2.2.2. Normalisasi Database
Salah satu topik yang cukup komleks dalam dunia management Database relasional adalah proses untuk menormalisasi tabel-tabel dalam Database. Alasan
utama untuk melakukkan normalisasi adalah untuk membentuk Database yang efektif, efisien dan handal. Untuk menghilangkan insersion anomalies, deletion
anomalis, dan update anomalies, normalisasi yang harus dilakukukkan minimal sampai tahapan ketiga. Normalisasi marupakan pendekatan dalam membangun
strukur logika data, dapat dilakukkan dengan langsung berkaitan dengan kinerja Database. Dalam membangun strukture logika data, dapat dilakukkan dengan
langsung menggunakan prinsip-prinsip normalisasi atau melakukkan transformasi dari model E-R kedalam bentuk tabel.
Dalam prespektif normalisasi sebuah Database dikatakan baik jika setiap tabel yang membentuk Database tersebut sudah dalam keadaan normal. Suatu
tabel dikaakan normal jika memenuhi kreteria sebagai berikut : 1.
Jika ada dekomposisi atau penguraian tabel, maka dekomposisinya dijamin aman lossless-join decompotition.
2. Terpeliharanya ketergantungan fungsional fungsional dependency pada
saat perubahan data. 3.
Tidak melangar boyce code normal form BCNF, jika tidak memungkinkan minimal tidak melanggar sampai bentuk nomal ketiga.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Tahapan-tahapan dalam melakukkan normalisasi terhadap Database adalah :
1. Bentuk normal pertama First normal form
Sebuah tabel dikatakan 1NF jika tidak ada duplikasi baris dalam tabel dan masing-masing cell bernilai tunggal. Kemudian semua atribut yang
ada harus bergantung pada primary key. 2.
Bentuk normal kedua 2 normal form Bentuk normal kedua terpenuhi jika pada sebuah tabel semua atribute
yang tidak termasuk primary key memiliki ketergantungan fungsional terhadap primary key secara utuh, tidak ada ketergantungan persial.
3. Benuk normal kedua 3 normal form
Sebuah tabel dikatakan memenuhi bentuk normal ketiga jika tidak terdapat ketergantungan transitif, dimana atribute bukan kunci tidak
boleh tergantung pada atribute lainnya.
2.3. Fuzzyfikasi Database