2.4 Input MRP
MRP memiliki beberapa komponen utama, terdiri dari sistem : 1.
Master Production Schedule System MPS
MPS adalah suatu media perencanaan, memberitahukan apa yang bisa dan apa yang harus diproduksi yang digunakan untuk menyeimbangkan antara
kebutuhan konsumen dengan kemampuan produksi perusahaan. pengertiannya adalah pembuatan jadwal secara terperinci tentang apa material atau komponen
apa yang harus tersedia untuk membuat suatu produk? Jadwal harus mengikuti rencana produksi yang telah ditentukan untuk semua output dalam suatu satuan
waktu tertentu, yang didalamnya sudah termasuk variasi input, rencana keuangan, permintaan konsumen, kapabilitas rekayasa, fluktuasi persediaan, kinerja pemasok
dan pertimbangan lainnya. Jadwal utama dapat diwujudkan dalam:
1. Produk akhir yang proses produksinya berkelanjutan memproduksi agar
dapat menyimpan. 2.
Pesanan konsumen dalam perusahaan. 3.
Modul dalam perusahaan yang proses produksinya berulang. MPS merepresentasikan permintaan atau kebutuhan yang akan datang. Metode
dalam penyusunan permintaan atau kebutuhan ini beraneka ragam tergantung dari tipe bisnisnya. Dalam produksi untuk menyimpan dalam stok, kebutuhan yang
akan datang umumnya disusun berdasarkan perkiraan dari kebutuhan yang lalu. Dalam produksi untuk memenuhi order. Order dari konsumen menjadi
representasi dari total kebutuhan akan produksi. Sumber – sumber yang menimbulkan kebutuhan akan produksi :
a. Customer Order
b. Dealer Order c.
Kebutuhan dari Gudang d. Kebutuhan dari Service
e. Peramalan
f. Stock yang tersedia
g. Pemesanan Bahan suatu rencana produksi yang menggambarkan
Merupakan suatu rencana produksi yang menggambarkan hubungan antara kuantitas setiap jenis produk akhir yang diinginkan dengan waktu penyediaannya.
Secara garis besar pembuatan suatu MPS biasanya dilakukan atas tahapan-tahapan sebagai berikut :
a. Identifikasi sumber permintaan dan jumlahnya, sehingga dapat diketahui
besarnya permintaan produk akhir setiap periodenya. b.
Menentukan besarnya kapasitas produksi dan kecepatan operasi yang diperlukan untuk memenuhi permintaan yang telah diidentifikasikan,
perencanaan ini biasanya dilakukan pada tingkat agregat, sehingga masih merupakan perencanaan global.
c. Menyusun rencana rinci dari setiap produk akhir yang akan dibuat. Tahap ini
merupakan penjabaran dari rencana agregat global sehingga akan didapat rencana produksi setiap produk akhir yang dibuat dan perioda waktu
pembuatannya.
d. Hal penting yang diperhatikan dalam menyusun MPS adalah menentukan
panjang horison waktu perencanaan Planning Horison , yaitu banyaknya periode waktu yang ingin diliput dalam penjadwalan.
Tabel 2.1 Tabel Jadwal Induk Produksi
2. Bill Of Material
Merupakan informasi dari penyusunan MRP untuk memproduksi suatu produk tentang material apa saja yang dibutuhkan baik yang dibuat sendiri
maupun material yang dibeli pihak supplier. Informasi ini diperoleh dengan menggambarkan dalam struktur produk sehingga pada akhirnya data tentang
material apa yang dibutuhkan dan berapa banyaknya untuk membentuk suatu produk dapat diperoleh secara detail.
BOM adalah merupakan daftar dari komponen–komponen bahan yang dibutuhkan untuk membuat suatu barang jadi produk. sebuah daftar jumlah
komponen, campuran bahan, dan bahan baku yang diperlukan untuk membuat suatu produk. Bill Of Material tidak hanya menspesifikasikan produksi, tapi juga
berguna untuk pembebanan biaya, dan dapat dipakai sebagai daftar bahan yang harus dikeluarkan untuk karyawan produksi atau perakitan. Bill Of Material
digunakan dengan cara ini, biasanya dinamakan daftar pilih. Adapun jenis BOM adalah:
1. Modular Bills
yaitu bill of material yang dapat diatur di seputar modul produk, modul merupakan komponen yang dapat diproduksi dan dirakit menjadi satu
unit produk. 2.
Bill untuk perencanaan diciptakan agar dapat menugaskan induk buatan
kepada bill of materialnya. Sedangkan Phantom Bill adalah bill of material untuk komponen, biasanya sub-sub perakitan yang hanya ada untuk sementara
waktu. 3.
Low-level coding atas suatu bahan dalam bill of material diperlukan apabila
ada produk yang serupa, supaya dapat membedakannya diberikan kode. Setiap barang inventori harus diidentifikasikan dengan sebuah part number nomor
barang seperti pemberian kode untuk bahan – bahan yang digunakan dalam proses produksi, dengan tujuan untuk memberikan nama yang unik untuk
masing–masing barang yang berbeda. Cara – cara dalam pemberian nomor barang :
1. Random yaitu pemberian nomor yang digunakan hanya sebagai pengenal
saja tanpa memiliki arti lain. 2.
Significant yaitu pemberian nomor berdasarkan identifikasi suatu barang.
Seperti jenis, satuan, bentuk dan lainnya. 3.
Semisignificant yaitu penggabungan dari cara Random dan Significant.
3. Data stok inventori
Suatu perusahaan umumnya memiliki dua macam data inventori, yaitu :
1. Manufacturing Inventory
, terdiri dari : a.
Raw Materials b.
Semifinished Component Parts c.
Finished Component Parts d.
Sub assemblies e.
Component parts in process f.
Subassemblies in process 2.
Distribution Inventory , terdiri dari :
a. Complete product
di gudang b.
Complete product di transit
4. Lead Time
Merupakan waktu yang dibutuhkan oleh material dari saat order sampai material itu diterima. Berapa lama waktu untuk mendapatkan komponen. Oleh
karena itu manajemen harus menentukan kapan produk diperlukan, sehingga dapat menentukan waktu pembelian, produksi dan perakitan. Lead time terdiri
dari dua yaitu lead time pembelian untuk material yang dibeli dari supplier dan lead time produksi untuk material yang diproduksi sendiri. MRP membutuhkan
data berupa waktu untuk mendapatkan Material dari Supplier dan waktu produksi dari masing – masing hasil produksi.
2.5 Langkah – langkah dalam proses pengelolaan MRP