Metode Peramalan Visi dan Misi BPS Visi

Dari uraian di atas dapatlah diketahui bahwa jenis-jenis peramalan sangat bergantung dari segi mana memandangnya. Baik tidaknya metode yang digunakan oleh perbedaan atau penyimpangan antara hasil ramalan dengan kenyataan yang terjadi. Semakin kecil penyimpangan antara hasil ramalan dengan kenyataan yang terjadi, maka semakin baik pula metode yang digunakan.

2.4 Metode Peramalan

Metode-metode peramalan dengan analisa deret waktu, yaitu: 1. Metode Pemulusan Eksponensial dan Rata-Rata Bergerak, sering digunakan untuk ramalan jangka pendek dan jarang dipakai untuk peramalan jangka panjang. 2. Metode Regresi, metode ini biasa digunakan untuk ramalan jangka menengah dan jangka panjang. 3. Metode Box Jenkins, metode ini jarang dipakai tetapi baik untuk jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Ada 6 enam faktor utama yang diidentifikasikan sebagai teknik dan metode peramalan, yaitu: a. Horison Waktu Ada 2 dua aspek dari Horison Waktu yang berhubungan dengan masing- masing metode peramalan. Pertama adalah cakupan waktu di masa yang akan datang, kedua adalah jumlah periode untuk peramalan yang diinginkan. b. Pola Data Dasar utama dari metode peramalan adalah anggapan bahwa macam-macam dari pola yang didapati dalam data yang diramalkan akan berkelanjutan. Universitas Sumatera Utara c. Jenis dari Model Model-model perlu diperhatikan karena masing-masing model mempunyai kemampuan yang berbeda dalam analisa keadaan untuk pengambilan keputusan. d. Biaya yang Dibutuhkan Umumnya ada 4 empat unsur biaya yang tercakup di dalam penggunaan suatu prosedur peramalan, yaitu biaya-biaya pengembangan, penyimpanan data, operasi pelaksanaan dan kesempatan dalam penggunaan teknik- teknik dan metode lainnya. e. Ketepatan Metode Peramalan Tingkat ketepatan yang dibutuhkan sangat erat kaitannya dengan tingkat perincian yang dibutuhkan dalam suatu peramalan. f. Kemudahan dalam Penerapan Metode-metode yang dapat dimengerti dan mudah diaplikasikan sudah merupakan suatu prinsip umum bagi pengambil keputusan.

2.5 Metode Pemulusan Smoothing

Metode pemulusan adalah suatu peramalan dengan mengadakan penghalusan terhadap masa lalu, yaitu dengan mengambil rata-rata dari nilai beberapa tahun untuk menakar nilai pada beberapa tahun ke depan. Secara umum metode pemulusan smoothing diklasifikasikan menjadi 2 bagian, yaitu: Universitas Sumatera Utara 1. Metode Perataan Average Metode perataan bertujuan untuk memanfaatkan data masa lalu untuk mengembangkan suatu sistem peramalan pada periode mendatang. Metode ini dibagi menjadi 4 empat bagian, yaitu: a. Nilai Tengah Mean b. Rata-rata Bergerak Tunggal Single Moving Average c. Rata-rata Bergerak Ganda Double Moving Average d. Kombinasi Rata-rata bergerak lainnya 2. Metode Pemulusan Eksponensial Smoothing Exponential Bentuk umum dari Metode Pemulusan Eksponensial Smoothing Exponential ini adalah: + 2.1 keterangan: = ramalan untuk periode waktu t+1 = data pada periode waktu t = ramalan untuk periode waktu t Bila bentuk 2.1 diperluas maka akan didapat: F t+1 = αX t +α1- α X t+1 +α 1-α 2 X t-2 + … + 1- α N F t- N-1 2.2 Metode pemulusan terdiri atas: a. Pemulusan Eksponensial Tunggal Single Smoothing Eksponential a.1 Satu Parameter a.2 Pendekatan Aditif ARRSES Universitas Sumatera Utara b. Pemulusan Eksponensial Ganda Double Smoothing Eksponential b.1 Metode Linier-Satu Parameter dari Brown b.2 Metode Dua-Parameter dari Holt c. Pemulusan Eksponensial Tiga Triple Smoothing Eksponential c.1 Metode Kuadratik Satu-Parameter dari Brown c.2 Metode Kecenderungan dan Musiman Tiga-Parameter dari Writer d. Metode Pemulusan Lainnya d.1 Metode Kontrol Adaptif dari Chow d.2 Metode Adaptif Satu-Parameter dari Brown d.3 Pemulusan Tiga-Parameter Box Jenkins d.4 Metode Pemulusan Harmonis dari Harrison d.5 Sistem Pemantauan dari Trigg Tracing Signal 2.6 Metode Pemulusan Smoothing yang Digunakan Metode peramalan analisa Time Series yang digunakan untuk meramalkan demografi dan laju pertumbuhan Kota Binjai pada pemecahan permasalahan yaitu Pemulusan Eksponensial Satu-Parameter dari Brown.

2.6.1 Pemulusan eksponensial satu-parameter dari Brown

Pemulusan Eksponensial Satu-Parameter dari Brown adalah serupa dengan Rata- rata Linier, baik nilai pelicin smoothing value tunggal maupun ganda terdapat pada waktu sebelum data sebenarnya, bila pada data itu ada trend. Perbedaan nilai pemulusan tunggal dan ganda dapat ditambahkan kepada nilai pemulusan tunggal dan disesuaikan untuk trend. Persamaan yang dipakai pada metode ini adalah: Universitas Sumatera Utara = αX t + 1- α 2.3 keterangan: = pemulusan pertama periode t X t = nilai ril periode t = pemulusan pertama periode t = parameter pem ulusan 0α1 Pada periode ini proses penentuan peramalan dimulai dengan menentukan besarnya α. Sedangkan tahap-tahap dalam menentukan ramalan adalah sebagai berikut: = αX t + 1- α 2.4 =α +1-α 2.5 = + - =2 - 2.6 = - 2.7 m . b a F t t m t + = + 2.8 keterangan: t S = pemulusan tahap pertama untuk periode t t S = pemulusan tahap kedua untuk periode t 1 t S − = pemulusan tahap pertama untuk periode t-1 1 t S − = pemulusan tahap kedua untuk periode t–1 a t = besar konstanta b t = besar kemiringan slope Universitas Sumatera Utara F t+m = ramalan untuk periode waktu t+m m = periode waktu yang diramalkan : 1,2,3,… 2.6.2 Beberapa kesalahan dan ukuran statistik standar, antara lain: Untuk mengevaluasi harga parameter peramalan, digunakan ukuran kesalahan peramalan. Harga parameter peramalan yang terbaik adalah harga yang memberikan nilai kesalahan peramalan yang terkecil. Terdapat berbagai macam ukuran kesalahan yang dapat diklasifikasikan menjadi ukuran standar dalam statistik dan ukuran relatif. Ukuran kesalahan yang termasuk ukuran standar statistik adalah nilai rata-rata kesalahan mean error, nilai rata-rata kesalahan absolut mean absolute error, dan nilai rata-rata kesalahan kuadrat mean squared error . Ukuran kesalahan yang termasuk ukuran relatif adalah nilai rata- rata kesalahan persentase mean percentage error dan nilai rata-rata kesalahan persentase absolut mean absolute percentage error Makridakis, 1998. Persamaan yang dapat digunakan untuk menghitung masing-masing ukuran kesalahan peramalan tersebut di atas. a. Nilai rata-rata kesalahan Mean Error n e ME n 1 i i ∑ = = 2.9 i i i F X e − = keterangan: ME = nilai rata-rata kesalahan n = jumlah periode waktu data e i = kesalahan pada periode waktu i Universitas Sumatera Utara X i = data pada periode waktu i F i = ramalan untuk periode waktu i b. Nilai rata-rata kesalahan absolut Mean Absolute Error n e MAE n 1 i i ∑ = = 2.10 keterangan : MAE = nilai rata-rata kesalahan absolute n = jumlah periode waktu data e i = kesalahan pada periode waktu i c. Nilai rata-rata kesalahan kuadrat Mean Square Error n MSE n i i e ∑ = = 1 2 2.11 keterangan: MSE = nilai rata-rata kesalahan kuadrat n = jumlah periode waktu data e i = kesalahan pada periode waktu i d. Nilai rata-rata kesalahan persentase Mean Percentage Error n PE MPE n 1 i i ∑ = = 2.12 100 X F X PE i i i i − = keterangan: Universitas Sumatera Utara PE i = kesalahan persentase pada periode i MPE = nilai rata-rata kesalahan persentase X i = data pada periode waktu i n = jumlah periode waktu data e. Nilai rata-rata kesalahan persentase absolut Mean Absolute Percentage Error n PE MAPE n i i ∑ = = 1 2.13 keterangan: MAPE = nilai rata-rata kesalahan persentase absolut n = jumlah periode waktu data

2.7 Metode Analisis Data Metode yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah metode pemulusan

smoothing dengan pemulusan eksponensial exponential smoothing. Metode ini adalah pengembangan dari metode perataan average. Metode peramalan dilakukan dengan mengulang perhitungan secara terus menerus dengan menggunakan data terbaru, setiap data diberi bobot, data yang lebih baru diberi bobot yang lebih besar. 2.8 Pengertian Produk Domestik Regional Bruto PDRB Produk Domestik Regional Bruto PDRB didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu wilayah, atau Universitas Sumatera Utara merupakan jumlah seluruh nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha. Kegunaan PDRB antara lain memperlihatkan: a. Tingkat pertumbuhan ekonomi Laju pertumbuhan ekonomi regional baik total maupun sektoral umumnya dihitung berdasarkan angka indeks berantai baik total PDRB maupun sektor- sektornya. Pertumbuhan ekonomi adalah perubahan persentase PDRB atas dasar harga konstan dari suatu kurun waktu. b. Tingkat kemakmuran ekonomi Tingkat kemakmuran ekonomi biasanya diukur dengan pendapatan perkapita yang merupakan hasil bagi pendapatan regional dengan angka penduduk pertengahan tahun. c. Tingkat inflasi dan deflasi Tingkat inflasi dan deflasi dapat diketahui bila PDRB atas dasar harga berlaku dibandingkan dengan PDRB atas dasar harga konstan, hasil baginya disebut indeks harga implisit. d. Struktur perekonomian Struktur perekonomian biasanya terdiri atas sektor–sektor menurut klasifikasi lapangan usaha. Data PDRB disajikan dalam dua bentuk yaitu menurut klasifikasi lapangan usaha sektoral dan menurut penggunaannya. Penyajian PDRB menurut lapangan usaha akan memberikan gambaran mengenai peranan masing–masing sektor. PDRB menurut lapangan usaha dirinci menurut 11 sektor yaitu: 1. sektor pertanian Universitas Sumatera Utara 2. sektor pertambangan dan penggalian 3. sektor industri pengolahan 4. sektor listrik, gas, dan air minum 5. sektor bangunan 6. sektor perdagangan, hotel dan restoran 7. sektor pengangkutan dan komunikasi 8. sektor keuangan, persewaaan, dan jasa perusahaan 9. sektor jasa-jasa Penyajian PDRB menurut penggunaannya menggambarkan bagaimana penggunaan barang dan jasa akhir oleh berbagai kegiatan ekonomi. Secara rinci penyajiannya berbentuk sebagai berikut: 1. pengeluaran konsumsi akhir rumah tangga 2. pengeluaran konsumsi lembaga non-profit 3. pengeluaran konsumsi akhir pemerintah 4. pembentukan modal tetap bruto 5. ekspor neto Untuk memperoleh angka–angka PDRB menurut penggunaannya, dilakukan penghitungan secara langsung pada komponen–komponen yang tercakup. Karena mengalami kesulitan dalam kelengkapan data, sehingga data komponen yang dihitung secara rasional berdasar pada penghitungan sektoral. 2.9 Teori-Teori Kependudukan Teori kependudukan dikembangkan oleh dua faktor yang sangat dominan yaitu, yang pertama adalah meningkatnya pertumbuhan penduduk terutama di negara- Universitas Sumatera Utara negara yang sedang berkembang dan hal ini menyebabkan agar para ahli memahami faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penduduk, sedangkan yang kedua adalah adanya masalah-masalah yang bersifat universal yang menyebabkan. Para ahli harus lebih banyak mengembangkan dan menguasai kerangka teori untuk mengkaji lebih lanjut sejauh mana telah terjalin suatu hubungan antara penduduk dengan perkembangan ekonomi dan sosial. Menurut Robert Thomas Malthus 1766-1834 yang terkenal sebagai pelopor ilmu kependudukan yang lebih popular disebut dengan prinsip kependudukan The Principle of Population yang menyatakan bahwa penduduk apabila tidak ada pembatasan, akan berkembang biak dengan cepat dan memenuhi dengan cepat beberapa bagian dari permukaan bumi ini dan ia juga menyatakan bahwa manusia untuk hidup memerlukan bahan makanan, sedangkan laju pertumbuhan bahan makanan jauh lebih lambat dibandingkan dengan laju pertumbuhan penduduk dan apabila tidak ada pembatasan terhadap pembatasan penduduk, maka manusia akan mengalami kekurangan bahan makanan sehingga inilah menjadi sumber kemelaratan dan kemiskinan manusia. Universitas Sumatera Utara BAB 3 GAMBARAN UMUM BADAN PUSAT STATISTIK 3.1 Sejarah Badan Pusat Statistik Badan Pusat Statistik BPS adalah Lembaga Negara Non Departemen. BPS melakukan kegiatan yang ditugaskan oleh pemerintah antara bidang pertanian, agrarian, pertambangan, kependudukan, sosial, ketenagakerjaan, keuangan, pendapatan, dan keagamaan. Selain hal–hal diatas BPS juga bertugas untuk melaksanakan koordinasi di lapangan, kegiatan statistik dari segenap instansi baik dipusat maupun didaerah dengan tujuan mencegah dilakukannya pekerjaan yang serupa oleh dua atau lebih instansi, memajukan keseragaman dalam penggunaan defenisi, klasifikasi dan ukuran–ukuran lainnya. Setiap sepuluh tahun sekali, BPS menyelenggarakan sensus penduduk. Di samping itu, BPS juga melakukan pengumpulan data, menerbitkan publikasi statistik nasional maupun daerah, serta melakukan analisis data statistik yang digunakan dalam pengambilan kebijakan pemerintah. BPS juga terdapat di setiap provinsi, kabupaten dan kota di seluruh Indonesia. Dinamakan perwakilan BPS di daerah, karena BPS merupakan instansi vertikal, yakni instansi pemerintah pusat yang berada di daerah, sehingga bukan merupakan bagian dari instansi milik daerah, Tugas lain BPS di daerah adalah melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah dalam rangka penyelenggaraan statistik regional. Setiap sepuluh tahun sekali BPS menyelenggarakan: Universitas Sumatera Utara 1. Sensus Penduduk SP yaitu pada setiap tahun berakhiran 0 nol, 2. Sensus Pertanian ST pada setiap tahun berakhiran 3 tiga, dan 3. Sensus Ekonomi SE pada setiap tahun berakhiran 6 enam. 3.2 Tugas dan Fungsi Badan Pusat Statistik Menurut Keputusan Kepala BPS Nomor 121 tahun 2001 tentang organisasi dan tata kerja perwakilan BPS di daerah.

3.2.1 Tugas

BPS mempunyai tugas pemerintahan di bidang kegiatan statistik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3.2.2 Fungsi

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, BPS menyelenggarakan fungsi: 1. Pengkajian, penyusunan, dan perumusan kebijakan di bidang statistik. 2. Pengkoordinasian kegiatan statistik nasional dan regional. 3. Penetapan dan penyelenggaraan statistik dasar. 4. Pembinaan dan fasilitasi terhadap kegiatan instansi pemerintah di bidang kegiatan statistic, dan 5. Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi, tata laksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, kehumasan, hukum, perlengkapan, dan rumah tangga. Universitas Sumatera Utara

3.3 Visi dan Misi BPS Visi

Pelopor data statistik terpercaya untuk semua. Misi 1. Memperkuat landasan konstitusional dan operasional lembaga statistik untuk penyelenggaraan statistik yang efektif dan efisien. 2. Menciptakan insan statistik yang kompeten dan profesional, didukung pemanfaatan teknologi informasi mutakhir untuk kemajuan perstatistikan Indonesia. 3. Meningkatkan penerapan standar klasifikasi, konsep dan definisi, pengukuran, dan kode etik statistik yang bersifat universal dalam setiap penyelenggaraan statistik. 4. Meningkatkan kualitas pelayanan informasi statistik bagi semua pihak. 5. Meningkatkan koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi kegiatan statistik yang diselenggarakan pemerintah dan swasta, dalam kerangka Sistem Statistik Nasional SSN yang efektif dan efisien.

3.4 Struktur Organisasi BPS