Bab I Pendahuluan 3
5. Metodologi dan pendekatan
Metodologi yang dipergunakan: 1. Mendayagunakan potensi lokal.
2. Pelatihan bagi agent perubahan pendamping lapangan yang akan mendampingi masyarakat
Learning by doing. 3. Bekerjasama dengan pemerintah pusat dan lokal mulai dari Provinsi sampai DesaKelurahan.
4. Sinergi dan koordinasi lintas sektor di Provinsi maupun di KabupatenKota: Dinas Kesehatan, Dinas PUSatker PLP, Bappeda, Bapermas, KLH, Dinas Pertanian, dan swasta.
5. Menciptakan lingkungan yang kondusif bagi masyarakat untuk mendukung terjadinya perubahan perilaku melalui advokasi kepada desakelurahan, KabupatenKota, Provinsi, serta pusat.
Pendekatan yang dipergunakan pada tingkat masyarakat antara lain: 1. Meningkatkan kebutuhan dengan pemicuan.
2. Meningkatkan ketersediaan sarana sanitasi. 3. Memberikan alternatif teknologi dan pilihan biaya yang sesuai dengan kemauan dan
kemampuan masyarakat. 4. Dikelola sebagai program masyarakat.
5. Melakukan kegiatan Promosi Higiene dan Sanitasi. 6.
Monitoring pembangunan sarana dan penggunaannya.
6. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan:
Secara keseluruhan tahapan Implementasi PPSP melalui penguatan pilar-pilar STBM IPP-STBM terdiri dari 6 tahap sebagai berikut:
Gambar 2 Tahapan IPP-STBM
4 Bab II Tahapan Pelaksanaan Implementasi PPSP melalui Penguatan Pilar-pilar STBM
BAB II Tahapan Pelaksanaan Implementasi PPSP melalui Penguatan Pilar-pilar STBM
TAHAP 01 PERSIAPAN IPP-STBM
Referensi Terkait: Buku Putih Sanitasi, SSK, dan MPS
Buku Panduan Praktis EHRA Pelaksana:
Anggota Pokja Kabupatenkota Perkiraan Durasi:
2 kali pertemuan
Tujuan:
1. Mendapat gambaran peta area berisiko sanitasi dari dokumen Buku Putih Sanitasi. 2. Mendapat gambaran progam dan kegiatan yang akan dilakukan selama 5 tahun dalam dokumen
SSK. 3. Mendapat gambaran alokasi pendanaan dari APBD KabupatenKota, APBD Provinsi, APBN, pihak
swasta, dan donor untuk pembangunan sanitasi dari dokumen MPS. Output: