oleh masing-masing suami istri dihitung sesuai dengan perbandingan penghasilan neto. Dari hasil analisis, wajib pajak tidak termasuk kriteria yang disebut diatas. 9 Formulir 1770-IV Bagian A Formulir ini digunakan untuk melaporkan jumlah harta pada akhir tahun pajak yang dimiliki Wajib Pajak sendiri, isteri, anakanak angkat yang belum dewasa. Menurut formulir yang telah diisi, Harta yang dipunyai wajib pajak pada akhir tahun berupa: Tabel 5.12 Harta pada akhir tahun Jenis harta Tahun perolehan Harga perolehan Tanah 6519 m2 di Pakem Rumah LB 237 m2 L+502 m2 Tanah 4930 m2 di Mendung Pakem Tanah 3530 m2 di Mendung Pakem 1998 1992 1995 1996 Rp 128.100.000 Rp 71.800.000 Rp 172.550.000 Rp 105.900.000 Sumber: Formulir 1770-IV Jumlah harta pada akhir tahun wajib pajak sebesar Rp 478.350.000 71 10 Formulir 1770-IV Bagian B Bagian ini digunakan untuk memerinci kewajibanutang dengan mengisi nama dan alamat pemberi pinjaman, tahun peminjaman, dan jumlah pinjaman. Menurut formulir 1770-IV bagian B yang telah diisi, Wajib pajak mempunyai hutang sebesar Rp 564.910.315 yang didapat dari Bank Mandiri, peminjaman terjadi pada tahun 2009 11 Formulir 1770-IV Bagian C Formulir ini berisi mengenai jumlah dan status keluarga wajib pajak. Status wajib pajak adalah kawin dan mempunyai 3 orang anak, berikut adalah anggota keluarga wajib pajak: Tabel 5.13 Daftar Anggota keluarga Nama anggota keluarga Tanggal lahir Hubungan keluarga Pekerjaan CarlaDiana Lexi Astrid Yessy T Kevin Reza S Marsya S Yanindita 280296 220485 190194 160498 Istri Anak Anak Anak - Mahasiswa Pelajar Pelajar Sumber: Formulir 1770-IV 12 Formulir 1770 Induk Dari analisis yang dilakukan penulis, berikut adalah penghitungan kembali oleh penulis 72 Tabel 5.14 Pajak penghasilan terutang wajib pajak orang pribadi Rosa Poultry Farm KETERANGAN JUMLAH Penghasilan neto Penghasilan neto dalam negeri danatau pekerjaan bebas Penghasilan neto dalam negeri sehubungan dengan pekerjaan Penghasilan neto dalam negeri lainnya penghasilan neto luar negeri jumlah penghasilan neto Zakatsumbangan keagamaan yang bersifat wajib jumlah penghasilan neto setelah pengurangaan zakatsumbangan keagamaan yang sifatnya wajib Penghasilan kena pajak Kompensasi kerugian jumlah penghasilan neto setelah kompensasi kerugian Penghasilan tidak kena pajak Penghasilan kena pajak PPh terutang PPh terutang 420.789.91025 Pengembalianpengurangan PPh pasal 24 yang telah dikreditkan Jumlah PPh terutang Kredit pajak PPh yang dipotongdipungut oleh pihak lain, PPh yang dibayardipotong di luar negeri dan PPh ditanggung pemerintah PPh yang harus dibayar sendiri PPh yang harus dibayar sendiri PPh pasal 25 bulanan jumlah kredit pajak PPh kuranglebih bayar PPh kuranglebih bayar Angsuran PPh pasal 25 tahun pajak berikutnya Angsuran PPh pasal 25 tahun pajak berikutnya 112105.197.477,50 Rp 441.909.910 Rp - Rp - Rp - Rp 441.909.910 Rp - Rp 441.909.910 Rp - Rp 441.909.910 Rp 21.120.000 Rp 420.789.910 Rp 105.197.477,50 Rp - Rp 105.197.477,50 Rp - Rp 105.197.477,50 Rp 5.094.000 Rp 5.094.000 Rp 100.103.477.50 Rp 8.766.453,96 Sumber: Data diolah Setelah menghitung kembali penulis membuat perbandingan penghitungan PPh wajib pajak orang pribadi yang dilakukan oleh wajib pajak dengan yang dilakukan oleh penulis. 73 Tabel 5.15 Perbandingan penghitungan pajak penghasilan terutang wajib pajak orang pribadi KETERANGAN TEORI ROSA POULTRY FARM Penghasilan neto Penghasilan neto dalam negeri danatau pekerjaan bebas Rp 441.909.910 Rp 92.582.000 Penghasilan neto dalam negeri sehubungan dengan pekerjaan Rp - Rp - Penghasilan neto dalam negeri lainnya Rp - Rp - penghasilan neto luar negeri Rp - Rp - jumlah penghasilan neto Rp 441.909.910 Rp 92.582.000 Zakatsumbangan keagamaan yang bersifat wajib Rp - Rp - jumlah penghasilan neto setelah pengurangaan zakatsumbangan keagamaan yang sifatnya wajib Rp 441.909.910 Rp 92.582.000 Penghasilan kena pajak Kompensasi kerugian Rp - Rp - jumlah penghasilan neto setelah kompensasi kerugian Rp 441.909.910 Rp 92.582.000 Penghasilan tidak kena pajak Rp 21.120.000 Rp 21.120.000 Penghasilan Kena Pajak Rp 420.789.910 Rp 71.462.000 Kredit pajak PPh yang dipotongdipungut oleh pihak lain, PPh yang dibayardipotong di luar negeri dan PPh ditanggung pemerintah PPh yang harus dibayar sendiri Rp 105.197.477,50 Rp 5.719.300 PPh yang harus dibayar sendiri PPh pasal 25 bulanan Rp 5.094.000 Rp 5.094.000 jumlah kredit pajak Rp 5.094.000 Rp 5.094.000 PPh kuranglebih bayar PPh kuranglebih bayar Rp 100.103.477.50 Rp 625.300 Angsuran PPh pasal 25 tahun pajak berikutnya Angsuran PPh pasal 25 tahun pajak berikutnya Rp 8.766.453,96 Rp 476.700 Sumber: Data diolah 74 Dari tabel perbandingan di atas, perhitungan yang dilakukan oleh Wajib Pajak belum sesuai dengan Undang-Undang pajak yang berlaku. Terdapat selisih antara penghitungan yang dilakukan oleh wajib pajak dengan penghitungan yang dilakukan oleh penulis, yaitu sebesar Rp99.478.177,50. Selisih tersebut dikarenakan ada perbedaan biaya- biaya yang menurut Standar Akuntansi Keuangan boleh diakui namun tidak boleh diakui menurut ketentuan Undang-Undang Perpajakan. Perbedaan tersebut mengakibatkan jumlah penghasilan neto setelah koreksi fiskal menjadi Rp441.909.910,00 Lihat Tabel 5.11 dan PPh terutang sebesar Rp 105.197.477,50 . b. Lengkap Dikatakan lengkap apabila Wajib Pajak melampirkanmelaporkan unsur-unsur yang berkaitan dengan objek pajak dan unsur-unsur lain yang harus dilaporkan dalam surat pemberitahuan. 1 Melampirkan formulir 1770 induk dan 1770-I sampai dengan 1770-IV Tabel 5.16 Lampiran formulir 1770 induk dan 1770-I sampai dengan 1770-IV NO. LAMPIRAN Praktek di Rosa Poultry Farm Ada Tidak 1. Formulir 1770 √ 2. Formulir 1770-I √ 3. Formulir 1770-II √ 4. Formulir 1770-III √ 5. Formulir 1770-IV √ Sumber: Data diolah 75 2 Selain formulir 1770 induk dan 1770-I sampai dengan 1770-IV baik yang diisi maupun yang tidak diisi harus dilampirkan pula: Tabel 5.17 Lampiran Selain formulir 1770 induk dan 1770-I sampai dengan 1770-IV No. Lampiran Selain formulir 1770 induk dan 1770-I sampai dengan 1770-IV Praktek Ada Tidak 1. Surat kuasa khusus bila dikuasakan √ 2. SSP lembar ke-3 PPh pasal 29 √ 3. Neraca dan Laporan Laba RugiRekapitulasi bulanan peredaran bruto danatau penghasilan lain dan biaya √ 4. Perhitungan kompensasi kerugian fiskal √ 5. Bukti pemotonganpemungutan oleh pihak lainditanggung pemerintah dan yang dibayardipotong di luar negeri √ 6. Fotokopi formulir 1721-A1 danatau 1721-A2 √ 7. Perhitungan angsuran PPh pasal 25 tahun pajak berikutnya √ 8. Fotokopi tanda bukti pembayaran fiskal luar negeri √ 9. Perhitungan PPh terutang bagi wajib pajak kawin pisah harta danatau mempunyai NPWP sendiri √ 10. Daftar jumlah penghasilan dan pembayaran PPh pasal 25 khusus untuk orang pribadi pengusaha tertentu √ Sumber: Data diolah Dari hasil analisis, Wajib Pajak sudah melampirkan semua formulir 1770. Untuk lampiran selain formulir 1770, Wajib Pajak hanya melampirkan SSP lembar ke-3 PPh pasal 29, neraca, laporan Laba RugiRekapitulasi bulanan peredaran bruto danatau penghasilan lain dan biaya. c. Jelas Dikatakan jelas apabila wajib pajak melaporkan asal-usul sumber dari objek pajak dan unsur-unsur lain yang harus dilaporkan dalam surat pemberitahuan. 76 Dari hasil analisis, wajib pajak sudah melaporkan asal usul sumber objek pajak berupa laporan keuangan seperti Laporan Laba Rugi, Neraca dan bukti pendukung berupa Daftar Penyusutan Aktiva Tetap. d. Ditandatangani Dikatakan ditandatangani apabila orang yang berhak yaitu Wajib Pajak atau orang yang diberi kuasa memberikan tandatangannya di SPT yang dilaporkan. Wajib Pajak sudah menuliskan tanda tangannya pada SPT 1770 induk di pojok kanan bawah SPT. Disana ditandatangani oleh yang berwenang yaitu Wajib Pajak sendiri yang merupakan pemilik perusahaan bernama Faridz Setiawan. Terlihat dari formulir 1770 induk yang dilampirkan. C. Pembahasan Dikatakan benar apabila dalam perhitungan dan penerapannya sudah sesuai dengan perundang-undangan perpajakan. Termasuk penulisan dan sudah sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Hasil analisis peneliti menemukan bahwa penghitungan pajak penghasilan terutang Rosa Poultry Farm belum sesuai dengan Undang-Undang Repulblik Indonesia Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Perubahan Keempat Atas Undang-Undang Nomor Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan. Dapat diketahui jumlah pajak penghasilan Rosa Poultry Farm sebesar Rp 105.197.477,50 sedangkan jumlah pajak penghasilan terutang yang 77 dilaporkan di SPT Tahunan sebesar Rp5.719.300, sehingga dapat diketahui ada selisih kurang sebesar Rp994.781.177,50. Hal ini disebabkan karena dalam menghitung besarnya penyesuaian fiskal positif dan fiskal negatif, wajib pajak masih belum menyesuaikan biaya-biaya yang tidak boleh dikurangkan dalam menghitung besarnya penghasilan kena pajak dan penyusutan bangunan permanen pada tahun 2010. Dikatakan lengkap apabila wajib pajak melampirkanmelaporkan unsur-unsur yang berkaitan dengan objek pajak dan unsur-unsur lain yang harus dilaporkan dalam surat pemberitahuan. Dalam melampirkanmelaporkan unsur-unsur yang berkaitan dengan objek pajak dan unsur-unsur lain yang harus dilaporkan dalam surat pemberitahuan. Perusahaan sudah lengkap dalam melaporkan SPT 1770 induk, SPT 1770- I, SPT 1770-II, SPT 1770-III, dan SPT 1770-IV. Selain lampiran yang disebutkan tadi, perusahaan melampirkan SSP lembar ke-3 PPh pasal 29, Neraca, dan Laporan Laba RugiRekapitulasi bulanan peredaran bruto danatau penghasilan lain dan biaya. Dikatakan jelas apabila wajib pajak melaporkan asal-usul sumber dari objek pajak dan unsur-unsur lain yang harus dilaporkan dalam surat pemberitahuan. Dalam melaporkan asal-usul sumber dari objek pajak dan unsur-unsur lain yang harus dilaporkan dalam surat pemberitahuan. Rosa Poultry Farm sudah jelas dalam melaporkan asal usul sumber dari objek pajak, dengan melaporkan laporan keuangan berupa Laba Rugi, Neraca, dan bukti pendukung seperti Daftar Penyusutan Aktiva Tetap. 78 Dikatakan ditandatangani apabila wajib pajak memberikan tandatangannya di SPT yang dilaporkan. Dalam memberikan tandatangan wajib pajak pada SPT di tempat yang sudah ditentukan. Rosa Poultry Farm sudah menandatangani SPT dan ditanda tangani oleh pemilik Rosa Poultry Farm sendiri di tempat yang sudah ditentukan. 79

BAB VI PENUTUP